Anda di halaman 1dari 15

KANKER PARU

PENDAHULUAN:
Makalah ini disusun berdasarkan pendapat bahwa : IT HELPS TO
UNDERSTAND atau memiliki pengertian perihal penyakit yang diderita akan
bermanfaat untuk menjalani hidup dengan kanker ( to live with cancer ) dari pada sekarat
karena kanker ( dying from cancer)
INDEKS BAHASAN :
1. Apakah kanker itu ?
a. Apakah kanker paru itu ?
b. Apakah semua kanker
paru sama ?
c. Apakah semua kanker
paru fatal ?
2. Bagaimana terjadinya kanker
paru ?
3. Bagaimana gejalanya ? Mengapa
sering tidak terdeteksi pada cek
up? Mengapa sering dinyatakan
terlambat?
4. Bagaimana cara diagnosa nya ?
5. Staging / tahapan
6. Terapi

a. Modalitas penanganan
i. Pembedahan
ii. Radiasi
iii. Kemoterapi
b. Tujuan terapi
i. Kuratif
ii. Paliatif
7. You can help yourself ikhtiar
membantu diri sendiri
8. Pengobatan komplementer.
9. Prevensi peranan rokok.
10. Chemoprevensi
11. faktor turunan
12. Ringkasan

1. APAKAH KANKER ITU ?


Perlu kiranya dijelaskan beberapa istilah yang seringkali menimbulkan
kerancuan yaitu : tumor, tumor jinak, tumor ganas serta kanker.
Tumor : hasil perkembang biakan suatu sel tubuh yang tidak terkontrol.
Dalam keadaan normal perkembang biakan sel hanya akan terjadi apabila
dibutuhkan tubuh.
Tumor dikenal 2 macam : Jinak dan Ganas
Tumor JINAK : sel tumor yang berkembang biak secara tidak
terkontrol itu, TIDAK melakukan INVASI ke jaringan sekitar ( walaupun
mampu mendesak, namun tidak tumbuh masuk kedalam jaringan lain)
ataupun MENYEBAR ke bagian tubuh lain. Biasanya tidak
membahayakan jiwa, bisa di operasi dan jarang timbul kembali.
Tumor GANAS ( = kanker): sel tumor berkembang biak secara
tidak terkontrol dan men-INVASI jaringan sekitar serta bisa MENYEBAR
(= METASTASE )ke bagian tubuh lain

Prof.Benjamin Margono - 2003

a. Apakah kanker paru itu ?


Adalah kanker yang berasal dan terjadi pada satu atau kedua paru.
Umumnya bermula di satu paru kemudian melakukan penyebaran ke kelenjar limpa serta
jaringan paru lain misalnya plera bahkan paru yang satunya.
Penyebaran (metastase) sering dan cepat mengenai tulang, otak, hati seta jaringan tubuh
lain, berhubung kanker paru memiliki akses langsung ke sirkulasi besar/sistemik
( langsung ke v.pulmonalis jantung kiri seluruh sirkulasi tubuh ).
Sebagai pembanding, kanker di organ lain harus melalui jantung kanan sirkulasi
kecil di paru baru akses ke sirkulasi besar /sistemik
b. Apakah semua kanker paru sama ?
Tidak semua jenis kanker paru sama. Secara kerseluruhan ada 12 jenis
kanker paru, namun lebih dari 90 % kanker paru hanya meliputi 2 jenis yaitu:
1. kanker paru jenis bukan sel(*) kecil (Non small cell lung cancer NSCLC): 75 %
a. Adeno carcinoma berasal dari secretory portion paru
b. Squamous cell carcinoma berasal dari saluran nafas besar
c. Bronchoalveolar carcinoma berasal dari air sacs atau alveoli
2. kanker paru jenis sel(*) kecil ( Small cell lung cancer SCLC ) : 15 %
berasal dari hormonal cells dalam paru
Berhubung asal yang berlainan, maka sifat sifatnya pun berbeda, karena mengacu pada
zone asal nya
(*)sel : kata sel disini mengacu pada ukuran sel kanker BUKAN ukuran tumornya
2. Bagaimana terjadinya kanker paru ?
Proses terjadinya kanker belum diketahui dengan pasti, namun ditengarai ada faktor
eksogen ( dari luar tubuh) dan faktor endogen (dari dalam kerentanan bawaan/genetik)
( tabel 1 & 2)
tabel 1.
tabel 2
Faktor eksogen kanker paru

PATOGENESIS

EKSOGEN :
PAPARAN KARSINOGEN ROKOK

ENDOGEN :
KEPEKAAN FAKTOR HOST

GENETI K

a.l.: p53 TUMOR SUPPRESSOR GENE

Tobacco (inhaled carcinogens):

85% - 87%

Second-Hand Passive Smoke

5% - 7%

Others

5% - 7%

80-90 % CA PARU PEROKOK


99.99 % PEROKOK TIDAK KENA CA PARU

HUB. ROKOK CA. PARU


ASOSI ASI KAUSAL
BUKAN HUB. SEBAB
AKIBAT

Prof.Benjamin Margono - 2003

Radon (?)
Asbestos (co-factor)
Uranium
Therapeutic XRT
Marijuana
Baryllium
Air pollutants: diesel, pitch, tar, arsenic,
nickel, chromium, cadmium

Scar/Fibrosis

1%-2%

2. Bagaimana gejalanya ?
a. Gejala kanker paru a.l.:
Batuk persisten (>2 mgg tanpa respon terhadap obat batuk)
Batuk darah
Sesak
Hilang nafsu makan dan penurunan berat badan ( > 4 kg/6 bln)
Rasa capai yang berlebihan ( unusual & unexplained fatique)
Radang paru yang kerap berulang
Suara parau
Rasa nyeri persisten di dada, bahu atau punggung.
Pembengkakan leher dan wajah
b. Mengapa pada cek up yang lalu tidak terdeteksi ?
Pertumbuhan menjadi 2 x lipat lebih besar ( tumor doubling time ) berkisar antara 1 6
bulan, sedangkan cek up rutin biasanya - 1 th / sekali. Untuk visualisasi suatu tumor di
paru dengan foto toraks biasa dibutuhkan ukuran + 1 cm (dengan CT scan : 0.5 cm).
Tumor se ukuran ini mempunyai jumlah sel ~ 10^9 sel atau telah mengalami + 32 x
penggandaan ~ 80 % perjalanan alamiah penyakitnya, berhubung kematian biasanya
terjadi pada sekitar 40 x penggandaan, namun bisa lebih cepat apabila terjadi penyebaran
ke organ lain seperti otak, hati ataupun terjadinya komplikasi seperti infeksi ataupun
gagal nafas.
c. Mengapa sering terlambat pada saat di diagnosa ?
Berhubung paru mempunyai permukaan yang amat luas (bila di beber ~ seluas
lapangan tennis ), maka kerap kali butuh ukuran kanker yang cukup besar sebelum timbul
keluhan / gejala. Diperkirakan pada saat diagnosa, kanker parunya telah menjalani + 90
% perjalanan peyakitnya ~ 37 x penggandaan
Bagaimana cara diagnosanya ?
Dimulai dari kecurigaan, dilanjutkan dengan penegakan/konfirmasi diagnosa.
(tabel 3 & 4)
tabel 3
tabel 4

TATA LAKSANA

KONFIRMASI / SKRINING

KECURIGAAN :

LAKI
: ratio LK / W = 5:1
USIA > 40 TH : 84.2 % (Sby)
PEROKOK
: > 80 %
PAPARAN INDUSTRI
GEJALA KLINIK :

BATUK >2 Mgg,


BATUK DARAH,
SESAK,
BB TURUN > 4kg/6bln

Prof.Benjamin Margono - 2003

X-RAY
(+)

X-RAY
(-)

CYTOLOGY
(+)

CYTOLOGY
(-)

A/B/C
RUJUK
D : SKRINING ULANG BL INDIKASI
TETAP ADA / 4-6 bln

TINDAKAN pd RUJUKAN
ENDOSKOPI
BIOPSI

( OPEN / FINE
NEEDLE ASPIRATION)
CT SCAN / MRI
TUMOR MARKER.

Staging / tahapan ?
Penentuan staging / tahapan kanker paru dilakukan untuk mendapatkan gambaran
penyakit yang akurat serta objektif guna pemilihan option penanganan.
Untuk keperluan ini akan dinilai 3 hal TNM staging
T = tumor

: ukuran dan lokasi/ akibat langsung tumor misalnya : paralisa


saraf pita suara ( n.laryngeus recurens )
N = kelenjar limfe
: zone kelenjar limfe yang mengalami penyebaran
M = metastase
: ada / tidaknya penjalaran ke organ lain
Stage I

: kanker ukuran kecil yang masih terbatas pada paru saja

Stage II

: telah ada penyebaran ke klj limfe atau invasi ke dinding dada

Stage III

: penyebaran ke klj limfe yang lebih jauh

Stage IV

: merupakan tahapan tertinggi, kanker nya telah menyebar ke organ lain


diluar paru seperti otak, tulang, hati dsb

Namun terlepas dari tahapan kanker paru yang diderita, setiap penanganan yang tepat
dapat memberikan hasil.
Terapi :
Terapi kanker pada umumnya, mengenal 5 modalitas terapi:
1. pembedahan
2. kemoterapi / sitostatika
3. radiasi
4. hormonal
5. immunologik
Pada kanker paru umumnya hanya meliputi 1-3
Misalnya pada Kanker paru Bukan sel kecil (NSCLC):
Bila masih terbatas (LOCALIZED) pembedahan
Bila sudah lebih meluas (REGIONAL tumor) kemoterapi dan/atau radiasi, bisa
ditindak lanjuti dengan pembedahan

Prof.Benjamin Margono - 2003

Bila sudah lanjut ( ADVANCED tumor) kemoterapi (paliatif)


Kaidah penanganan :
Otonomi penderita / keluarga hanya ybs yang bisa menilai untung rugi
nya / worthwhile , dari pada suatu tindakan.
GOAL of PALLIATIVE
CHEMOTHERAPY

WILLING TO UNDERGO CHEMOTX


WITH SEVERE ADV.EFFECTS
CURE

SURV

PUBLIC

50 %

24-60 mo 75 %

NURSE

50 %

24 mo

50 %

G.P.

25 %

24 mo

75 %

ONCOL.

10 %
1%

12 mo

50 %

SYMPTOM PALLIATION
IMPROVING QUALITY of LIFE
PROLONGING LIFE for some period
enabling the patient to ACCOMPLISH
CERTAIN OBJECTIVES before death
(median prolong.surv 6 wks (v.s.BSC))

12 mo

10 %

IN TERMINAL STAGE, TIME IS MEASURED

PATIENT

S.PALLI

IN MOMENTS - NOT MONTHS

Untuk ini keterbukaan amat penting. Seringkali kendala dari pihak keluarga yang
didasari rasa kasih sayang pada penderita, tidak ingin penderita diberi tahu penyakitnya.
Tradisi ketimuran dimana pada persoalan berat, masalah diambil alih keluarga juga
berperan.
Memang disini letaknya seni kedokteran the art of medicine untuk bertutur kata jujur,
TANPA menghancurkan harapan. Memang ada pelbagai derajat harapan apabila seorang
penderita diberi tahu diagnosa kanker, yaitu : Harapan akan kesalahan diagnosa
Harapan akan sembuh Harapan tidak menderita Harapan meninggal dalam iman.
Sejalan dengan ini, reaksi kejiwaan berkisar dari Denial ( menolak ) Anger (marah)
Bargaining (tawar menawar) Depression Acceptance ( menerima)
AUTONOMY & JUSTIFIABILITY

PATIENT AUTONOMY
WORTHWHILE SUBJECTIVE
INFORMED
DECISION

THE RIGHT TO
INFORMATION
CONCERNING
THEMSELVES

OBLIGATION TO
PRESERVE BOTH
PHYSICAL & EMOTIONAL
WELL-BEING

BY
Patient /family

TRUTH
TELLING
=/ =DESTROYING HOPE

=/ =FALSE HOPE

Usahakan keuntungan / Do good penanganan demi *menuju


kesembuhan ataupun mengurangi gejala.
Jangan merugikan / Do no harm penanganan jangan menambah
penderitaan

Prof.Benjamin Margono - 2003

Kepedulian akan faktor terkait / justifiability penanganan holistik,


karena penderitaan penderita tidak hanya karena derita fisik, namun juga psikis, sosial,
ekonomi , spiritual.

JUSTIFIABILITY
FINANCE
PHYSICAL

SPIRITUAL
TOTAL
SUFFERING

CULTURAL

PSYCHOLOGICAL

SOCIAL

Tujuan Terapi: Kuratif kesembuhan


Paliatif mengatasi gejala / keluhan
EVOLUTION of RELATIONSHIP
CURE PALLIATIVE CARE
D
I
A
G
N
O
S
I
S

CURATIVE

PALL.

CURATIVE

PALL

CURATIVE

PALL

D
E
A
T
H

Cura tive disease oriented doing TO the pts


Pa llia tive patient oriented doing FOR the pts

Pembedahan
Pembedahan mempunyai syarat:
Dari segi kanker :
Tipe kanker hanya jenis BUKAN sel kecil yang
dibedah
staging kanker
Dari segi kondisi umum:
Skala performance
Faal paru

TNM

STAGING NSCLC
N-0

N-1

N-2

N-3

T-1

IA

II A

III A

III B

T-2

IB

II B

III A

III B

T-3

II B

III A

III A

III B

T-4

III B

III B

III B

III B

A LL M -1 =IV

Prof.Benjamin Margono - 2003

OPERABLE

Radiasi:
Seringkali di kombinasi dengan modalitas terapi lain: misalnya bedah atau kemoterapi.
Umumnya hanya untuk mengatasi keadaan lokal. Fasilitas terbatas pada rumah sakit
tertentu saja. Seperti kemoterapi maka sel tubuh normal juga ikut terbunuh.
Kemoterapi :
Kemoterapi membunuh sel yang sedang berkembang biak, tidak terkecuali sel
tubuh normal. Namun oleh karena sel kanker berkembang lebih cepat dari sel normal,
maka lebih banyak sel kanker yang terbunuh dari sel normal. Berpegang pada ini, maka
dapatlah dimengerti bahwa kondisi tubuh harus memenuhi persyaratan tertentu sebelum
bisa diberi kemoterapi serta bahwa semua kemoterapi mempunyai efek samping.

IMMEDIATE

EARLY

NAUSEA, VOMITING
ANAPHYLACTIC R.
SKIN RASH

NEUTROPENIA
THROMB.CYTOP.
ALOPECIA

ADVERSE EFFECTS
DELAYED
ANEMIA
PULM. FIBROSIS

LATE

STERILITY

Ikhtiar membantu diri sendiri


Ditengarai bahwa pandangan hidup yang positif bisa memacu tubuh untuk
memerangi penyakit. Men fokuskan diri pada hal hal yang positif bisa memainkan peran
besar dalam penanganan kanker.
1. exercise / latihan jasmani
a. bila mungkin, lakukan sebelum makan, agar bisa menggugah nafsu
makan.
b. Bila mungkin lakukan diluar rumah, disertai orang yang
keberadaannya anda nikmati (whose company you enjoy).
c. Sebaiknya berupa olah raga yang santai
Keuntungan yang potensiil diperoleh dari latihan jasmani:
Memerangi infeksi, meningkatkan kwalitas hidup, memompa semangat
(lift your spirit) pada waktu menjalani terapi ~ (men sana in corporo sano)

Prof.Benjamin Margono - 2003

2. makan
a. makan sering ( 8-9 x) porsi kecil seringkali lebih bermanfaat dari pada
3 x sehari porsi normal.
b. Usahakan agar makan merupakan acara yang menyenangkan.
Keuntungan yang bisa didapat dengan cara ini:
Penyerapan / absorbsi makanan optimal serta kadar gula darah stabil
3. bicara dan dengarkan orang lain
a. berbagi rasa (sharing) baik dengan teman, keluarga, tenaga medik /
para medik, sesama penderita
b. dengarkan musik
Keuntungan yang bisa diperoleh adalah rasa memiliki kontrol, mengurangi
stress atau kecemasan
4. Berhenti merokok
Ke untungan : akan menguntungkan paru anda, melalui respon pengobatan
yang lebih baik
Pengobatan komplementer
TRADITIONAL MEDICINE(TM)
(OBAT TRADISIONIL)(DepKes RI)

BAHAN / RAMUAN YANG BERUPA


TUMBUHAN, HEWAN, MINERAL, SEDIAN
SARIAN(GALENIK) ATAU CAMPURAN
BHN TSB YANG SECARA TURUN

MENURUN TELAH DIGUNAKAN UNTUK


PENGOBATAN BERDASARKAN
PENGALAMAN
(Substances used for GENERATIONS for
MEDICAL purposes) Dept of Health

WHY TAKE HERBALS


TO FEEL BETTER
SEARCHING FOR A CURE TAKE
WHATEVER YOU CAN GET
ACCESS IS EASY
ANECDOTES / TESTIMONIAL FROM
FRIENDS POWERFUL PERSUADERS
SUBJECTIVE RESPONSES (PAIN /
FATIQUE etc) 1/3 PLACEBO EFFECT

THE USE of
HERBAL REMEDIES
INITIATIVE : PATIENT /
FAMILY
AS AN OPTIMAL EFFORT TO SEEK
CURE WHERE EVER THEY THINK
THEY CAN GET IT
OFTEN IN CHRONIC / SEVERE
DISEASES

IN ESSENCE
THEY WANT TO SURVI VE
THEY WANT TO BEAT

THE ODDS

THEY WANT SOME CONTROL


THEY WANT IT TO

WORK
I T TAKES
NOTHI NG COST TOO MUCH
THEY DO WHATEVER

EST. 7 83 % CANCER PTS (INDUSTRIALIZED C.)


INDONESIA approx. 95 %

Prof.Benjamin Margono - 2003

SUGGESTIONS for DOCTORS

MAGI C WILL ALWAYS BE


MORE ENTHRALLING THAN THE
MUNDANE,

HOPE IS BETTER THAN


REALITY,
AND THERE IS A DEEP NEED IN ALL
HUMAN BEINGS, PARTICULARLY
THOSE AFFLICTED WITH
TERRIBLE DISEASE, TO SEEK

MI RACLES

FOCUS ON DISEASE
INSTEAD OF HEALTH
PATERNALISTIC
UNDERVALUES
SOCIAL,
PSYCHOLOGICAL &
SPIRITUAL ASPECTS

They may be natural products, but they can have


un-natural interaction and consequences
(Strauss S.: National Center for Compl and Altern.Med.-

//nccam.nih.gov

ANYTHING THAT HAVE PHARMACOLOGICAL ACTIVITY,


CARRIES THE RISK OF TOXICITY

ALTERNATIVE / TRADITIONAL
MEDICINE in PALLIATIVE CARE

CONFLICT of
ALTERNATIVE MEDICINE
CURRENT MEDICAL
PRACTICE

UNWISE TO SCARE PATIENTS WITH


FEARFUL PREDICTIONS OF NASTY BUT
UNLIKELY TOXICITY
CAUTION PATIENTS THAT NOT ALL
HERBALS ARE HARMLESS
BE HONEST ABOUT THE LACK OF
SCIENTIFIC EVIDENCE
MOST IMPORTANT RETAIN THE
PATIENTs TRUST

ALTERNATIVE
MEDICINE
MAY NOT ONLY BE
WASTING TIME &
EFFORT ON USELESS
REMEDIES, BUT MAY
NEGLECT
EFFECTIVE
TREATMENT
NOT SCIENT.PROVEN

COMPLIMENTORY = / = ALTERNATIVE
(in conjunction with) v/s
(instead of)
CONVENTIONAL (+) TRADITIONAL

INTEGRA
TIVE
MEDICINE

PATIENT AUTONOMY
ADV. PATIENT :RETAINING CONTROL
ADV. DR.: RETAINING PAT.TRUST

FIGHTING DISEASE =/= RESTORING HEALTH


MAINSTREAM / CONVENTIONAL MEDICINE, MAY BE MOST
EFFECTIVE IN DESTROYING CANCER CELLS.

BUT
PATIENTS WANT MORE THAN POWERFUL MEDICINE
THEY WANT :
COMFORT & SOLACE
ACTIVE PARTICIPANTS IN THEIR CARE,
NOT ONLY PASSIVE & HELPLESS

A LONGI NG TO BE CARED FOR


PATIENTS DONT CARE HOW MUCH YOU KNOW
UNTILL THEY KNOW HOW MUCH YOU CARE

PENCEGAHAN
WHO :
LEVELS of PREVENTION
PRIMER : PREVENSI ELIMINASI /
BLOCKING KARSINOGEN
!!!!
SEKUNDER : DIAGNOSA DINI
??
TERTIER : TERAPI KURATIF

??
QUARTER : PENANGANAN PALIATIF !!

Prof.Benjamin Margono - 2003

SURVIVAL

DIAGNOSA DINI ??

DX DINI dgn TUJUAN : SURVIVAL ??

IMAGING: 5 mm3 = 32 x TUMOR DBL(s)

Stage
Ia
Ib
II a
II b
III a
III b
IV

(1 cm3 = 10^9 SEL)


KEMATIAN : 40 x TUMOR DBL(s)
80 % PERJALANAN PENYAKIT
OPERASI pd STAD I 5 yrs surv. 40-60 %
PREVENSI !!!

5 yrs survival
61 %
37 %
34 %
24 %
13 %
5%
1%

PREVENSI PRIMER : v.s. ROKOK


Sebagian besar penderita kanker paru merupakan perokok dan apabila anda
perokok dan terkena kanker paru, TIDAK ada istilah sudah kasep / sudah kadung
sehingga tetap di haruskan BERHENTI MEROKOK, oleh karena hal ini akan
berpengaruh pada efektivitet pengobatan anda. Its never too late to quit
smoking
MYTH & FACTS
SMOKING - CANCER

MYTH

Most heavy smokers


will develop L.CA
Smoking attributable
risk of L.CA : 89.2 %
Smoking cessation
(SC) offers little
benefit to lowering
L.CA risk if you have
smoked for most of
your life

FA CT

Most smokers will NOT


develop L.CA, and, some
NON smokers will develop
L.CA
SC will definitely reduce
L.CA risk, although the
risk persists for > a
decade, reducing with
time, and, after 10 yrs
half of a continuing
smoker

ASOSIASI KAUSAL
ROKOK CA PARU
(POSTULATE KOCH)

1. KONSISTENSI
2. KEKUATAN ASSOSIASI
3. HUBUNGAN TEMPORAL
4. DOSE RESPONSE
5. HUB.SPESIFIK
6. KEMUNGK. BIOLOGIK
7. KEMUNGK. EPIDEMIOLOGIK

T
E
R
B
U
K
T
I

Tobacco smoke:
rokok dinyatakan bertanggung jawab pada 87 % kasus kanker paru.
Rokok dan kanker paru mempunyai hubungan assosiasi yang memenuhi postulat koch
tabel 1. Lung cancer risk
tobacco ( inhaled carcinogens)
second-hand passive smoke
( forced smoking !! )
Others :
radon (?)
marijuana
Asbestos
beryllium
therapeutic X-ray
uranium
air pollutants:
arsenic
diesel, pitch, tar. nickel
scar / fibrosis
EDUKASI :
Prof.Benjamin Margono - 2003

: 85-87 %
: 57%
: 57%

: 12%

10

Terhadap ROKOK :
1. DO NOT START
2. STOP SMOKING
3. KEPEDULIAN SOCIAL
Mungkinkah kanker paru di cegah bila tidak merokok ?
Data epidemiologik cukup menunjang :
Insidens kanker paru pada :
bukan perokok:
7 / 100.000 orang / th}
perokok:
3 / 1000
perokok / th } > 40 x lipat
1. DO NOT START SMOKING:
Data survei PPOK (Benjamin,1990) maupun pada guru SLTA ( Hariadi,1993)
mendapatkan bahwa lebih dari 60 % perokok pria dan lebih 80 % perokok
wanita memulai kebiasaan merokok pada usia < 20 th, bahkan 14 % memulai
kebisaan merokok pada waktu masih dibangku S.D. ( klas 5 , 6 )(Sutji, 2001)
Data diatas amat menunjang pelarangan promosi rokok pada anak muda serta
dilarang merokok di sekolah.
2. STOP SMOKING (usaha berhenti merokok ( smoking cessation ))
harus disadari bahwa perokok memperoleh kenikmatan dari rokokmya.
Sehingga untuk bersedia meninggalkan kebiasaan merokok ini diperlukan
motivasi baik berupa insentif ataupun represif.
Usaha insentif berupa keuntungan dalam kesehatannya, umumnya tidak terlalu
berhasil, satu dan lain hal, karena di lawan dengan argumentasi bahwa :
1. uang saya sendiri dan kesehatan saya sendiri.
2. kenikmatan yang didapat, melebihi factor resiko, karena sebagain
besar perokok tidak terkena kanker paru
3. saya berjiwa patriotic karena membantu ekonomi negara.
Usaha represif : peraturan peraturan yang melarang orang merokok di tempat
umum.
3. KEPEDULIAN SOSIAL
kesadaran bahwa merokok merupakan tindakan asosial, karena memaksa
orang sekitarnya menghirup asap rokok ( FORCED SMOKING) dengan segala
kerugian terhadap kesehatannya. Asap rokok bisa menjadi pencetus serangan
asma dan PPOK, disamping meningkatkan resiko kanker Social pressure lebih
bermanfaat dari pada scare tactics.
Usaha PDPI (Perhimpunan Dokter Paru Indonesia):

Prof.Benjamin Margono - 2003

11

Memprakarsai : klinik penghentian merokok


Data menunjukan :
Keberhasilan berhenti merokok :
Tanpa intervensi
:1%
Sekedar anjuran medik
:5%
Klinik khusus
: 50 60 %
Panduan penghentian merokok:
Sekaligus tanpa pindah ke low tar atau tapering
Antisipasi dan atasi gejala withdrawal
v.s. peningkatan berat badan pasca berhenti merokok
v.s. psikologik
v.s. sosial
PERAN SUPPLEMEN / CHEMO PREVENTION:
Chemoprevention adalah penggunaan bahan alami, farmakologik ataupun biologic
dengan tujuan menghentikan atau menbalikkan ( reversing) progressi dari pre malignant
disease sebelum menjadi kanker invasif.
Chemoprevention didasari 3 landasan biologik dari kanker epithelial yaitu:
1. multistage process
2. field carcinogenesis / cancerization theory
3. heterogeneity
Gb1. Multiple stage process of lung carcinogenesis
INNITIATION
PROMOTION
PROGRESSION
normal irrevers. ===== reversibl invasion,
epith.
genetic damage
growth stimulat.
metastases
of innitiated cell
i.e. Oncogene
i.e. Growth factors
i.e. Oncogene
mutations
oncogene mutations
mutations
Metabolisme karsinogen serta multistep karsinogenesis dipengaruhi factor host dan
ditentukan keseimbangan kekuatan kekuatan berlawanan seperti aktivasi v.s.
detoksifikasi, pembentukan v.s. scavenging dari pada radikals, kerusakan v.s. perbaikan
DNA
Dengan field carcinogenesis dimaksud bahwa sebagai akibat dari terpaparnya epitel
saluran nafas dalam jangka panjang oleh karsinogen, timbul multiple genetic
abnormalities diseluruh saluran nafas. Maka potensiil kanker bisa timbul dimana mana /
multipel. Berhubung dengan injury yang difus ini maka diperlukan suatu terapi sistemik
yang dapat menghentikan atau menbalikkan perubahan karserogenik ini.

Prof.Benjamin Margono - 2003

12

NUTRITION SENSITIVE
APPROACH
AVOID WHATEVER HARMFUL
INFLUENCES WE CAN
IDENTIFY THE UNAVOIDABLE ONES
AND PROVIDE OUR BODY WITH
WHAEVER RESOURCES IT NEEDS TO
FIGHT THEM
FREE RADICALS e.g. CIGARETTE
SMOKE OXIDATIVE STRESS
INFLAMMATION

Bahan bahan yang mungkin memberikan harapan a.l.:


1. Beta Carotene dan retinoids:
2. Ginseng
3. N acetyl cystein
BETA CAROTENE dan RETINOIDS:
Banyak didapatkan laporan penurunan resiko kanker paru pada orang orang yang men
konsumsi buah dan sayuran dalam jumlah banyak. Penurunan resiko ini konsisten sekitar
50 %. bila dibanding orang yang kurang mengkonsumsi buah dan sayuran.
Namun uji chemoprevensi dengan alfa tocopherol dan beta carotene pada 29.133 perokok
di Finlandia, dengan median follow up selama 6.1 tahun, malah mendapatkan insidens
kanker paru yang lebih tinggi pada kelompok beta carotene dari pada kontrol ( p=0.01)
beta carotene hanyalah salah satu konstituen dari pada diet yang tingi buah dan sayuran
Maka anjuran rationil pada saat ini :
1. Five A Day servings dari pada buah dan sayuran, kurang lebih 2 x lipat
kebiasaan umum saat ini
2. Tidak dianjurkan penggunaan beta carotene dalam bentuk suplemen
GINSENG.
Penelitian di Kangwha-eup, Korea dengan responden 4634 orang > 40 th, melaporkan
penurunan resiko terkena kanker pada pengguna ginseng ( RR= 0.40 , 95%CI : 0.28-0.56)
dibanding bukan pengguna. Dilaporkan pula terdapatnya suatu dose-respons relationship
ginseng mungkin memiliki efek preventif terhadap kanker yang non organ spesifik
( RR untuk kanker lambung : 0.33 ( 95% CI=0.18-0.57) dan untuk kanker paru : 0.30
( 95% CI = 0.14-0.65)
N-ACETYLCYSTEINE (NAC)
Kanker paru timbul dari transformasi local injured epithelium a.l. oleh asap rokok sebagai
yang paling banyak dituduhkan. Namun tidak semua perokok berat kena kanker

Prof.Benjamin Margono - 2003

13

terdapat variabilitas interindividuil perihal kerentanan ( susceptibility) terhadap


karsinogen serta adanya pelbagai factor metabolik yang berpengaruh terhadap variabilitas
tersebut. Hal ini menandakan adanya keseimbangan antara pelbagai kekuatan yang
berlawanan, misalnya :
Aktivasi metabolik v.s. detoksifikasi
Pembentukan v.s. scavenging of radicals
DNA damage and repair.
Pertumbuhan kanker hanya dimungkinkan apabila bahan karsinogen didapatkan dalam
jumlah yang melampaui kemampuan mekanisme detoksifikasi.
Diketahui bahwa GLUTATHIONE berperan penting dalam detoksifikasi xenobiotik
NAC merupakan suatu aminothiol serta precursor dari cysteine dan glutathione
intraselular. Dalam kaitan ini tidak mustahil NAS memiliki efek chemopreventif terhadap
kanker paru
FAKTOR TURUNAN
Apakah kanker paru menurun ? Walau sering didapatkan pada lebih dari satu
anggota keluarga (clustering), dan ada beberapa kelainan genetik yang ditengarai
memberikan predileksi terhadap kanker, namun nampaknya faktor eksogen (dari luar)
sebagai misal :paparan terhadap karsinogen yang sama, lebih berperan dari pada faktor
endogen (dari dalam). Mungkin kedua hal ini dapat digabungkan menjadi suatu spekulasi
bahwa : kepekaan untuk mendapatkan kanker bisa menurun, tetapi tanpa paparan bahan
karsinogen, kanker kemungkinan kecil akan terjadi.
RINGKASAN
1. DALAM PENANGANAN KANKER PARU YANG TERPENTING ADALAH
PENCEGAHAN, KARENA SAMPAI SAAT INI PENGOBATAN TIDAK
MEMUASKAN.
2. UPAYA PENCEGAHAN TERPENTING PADA SAAT INI ADALAH STOP
ROKOK.
3. PRINSIP OTONOMI PENDERITA USAHAKAN KEUNTUNGAN
JANGAN MERUGIKAN SERTA PERTIMBANGAN FAKTOR
TERKAIT MERUPAKAN KAIDAH HAK AZASI SEMUA PENDERITA.
4. PENDEKATAN INTEGRATIF YANG MEN-KOMBINASI PENGOBATAN
KONVENSIONIL DENGAN PENGOBATAN KOMPLEMENTER MUNGKIN
MERUPAKAN HAL YANG BISA MEMUASKAN SEMUA PIHAK.
5. BILA MEMPUNYAI KELUARGA SEGARIS YANG MENDERITA KANKER,
MAKA MENGHINDARI / MENETRALISIR KARSINOGEN MERUPAKAN
UPAYA YANG DAPAT DIANJURKAN.
6. SUPLEMEN ALAMI NAMPAKNYA LEBIH UNGGUL DARI SUPLEMEN
FARMAKOLOGIK
Surabaya, 7 Maret 2003

Prof.Benjamin Margono - 2003

14

Prof.DR.Benjamin Margono dr., Sp.P.(k-onko), FCCP, Dipl.Pall.Med.(ECU-Perth)

Prof.Benjamin Margono - 2003

15

Anda mungkin juga menyukai