Anda di halaman 1dari 29

BAB III

PELAKSANAAN KEGIATAN DAN PEMBAHASAN


3.1 Pembuatan Peta Batas Wilayah RT
3.1.1 Lokasi Kegiatan Pengambilan Data Koordinat
Pengambilan data koordinat batas wilayah RT ini dilaksanakan di Kelurahan Gunung
Kelua, Samarinda Ulu, Kota Samarinda.
3.1.2 Objek Pengambilan Data
Kelurahan Gunung Kelua memiliki total pembagian wilayah sebanyak 38 RT. Pihak
kelurahan sendiri telah melakukan pengeplotan batas RT sebanyak 14 RT, yaitu RT 9,
RT 8, RT 37, RT 10, RT, 38, RT 26, RT 35, RT 34, RT 11, RT 12, RT 36, RT 13, RT, 33,
dan RT 14. Sedangkan kelompok peserta KKN kami mendapat tugas untuk melakukan
pengeplotan sebanyak 10 RT, yaitu RT 4, RT 32, RT 5, RT 6, RT 7, RT 21, RT 22, RT
23, RT 24, dan RT 25. Dan 14 RT sisanya lagi ditugaskan untuk kelompok KKN
Mandiri Teknik lainnya yang kebetulan juga sedang mengikuti kegiatan KKN di
Kelurahan Gunung Kelua .
3.1.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Pembuatan peta batas wilayah RT dilakukan dengan cara observasi langsung, yakni
peserta KKN turun langsung untuk mengumpulkan data titik koordinat yang akan
digunakan untuk pembuatan peta batas wilayah RT Kelurahan Gunung Kelua.
Pengambilan data titik koordinat itu menggunakan GPS (Global Positioning System).
Adapun rincian kegiatan pembuatan peta batas wilayah adalah sebagai berikut :
Waktu pelaksanaan : Kamis, 1 September 2016 - Senin, 31 Oktober 2016
Tempat pelaksanaan : Kelurahan Gunung Kelua
Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan kegiatan pembuatan peta batas wilayah RT
ini yaitu, sulitnya mangatur pertemuan dengan beberapa ketua RT wilayah setempat
yang akan di ambil titik koordinatnya. Dan juga topografi dilapangan yang cukup

15

membahayakan peserta KKN, sehingga menyulitkan peserta KKN untuk melakukan


pengeplotan dibeberapa titik koordinat wilayah RT.
3.1.4 Alat dan Bahan Pengambilan Data Titik Koordinat
Adapun peralatan yang digunakan dalam pengambilan titik koordinat batas wilayah
adalah sebagai berikut:
a. Alat-alat
- GPS jenis Garmin (GPSmap76CSx)
- Form Pengukuran GPS
- Papan LJK
- Pulpen
- Peta Acuan dari Kelurahan
- Pita Survey
3.1.5 Pengambilan Data Titik Koordinat di Lapangan
a. Proses Pengambilan Data di Lapangan
Pengambilan data titik koordinat batas wilayah RT Kelurahan Gunung Kelua,
menggunakan alat navigasi berupa GPS (Global Positioning System) jenis Garmin
dengan series GPSmap76CSx. Peserta KKN langsung turun ke lapangan untuk
melakukan pengeplotan titik koordinat batas wilayah RT sesuai permintaan pihak
Kelurahan Gunung Kelua. Data koordinat yang tertera di GPS untuk selanjutnya dicatat
kedalam form pengukuran GPS, sebagai arsip untuk keperluan pembuatan peta
selanjutnya. Dalam melakukan pengeplotan titik koordinat dilapangan, peserta KKN
turut didampingi oleh Ketua RT setempat agar dalam pengambilan titik tidak terjadi
kesalahan wilayah, dan juga untuk menghindari kesalah pahaman warga terhadap
kegiatan KKN yang peserat KKN lakukan.

16

Gambar 3.1 Kegiatan Pengambilan Data Pemetaan Lokasi

Gambar 3.2 Kegiatan Pencatatan Data Titik Koordinat

17

Gambar 3.3 Kegiatan Koordinasi dengan 2 Ketua RT Setempat

b. Pemberian Tanda / Marking Area


Selain melakukan pengeplotan titik batas wilayah, peserta KKN juga melakukan
pemberian tanda berupa pita survey. Adapun tujuan pemberian tanda ini adalah untuk
mengetahui batas wilayah yang telah diplot. Pemberian tanda pita survey ini bersifat
sementara, karena nantinya akan diganti dengan patok batas wilayah permanen.

Gambar 3.4 Kegiatan Pemberian Tanda Batas Wilayah Sementara/Marking Area

3.2 Uji Kualitas Air Sumur Bor


3.2.1 Lokasi Kegiatan Penelitian Kuliah Kerja Nyata
18

Kegiatan Penelitian dalam penyusunan laporan ini dilakukan di 2 RT Kelurahan


Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda. Dan pengujian sampel air
dilaksanakan di laboratorium Teknik Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas
Mulawarman, Samarinda.
3.2.2 Objek Penelitian
Objek penelitian ini adalah air sumur bor milik warga yang mengandung kadar pH dan
tingkat turbidity yang belum memenuhi Permenkes standar baku mutu kualitas air.
Untuk kebutuhan air bersih warga sehari-hari yang berada di Kelurahan Gunung Kelua,
Kecamatan Samarinda Ulu, Kota Samarinda.
3.2.3 Waktu dan Tempat Penelitian
Adapun waktu dan tempat-tempat yang digunakan sebagai tempat penelitian kegiatan
KKN adalah sebagai berikut :
1. Waktu penelitian kadar pH air dilaksanakan pada tanggal 10 Oktober 2016.
2. Waktu penelitian tingkat turbidity air dilaksanakan pada tanggal 12 Oktober 3
November 2016.
3. Laboratorium Teknologi Lingkungan, Fakultas Teknik, Universitas Mulawarman
Samarinda. Tempat penelitian menganalisis sampel air untuk mengetahui tingkat
kadar pH air dan Kekeruhan setelah dan sebelum dilakukan filtrasi.
3.2.4 Alat dan Bahan Penelitian
Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam penelitian uji kualitas air kegiatan
Kuliah Kerja Nyata adalah sebagai berikut:
a) Uji kadar pH air sumur bor:
a. Alat-alat
- Gelas ukur 1000 ml
- pH meter
- Cawan
- Alat tulis
- Form pengukuran pH air
b. Bahan-bahan
- Sampel air sumur bor
19

b) Uji tingkat Turbidity air sumur bor:


a. Alat-alat
- Gelas ukur 1000 ml
- Turbidity meter
- Tissue
- Alat tulis
- Form pengukuran tingkat kekeruhan air
- Botol uji
b. Bahan-bahan
- Sampel air sumur bor
3.2.5 Pengambilan Sampel dan Pengujian Sampel Air Sumur
a. Proses Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan pada tiga sumur di 2 RT pada Kelurahan Gunung Kelua.
Hal ini dilakukan sebagai langkah untuk mengetahui kualitas air sumur bor yang
digunakan oleh warga telah sesuai standar baku yang berlaku atau tidak. Hasil
pengujian nanti akan menjadi patokan penentu apakah harus dilakukan filtrasi untuk
menjernihkan air sumur bor warga khususnya Kelurahan Gunung Kelua atau tidak.
Setelah dilakukan pengambilan sampel selanjutnya melakukan pengujian air di
laboratorium, dan diperoleh hasil untuk kadar pH air semua sumur aman, namun untuk
turbidity meter air sangat tinggi disalah satu sumur bor dari tiga sumur yang diuji,
sehingga harus dilakukan filtrasi untuk menjernihkan air yang kemudian dapat
diaplikasikan kelapangan dan air sumur bor tersebut layak digunakan untuk kebutuhan
sehari-hari warga.

20

Gambar 3.5 Kegiatan Pengambilan Sampel Air di RT 08

Gambar 3.6 Salah satu sumur bor milik warga di RT 08

b. Proses Pengujian Sampel di Laboratorium


a) Pengujian kadar pH air
- Disiapkan sampel air yang akan dilakukan pengujian
- Peserta KKN sendiri menyediakan sampel sebanyak 9 botol sampel, untuk satu
-

sumur bor diambil 3 sampel untuk dicari rata-ratanya.


Diambil satu sampel air sumur bor secukupnya, lalu dituang kedalam gelas ukur
yang telah disediakan lalu diaduk
21

Dimasukkan alat pH meter ke dalam gelas ukur yang telah terisi sampel air
Ditunggu hasil pH meter yang keluar
Dicatat hasilnya ke dalam form pengukuran pH air
Bersihkan gelas ukur dan diulang dengan tahapan yang sama pada semua
sampel.

Gambar 3.7 Kegiatan Pengujian kadar pH air di Laboratorium Lingkungan Fakultas


Teknik

Gambar 3.8 Hasil salah satu pengujian sampel air yang memiliki pH air sesuai kadar
batas aman

22

b) Pengujian tingkat kekeruhan air/turbidity test


- Disiapkan sampel air yang akan dilakukan pengujian
- Peserta KKN sendiri menyediakan sampel sebanyak 9 botol sampel, untuk satu
-

sumur bor diambil 3 sampel untuk dicari rata-ratanya.


Sebelum dilakukan uji turbidity, pastikan botol uji dalam keadaan bening atau

setara dengan 5 NTU (Nephelometric Turbidity Units)


Diambil satu sampel air sumur bor secukupnya, lalu dituang kedalam botol uji

yang telah bersih


Dimasukkan botol uji yang telah terisi sampel air lalu diamati kejernihannya
Setelah dipastikan tidak ada kotoran atau noda yang menempel disisi botol uji
Botol uji dimasukkan kedalam turbidity meter
Ditunggu hasil turbidity meter, hingga angka hasil turbidity meter stabil
Dicatat hasilnya ke dalam form pengukuran turbidity air
Bersihkan botol uji dan diulang dengan tahapan yang sama pada semua sampel.
Pastikan seluruh rangkaian pengujian turbidity dilakukan atau didampingi oleh
asisten lab, agar hasil yang didapat tidak terjadi kesalahan.

Gambar 3.9 Kegiatan Pengujian tingkat turbidity air di Laboratorium Lingkungan


Fakultas Teknik

23

Gambar 3.10 Alat uji turbidity meter

3.3 Pembahasan
3.3.1 Pembuatan Peta/Denah Lokasi
Peta/denah lokasi merupakan suatu gambaran mengenai jalur jalan dan letak tempat.
Peta/denah akan mempermudah untuk menemukan berbagai macam tempat-tempat
tertentu, tanpa harus bertanya pada orang lain. Dengan kata lain, dengan peta/denah
maka setiap orang yang belum mengetahui suatu tempat akan dapat menemukan alamat
ataupun tempat yang dicari dengan hanya membaca peta/denah.
Ketersediaan peta/denah lokasi pada suatu wilayah sudah tentu menjadi kewajiban
mengingat bahwa tidak menutup kemungkinan adanya orang baru pertama kali >ating
pada wilayah tersebut. Tentu orang yang seperti itu tidak akan mengerti bagaimana jalur
jalan dan tempat-tempat yang ada di wilayah tersebut. Oleh karena itu dengan
peta/denah lokasi yang tersedia pada wilayah tersebut akan sangat membantu.
Pada dasarnya, banyak cara pembuatan peta/denah lokasi, namun yang peserta KKN
gunakan untuk membuat peta/denah batas wilayah RT lokasi Kelurahan Gunung Kelua
yaitu dengan metode marking. Metode marking yaitu membuat peta/denah dengan
24

menggunakan data absis dan ordinat dari titik-titik yang dianggap punya pengaruh
dalam peta/denah yang akan dibuat nantinya. Adapun rincian langkah-langkah dalam
pembuatan peta/denah lokasi adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan data koordinat dilakukan dengan alat navigasi GPS (Global
Positioning System). GPS yang digunakan adalah Garmin dengan series
GPSmap76CSx.
2. Pengambilan data koordinat dengan menelusuri setiap jalan yang ada di
kelurahan Gunung Kelua.
3. Kemudian setelah sampai di titik batas wilayah RT yang dianggap pengaruh
dalam pembuatan peta, data koordinat titik itu diambil dengan GPS.
4. Setelah diplot, lalu data koordinat dicatat kedalam form pengukuran GPS untuk
sebagai arsip atau pengingat.
5. Apabila pengeplotan dan pencatatan data telah selesai, lalu titik tersebut diberi
tanda berupa pita survey sebagai tanda bahwa titik tersebut telah dilakukan
plotting.
6. Titik-titik penting yang diambil meliputi simpangan, tempat ibadah, batas-batas
RT dan jalan.
7. Setelah data koordinat titik-titik penting itu didapat, maka di pindahkan ke
software pengolah angka untuk di olah dan di sorting.
8. Setelah data yang didapat dirasa sudah cukup layak, maka data-data tadi diolah
dengan menggunakan software sehingga membentuk gambaran umum dari jalan
dan batas-batas wilayah RT Kelurahan Gunung Kelua.
9. Kemudian data peta/denah mentah tersebut di olah kembali dengan software
Autocad Landesktop 2009, global mapper, dan GIS (Geographic Information
Systems) untuk dilakukan penyelesaian akhir.
10. Jika peta/denah lokasi sudah jadi, kemudian dicetak dan peta/denah sudah dapat
digunakan.
Pembuatan peta/denah lokasi ini kami lakukan di Kelurahan Gunung kelua secara
keseluruhan. Pengambilan data koordinat titik-titik penting kami lakukan dengan cara
trial and error dalam menelusuri jalan dan melibatkan warga maupun ketua RT yang
bersangkutan untuk mencari informasi tentang jalan yang akan kami tuju. Kami
menandai (marking) ataupun mengambil data koordinat dari setiap titik-titik penting
tersebut menggunakan GPS, tingkat akurasi GPS yang kami gunakan dapat dikatakan
cukup tinggi, sehingga itu mempermudah kami dalam pekerjaan pengolahan datanya.
25

Titik-titik penting yang kami tandai (marking) meliputi batas RT, batas jalan, dan objekobjek penting lainnya di Kelurahan Gunung kelua. Total data titik penting kami dapat
yaitu sebanyak 135 titik koordinat. Kemudian data itu kami olah dan sorting pada
software pengolah angka. Kemudian kami olah kembali data tersebut di software lain
hingga terlihat bentuk umum dari peta/denah yang akan kami buat. Setelah gambaran
umum peta/denah lokasi kami sudah jelas, maka kami olah lagi data tersebut dengan
software GIS untuk dilakukan penyelesaian akhir sampai peta/denah benar-benar layak
untuk diterbitkan. Mengingat lokasi pengambilan data memiliki cakupan daerah yang
cukup luas dan medan dilapangan tidak mudah. Pengambilan data koordinat titik-titik
penting yang ada kami lakukan dalam kurun waktu 30 hari, sedangkan kegiatan
mengolah data hingga penyelesaian peta kami lakukan sepanjang waktu KKN kami.
Sumber-sumber kendala dan kesalahan dalam pengambilan data dilapangan adalah:
1. Tidak mengecek akurasi jarak alat navigasi sewaktu melakukan plotting titik
2.
3.
4.
5.

koordinat.
Cuaca yang kurang mendukung sehingga mempengaruhi kinerja alat navigasi.
Medan dilapangan yang cukup berat dilalui.
Kurangnya koordinasi antar peserta sering terjadi.
Koordinasi dengan ketua RT yang terkadang menjadi hambatan dalam
pengambilan data koordinat.

Beberapa kesalahan yang biasa dalam pembuatan peta adalah:


1. Pemberian orientasi catatan-catatan topografik yang tidak benar dilapangan dan
2.
3.
4.
5.

dikantor.
Ketidaksesuaiannya titik yang diplot akibat akurasi alat navigasi.
Salah dalam penginputan data koordinat.
Deskripsi wilayah yang keliru.
Kelalaian dalam membuat lembar peta yang seimbang dengan sketsa
pendahuluan.

Evaluasi dari kegiatan pembuatan peta/denah lokasi kami ini yaitu waktu pengambilan
data yang cukup lama sehingga penyelesaian pembuatan peta/denah lokasi ini sedikit
molor. Seharusnya pengambilan data bisa diselesaikan sehari saja dengan hitungan
kasar 7-8 jam pengambilan data. Namun adanya hambatan koordinasi dengan ketua RT
26

setempat dan terbentur oleh aktivitas Ketua RT masing-masing wilayah dan aktivitas
akademik peserta KKN sehingga penyelesaian pembuatan peta/denah ini memakan
waktu yang cukup lama.

3.3.2 Data Hasil Pengujian Kualitas Air Sumur Bor


3.3.2.1 Pengujian kadar pH air sumur bor
Tanggal Pengujian
Jam percobaan
Lokasi Pengujian
Standar Baku pH air bersih

: 10 Oktober 2016
: 12.00 wita -selesai
: Laboratorium Teknologi Lingkungan FT Unmul
: 6.5 8.5

Sampel air sumur berikut berasal dari RT 8, merupakan lokasi kost-kostan


mahasiswa. Mengingat begitu banyaknya orang yang menggunakan sumber air
sumur bor ini, sehingga perlu dilakukannya uji kualitas air.
Table 3.1 Data Hasil Pengujian Air Sumur Bor, Rumah Kost-kostan di RT 8

NO.
1.
2.
3.
4.

SAMPEL
KG A
KG B
KG C
pH ratarata

pH
7.3
7.3
7.2
7.3

Kategori
Aman
Aman
Aman
Aman

Sampel air sumur berikutnya berasal dari RT 2, lokasi rumah ini memiliki 2
sumber air sumur bor. Dihuni oleh banyak anggota keluarga yang menggunakan
sumber air sumur bor ini, sehingga perlu juga dilakukannya uji kualitas air.
Table 3.2 Data Hasil Pengujian Air Sumur Bor 1, Rumah di RT 2

NO.
1.
2.
3.
4.

SAMPEL
OZ1A
OZ1 B
OZ1 C
pH ratarata

Ph
6.6
6.6
6.5
6.6

Kategori
Aman
Aman
Aman
Aman

Table 3.3 Data Hasil Pengujian Air Sumur Bor 2, Rumah di RT 2


27

NO.
1.
2.
3.
4.

SAMPEL
Ph
Kategori
OZ2 A
6.5
Aman
OZ2 B
6.4
Aman
OZ2 C
6.5
Aman
pH rata6.5
Aman
rata
pH merupakan salah satu parameter yang diukur dalam penelitian ini karena dalam
pengolahan air parameter ini penting dalam penentuan kelayakan sebagai air bersih. pH
dalam air akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi.
Kesimpulan dari hasil pengujian uji kadar pH air diatas adalah ketiga sumur memiliki
pH air normal atau sesuai standar baku mutu air bersih. Pada sumur di rumah kostkostan RT 8 didapati hasil pH air sumur bor rata-rata sebesar 7.3, selanjutnya hasil
pengujian pH air disumur bor pertama pada rumah RT 2 didapati pH air yaitu 6.6,
sedangkan pada sumur kedua masih dengan rumah yang sama di RT 2, didapatkan hasil
pH air sebesar 6.5 yang telah memenuhi baku mutu standar minimum pH air yang
sesuai dengan Permenkes. Hal ini dikarenakan sumur kedua masih tergolong baru
dibuat. Untuk itu perlu lagi dilakukan uji air seperti yang peserta KKN lakukan seperti
sekarang ini. Namun apabila ingin menjadikan air tersebut sebagai konsumsi seharihari tentunya harus melalui proses perebusan terlebih dahulu.
3.3.2.2 Pengujian Tingkat Kekeruhan Air Sumur Bor
Tanggal Pengujian
Jam percobaan
Lokasi Pengujian
Standar Kekeruhan Air Bersih

: 12 Oktober 2016
: 12.00 wita -selesai
: Laboratorium Teknologi Lingkungan FT Unmul
: Maksimal 5 NTU

Setelah dilakukan uji pH air, selanjutnya dengan sampel air bor yang sama
dilakukan turbidity test untuk mengetahui tingkat kekeruhan air. Berikut adalah
hasil pengujian tingkat kekeruhannya.
Table 3.4 Data Hasil Pengujian Air Sumur Bor, Rumah Kost-kostan di RT 8

NO.
1.
2.
3.

SAMPEL
KG A
KG B
KG C

Turbidity
0.54 NTU
0.27 NTU
0.41 NTU

Kategori
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
28

4.

Turbidity rata-rata

1.22 NTU

Memenuhi Standar

Table 3.5 Data Hasil Pengujian Air Sumur Bor 1, Rumah di RT 2

NO.
1.
2.
3.
4.

SAMPEL
OZ1 A
OZ1 B
OZ1 C
Turbidity rata-rata

Turbidity
2.32 NTU
1.74 NTU
2.73 NTU
2.26 NTU

Kategori
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar

Table 3.6 Data Hasil Pengujian Air Sumur Bor 2, Rumah di RT 2

NO.
1.
2.
3.
4.

SAMPEL
OZ2 A
OZ2 B
OZ2 C
Turbidity rata-rata

Turbidity
10.86 NTU
10.3 NTU
11.28 NTU
10.81 NTU

Kategori
Tidak Memenuhi Standar
Tidak Memenuhi Standar
Tidak Memenuhi Standar
Tidak Memenuhi Standar

Uji kekeruhan air juga perlu dilakukan karena air yang digunakan merupakan kebutuhan
pokok warga dalam aktifitas sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Dari hasil uji
kualitas air jenis turbidity test diatas dapat disimpulkan, pada air sumur bor rumah kostkostan di RT 8 dan air sumur bor 1 rumah di RT 2 memiliki tingkat kekeruhan air sesuai
standar Permenkes RI yaitu dibawah 5 NTU. Sedangkan pada air sumur 2 di rumah RT
2 justru memiliki tingkat kekeruhan air diatas 5 NTU yaitu sebesar 10.86, 10.3, dan
11,28 dengan rata-rata kekeruhan 10.81 NTU. Yang dapat diartikan air sumur bor
tersebut memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi, dan dapat dianggap kurang layak
apabila diperuntukkan sebagai mandi maupun mencuci pakaian pemilik rumah itu
sendiri. Menurut informasi dari pemilik rumah, sumur kedua tersebut merupakan
tergolong sumur yang baru dibuat, dan belum digunakan secara maksimal karena airnya
yang keruh. Untuk itu kelompok KKN kami berinisiatif akan membuat proker tambahan
yaitu pengolahan air berupa alat filtrasi sederhana, dengan tujuan agar kualitas air
sumur tersebut dapat memenuhi standar turbidity air bersih sesuai standar baku mutu
yang telah ditetapkan Permenkes. Adapun pembahasan mengenai pembuatan alat filtrasi
air sederhana tersebut dapat dilihat pada subbab realisasi program kerja berikut.

29

3.4 Realisasi Program Kerja


3.4.1 Pembuatan Teknologi Filter Air Sederhana
Salah satu teknologi pengolahan air adalah teknologi filtrasi dengan menggunakan alat
filtrasi sederhana. Filter merupakan alat pengolahan air dengan sistem penyaringan.
Biasanya dalam bentuk pipa, tong, bak penampung dimana didalamnya terdapat mediamedia penyerap (absorber). Media penyerap yang digunakan biasanya beragam seperti
batu kerikil, pasir silika, zeolit, karbon aktif, ijuk, kapas, dan sebagainya. Cara kerja alat
ini yaitu dengan melewatkan air pada suatu pipa berdiameter besar atau bak yang telah
diisi dengan media penyerap. Air yang dilewatkan pada media tersebut otomatis akan
mengalami kontak langsung dengan media tersebut dan zat-zat yang tidak diinginkan
dalam air akan terserap dalam absorber.
Setiap media absorber sendiri memiliki peran dan fungsinya masing-masing, fungsi
masing-masing dari media tersebut antara lain:
a. Batu kerikil berfungsi sebagai media penyaring partikel-partikel yang berukuran
besar dan sebagai penopang pada dasar isian dalam filter. Kerikil akan menahan
partikel yang lolos dari filter pasir sehingga kinerja filter lebih maksimal.
b. Dakron berfungsi sebagai penyekat antar bahan isian sehingga tidak tercampur
dan mudah pada saat proses pembersihan. Dakron juga berfungsi sebagai alat
penyaring kotoran dan mikroorganisme kecil dalam air keruh.
c. Pasir silika berfungsi untuk menyaring lumpur, tanah dan partikel lain dalam air.
Biasanya pasir silika digunakan untuk pre-filter.
d. Karbon aktif (arang) berfungsi untuk menghilangkan bau dan rasa serta
menyaring kontaminan-kontaminan yang terdapat dalam air. Selain itu, media
ini dapat menjernihkan air, menyerap klorin dalam air, menciptakan rasa segar
pada air, meloloskan mineral, garam dan senyawa anorganik.
e. Ijuk berfungssi sebagai penyaring kotoran dan partikel-partikel halus yang masih
lolos di media penyaring sebelumnya.

30

Objek penelitian ini adalah air sumur bor warga yang memiliki tingkat kekeruhan air
tinggi, berbau dan berminyak setelah diendapkan, yang mana hal ini melampaui standar
baku mutu lingkungan untuk keperluan air bersih yang berada di RT 2, Kelurahan
Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu.
Program kerja pembuatan filter ini dilatarbelakangi oleh masalah kondisi air disalah
satu sumur bor pada rumah di RT 2, Kelurahan Gunung Kelua yang belum memenuhi
standar kualitas air bersih. Sehingga kami melalukan pembuatan teknologi filter air
sederhana dan praktek pembuatan dilokasi tersebut sebagai solusi yang dapat kami
berikan untuk warga yang diharapkan dapat diterapkan dan dapat mengembangkannya
menjadi filter air dengan skala yang lebih besar lagi. Program kerja pembuatan filter ini
kami lakukan dengan mengambil sampel air sumur bor tersebut untuk diteliti terlebih
dahulu di Laboratorium Teknologi Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman. Setelah mendapatkan hasilnya, maka dibuat alat tersebut dan
mengujikannya hingga berhasil setelah itu barulah mempresentasikannya terlebih
dahulu mengenai kegunaan dan manfaat filter air tersebut. Dan juga memberi arahan
bagaimana cara pembuatan filter air di rumah warga pada RT 2 Kelurahan Gunung
Kelua. Kemudian dilanjutkan dengan mempraktekkan langsung cara pengisian bahan
filter, perancangan alat beserta pemasangannya dan mencoba langsung filter yang telah
dibuat.

Ijuk 15 cm
Pasir Silika 20 cm

Karbon Aktif 10 cm
Pasir Kecil 15 cm
Pasir Besar 15 cm
Ijuk 5 cm

Gambar 3.11 Sketsa Bahan Isian Filtrasi


31

Gambar 3.12 Rangkaian Alat Filtrasi Air

Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan filter air, antara lain:
a. Alat-alat
- Pipa paralon 4 inch
- Keran air
- Dop
- Valve
- Bor
b. Bahan-bahan
- Sampel air sumur
- Batu kerikil Besar
- Batu kerikil Kecil
- Pasir silika
- Ijuk
- Arang (karbon aktif)
- Dakron
- Lem pvc
- Lem korea
Cara membuat:
1. Ukur dan potong pipa 4 in dengan panjang 1 meter.
2. Buat lubang dibagian bawah pipa utama untuk pemasangan keran
3. Buat saringan (seperti gambar diatas) agar ada ruang bahan isian dan air hasil
filtrasi.
4. Pasang dop bagian bawah dan lem kembali.

32

5. Masukan dan susun bahan isian sesuai gambar 3.11, kemudian sambungkan dop
bagian atas.
6. Filter siap digunakan, lakukan filtrasi dengan debit air yang relatif kecil agar hasil
filtrasi dapat maksimal.
Pengambilan sampel air dilakukan pada dua titik di daerah Kelurahan Gunung Kelua.
Penelitian kualitas air dilakukan di Laboratorium Teknologi Lingkungan FT Unmul.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan 1 dari 3 sumur memiliki tingkat kekeruhan
air tidak sesuai baku mutu air bersih yaitu diatas 5 NTU, sehingga harus dibuatkan alat
filtrasi sederhana. Perancangan program kerja pengolahan air ini dilaksanakan di
Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu. Sedangkan perancangan alat
filter dilakukan di dua tempat, yakni perancangan dan pembuatan alat di Posko KKN.
Dan perancangan lanjutan serta pemasangan di rumah warga di RT 2 Kelurahan Gunung
Kelua. Kegiatan sosialisasi dan penyerahan filter dilaksanakan pada tanggal 1
November 2016 di rumah warga RT 2 yang terdapat di Kelurahan Gunung Kelua yang
dihadiri oleh penghuni rumah sekaligus pemilik sumur bor. Selain penyerahan alat
filtrasi, kelompok kami juga turut memberikan arahan mengenai rangkaian alat dan cara
kerja filter beserta bahan isian yang dilaksanakan pada tanggal dan dihari yang sama
pula. Percobaan filter menggunakan sampel air dari aliran air sumur bor langsung
menuju alat filtrasi yang telah kami rancang, dilakukan pengambilan sampel dan
pengujian lab kembali untuk memastikan bahwa tingkat kekeruhan air sumur tersebut
telah sesuai standar baku mutu air bersih.

3.4.1.1 Hasil Pengujian Tingkat Kekeruhan Air Sumur Bor Setelah Melewati Alat
Filtrasi Air
Tanggal Pengujian
Jam percobaan
Lokasi Pengujian
Standar Kekeruhan Air Bersih

: 3 November 2016
: 13.00 wita -selesai
: Laboratorium Teknologi Lingkungan FT Unmul
: Maksimal 5 NTU

33

Setelah melewati alat filtrasi, selanjutnya sampel air bor yang awalnya tidak
sesuai standar turbidity diuji kembali tingkat kekeruhannya. Berikut adalah hasil
pengujian kembali tingkat kekeruhan air setelah melewati alat filtrasi

. Table 3.7 Data Hasil Pengujian Kembali Air Sumur Bor 2, Rumah di RT 2 Setelah
Melewati Alat Filtrasi

NO.
1.
2.
3.
4.

SAMPEL
OZ1 A
OZ1 B
OZ1 C
Turbidity rata-rata

Turbidity
2.32 NTU
2.30 NTU
1.05 NTU
1.89 NTU

Kategori
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar

Dari hasil pengujian kembali air sumur bor yang telah melewati alat filtrasi, didapatkan
hasil air yang awal tingkat kekeruhan airnya rata-rata sebesar 10.81 NTU atau diatas
tingkat maksimum standar baku mutu kekeruhan air bersih yaitu 5 NTU. Setelah
melewati alat filtrasi yang telah kelompok kami buat, air sumur bor tersebut mengalami
penurunan tingkat kekeruhan airnya menjadi 1.89 NTU. Artinya alat filtrasi tersebut
telah siap dapat digunakan oleh warga sebagai penjernih air untuk keperluan sehari-hari.

Gambar 3.13 Sebagian Bahan Isian Alat Filtrasi


34

Gambar 3.14 Uji Coba Alat Filtrasi Air Oleh Peserta KKN dan Pengambilan Sampel

Gambar 3.15 Salah satu sampel air sumur bor yang telah melewati alat filtrasi

35

Gambar 3.16 Kegiatan serah terima alat filtrasi kepada salah satu warga penghuni rumah
pemilik sumur bor RT 2

3.4.2 Pengadaan Plang Batas RT


Program kerja Kuliah Kerja Nyata yang selanjutnya ini berupa pembuatan Plang Batas
RT di beberapa titik perbatasan RT, Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda
Ulu, Samarinda. Program kerja ini merupakan program kerja berkelanjutan dari
program kerja utama yaitu pembuatan peta wilayah. Adapun maksud dan tujuan
pembuatan pelang batas RT ini adalah agar adanya kejelasan batas titik wilayah RT
dilapangan, dan juga untuk memudahkan warga maupun pihak kelurahan dalam
mendapatkan informasi batas RT Kelurahan Gunung Kelua.
Adapun waktu dan tempat-tempat yang digunakan sebagai tempat pelaksanaan kegiatan
KKN adalah sebagai berikut:
1. Waktu pelaksanakan pembuatan plang batas RT pada tanggal 21 September 19
Oktober 2016.
2. Waktu pemasangan plang batas RT pada tanggan 25 Oktober 2016
3. Lokasi pemasangan yaitu dibeberapa titik batas RT, Kelurahan Gunung Kelua,
Kecamatan Samarinda Ulu, Samarinda
36

Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam program kerja Kuliah Kerja Nyata dalam
pembuatan plang batas RT ini adalah sebagai berikut:
-

Kayu
Plywood
Cat
Paku
Palu
Kuas
Tiner
Alat pemotong Gerinda

Plang batas RT merupakan tanda untuk mengetahui batas suatu wilayah RT, sehingga
mudah untuk didapatkan informasi oleh orang-orang yang melihat plang batas tersebut.
Keadaan lokasi KKN yaitu di Kelurahan Gunung Kelua yang memiliki cakupan wilayah
yang cukup luas, dan memiliki wilayah RT yang cukup banyak sehingga melatar
belakangi program kerja ini terbentuk. Pemasangan plang batas RT tersebut bertujuan
untuk menginformasikan batas wilayah RT dan mempermudah bagi orang yang mencari
lokasi yang mereka cari. Selain itu, plang ini juga mempermudah pihak RT maupun
kelurahan dalam melakukan pemetaan dilapangan. Sehingga pengadaan plang batas RT
ini bertujuan sebagai media informasi yang dapat bermanfaat bagi Kelurahan Gunung
Kelua dan sebagai kenang-kenangan dari kelompok KKN kami.
Pemasangan plang batas RT ini dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2016 dengan
melibatkan seluruh mahasiswa KKN yang berjumlah 8 orang dan warga setempat.
Pemasangan plang batas RT ini dilakukan dalam sehari sekaligus. Pada pemasangan
plang batas RT yang dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2016, terdapat 10 plang batas
saja yang bisa dipasang. Hal ini dikarenakan keadaan titik lokasi yang tidak
memungkinkan untuk dipasang plang batas RT.

37

Gambar 3.17 Pemotongan Tiang plang

Gambar 3.18 Pembuatan papan plang

Gambar 3.19 Perakitan plang

38

Gambar 3.20 Pengecatan Plang batas

Gambar 3.21 Pemberian tulisan plang

Gambar 3.22 Pemasangan plang batas wilayah RT 25 dan RT 23

39

Gambar 3.23 Pemasangan plang batas wilayah RT 25 dan RT 24

Gambar 3.24 Pemasangan plang batas wilayah RT 7 dan RT 24

40

Gambar 3.25 Dokumentasi sebagian peserta KKN

Gambar 3.26 Pemasangan plang batas wilayah RT 22

41

Gambar 3.27 Pemasangan plang batas wilayah RT 25 dan RT 26

Gambar 3.28 Plang batas wilayah RT 5 dan RT 6

42

Gambar 3.29 Plang batas wilayah RT 4

43

Anda mungkin juga menyukai