PENDAHULUAN:
Makalah ini disusun berdasarkan pendapat bahwa : IT HELPS TO
UNDERSTAND atau memiliki pengertian perihal penyakit yang diderita akan
bermanfaat untuk menjalani hidup dengan kanker ( to live with cancer ) dari pada sekarat
karena kanker ( dying from cancer)
INDEKS BAHASAN :
1. Apakah kanker itu ?
a. Apakah kanker paru itu ?
b. Apakah semua kanker
paru sama ?
c. Apakah semua kanker
paru fatal ?
2. Bagaimana terjadinya kanker
paru ?
3. Bagaimana gejalanya ? Mengapa
sering tidak terdeteksi pada cek
up? Mengapa sering dinyatakan
terlambat?
4. Bagaimana cara diagnosa nya ?
5. Staging / tahapan
6. Terapi
a. Modalitas penanganan
i. Pembedahan
ii. Radiasi
iii. Kemoterapi
b. Tujuan terapi
i. Kuratif
ii. Paliatif
7. You can help yourself ikhtiar
membantu diri sendiri
8. Pengobatan komplementer.
9. Prevensi peranan rokok.
10. Chemoprevensi
11. faktor turunan
12. Ringkasan
PATOGENESIS
EKSOGEN :
PAPARAN KARSINOGEN ROKOK
ENDOGEN :
KEPEKAAN FAKTOR HOST
GENETI K
85% - 87%
5% - 7%
Others
5% - 7%
Radon (?)
Asbestos (co-factor)
Uranium
Therapeutic XRT
Marijuana
Baryllium
Air pollutants: diesel, pitch, tar, arsenic,
nickel, chromium, cadmium
Scar/Fibrosis
1%-2%
2. Bagaimana gejalanya ?
a. Gejala kanker paru a.l.:
Batuk persisten (>2 mgg tanpa respon terhadap obat batuk)
Batuk darah
Sesak
Hilang nafsu makan dan penurunan berat badan ( > 4 kg/6 bln)
Rasa capai yang berlebihan ( unusual & unexplained fatique)
Radang paru yang kerap berulang
Suara parau
Rasa nyeri persisten di dada, bahu atau punggung.
Pembengkakan leher dan wajah
b. Mengapa pada cek up yang lalu tidak terdeteksi ?
Pertumbuhan menjadi 2 x lipat lebih besar ( tumor doubling time ) berkisar antara 1 6
bulan, sedangkan cek up rutin biasanya - 1 th / sekali. Untuk visualisasi suatu tumor di
paru dengan foto toraks biasa dibutuhkan ukuran + 1 cm (dengan CT scan : 0.5 cm).
Tumor se ukuran ini mempunyai jumlah sel ~ 10^9 sel atau telah mengalami + 32 x
penggandaan ~ 80 % perjalanan alamiah penyakitnya, berhubung kematian biasanya
terjadi pada sekitar 40 x penggandaan, namun bisa lebih cepat apabila terjadi penyebaran
ke organ lain seperti otak, hati ataupun terjadinya komplikasi seperti infeksi ataupun
gagal nafas.
c. Mengapa sering terlambat pada saat di diagnosa ?
Berhubung paru mempunyai permukaan yang amat luas (bila di beber ~ seluas
lapangan tennis ), maka kerap kali butuh ukuran kanker yang cukup besar sebelum timbul
keluhan / gejala. Diperkirakan pada saat diagnosa, kanker parunya telah menjalani + 90
% perjalanan peyakitnya ~ 37 x penggandaan
Bagaimana cara diagnosanya ?
Dimulai dari kecurigaan, dilanjutkan dengan penegakan/konfirmasi diagnosa.
(tabel 3 & 4)
tabel 3
tabel 4
TATA LAKSANA
KONFIRMASI / SKRINING
KECURIGAAN :
LAKI
: ratio LK / W = 5:1
USIA > 40 TH : 84.2 % (Sby)
PEROKOK
: > 80 %
PAPARAN INDUSTRI
GEJALA KLINIK :
X-RAY
(+)
X-RAY
(-)
CYTOLOGY
(+)
CYTOLOGY
(-)
A/B/C
RUJUK
D : SKRINING ULANG BL INDIKASI
TETAP ADA / 4-6 bln
TINDAKAN pd RUJUKAN
ENDOSKOPI
BIOPSI
( OPEN / FINE
NEEDLE ASPIRATION)
CT SCAN / MRI
TUMOR MARKER.
Staging / tahapan ?
Penentuan staging / tahapan kanker paru dilakukan untuk mendapatkan gambaran
penyakit yang akurat serta objektif guna pemilihan option penanganan.
Untuk keperluan ini akan dinilai 3 hal TNM staging
T = tumor
Stage II
Stage III
Stage IV
Namun terlepas dari tahapan kanker paru yang diderita, setiap penanganan yang tepat
dapat memberikan hasil.
Terapi :
Terapi kanker pada umumnya, mengenal 5 modalitas terapi:
1. pembedahan
2. kemoterapi / sitostatika
3. radiasi
4. hormonal
5. immunologik
Pada kanker paru umumnya hanya meliputi 1-3
Misalnya pada Kanker paru Bukan sel kecil (NSCLC):
Bila masih terbatas (LOCALIZED) pembedahan
Bila sudah lebih meluas (REGIONAL tumor) kemoterapi dan/atau radiasi, bisa
ditindak lanjuti dengan pembedahan
SURV
PUBLIC
50 %
24-60 mo 75 %
NURSE
50 %
24 mo
50 %
G.P.
25 %
24 mo
75 %
ONCOL.
10 %
1%
12 mo
50 %
SYMPTOM PALLIATION
IMPROVING QUALITY of LIFE
PROLONGING LIFE for some period
enabling the patient to ACCOMPLISH
CERTAIN OBJECTIVES before death
(median prolong.surv 6 wks (v.s.BSC))
12 mo
10 %
PATIENT
S.PALLI
Untuk ini keterbukaan amat penting. Seringkali kendala dari pihak keluarga yang
didasari rasa kasih sayang pada penderita, tidak ingin penderita diberi tahu penyakitnya.
Tradisi ketimuran dimana pada persoalan berat, masalah diambil alih keluarga juga
berperan.
Memang disini letaknya seni kedokteran the art of medicine untuk bertutur kata jujur,
TANPA menghancurkan harapan. Memang ada pelbagai derajat harapan apabila seorang
penderita diberi tahu diagnosa kanker, yaitu : Harapan akan kesalahan diagnosa
Harapan akan sembuh Harapan tidak menderita Harapan meninggal dalam iman.
Sejalan dengan ini, reaksi kejiwaan berkisar dari Denial ( menolak ) Anger (marah)
Bargaining (tawar menawar) Depression Acceptance ( menerima)
AUTONOMY & JUSTIFIABILITY
PATIENT AUTONOMY
WORTHWHILE SUBJECTIVE
INFORMED
DECISION
THE RIGHT TO
INFORMATION
CONCERNING
THEMSELVES
OBLIGATION TO
PRESERVE BOTH
PHYSICAL & EMOTIONAL
WELL-BEING
BY
Patient /family
TRUTH
TELLING
=/ =DESTROYING HOPE
=/ =FALSE HOPE
JUSTIFIABILITY
FINANCE
PHYSICAL
SPIRITUAL
TOTAL
SUFFERING
CULTURAL
PSYCHOLOGICAL
SOCIAL
CURATIVE
PALL.
CURATIVE
PALL
CURATIVE
PALL
D
E
A
T
H
Pembedahan
Pembedahan mempunyai syarat:
Dari segi kanker :
Tipe kanker hanya jenis BUKAN sel kecil yang
dibedah
staging kanker
Dari segi kondisi umum:
Skala performance
Faal paru
TNM
STAGING NSCLC
N-0
N-1
N-2
N-3
T-1
IA
II A
III A
III B
T-2
IB
II B
III A
III B
T-3
II B
III A
III A
III B
T-4
III B
III B
III B
III B
A LL M -1 =IV
OPERABLE
Radiasi:
Seringkali di kombinasi dengan modalitas terapi lain: misalnya bedah atau kemoterapi.
Umumnya hanya untuk mengatasi keadaan lokal. Fasilitas terbatas pada rumah sakit
tertentu saja. Seperti kemoterapi maka sel tubuh normal juga ikut terbunuh.
Kemoterapi :
Kemoterapi membunuh sel yang sedang berkembang biak, tidak terkecuali sel
tubuh normal. Namun oleh karena sel kanker berkembang lebih cepat dari sel normal,
maka lebih banyak sel kanker yang terbunuh dari sel normal. Berpegang pada ini, maka
dapatlah dimengerti bahwa kondisi tubuh harus memenuhi persyaratan tertentu sebelum
bisa diberi kemoterapi serta bahwa semua kemoterapi mempunyai efek samping.
IMMEDIATE
EARLY
NAUSEA, VOMITING
ANAPHYLACTIC R.
SKIN RASH
NEUTROPENIA
THROMB.CYTOP.
ALOPECIA
ADVERSE EFFECTS
DELAYED
ANEMIA
PULM. FIBROSIS
LATE
STERILITY
2. makan
a. makan sering ( 8-9 x) porsi kecil seringkali lebih bermanfaat dari pada
3 x sehari porsi normal.
b. Usahakan agar makan merupakan acara yang menyenangkan.
Keuntungan yang bisa didapat dengan cara ini:
Penyerapan / absorbsi makanan optimal serta kadar gula darah stabil
3. bicara dan dengarkan orang lain
a. berbagi rasa (sharing) baik dengan teman, keluarga, tenaga medik /
para medik, sesama penderita
b. dengarkan musik
Keuntungan yang bisa diperoleh adalah rasa memiliki kontrol, mengurangi
stress atau kecemasan
4. Berhenti merokok
Ke untungan : akan menguntungkan paru anda, melalui respon pengobatan
yang lebih baik
Pengobatan komplementer
TRADITIONAL MEDICINE(TM)
(OBAT TRADISIONIL)(DepKes RI)
THE USE of
HERBAL REMEDIES
INITIATIVE : PATIENT /
FAMILY
AS AN OPTIMAL EFFORT TO SEEK
CURE WHERE EVER THEY THINK
THEY CAN GET IT
OFTEN IN CHRONIC / SEVERE
DISEASES
IN ESSENCE
THEY WANT TO SURVI VE
THEY WANT TO BEAT
THE ODDS
WORK
I T TAKES
NOTHI NG COST TOO MUCH
THEY DO WHATEVER
MI RACLES
FOCUS ON DISEASE
INSTEAD OF HEALTH
PATERNALISTIC
UNDERVALUES
SOCIAL,
PSYCHOLOGICAL &
SPIRITUAL ASPECTS
//nccam.nih.gov
ALTERNATIVE / TRADITIONAL
MEDICINE in PALLIATIVE CARE
CONFLICT of
ALTERNATIVE MEDICINE
CURRENT MEDICAL
PRACTICE
ALTERNATIVE
MEDICINE
MAY NOT ONLY BE
WASTING TIME &
EFFORT ON USELESS
REMEDIES, BUT MAY
NEGLECT
EFFECTIVE
TREATMENT
NOT SCIENT.PROVEN
COMPLIMENTORY = / = ALTERNATIVE
(in conjunction with) v/s
(instead of)
CONVENTIONAL (+) TRADITIONAL
INTEGRA
TIVE
MEDICINE
PATIENT AUTONOMY
ADV. PATIENT :RETAINING CONTROL
ADV. DR.: RETAINING PAT.TRUST
BUT
PATIENTS WANT MORE THAN POWERFUL MEDICINE
THEY WANT :
COMFORT & SOLACE
ACTIVE PARTICIPANTS IN THEIR CARE,
NOT ONLY PASSIVE & HELPLESS
PENCEGAHAN
WHO :
LEVELS of PREVENTION
PRIMER : PREVENSI ELIMINASI /
BLOCKING KARSINOGEN
!!!!
SEKUNDER : DIAGNOSA DINI
??
TERTIER : TERAPI KURATIF
??
QUARTER : PENANGANAN PALIATIF !!
SURVIVAL
DIAGNOSA DINI ??
Stage
Ia
Ib
II a
II b
III a
III b
IV
5 yrs survival
61 %
37 %
34 %
24 %
13 %
5%
1%
MYTH
FA CT
ASOSIASI KAUSAL
ROKOK CA PARU
(POSTULATE KOCH)
1. KONSISTENSI
2. KEKUATAN ASSOSIASI
3. HUBUNGAN TEMPORAL
4. DOSE RESPONSE
5. HUB.SPESIFIK
6. KEMUNGK. BIOLOGIK
7. KEMUNGK. EPIDEMIOLOGIK
T
E
R
B
U
K
T
I
Tobacco smoke:
rokok dinyatakan bertanggung jawab pada 87 % kasus kanker paru.
Rokok dan kanker paru mempunyai hubungan assosiasi yang memenuhi postulat koch
tabel 1. Lung cancer risk
tobacco ( inhaled carcinogens)
second-hand passive smoke
( forced smoking !! )
Others :
radon (?)
marijuana
Asbestos
beryllium
therapeutic X-ray
uranium
air pollutants:
arsenic
diesel, pitch, tar. nickel
scar / fibrosis
EDUKASI :
Prof.Benjamin Margono - 2003
: 85-87 %
: 57%
: 57%
: 12%
10
Terhadap ROKOK :
1. DO NOT START
2. STOP SMOKING
3. KEPEDULIAN SOCIAL
Mungkinkah kanker paru di cegah bila tidak merokok ?
Data epidemiologik cukup menunjang :
Insidens kanker paru pada :
bukan perokok:
7 / 100.000 orang / th}
perokok:
3 / 1000
perokok / th } > 40 x lipat
1. DO NOT START SMOKING:
Data survei PPOK (Benjamin,1990) maupun pada guru SLTA ( Hariadi,1993)
mendapatkan bahwa lebih dari 60 % perokok pria dan lebih 80 % perokok
wanita memulai kebiasaan merokok pada usia < 20 th, bahkan 14 % memulai
kebisaan merokok pada waktu masih dibangku S.D. ( klas 5 , 6 )(Sutji, 2001)
Data diatas amat menunjang pelarangan promosi rokok pada anak muda serta
dilarang merokok di sekolah.
2. STOP SMOKING (usaha berhenti merokok ( smoking cessation ))
harus disadari bahwa perokok memperoleh kenikmatan dari rokokmya.
Sehingga untuk bersedia meninggalkan kebiasaan merokok ini diperlukan
motivasi baik berupa insentif ataupun represif.
Usaha insentif berupa keuntungan dalam kesehatannya, umumnya tidak terlalu
berhasil, satu dan lain hal, karena di lawan dengan argumentasi bahwa :
1. uang saya sendiri dan kesehatan saya sendiri.
2. kenikmatan yang didapat, melebihi factor resiko, karena sebagain
besar perokok tidak terkena kanker paru
3. saya berjiwa patriotic karena membantu ekonomi negara.
Usaha represif : peraturan peraturan yang melarang orang merokok di tempat
umum.
3. KEPEDULIAN SOSIAL
kesadaran bahwa merokok merupakan tindakan asosial, karena memaksa
orang sekitarnya menghirup asap rokok ( FORCED SMOKING) dengan segala
kerugian terhadap kesehatannya. Asap rokok bisa menjadi pencetus serangan
asma dan PPOK, disamping meningkatkan resiko kanker Social pressure lebih
bermanfaat dari pada scare tactics.
Usaha PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia):
11
12
NUTRITION SENSITIVE
APPROACH
AVOID WHATEVER HARMFUL
INFLUENCES WE CAN
IDENTIFY THE UNAVOIDABLE ONES
AND PROVIDE OUR BODY WITH
WHAEVER RESOURCES IT NEEDS TO
FIGHT THEM
FREE RADICALS e.g. CIGARETTE
SMOKE OXIDATIVE STRESS
INFLAMMATION
13
14
15