Anda di halaman 1dari 23

PENYOLDERAN DAN PEMATRIAN

TUGAS
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas Proses Manufaktur
Dosen Pembimbing
Ibu Rini Mulyani Sari, S.T., M.T.
Oleh
Chaka Wafa Waridi (0515101003)
Mia Suci Efitasari (0515101008)
Gilang Maulana (0515101013)

PROGRAM STUDI TEKNIK INDUSTRI


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS WIDYATAMA
BANDUNG
2015

KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur kami panjatkan ke Hadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena berkat
limpahan Rahmat dan Karunia-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan tepat pada waktunya. Dalam makalah ini kami membahas mengenai Penyolderan dan
Pematrian.
Makalah ini dibuat sebagai salah satu tugas mata kuliah pengantar ilmu ekonomi. Penulis
selaku pembuat makalah ini berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin data-data terbaik untuk
diberikan kepada pembaca. Dalam membuat karya tulis ini, penulis banyak memperoleh bantuan
serta bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terima
kasih kepada :
1. Ibu Rini Mulyani Sari, S.T., M.T. Selaku Dosen Proses Manufaktur.
2. Rekan-rekan satu kelompok yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
3. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah begitu banyak
membantu baik secara langsung maupun tidak langsung dalam pembuatan makalah
ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih jauh dari sempurna, baik
dari segi penyusunan, bahasan, atau penulisannya. Oleh karena itu kami mengharapkan pembaca
untuk memberikan saran serta kritik yang dapat membangun kami. Penulis berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi pembaca.

Bandung, Mei 2016

Penulis,DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................i
DAFTAR ISI.........................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................................1
1.1 Latar Belakang.....................................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah................................................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian..................................................................................................1
1.4 Manfaat................................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................................2
2.1 Brazing atau Pematrian........................................................................................2
2.2 Soldering..............................................................................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................................19
3.1 Kesimpulan..........................................................................................................19
3.2 Saran.....................................................................................................................19
DAFTAR PUSTAKA

20
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Secara umum, orang biasa mengenal metode las untuk penyambungan benda berbahan
logam. Namun las ini tidak semata-mata dapat daplikasikan pada seluruh benda, karena
dengan metode ini benda kerja harus ikut dilelehkan. Ketika diinginkan penyambungan tanpa
merusak benda kerja (mengubah struktur mikro dan sifat-sifatnya) dilakukan brazing atau
soldering. Dan, biasanya, untuk benda dengan tebal yang cukup tipis, dilakukan brazing dan
soldering yang cenderung tidak akan menghancurkan benda kerja.
Selain itu, untuk penyambungan yang tidak ingin permanen (di mana suatu saat setelah
penyambungan, kedua bagian benda kerja ingin dipisahkan lagi untuk kepentingan
pemeliharaan) dapat dilakukan riveting. Metode ini mudah dilakukan ketika perakitan dan
ketika pembongkaran.
2

1.2 Rumusan Masalah


Adapun rumusan

masalah dalam makalah ini adalah bagaimana penjelasan dan

penjabaran tentang penyolderan dan pematrian?


1.3 Tujuan Penelitian
Memahami perbedaan dan persamaan antara proses brazing dan soldering. Memahami
tahap pengerjaan proses brazing, soldering, dan riveting. Mengetahui jenis-jenis logam yang
dapat diproses dengan brazing dan soldering, serta jenis filler metal.
1.4 Manfaat
Manfaat dari penyusunan makalah ini adalah mahasiswa mampu memahami materi dan
isi dari penyolderan dan pematrian.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Brazing / Pematrian
1. Definisi
Menurut American Welding Society, Brazing didefinisikan sebagai sekelompok proses
pengelasan dimana perpaduannya dihasilkan oleh pemanasan suhu yang sesuai di atas
800 F (430 C) dan dengan menggunakan filler/logam pengisi non besi yang memiliki
titik leleh di bawah base metal nya.
2. Prinsip Brazing
Keberhasilan setiap operasi Brazing tergantung pada celah yang relatif kecil dan
permukaan yang bebas dari oksida dan zat kontaminasi lainnya.
3. Brazing Filler
Sebuah logam pengisi patri harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:
Fluiditas yang cukup sehingga logam akan mengalir merata oleh daya kapilaritas
Aksi leleh yang baik untuk membentuk ikatan metalurgi suara
Titik lebur konsisten dengan jenis logam yang akan digabung
4. Fluxes
Setiap bentuk oksida pada permukaan logam akan menghambat aliran seragam logam
patri. Fluks diperlukan untuk menghilangkan oksida. Fluks pada umumnya berbentuk
pasta, cair, atau bubuk.
Oleh karena itu, daerah sekitar lokasi yang diberi fluks dapat menghilangkan oksida dan
mencegah pembentukan oksida selama mematri.

5. Macam macam Brazing

6. Metode Pemanasan
Aplikasi pemanasan untuk keperluan Brazing dilakukan dengan berbagai metode,
tergantung pada jenis material yang akan dipatri, kuantitas produksi, dan ukuran bagian
yang akan digabung.
Teknik-teknik yang digunakan:
Torch Heating
Cara ini merupakan yang paling umum untuk keperluan mematri. Campuran gas
yang digunakan dapat berupa asetilin, udara, gas oksigen, atau oxyhydrogen. Untuk
pengaplikasian pemanasan secara luas, jenis campuran gas tergantung pada
konduktivitas termal, jenis, dan ketebalan material yang akan digabung.

Asetilin lebih fleksibel untuk torch brazing karena jarak pemanasannya yang mudah
dikontrol. Kontak api yang terlalu dekat dapat menyebabkan logam dasar mencair
dan membatasi aliran logam mematri.
Torch dengan udara biasa memberikan panas yang paling rendah dan jauh lebih
mudah diaplikasikan untuk mematri bagian tipis.
Proses gas oksigen menggunakan oksigen dengan gas umum yang dijual di toko
toko (LPG), gas botol, propana, atau butana. Campuran ini menghasilkan suhu nyala
api yang tinggi dan dapat digunakan untuk mematri yang membutuhkan panas yang
lebih tinggi.
The oxyhydrogen torch sangat mudah diaplikasikan untuk mematri aluminium dan
logam non ferrous lain karena suhu panas yang diproduksi rendah. Hidrogen juga
menghasilkan pembersihan tambahan dan sebagai pelindung selama proses mematri.

Furnace Heating
Furnace Heating adalah proses pemanasan untuk mematri part yang dapat dirakit dan
diposisikan di atas nampan.
Nampan diisi dalam tungku secara manual atau otomatis. Loader otomatis terdiri dari
Sabuk Coveyor di mana part tersebut ditempatkan.
Logam filler dapat berupa kawat, foil, bubuk atau pasta, ditempatkan pada posisinya

Posisi dekat sambungan dan panas tungku mencair logam pengisi. Fluxing digunakan
kecuali bila pemanasan dilakukan dalam suasana yang terkendali (bebas dari oxidant)
.

Induction Heating
Dalam proses pemanasan ini, panas dihasilkan oleh kumparan induktor yang tidak
bersentuhan dengan bagian-bagian yang yang akan di brazing.
Sebuah power supply mengubah arus normal dengan frekuensi 60Hz menjadi
frekuensi tinggi tegangan rendah.
Saat arus mengalir melalui kumparan induktor yang mengelilingi obyek yang akan di
brazing, timbul medan magnet. Ketika sebuah benda konduktif listrik ditempatkan
dalam medan magnet, gaya listrik akan terinduksi ke dalam bahan konduktif.
Pemanas induksi dapat digunakan untuk mematri mematri benda yang dapat
dipegang oleh cekam dan membutuhkan pemanasan yang cepat.
Ini merupakan teknik mematri sangat ekonomis untuk produksi kuantitas besar ketika
benda dapat disesuaikan dengan tungku induksi.

Dip Brazing
1. Molten Metal Bath
Teknik ini dilakukan dengan cara merendam part ke dalam wadah yang berisi
logam brazing cair. Teknik ini terbatas untuk mematri part kecil seperti
sambungan kawat atau potongan logam yang dapat dipegang dengan cekam.
6

2. Molten Flux Bath


Fluks dalam bentuk senyawa garam dilebur dalam wadah oleh api gas atau
hambatan listrik.
Mematri logam pengisi dapat berupa bentuk cincin, washer, slags atau campuran
pasta yang sebelumnya sudah diletakkan pada logam dasar. Dalam mematri
dengan garam cair biasanya part dan cekamnya dilakukan preheating dalam
tungku sampai suhu mendekati titik leleh fluks cair. Metode ini sering digunakan
untuk membuat radiator atau heat cooling unit lainnya
Braze Welding
Braze welding sedikit berbeda dari Brazing biasa, yang dilakukan seperti pengelasan fusi
namun logam dasar tidak ikut meleleh, hanya dibawa ke suhu tinning (pematrian), kemudian
lelehan akan menyebar melalui batang filler.
Pengelasan perunggu adalah operasi Braze Welding yang dilakukan dengan api
oxyacetylene dengan sedikit api oksidasi, yang biasanya digunakan untuk menggabungkan
atau memperbaiki logam yang pengisinya adalah perunggu.
Logam yang biasanya diperbaiki/digabung dengan las perunggu antara lain:
- Besi cor
- Logam cor malleable
- Tembaga
- Kuningan
- Berbagai logam berbeda

Filler perunggu dipakai pada sambungan yang terdiri dari tembaga dan seng, dengan jumlah
kecil dari timah, besi, mangan, dan silikon.

Pengelasan perunggu harus mendapatkan suhu yang tepat pada bahan dasar untuk
mencapai kondisi hasil las an yang terbaik, sehingga perunggu meleleh akan menyebar ke
seluruh permukaan sambungan dengan baik, tetapi jika :
1. terlalu panas, perunggu akan membuat gelembung seperti pada air mendidih
2. tidak cukup panas, perunggu akan bentuk menjadi bulatan yang cenderung jatuh dari
logam dasar
Mematri dengan Carbon Electrode

Proses ini sangat mirip dengan busur logam, namun elektroda tidak meleleh atau menjadi
filler metal. Hal ini dilakukan dengan membuat busur listrik dan memberikanfiller metal ke
arah busur listrik tersebut.
Elektroda yang digunakan untuk proses ini adalah grafit murni, atau dalam bentuk tembaga
yang dilapis karbon dan diberikan holder khusus sebagai pegangan.

Pemegang/holder berbeda antara AC dan DC


1. Jika menggunakan daya AC, kita menggunakan 2 holder seperti gambar, karena busur
dibentuk oleh dua elektroda karb

2. Jika menggunakan daya DC, kita hanya menggunakan 1 holder, tapi harus diatur ke
straight polarity, karena polaritas terbalik menghasilkan busur yang tidak stabil

3. Air cooled holder (holder dengan fasilitas pendingin udara, untuk mengurangi panas yang
timbul pada holder saat melakukan proses pengelasan)

2.2 Soldering
Soldering adalah proses penggabungan antara dua buah logam dengan menggunakan
filler logam nonferrous yang mempunyai titik didih dibawah 800F atau dibawah titik
leleh logam. Filler biasa disebut solder di distribusi diantara plat dengan menggunakan
prinsip kapilaritas.
Soldering digunakan untuk menggabungkan plat dimana plat tersebut tidak
digunakan untuk beban tinggi, soldering digunakan pada benda yang dikenai beban rendah.
Soldering merupakan proses yang simple tetapi ada beberapa hal yang harus
diperhatikan :
1. Tipe dan jumlah dari solder dan flux yang digunakan
2. Benda yang akan di soldering harus benar benar menyatu
3. Benda yang akan di soldering harus benar benar bersih
10

4. Benda yang akan di soldering harus menyatu sampai cairan solder mengeras
5. Periksa besar panas yang digunakan dapat di aplikasikan pada sambungan

Tipe logam yang bias di solder

Solder

11

Sebaian besar solder adalah paduan dari timah putih dan timah hitam. Prosentase dari
metal membedakan titik leleh dan karakteristik yang lain. Paduan timah putih 70% dan
timah hitam 30% mempunyai titik leleh sekitar 370F. Paduan timah putih 5% dan timah
hitam 95% mempunyai titik leleh sekitar 590F. Paduan timah putih 50% dan timah hitam
50% mempunyai titik leleh sekitar 471F.
Pada umumnya paduan dengan kandungan tembaga putih yang rendah memiliki titik
leleh yang tinggi dan mengalir tidak secepat paduanyang memiliki kandungan timah putih
yang tinggi. Paduan timah putih rendah lebih murah dan banyak digunakan. Solder dengan
kandungan timah putih yang tinggi mempunyai lelehan yang lebih baik dan sedikit retakan.
Kandungan timah putih yang tinggi biasa digunakan pada peralatan elektronik.
Penggunaan solder yang khusus juga tersedia untuk penggunaan yang spesifik.
Timah putih-antimoni digunakan pada soldering pada peralatan yang berhubungan dengan
makanan, alasan nya adalah penggunaan timah hitam akan mengkontaminasi makanan.
Timah putih-zinc digunakan untuk menyambung aluminium. Timah hitam-perak digunakan
apabila dibutuhkan untuk meningkatkan kekuatan.
Solder tersedia dalam bentuk batangan, kawat,pita, dan balok.
Flux
Flux berfungsi untuk menghilangkan oksidasi pada permukaan benda dan oksidasi
pada saat penolderan dapat di cegah. Flux juga meningkatkan wetting action sehingga cairan
solder dapat mengalir lebih baik.Flux dapat dijumpai dalam bentuk pasta, cair, dan bubuk.
Flux diklasifikasikan menjadi dua korosif dan non-korosif. Walaupun tipe korosif
paling efektif pada penggunaan nya harus segera dibersihkan setelah proses selesai.
Heating Device
Beberapa peralatan pemanas untuk melelehkan solder :
1. Soldering Coper

12

2. Electric Soldering Irons and Gun

Flame burning device


Terkadang oprasi soldering tidak dapat dilakukan dengan heatinf device. Untuk
pengerjaan yang tidak bias dilakukan oleh heating device di kerjakan dengan flame burning
device.
1. Bunsen burner

13

2. Gas-air torch

3. Bottle gas torch

14

Prosedur Soldering
1. Benda yang akan di solder harus terpasang sempurna, sehingga part yang cairan solder
dapat mengalir diantara benda dengan prinsip kapilaritas
2. Benda yang akan di solder harus bersih dari kotoran
3. Benda yang akan di solder harus pada posisi terpasang selama proses solder ,apabila
benda bergerak dapat mengubah hasil yang di inginkan
4. Benda yang akan di solder harus mempunyai desain join yang cocok.
Beberapa metode soldering :
1. Tinning a Copper

2. Sweat Soldering
Proses dimana solder yang digunakan tidak tampak pada kedua benda

15

3. Seam Soldering
Soldering yang dilakukan pada sepanjang sisi terluar benda yang akan di gabungkan.

4. Flame Soldering
Flame soldering digunakan saat soldering coper dan electrical soldering tidak bias
digunakan. Flame soldering lebih praktis dan cepat.

16

5. Induction soldering
Dignakan pada produksi skala besar. Induksi bias dihasilkan dari generator, vakum tube
oskilator, atau unit spark gap

6. Resistance Soldering
Soldering dengan menggunakan prinsip resistansi listrik. Benda kerja diletakkan
diantara ground dan elektroda.

17

7. Dip Soldering
Proses soldering dengan cara mencelupkan benda kerja yang akan di solder kedalam
cairan solder. Proses ini sangat ekonomis.
8. Oven Soldering
Soldering dengan menggunakan oven gas atau electric oven, semua asembley dapat di
panaskan tanpa merusak suatu komponen.

18

BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Demikian yang dapat penulis paparkan mengenai materi yang menjadi pokok bahasan
dalam makalah ini. Dari hasil informasi yang telah ditulis kita dapat mengetahui macammacam las resistansi. Dengan demikian semua penulis berharap pembaca bisa memperoleh
manfaat dari kita mempelajari ilmu tersebut serta pengaplikasiannya terhadap kehidupan
sehari hari kita. Terima kasih saya ucapkan kepada Tuhan Yang Maha Esa dan semua pihak
karena akhirnya makalah ini dapat terselesaikan, semoga makalah ini dapat bermanfaat.
Kami juga berharap akan adanya kritik dan saran, karena semua itu sangat diperlukan guna
memperbaiki kinerja penulis dalam membuat makalah selajutnya. Atas perhatian dan
kesediaannya kami ucapkan terima kasih.

19

3.2 Saran
Dalam penulisan makalah ini masih banyak kekurangan yang terdapat dalam makalah,
Untuk itu penulis menyarankan kepada pembaca untuk memberikan saran kepada penulis

20

DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/10074007/Brazing_Dan_Soldering_makalah_
Diakses 8 Mei 2016 pukul 22.37 WIB.
https://zulkarnain.wordpress.com/2013/07/18/menyolder-solder-mematri-brazing-mengelaswelding/
Diakses 8 Mei 2016 pukul 23.50 WIB.

21

Anda mungkin juga menyukai