LAPORAN PENDAHULUAN. Ascites
LAPORAN PENDAHULUAN. Ascites
Oleh
Riski Dafianto
NIM 122310101052
Lampiran 1
LAPORAN PENDAHULUAN
JUDUL: ASCITES
Oleh Sofiatul Ma`fuah
1. Kasus (Diagnosa Medis)
Ascites
2. Proses terjadinya masalah (Pengertian, Penyebab, Patofisiologi, Tanda &
gejala, Penanganan)
2.1 Pengertian
Ascites berasal dari bahasa yunani yang artinya kantong atau
tas. Ascites adalah menumpuknya cairan patologis dalam rongga
abdominal (Jurnal kesehatan, 2012). Ascites adalah penimbunan cairan
secara abnormal di rongga peritoneum. Pada dasarnya penimbunan cairan di
peritoneum dapat terjadi melalui dua mekanisme dasar yaitu transudasi (contoh:
sirosis hati dan hipertensi) dan eksudasi (Sudoyo Aru, dkk. 2009). Menurut Randi
(2009) Ascites adalah akumulasi dari cairan (biasanya cairan serous yang adalah
cairan kuning pucat dan bening) dalam rongga perut (peritoneal). Rongga perut
berlokasi dibawah rongga dada, dipisahkan darinya oleh diaphragma. Cairan ascites
dapat mempunyai banyak sumber-sumber seperti penyakit hati, kanker-kanker, gagal
jantung , atau gagal ginjal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa asites adalah
menumpuknya cairan serosa pada rongga peritoneum akibat berbagai penyakit yang
menyebabkan pembesaran rongga amdominal.
2.2 Penyebab
Menurut Randi (2009) yang paling umum dari ascites adalah sebagai berikut:
a.
Penyakit hati yang telah lanjut atau sirosis: kira-kira 80% dari
kasus-kasus ascites diperkirakan disebabkan oleh sirosis.
b.
karena
pembentukan
dari
ascites
mungkin
portal
disebabkan
oleh
rintangan
internal
atau
ascites:
dengan pancreatic
dapat
atau
terlihat
peradangan
pada
orang-orang
pankreas
kronis.
2.2 Klasifikasi
Berdasarkan banyaknya penyebab ascites, maka karakteristik
cairan ascites pun dapat dibedakan sesuai dengan penyakit
penyertanya. Berikut adalah table perbedaan karakteristik cairan
asites pada berbagai fase penyakit:
Keadaan
Gambara
n kasar
Protein
gr/dl
Sirosis
Warna
kuning
<25
GS
Ascite
s AL
gr/dl
>1,1
Hitung Sel
Eritrosit
Sel darah
>10.000
putih, per ml
1%
(95%)
<250
(90%)
sebagian
besar
Neoplas
ma
Peritoniti
s
tuberkulo
sis
Warna
kuning,
perdarah
an,
musinos
a,
chylous
Jernih,
keruh,
perdarah
an,
chylous
>25
<1,1
20%
(75%)
mesotelial
>1000 (50%)
berbagai tipe
sel
>25
(50%)
<1,1
7%
>1000 (70%)
biasanya
>70%
Peritontis
piogenik
Gagal
jantung
kongestif
Nefrosis
Pankreati
tis,
pseudoki
sta
Keruh
atau
purulen
Warna
kuning
Jika
>1,1
purulen
tidak
limfosit
sebagian
biasa
besar leukosit
>25
polimorfonukl
Bervari
ear
<1000 (90%),
>1,1
10%
asi (15-
biasanya
53)
mesotelial,
Warna
<25
kuning
(100%)
atau
chylous
Keruh,
>25
perdarah
an,
tau
chylous
>1,1
>1,1
tidak
mononuclear.
<250
biasa
mesotelial,
bervarias
mononuclear
bervariasi
i,
ada
bercak
darah
2.3 Patofisiologi
Penumpukan cairan asites merupakan manifestasi dari ketidakseimbangan kadar
natrium total dalam tubuh dan pengeluaran air. Terdapat 3 teori mengenai
terbentuknya asites yang antara lain: 1) Teori pengisian/underfilling: penyebab utama
ketidaknormalan jumlah cairan antara jaringan vaskuler adalah hipertensi portal dan
penurunan sirkulasi aliran darah. Hal ini mengaktifkan renin plasma, aldosteron, dan
saraf simpatis sehingga menyebabkan retensi natrium dan air, 2) Teori
Gejala
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Anorexia
Merasa mudah kenyang
Mual/nausea
Nafas pendek/sesak
Nyeri perut
Nyeri ulu hati atau
sensasi terbakar/ nyeri di
dada, pyrosis
7. Pembengakakan kaki
2.5 Penanganan
Perawatan
penyebab
dari
ascites
yang
sebagian
besar
mendasarinya.
tergantung
pada
Contohnya,peritoneal
keluar
kanker
penatalaksanaan
secara
dari
operasi
ascites
dan
yang
kemoterapi,
berhubungan
penatalaksanaan
medis
dan
pembatasan-pembatasan
dari
kasus-kasus,
pendekatan
ini
perlu
hati
adalah
kombinasi
dari spironolactone
awal
yang
biasanya
direkomendasikan.
Ini
dapat
Operasi:
Untuk
prosedur-prosedur
mengontrol
kasus-kaus
operasi
yang
lebih
mungkin
ascites. Transjugular
gigih
adalah
intrahepatic
(refractory),
perlu
untuk
portosystemic
venous
venous
ascites
dan
membatasi
atau
mengeliminasi
dilaksanakan.
Bagaimanapun,
komplikasi-komplikasi
yang
ia
berhubungan
signifikan
dengan
seperti hepatic
Vasodilator
endogen: NO
3. a. Pohon masalah
Virus
Alcoholl
Kerusakan
pada liver
Vasokontriksi
& fibrotisasi
sinusoid
Serum albumin
turun
Resistensi
sistem porta
meningkat
Cairan plasma
keluar ke
rongga
peritonel
Vasodilatasi
pembuluh
darah
splancnic
Peningkatan
aliran darah
Penurunan
volume
efektif darah
Pembentukan
jaringan parut
Kemampuan
pembentukan
albumin turun
Tekanan osmotic
koloid turun
Vasodilatasi
pembuluh
darah
splancnic
Pengaktivan
saraf
simpatis
Pengakti
fan
RAA
Hipertensi
porta
Peningkatan
tekanan
transudasi
kapiler usus
Reabsorbsi Na
dan air
Tekanan hidrostatik
kapiler meningkat
Akumulasi
cairan di rongga
tubuh
Hapatomegali
Akumulasi
transudat di rongga
peritoneum
Nyeri akut
Akumulasi cairan
di peritoneum
Penekanan
diafragma
Sirkulasi
darah ke
ginjal turun
1.
Kelebihan
volume
cairan
Peristaltic usus
menurun
Kapasitas
ekspansi
paru turun
Usus meregang
Ketidakefek
Resiko
Gangguan
tifan pola
ketidakefektifan
absorbsi
napas
perfusi jaringan
makanan
ginjal b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji
No
Asites
Problem
DO: terdapat edema,
penurunan Htc, perubahan
TD, oliguri, gelisah,
penambahan BB dalam
waktu sangat singkat, udem
pulmonal
DS: pasien mengeluhkan
susah bernapas dan mudah
lelah saat beraktivitas dan
perut terasa penuh.
BB turun
Etiologi
Kelebihan
volume cairan
Akumulasi
cairan di
peritoneum
Tekanan
hidrostatik kapiler
meningkat
Tekanan
hidrostatik kapiler
meningkat
Nutrisi
kurang dari
kebutuhan
tubuh
Masalah
Keperawatan
Kelebihan volume
cairan
2.
Nyeri akut
Nyeri akut
hepatomegali
Tekanan
hidrostatik kapiler
meningkat
Hipertensi porta
3.
DO: RR>20x/menit,
perubahan kedalaman
pernapasan, dispneu,
pernapasan bibir,
penggunaan otot aksesoris
untuk bernapas
DS: pasien mengatakan
sesak napas dan nafas
tersengal-sengal
Ketidakefektif
an pola napas
Ketidakefektifan
pola napas
Kapasitas
ekspansi paru
turun
Penekanan
diafragma
Akumulasi
transudat di
rongga
peritoneum
Peningkatan
tekanan
transudasi
kapiler usus
Hipertensi
porta
4.
Resiko
ketidakefektifan
perfusi jaringan
ginjal
Resiko
ketidakefektifan
perfusi ginjal
Sirkulasi darah
ke ginjal turun
Penekanan
diafragma
Akumulasi cairan
di peritoneum
Hipertensi
porta
5.
Nutrisi kurang
dari kebutuhan
tubuh
BB turun
DS: pasien mengeluhkan
lapar tapi perut tidak enak
dibuat makan
Gangguan
absorbsi
makanan
Peristaltic usus
menurun
Akumulasi
cairan di
peritoneum
pola
napas
berhubungan
deformitas
dinding
dada
Diagnosa
Keperawatan
Kelebihan volume
cairan b.d
gangguan
mekanisme
regulasi, gangguan
absorpsi dan
metbolisme
(penurunan perfusi
ginjal)
Tujuan dan
Kriteria Hasil
NOC:
a. Keseimbang
an elektrolit
b. Keseimbang
an cairan
c. Hidrasi
Kriteria Hasil:
a. Bebas
edema dan
efusi
b. CVP,
tekanan
kapiler
paru, COP,
dan vital
sign dalam
batas
normal
c. Bebas dari
kelelahan,
kecemasan
dan
kebingunga
n
Intervensi
Nyeri berhubungan
dengan
pembengkakan
hepar yang
mengalami
inflamasi hati dan
NOC:
NIC:
Pain management
a. Pain level
b. Pain control 1) Kaji nyeri meliputi lokasi,
karakter, durasi, frekuensi,
c. Comfort
kulaitas, dan faktor
level
prediposisi
Kriteria Hasil:
NIC:
Fluid Management
1) Monitor vital sign
2) Pertahankan catatan intake
dan output cairan yang
adekuat
3) Monitor hasil Hb yang
sesuai dengan retensi urin
(BUN, osmolalitas urin)
4) Pasang kateter urin jika
diperlukan
5) Batasi masukan cairan pada
keadaan hiponatremi dilusi
dengan serum Na<130
mEq/l
6) Kolaborasikan pemberian
diuretic sesuai instruksi
bendungan vena
porta
Ketidakefektifan
pola napas
berhubungan
deformitas dinding
dada (diafragma
menekan paru),
ekspansi paru
menurun
a. Mampu
mengontrol
nyeri
(mengetah
ui
penyebab,
etiologi,
gunakan
teknik
nonfarmak
ologi untuk
redakan
nyeri)
b. Melaporka
n
pengurang
an nyeri
c. Mampu
kenali
nyeri
(skala,
intensitas,
frekuensi,
tanda dan
gejala)
d. Menyataka
n
rasa
nyaman
setelah
yeri
berkurang.
NOC:
a. Respiratory
status
b. Respratory
status:
airway
patency
c. Vital sign
status
Kriteria hasil:
a. Menunjukk
an jalan
napas
yang
paten
(klien
NIC:
Airway Management
1) Posisikan pasien
semifowler untuk
maksimalkan ekspansi
paru
2) Identifikasikan pasien yag
perlu emasangan alat bantu
napas
Oxygen Therapy
1) Pertahankan jalan
napas yang paten
2) Berikan oksigenasi
3) Monitor aliran
oksigen
Vital Sign Monitoring
1) monitor TD, nadi,
Resiko
ketidakefektifan
perfusi ginjal
berhubungan
dengan nekrosis di
jaringan,
penurunan
sirkulasi darah ke
ginjal
tidakmera
sa
tercekik,
irama
nafas,
frekuensi
apas
normal,
tidak ada
suara naas
abnormal)
b. Vital sign
dalam
batas
normal
NOC:
a. status
sirkulasi
b. fluid
balance
c. hidrasi
d. eliminasi
urin
Kriteria hasil:
a. Tekanan
sistol dan
diastole
dalam
batas
normal
b. Intake dan
output
seimbang
c. Membrane
mukosa
lembab
d. Warna dan
bau urin
dalam
batas
normal
Suhu dan RR
2) Monitor pola
pernapasan abnormal
3) Catat adanya
fluktuasi tekanan
darah.
NOC:
a. nutritional
status
b. nutritional
status: food
NIC:
Nutrition Management
1) Kaji adanya alergi
makanan
2) Anjurkan pasien
NIC:
1) Monitor TTV
2) Observasi status hidrasi
(kelembaban membrane
mukosa, TD ortostatik, dan
kekuatan denyut nadi)
3) Pertahankan intake dan
output secara akurat
4) Monitor hemodynamic
status
5) Kaji status mental
6) Monitor BUN, kretinin, tc,
dan elektrolit.
akibat ascites.
and fluid
c. Nutritional
status:
nutrient
intake
d. Weight
control
Kriteria Hasil:
a. Berat
badan
ideal
sesuai
tinggi
badan
b. Mampu
mengident
ifikasi
kebutuhan
nutrisi
c. Tidak ada
tandatanda
malnutrisi
d. Tidak
terjadi
penurunan
berat
badan
yang
berarti.
untuk meningkatkan
protein dan vit. C
3) Berikan makanan
yang terpilih (telah
dikonsutasikan ke
ahli gizi)
4) Berikan informasi
tetang kebutuhan
nutrisi
Nutrition monitoring
1) BB pasien dalam
batas normal
2) Monitor ligkungan
selama makan
3) Jadwalkan tindakan
dan pengobatan
tidak selama jam
makan.
6. Daftar pustaka
Amin, Zulkifli dan Bahar, Asril., 2009. Pulmonologi. Dalam : Sudoyo,
Aru, W., dkk.,ed. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam. Jakarta : Pusat
Penerbitan Departemen Ilmu Penyakit Dalam Fakultas
Kedokteran Universitas Indonesia.
Barid, Barrarah. et all. 2011. Diagnosis Keperawatan: Definisi dan Klasifikasi 20122014. Jakarta: EGC.
Bulecheck, M. Gloria. Et all. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th
edition. United State: Elsevier Mosby