15
16
17
20
Dimasukkan alat pH meter ke dalam gelas ukur yang telah terisi sampel air
Ditunggu hasil pH meter yang keluar
Dicatat hasilnya ke dalam form pengukuran pH air
Bersihkan gelas ukur dan diulang dengan tahapan yang sama pada semua
sampel.
Gambar 3.8 Hasil salah satu pengujian sampel air yang memiliki pH air sesuai kadar
batas aman
22
23
3.3 Pembahasan
3.3.1 Pembuatan Peta/Denah Lokasi
Peta/denah lokasi merupakan suatu gambaran mengenai jalur jalan dan letak tempat.
Peta/denah akan mempermudah untuk menemukan berbagai macam tempat-tempat
tertentu, tanpa harus bertanya pada orang lain. Dengan kata lain, dengan peta/denah
maka setiap orang yang belum mengetahui suatu tempat akan dapat menemukan alamat
ataupun tempat yang dicari dengan hanya membaca peta/denah.
Ketersediaan peta/denah lokasi pada suatu wilayah sudah tentu menjadi kewajiban
mengingat bahwa tidak menutup kemungkinan adanya orang baru pertama kali >ating
pada wilayah tersebut. Tentu orang yang seperti itu tidak akan mengerti bagaimana jalur
jalan dan tempat-tempat yang ada di wilayah tersebut. Oleh karena itu dengan
peta/denah lokasi yang tersedia pada wilayah tersebut akan sangat membantu.
Pada dasarnya, banyak cara pembuatan peta/denah lokasi, namun yang peserta KKN
gunakan untuk membuat peta/denah batas wilayah RT lokasi Kelurahan Gunung Kelua
yaitu dengan metode marking. Metode marking yaitu membuat peta/denah dengan
24
menggunakan data absis dan ordinat dari titik-titik yang dianggap punya pengaruh
dalam peta/denah yang akan dibuat nantinya. Adapun rincian langkah-langkah dalam
pembuatan peta/denah lokasi adalah sebagai berikut :
1. Pengambilan data koordinat dilakukan dengan alat navigasi GPS (Global
Positioning System). GPS yang digunakan adalah Garmin dengan series
GPSmap76CSx.
2. Pengambilan data koordinat dengan menelusuri setiap jalan yang ada di
kelurahan Gunung Kelua.
3. Kemudian setelah sampai di titik batas wilayah RT yang dianggap pengaruh
dalam pembuatan peta, data koordinat titik itu diambil dengan GPS.
4. Setelah diplot, lalu data koordinat dicatat kedalam form pengukuran GPS untuk
sebagai arsip atau pengingat.
5. Apabila pengeplotan dan pencatatan data telah selesai, lalu titik tersebut diberi
tanda berupa pita survey sebagai tanda bahwa titik tersebut telah dilakukan
plotting.
6. Titik-titik penting yang diambil meliputi simpangan, tempat ibadah, batas-batas
RT dan jalan.
7. Setelah data koordinat titik-titik penting itu didapat, maka di pindahkan ke
software pengolah angka untuk di olah dan di sorting.
8. Setelah data yang didapat dirasa sudah cukup layak, maka data-data tadi diolah
dengan menggunakan software sehingga membentuk gambaran umum dari jalan
dan batas-batas wilayah RT Kelurahan Gunung Kelua.
9. Kemudian data peta/denah mentah tersebut di olah kembali dengan software
Autocad Landesktop 2009, global mapper, dan GIS (Geographic Information
Systems) untuk dilakukan penyelesaian akhir.
10. Jika peta/denah lokasi sudah jadi, kemudian dicetak dan peta/denah sudah dapat
digunakan.
Pembuatan peta/denah lokasi ini kami lakukan di Kelurahan Gunung kelua secara
keseluruhan. Pengambilan data koordinat titik-titik penting kami lakukan dengan cara
trial and error dalam menelusuri jalan dan melibatkan warga maupun ketua RT yang
bersangkutan untuk mencari informasi tentang jalan yang akan kami tuju. Kami
menandai (marking) ataupun mengambil data koordinat dari setiap titik-titik penting
tersebut menggunakan GPS, tingkat akurasi GPS yang kami gunakan dapat dikatakan
cukup tinggi, sehingga itu mempermudah kami dalam pekerjaan pengolahan datanya.
25
Titik-titik penting yang kami tandai (marking) meliputi batas RT, batas jalan, dan objekobjek penting lainnya di Kelurahan Gunung kelua. Total data titik penting kami dapat
yaitu sebanyak 135 titik koordinat. Kemudian data itu kami olah dan sorting pada
software pengolah angka. Kemudian kami olah kembali data tersebut di software lain
hingga terlihat bentuk umum dari peta/denah yang akan kami buat. Setelah gambaran
umum peta/denah lokasi kami sudah jelas, maka kami olah lagi data tersebut dengan
software GIS untuk dilakukan penyelesaian akhir sampai peta/denah benar-benar layak
untuk diterbitkan. Mengingat lokasi pengambilan data memiliki cakupan daerah yang
cukup luas dan medan dilapangan tidak mudah. Pengambilan data koordinat titik-titik
penting yang ada kami lakukan dalam kurun waktu 30 hari, sedangkan kegiatan
mengolah data hingga penyelesaian peta kami lakukan sepanjang waktu KKN kami.
Sumber-sumber kendala dan kesalahan dalam pengambilan data dilapangan adalah:
1. Tidak mengecek akurasi jarak alat navigasi sewaktu melakukan plotting titik
2.
3.
4.
5.
koordinat.
Cuaca yang kurang mendukung sehingga mempengaruhi kinerja alat navigasi.
Medan dilapangan yang cukup berat dilalui.
Kurangnya koordinasi antar peserta sering terjadi.
Koordinasi dengan ketua RT yang terkadang menjadi hambatan dalam
pengambilan data koordinat.
dikantor.
Ketidaksesuaiannya titik yang diplot akibat akurasi alat navigasi.
Salah dalam penginputan data koordinat.
Deskripsi wilayah yang keliru.
Kelalaian dalam membuat lembar peta yang seimbang dengan sketsa
pendahuluan.
Evaluasi dari kegiatan pembuatan peta/denah lokasi kami ini yaitu waktu pengambilan
data yang cukup lama sehingga penyelesaian pembuatan peta/denah lokasi ini sedikit
molor. Seharusnya pengambilan data bisa diselesaikan sehari saja dengan hitungan
kasar 7-8 jam pengambilan data. Namun adanya hambatan koordinasi dengan ketua RT
26
setempat dan terbentur oleh aktivitas Ketua RT masing-masing wilayah dan aktivitas
akademik peserta KKN sehingga penyelesaian pembuatan peta/denah ini memakan
waktu yang cukup lama.
: 10 Oktober 2016
: 12.00 wita -selesai
: Laboratorium Teknologi Lingkungan FT Unmul
: 6.5 8.5
NO.
1.
2.
3.
4.
SAMPEL
KG A
KG B
KG C
pH ratarata
pH
7.3
7.3
7.2
7.3
Kategori
Aman
Aman
Aman
Aman
Sampel air sumur berikutnya berasal dari RT 2, lokasi rumah ini memiliki 2
sumber air sumur bor. Dihuni oleh banyak anggota keluarga yang menggunakan
sumber air sumur bor ini, sehingga perlu juga dilakukannya uji kualitas air.
Table 3.2 Data Hasil Pengujian Air Sumur Bor 1, Rumah di RT 2
NO.
1.
2.
3.
4.
SAMPEL
OZ1A
OZ1 B
OZ1 C
pH ratarata
Ph
6.6
6.6
6.5
6.6
Kategori
Aman
Aman
Aman
Aman
NO.
1.
2.
3.
4.
SAMPEL
Ph
Kategori
OZ2 A
6.5
Aman
OZ2 B
6.4
Aman
OZ2 C
6.5
Aman
pH rata6.5
Aman
rata
pH merupakan salah satu parameter yang diukur dalam penelitian ini karena dalam
pengolahan air parameter ini penting dalam penentuan kelayakan sebagai air bersih. pH
dalam air akan mempengaruhi rasa, korosifitas air dan efisiensi klorinasi.
Kesimpulan dari hasil pengujian uji kadar pH air diatas adalah ketiga sumur memiliki
pH air normal atau sesuai standar baku mutu air bersih. Pada sumur di rumah kostkostan RT 8 didapati hasil pH air sumur bor rata-rata sebesar 7.3, selanjutnya hasil
pengujian pH air disumur bor pertama pada rumah RT 2 didapati pH air yaitu 6.6,
sedangkan pada sumur kedua masih dengan rumah yang sama di RT 2, didapatkan hasil
pH air sebesar 6.5 yang telah memenuhi baku mutu standar minimum pH air yang
sesuai dengan Permenkes. Hal ini dikarenakan sumur kedua masih tergolong baru
dibuat. Untuk itu perlu lagi dilakukan uji air seperti yang peserta KKN lakukan seperti
sekarang ini. Namun apabila ingin menjadikan air tersebut sebagai konsumsi seharihari tentunya harus melalui proses perebusan terlebih dahulu.
3.3.2.2 Pengujian Tingkat Kekeruhan Air Sumur Bor
Tanggal Pengujian
Jam percobaan
Lokasi Pengujian
Standar Kekeruhan Air Bersih
: 12 Oktober 2016
: 12.00 wita -selesai
: Laboratorium Teknologi Lingkungan FT Unmul
: Maksimal 5 NTU
Setelah dilakukan uji pH air, selanjutnya dengan sampel air bor yang sama
dilakukan turbidity test untuk mengetahui tingkat kekeruhan air. Berikut adalah
hasil pengujian tingkat kekeruhannya.
Table 3.4 Data Hasil Pengujian Air Sumur Bor, Rumah Kost-kostan di RT 8
NO.
1.
2.
3.
SAMPEL
KG A
KG B
KG C
Turbidity
0.54 NTU
0.27 NTU
0.41 NTU
Kategori
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
28
4.
Turbidity rata-rata
1.22 NTU
Memenuhi Standar
NO.
1.
2.
3.
4.
SAMPEL
OZ1 A
OZ1 B
OZ1 C
Turbidity rata-rata
Turbidity
2.32 NTU
1.74 NTU
2.73 NTU
2.26 NTU
Kategori
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
NO.
1.
2.
3.
4.
SAMPEL
OZ2 A
OZ2 B
OZ2 C
Turbidity rata-rata
Turbidity
10.86 NTU
10.3 NTU
11.28 NTU
10.81 NTU
Kategori
Tidak Memenuhi Standar
Tidak Memenuhi Standar
Tidak Memenuhi Standar
Tidak Memenuhi Standar
Uji kekeruhan air juga perlu dilakukan karena air yang digunakan merupakan kebutuhan
pokok warga dalam aktifitas sehari-hari seperti mandi dan mencuci. Dari hasil uji
kualitas air jenis turbidity test diatas dapat disimpulkan, pada air sumur bor rumah kostkostan di RT 8 dan air sumur bor 1 rumah di RT 2 memiliki tingkat kekeruhan air sesuai
standar Permenkes RI yaitu dibawah 5 NTU. Sedangkan pada air sumur 2 di rumah RT
2 justru memiliki tingkat kekeruhan air diatas 5 NTU yaitu sebesar 10.86, 10.3, dan
11,28 dengan rata-rata kekeruhan 10.81 NTU. Yang dapat diartikan air sumur bor
tersebut memiliki tingkat kekeruhan yang tinggi, dan dapat dianggap kurang layak
apabila diperuntukkan sebagai mandi maupun mencuci pakaian pemilik rumah itu
sendiri. Menurut informasi dari pemilik rumah, sumur kedua tersebut merupakan
tergolong sumur yang baru dibuat, dan belum digunakan secara maksimal karena airnya
yang keruh. Untuk itu kelompok KKN kami berinisiatif akan membuat proker tambahan
yaitu pengolahan air berupa alat filtrasi sederhana, dengan tujuan agar kualitas air
sumur tersebut dapat memenuhi standar turbidity air bersih sesuai standar baku mutu
yang telah ditetapkan Permenkes. Adapun pembahasan mengenai pembuatan alat filtrasi
air sederhana tersebut dapat dilihat pada subbab realisasi program kerja berikut.
29
30
Objek penelitian ini adalah air sumur bor warga yang memiliki tingkat kekeruhan air
tinggi, berbau dan berminyak setelah diendapkan, yang mana hal ini melampaui standar
baku mutu lingkungan untuk keperluan air bersih yang berada di RT 2, Kelurahan
Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu.
Program kerja pembuatan filter ini dilatarbelakangi oleh masalah kondisi air disalah
satu sumur bor pada rumah di RT 2, Kelurahan Gunung Kelua yang belum memenuhi
standar kualitas air bersih. Sehingga kami melalukan pembuatan teknologi filter air
sederhana dan praktek pembuatan dilokasi tersebut sebagai solusi yang dapat kami
berikan untuk warga yang diharapkan dapat diterapkan dan dapat mengembangkannya
menjadi filter air dengan skala yang lebih besar lagi. Program kerja pembuatan filter ini
kami lakukan dengan mengambil sampel air sumur bor tersebut untuk diteliti terlebih
dahulu di Laboratorium Teknologi Lingkungan Fakultas Teknik Universitas
Mulawarman. Setelah mendapatkan hasilnya, maka dibuat alat tersebut dan
mengujikannya hingga berhasil setelah itu barulah mempresentasikannya terlebih
dahulu mengenai kegunaan dan manfaat filter air tersebut. Dan juga memberi arahan
bagaimana cara pembuatan filter air di rumah warga pada RT 2 Kelurahan Gunung
Kelua. Kemudian dilanjutkan dengan mempraktekkan langsung cara pengisian bahan
filter, perancangan alat beserta pemasangannya dan mencoba langsung filter yang telah
dibuat.
Ijuk 15 cm
Pasir Silika 20 cm
Karbon Aktif 10 cm
Pasir Kecil 15 cm
Pasir Besar 15 cm
Ijuk 5 cm
Adapun alat-alat dan bahan yang digunakan dalam pembuatan filter air, antara lain:
a. Alat-alat
- Pipa paralon 4 inch
- Keran air
- Dop
- Valve
- Bor
b. Bahan-bahan
- Sampel air sumur
- Batu kerikil Besar
- Batu kerikil Kecil
- Pasir silika
- Ijuk
- Arang (karbon aktif)
- Dakron
- Lem pvc
- Lem korea
Cara membuat:
1. Ukur dan potong pipa 4 in dengan panjang 1 meter.
2. Buat lubang dibagian bawah pipa utama untuk pemasangan keran
3. Buat saringan (seperti gambar diatas) agar ada ruang bahan isian dan air hasil
filtrasi.
4. Pasang dop bagian bawah dan lem kembali.
32
5. Masukan dan susun bahan isian sesuai gambar 3.11, kemudian sambungkan dop
bagian atas.
6. Filter siap digunakan, lakukan filtrasi dengan debit air yang relatif kecil agar hasil
filtrasi dapat maksimal.
Pengambilan sampel air dilakukan pada dua titik di daerah Kelurahan Gunung Kelua.
Penelitian kualitas air dilakukan di Laboratorium Teknologi Lingkungan FT Unmul.
Dari hasil pengujian diperoleh kesimpulan 1 dari 3 sumur memiliki tingkat kekeruhan
air tidak sesuai baku mutu air bersih yaitu diatas 5 NTU, sehingga harus dibuatkan alat
filtrasi sederhana. Perancangan program kerja pengolahan air ini dilaksanakan di
Kelurahan Gunung Kelua, Kecamatan Samarinda Ulu. Sedangkan perancangan alat
filter dilakukan di dua tempat, yakni perancangan dan pembuatan alat di Posko KKN.
Dan perancangan lanjutan serta pemasangan di rumah warga di RT 2 Kelurahan Gunung
Kelua. Kegiatan sosialisasi dan penyerahan filter dilaksanakan pada tanggal 1
November 2016 di rumah warga RT 2 yang terdapat di Kelurahan Gunung Kelua yang
dihadiri oleh penghuni rumah sekaligus pemilik sumur bor. Selain penyerahan alat
filtrasi, kelompok kami juga turut memberikan arahan mengenai rangkaian alat dan cara
kerja filter beserta bahan isian yang dilaksanakan pada tanggal dan dihari yang sama
pula. Percobaan filter menggunakan sampel air dari aliran air sumur bor langsung
menuju alat filtrasi yang telah kami rancang, dilakukan pengambilan sampel dan
pengujian lab kembali untuk memastikan bahwa tingkat kekeruhan air sumur tersebut
telah sesuai standar baku mutu air bersih.
3.4.1.1 Hasil Pengujian Tingkat Kekeruhan Air Sumur Bor Setelah Melewati Alat
Filtrasi Air
Tanggal Pengujian
Jam percobaan
Lokasi Pengujian
Standar Kekeruhan Air Bersih
: 3 November 2016
: 13.00 wita -selesai
: Laboratorium Teknologi Lingkungan FT Unmul
: Maksimal 5 NTU
33
Setelah melewati alat filtrasi, selanjutnya sampel air bor yang awalnya tidak
sesuai standar turbidity diuji kembali tingkat kekeruhannya. Berikut adalah hasil
pengujian kembali tingkat kekeruhan air setelah melewati alat filtrasi
. Table 3.7 Data Hasil Pengujian Kembali Air Sumur Bor 2, Rumah di RT 2 Setelah
Melewati Alat Filtrasi
NO.
1.
2.
3.
4.
SAMPEL
OZ1 A
OZ1 B
OZ1 C
Turbidity rata-rata
Turbidity
2.32 NTU
2.30 NTU
1.05 NTU
1.89 NTU
Kategori
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Memenuhi Standar
Dari hasil pengujian kembali air sumur bor yang telah melewati alat filtrasi, didapatkan
hasil air yang awal tingkat kekeruhan airnya rata-rata sebesar 10.81 NTU atau diatas
tingkat maksimum standar baku mutu kekeruhan air bersih yaitu 5 NTU. Setelah
melewati alat filtrasi yang telah kelompok kami buat, air sumur bor tersebut mengalami
penurunan tingkat kekeruhan airnya menjadi 1.89 NTU. Artinya alat filtrasi tersebut
telah siap dapat digunakan oleh warga sebagai penjernih air untuk keperluan sehari-hari.
Gambar 3.14 Uji Coba Alat Filtrasi Air Oleh Peserta KKN dan Pengambilan Sampel
Gambar 3.15 Salah satu sampel air sumur bor yang telah melewati alat filtrasi
35
Gambar 3.16 Kegiatan serah terima alat filtrasi kepada salah satu warga penghuni rumah
pemilik sumur bor RT 2
Adapun alat dan bahan yang digunakan dalam program kerja Kuliah Kerja Nyata dalam
pembuatan plang batas RT ini adalah sebagai berikut:
-
Kayu
Plywood
Cat
Paku
Palu
Kuas
Tiner
Alat pemotong Gerinda
Plang batas RT merupakan tanda untuk mengetahui batas suatu wilayah RT, sehingga
mudah untuk didapatkan informasi oleh orang-orang yang melihat plang batas tersebut.
Keadaan lokasi KKN yaitu di Kelurahan Gunung Kelua yang memiliki cakupan wilayah
yang cukup luas, dan memiliki wilayah RT yang cukup banyak sehingga melatar
belakangi program kerja ini terbentuk. Pemasangan plang batas RT tersebut bertujuan
untuk menginformasikan batas wilayah RT dan mempermudah bagi orang yang mencari
lokasi yang mereka cari. Selain itu, plang ini juga mempermudah pihak RT maupun
kelurahan dalam melakukan pemetaan dilapangan. Sehingga pengadaan plang batas RT
ini bertujuan sebagai media informasi yang dapat bermanfaat bagi Kelurahan Gunung
Kelua dan sebagai kenang-kenangan dari kelompok KKN kami.
Pemasangan plang batas RT ini dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2016 dengan
melibatkan seluruh mahasiswa KKN yang berjumlah 8 orang dan warga setempat.
Pemasangan plang batas RT ini dilakukan dalam sehari sekaligus. Pada pemasangan
plang batas RT yang dilakukan pada tanggal 25 Oktober 2016, terdapat 10 plang batas
saja yang bisa dipasang. Hal ini dikarenakan keadaan titik lokasi yang tidak
memungkinkan untuk dipasang plang batas RT.
37
38
39
40
41
42
43