pertimbang-pertimbangan
yang
diambil
dalam
perancangan
pemerisaian saluran transmisi adalah letak kawat tanah terhadap kawat fasa. Karena
kawat tanah saja, sehingga persentase kecil saja pada kawat fasa.
Dan sampai sekarang belum ada sarjana-sarjana yang menunjukan kegunaan
kilat bagi kehidupan, belum mendapat jalan untuk mencegah atau memanfaatkan
energi yang ditimbulkan oleh petir tersebut. Walaupun demikian ilmu pengetahuan
menusia tetap berkembang dengan kemajuan teknologi. Dengan salah satu alat
pengaman, kawat udara (Overhead Ground Wire) untuk melindungi kawat- kawat fasa
dari jaringan transmisi.
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Wr.Wb
Skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memeperoleh ijazah sarjana
Teknik Elektro di Sekolah Tinggi Teknik Graha Kirana.
Dengan mengucapkan rasa puji syukur, lindungan dan ridho Allah SWT, serta
shalawat atas junjungan Nabi besar Muhammad SAW maka skripsi ini dapat saya
susun dengan judul :
TENTANG TEGANGAN PEMULIHAN PADA KONTAK SUATU PEMUTUS DAYA
TEGANGAN TINGGI UNTUK BEBERAPA JENIS KARAKTERISTIK RANGKAIN
Dalam menyelesaikan skripsi ini saya banyak menemui masalah. Berkat
bantuan dari semua pihak akhirnya tulisan ini dapat diselesaikan dengan baik walau
disana-sini masih banyak kekurangannya. Pada kesempatan ini saya menyampaikan
dengan hati yang tulus ikhlas rasa hormat dan terima kasih kepada :
1. Bapak H. Zainal Arifin, M.Sc selaku ketua Sekolah Tinggi Graha Kirana.
2. Ibu Widyana Verawaty, ST, MM dan Bapak Ir. Sudaryanto selaku dosen
pembimbing.
3. Seluruh staf dan karyawan di lingkungan Fakultas Teknik Graha Kirana yang
telah membantu penulisan skripsi ini.
4. Rekan-rekan mahasiswa Fakultas Teknik Graha Kirana yang telah banyak
membantu dalam penulisan skripsi ini.
5. Rekan-Rekan dirumah yang juga telah banyak membantu dalam penulisan
skripsi ini.
Riswandi Hasibuan
DAFTAR ISI
ABSTRAK..................................................................................................................
KATA PENGANTAR ...................................................................................................
DAFTAR ISI ...............................................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN .........................................................................................
1.1 Latar Belakang Masalah ......................................................................
1.2 Permasalahan ......................................................................................
1.3 Tujuan Penelitian/Penulisan .................................................................
1.4 Batasan Masalah .................................................................................
1.5 Sistematik Penulisan ............................................................................
KESIMPULAN .............................................................................................
BAB I
PENDAHULUAN
Pendahuluan
Berisi tentang latar belakang, batasan masalah, tujuan pembalian data,
metode pengambilan data dan sistematik penulis.
BAB II.
Pembumian
Bab
ini
berisi
tentang
dasar
pembumian,
pemulihan
sistem
matematis gelombang
Penutup
Pada bagian ini penulis akan mengambil beberapa kesimpulan dan
bab ini juga merupakan bab terakhir dari saluran pembahasan.
BAB II
PEMBUMIAN
Pada sistem yang besar tidak dibumikan arus gangguan itu relative besar ( > 5
A ) sehingga busur listrik yang timbul tidak dapat padam sendiri, hal ini akan
menyebabkan gejalan Arching Ground, pada sistem yang dibumikan gejala
tersebut hamper tidak ada.
perbandingan antara reaktansi urutan positif lebih kecil atau sama dengan tiga, dan
perbandingan tahanan urutan nol dan reaktansi urutan positif lebih kecil atau sama
dengan satu (X0/X13;X11)
a. Sistem 30 KV dan 70 KV dengan Peterson Coil.
b. Sistem 150 KV dengan pembumian langsung.
Sistem 30 KV dan 70 KV sampai sekaranf merupakan bagian terbesar dari
seluruh system.
BAB III
TEORI GELOMBANG BERJALAN
PADA HANTARAN UDARA TEGANGAN TINGGI
Teori gelombang berjalan pada kawat transmisi telah disusun secara intensif
sejak tahun 1910, terlebih-lebih dalam 1930-an.
Persoalan gelombang berjalan ini sangat sukar, sehingga harus diadakan banyak
penyederhanaan supaya dapat dipergunakan untuk keperluan teknik pada saat ini
gelombang berjalan telah diselidiki pada :
a. Kawat Tunggal
b. Kawat Majemuk
c.
fasa. Pada kawat hantaran udara, kecepatan merambat ini kira-kira 1000ft/ sec, jadi
sama dengan kesepatan cahaya. Pada kebel tanah kira-kira 500 ft/ sec.
Dengan
sendirinya
segala
macem
diskontinuitas
pada
transmisi
tidak
Kecepatan Merambat
Apabila suatu gelombang energi listrik merambat sepanjang kawat fasa dengan
konstanta L dan C, maka gelombang tegangan dengan arus merambat dengan
kecepatan yang sama. Kedua besaran ini dihubungkan oleh suatu factor proposional
yaitu karakteristik fasa itu.
Bila kecepatan merambat gelombang itu v cm/detik, maka jumlah muatan yang
dibutuhkan untuk mengisi kawat sepanjang v cm tiap detik sama dengan C E v.
Muatan ini diberikan oleh arus uniform yang mengalir pada kawat, dan
memberikan muatan C E v dalam satu detik dibutuhkan arus sebesar :
I = C E v .......................................................................................................... (3.1)
Bila gelombang itu merambat sejauh x cm, maka energi elektrostatik pada
bagian ini (x cm) ialah:
Wc = C x E2 ................................................................................................ (3.2)
Bila L sama dengan induktansi kawat per cm, maka dalam waktu yang sama,
energi elektromagnetik pada kawat sepanjang x itu :
WL = L x I2 .................................................................................................. (3.3)
Dimana :
Wc
= Energi elektrostatik
WL
= Energi elektromagnetik
= Kapasitor
= Induktansi
= Tegangan batere
E I t = C x E 2 + L x I2
EI
= C v E2 + L v I2
2
v = .............................................................................................................
CE/I+LI/E
(3.5)
Dari, I = C E v
E
I
=
CV
Substitusikan, diperoleh
2
v=
I/v+LCv
I
v=
atau
LC
1
v = ........................................................................................................... (3.6)
LC
Kedua harga + v dan v berlaku, yaitu
v positif = gelombang maju
v negative = gelombang mundur
Untuk kawat hantaran udara jari-jari r dan tinggi h diatas tanah, mempunyai
harga induktansi dan kapasitas masing-masing:
1
L=
2h
10 -9 Henry / cm.......................................................................(3.7)
+
2
L = 2In
2
10-11
Dan kapasintasinya : C =
Farad / cm ............................................(3.9)
2h
18In
r
jadi dengan mensubtitusi persamaan (3.8) dan (3.9) kepersamaan (3.6) akan diperoleh
kecepatan gelombang berjalan sebesar :
v = 3.10 10 cm / detik .....................................................................................(3.10)
Dari persamaan (3.10) terlihat bahwa kecepatan gelombang berjalan pada kawat
hantaran udara adalah sama dengan kecepatan cahaya dalam hampa udara.
Sedangkan untuk kabel konduktor padat dengan jari-jari (r) dan isolasi
pembungkus berjari-jari (R) serta permitivitas () :
R
L = 2 (In
r2
1
+
r4
r6
+
2
+
4
) 10
-9
r
2
3R
12R 60R
Tetapi fluks lingkup dalam dapat diabaikan, karena r jauh lebih kecil dari R maka
r2
faktor
(Henry/cm) ..........................................................................(3.11)
r
.10 -11
C=
(Farad/cm) ................................................................................(3.12)
R
18 In
r
Gambar 3.2
: Spesifikasi gelombang
a. Spesifikasi gelombang berjalan
b. Muka dan ekor gelombang
d. Polaritas (Polarity) yaitu polaritas dari gelombang positif atau negative. Suatu
gelombang berjalan (surja) dinyatakan sebagai berikut :
E, t1 x t2
Jadi suatu gelombang dengan polaritas positif, crest = 1000 KV, front 3
mikrodetik, dan panjang 21 mikrodetrik dinyatakan sebagai : + 1000, 3 x 21.
Dari variasi a dan b dapat dibentuk berbagai macam bentuk gelombang yang
dapat dipakai sebagai pendekatan dari gelombang berjalan, misalkan :
a. Gelombang persegi yang sangat panjang :
a.
=0
=E
b Gelombang eksponsial
a
= E e-at
=0
E
e
bE terbatas (Finite)
= E (1 e bt) / b = E (bt b t / 2 + )
=(bE)t
= jw
= + jw
= E0 / 2 j
= E / 2j e t (e jwt e jwt)
= E e tsin
wt
In b / a
= 1/a
ba
= B / a..................................................(3.14)
b/a1
dan
E puncak = E (e-B e Bb/a) ...................................................................................(3.15)
erest
= 7.
BAB IV
PELINDUNG SALURAN TRANSMISI
Seperti kita ketahui bahwa kilat merupakan suatu aspek gangguan yang
berbahaya terhadap saluran transmisi yang dapat menggagalkan keandalan dan
keamanan system tenaga dan tak mungkin dihindari, sedangkan alat-alat pengaman
seperti, arrester, fusegap dan rodgap terbatas kemampuanya, maka untuk mengurangi
akibat yang ditimbulkan digunakan kawat sehingga koordinasi isolasi akan ekonomis .
Penggunaan kawat tanah di tujukan untuk pengaman saluran transmisi terhadap
sambaran kilat. Khususnya sambaran langsung mengenai kawat fasa. Disini kawat
tanah berfungsi sebagai perisai. Energi sambaran kilat akan dialirkan ke dalam tanah
melalui menara atau tiang yang ditanahkan oleh tanah tersebut.
Diantara
pertimbangan-pertimbangan
yang
diambil
dalam
perancangan
pemeriaian saluran transmisi adalah letak kawat tanah terhadap kawat fasa. Karena
kawat tanah harus diletakkan sedemikian rupa, maka sembaran-sambaran kilat
terpusat pada kawat tanah saja sehingga persentase kecil saja pada kawat fasa.
Kawat tanah udara adalah kawat konduktor, st atau AsCR ditempatka diatas
kawat-kawat fasa. Mulanya kawat ini dimaksudkan sebagai proteksi terhadap induced
stroke (induksi yang disebabkan oleh sambaran kilat disekitar kawat transmisi, jadi
sambaran tidak langsung). Akan tetapi kemudian ternyata dari praktek maupun teori
sebagi utama yang menimbulkan gangguan adalah sambaran langsung atau direct
stroke.
Gambar 4.1. Daerah awan dan batasan dari anah dan jaringan transmisi
Kumpulan arus listrik pada garis konduktor disebabkan oleh kebocoran sekliling
isolator dan perputaran dari pada konudktor diluar pengaruh awan. Arus listrik lebih
mudah mengumpul diatas kawat tanah dengan perpindahan tegak lurus terhadap
menata dari tanah.
Jika sambaran yang berasal dari awan mengenai tanah dekat garis pemisah,
daerah awan akan runtuh pada waktu tertentu dan lompatan arus listrik digaris
konduktor dan bebas bergerak berlawanan arah, membentuyk putaran gelombang
mungkin berakhir membentuk dataran aliran arus (Gambar 4.2).
Gambar. 4.2. Induksi tegangan di jaringan transmisi dengan keruntuhan daerah awan.
Arus listrik pada bawah kawat tanah berbatasan dengan menara-menara dan
pada garis konduktor bergerak sangat cepat dan menghilangkan secara brangsurangsur di corona serta kehilangan muatan. Tegangan listrik muncul digaris abtas
tergantung kepada perbandingan (ukuran) dari pada keruntuhan daerah awan dan
kapasitas kemampuan ruangan antara jaringan dan tanah, kalau circuit tanpa kawatkawat tanah udara, dan kalau terjadi keruntuhan daerah awan pada waktu nol,
tegangan listrik di konduktor akan sebanding dengan peningkatan potensial gradien
dari pengadaan pembesaran ketinggian awan dari pada kawat tanah udara diatas
permukaan tanah menambah kekautan penghantar dibumi, dan dengan peningkatan
awan yang banyak mendatangkan lingkaran cahaya, kapasitas selanjutnya bertambah
sebab efektif diameter tanah bertambah dengan lingkaran cahaya.
Gambar.4.3. Induksi potensial diantara konduktor dan tanah dekat stroke dari
awan ke tanah. Didalam diagram terbuka digambarkan jaringan
konduktor., dan lingkaran hitam kawat tanah udara.
Gambar 4.3. menunjukkan induksi tegangan listrik antara penghantar dan tanah
untuk perbedaan gradien awan dan tanpa kawat tanah, untuk jaringan diatas
ketinggian tanah dan jarak antara konduktor dari pada rata-rata jaringan tegangan
tinggi.
Perbandingan perhitungan-perhitungan tegangan dari konduktor dengan proteksi
kawat tanah dengan perbandingan tegangan yang ada pada konduktor tanpa proteksi
kawat tanah.
Gambar 4.3. Menunjukkan perbandingan pengaman kira-kira 0,25 untuk bagian
dalam konduktor, apabila dalam perbandingan perhitungan lingkaran cahaya.
Gambar 4.4. Menghitung harga dari puncak tegangan induksi pada jaringan transmisi
dekat stroke, menggambarkan dari arus stroke, jarak saluran dari arus
stroke, jarak saluran darai ketinggian konduktor
Tegangan menghasilkan keseimbangan ketinggian dari konduktor jaringan
transmisi puncak dari arus listrik kepada sambaran ke tanah dan ajrak dari saluran
sambaran.
Gambar 4.4. memberikan perhitungan tertinggi dari pada penginduksian arus
listrrik yang bergelombang pada sebuah konduktor yang tidak dilindungi oleh kawat
tanah udara dan berfungsi sebagai sambaran arus, jarak dari aliran samabran dan
ketinggian dari pada penghantar. Perhitungan pada kurva seperti terlihat pada Gambar
4.4. dapat diketahui kecepatan arus listrik bolak-balik untuk perbedaan arus listrik pada
suatu tempat sebagai berikut : 0-50.000 ampere 120 kaki per us; 50.000-10.000
amperes, 400 kaki per us.
Gambar 4.4. memperlihatkan keadaan yang kurang baik dari pada gambar arus
yang tinggi, susunan transmisi yang tinggi dan sambaran kepermukaan tanah dekat
susunan transmisi, puncak tegangan yang pertama pada ukuran 1000 KV mungkin
dapat menginduksi dibawah konduktor. Pengurangan isi dapat terlihat jika kawat-kawat
tanah udara yang melalui udara dapat dikurangi.
4.1.2.
untuk memperoleh perlindungan yang baik kedudukan kawat tanah harus memenuhi
beberapa persyaratan yang penting.
a. Kawat tanah harus cukup tinggi diatas kawat fasa dan diatur sedemikian rupa agar
dapat mencegah sambaran pada kawat-kawat fasa.
b. Pada tengah gawang kawat tanah harus mempunyai jarak yang cukup di atas
kawat fasa untuk mencegah terjadinya loncatan sebagian pada waktu yang
diperlukan untuk gelombang pantulan negatif dari menara kembali ke tengah
gawang dan ini akan mengurangi tegangan pada tengah gawan.
c.
Tahanan kaki menara harus cukup rendah untuk membatasi tegangan pada
isolator agar tidak terjadi loncatan api pada isolator.
d. Bila dipakai untuk proteksi terhadap gardu induk, kawat tanah harus cukup panang
sehingga surja yang masuk dapat diredam sampai harga yang tidak berbahaya
sewaktu mencapai gardu induk
Sambaran langsung merupakan sebab utama dari gangguan yang disebabkan
oleh kilat.
Bila sambaran mengenai menara transmisi, arus yang besar sekali mengalir ke
tanah dan sepasang gelombang berjalan merambat pada kawat tanah.
Untuk memudahkan perhitungan, untuk sementara impedansi surja menara
dapat diabaikan dan diasumsikan menara dibumikan melalui tahanan yang konstan R.
Gambar 4.5. menunjukkan sambaran kilat dengan impedansi surja
z ke
Gambar 4.5. Gelombang berjalan pada kawat tanah yang disebabkan oleh kilat
Z11
Zkk
Zlk
e`
e1
ek
Karena tidak ada arus yang mengalir dari menara ke kawat fasa,
Maka : e + e` Rl + e1.......................................................................................(4.1)
i +i` = 2 i1 + 1.................................................................................(4.2)
dimana, I = e/Z; i` = -e/Z : i1 =e1/Z11
substitusi harga-harga tersebut pada (4.2)
e/Z e`/Z =2 e1/Z11 + e1/R.............................................................(4.3)
atau
e e e1
Z
2e1
e
1
Z11 R
e1 (l/R+Z/Z11+l/Z)=2e/Z
Jadi,
e1
2 R Z 11
e ...........................................................(4.4)
2ZR Z 11 ( R Z )
ek Z lk i1
Z lk
e1 .....................................................................(4.5)
Z 11
k= 1,2,...................n.............................................(4.6)
dan
e`k= ek ek = ek ek+ (e1 + e`1) ek untuk k < m ...............................(4.9)
pada kawat fasa berlaku,
ik + l`k i"k = 0
sedangkan,
ik
Y
r l
rk
er
untuk K > m
Analog
n
i"k =
rk
n l
n
I k =
rk
n l
r ``r
r ``r
untuk k > m
"
Ykr (e r
r l
untuk k > m
rr` )
(4.12)
"
`
Ykr e r
r l
(4.13)
r l
m l
.........................................(4.14)
Atau,
m
m l
r l
untuk k > m
r l
r l
r 2
r l
m l
ik + i`k i"k =
Y (e e r )
r l
` "
kr r r r
m n
` "
Y
(
e
e
kr r r er )
k l r l
k l
Ykr
r l
`
er
"
er
Y 2e Y 2e
m m
k l r l
=l=
'
kr r
"
er
R
ml
"
kr r
e1
"
el
R
..(4.18)
...........................................(4.19)
e1 e '1
2R
Maka,
...........................................(4.20)
M lk e1 e1
.
Yll .............Yln 2R
e'k =
..................
...........................................(4.21)
Ybl ...............Ynm
tetapi
M lk
Z Kl
Yll . . . . . . . Yln
............
Ynl . . . . . . . Ynm
.........................................(4.22jadi
e'k
Z kl
(ek e ' l ) .........................................................................(4.22)
2R
Untuk k = l,
e'1 2R = -Zll (el + el)
e1 (2R - Z11) = -Z11 (e1 + e1)
e 1 =
Z 11
e1 a e1 ................................................................(4.23)
2 R Z 11
e'l e e'l
2R
el be1 ...........................................................(4.24)
2 R Z ll
e '1
Z kl
e1 ce1 .................................................................(4.25)
2 R Z 11
e"k = ek + ek = ek + c e1........................................................................(4.26)
Jadi seluruh gelombang pantulan dan terusan hanya tergantung dari e 1. Bila
gelombang mula mencapai menara yang lain, mereka pantulkan dan diteruskan
menurut persamaan (4.23) (4.26). Gelombang pantulan yang sampai ke menara
pertama dari titik pantulan, dipantulkan kembali. Dan proses ini akan terjadi berulangulang seperti di gambarkan pada Gambar 4.7
RZ Z 11
Z 11
Z 0 Z 11 RZ Z 11 ( R Z )
RZ Z 11
Z 0 Z 11
Z 11
RZ Z 11 ( R Z
=
Z 11 ( R Z
.......................................................(4.27)
2 RZ Z 11 ( R Z )
Z 11 ( R Z )
2 RZ
.................................................(4.28)
2 RZ Z 11 ( R Z ) 2 RZ Z 11 ( R Z )
Jadi gelombang yang merambat ke kanan atau ke kiri dari menara 1
merupakan posisi dari gelombang refleksi dan gelombang refraksi pada menarai 1,
2 RZ Z 11 ( R Z )
a e1 e1 .......................................................(4.29)
2 RZ Z 11 ( R Z
Untuk gelombang pada kawat fasa
ek
2 Z lK ( R Z )
a e1 ek e1 ............................................(4.30)
2 RZ Z ( R Z )
melalui tahanan R, dan kawat fasa serta kawat tanah hanya menuju satu jurusan dari
menara 1 (Gambar 4.9).
4.1.4.
Bila kilat menyambar kawat tanah pada midspan dimana R = dan flash-over
tidak terjadi, maka dari (4.4) dan (4.5),
e1
2 Z 11 e
Z 11 2 Z
ek
Z lk
e1
Z 11
e1 ek
Z 11 Z lk
e1
Z 11
untuk isolator......................................(4.33)
(g = kawat tanah)...............................(4.34)
Vp = RI =
Z lr
Z ll
Visolator
= Vg - Vp
(p = kawat fasa)..................................(4.35)
Z 11 Z lr
Z11
= RI
Umumnya,
...........................................................(4.36)
Z lr
0,2 sampai 0,3
Z 11
...........................................................(4.37)
e1
2 RZ 11
ZI 0 / 2
2 RZ Z 11 ( R Z )
e1
I0
1 / Z 1 / R 2 / Z 11
= R I0 ........................................................................................... (4.39)
Dimana
R =
I
1 / Z 1 / R 2 / Z 11
4.1.7.
R'
I 0 ............................................................................................... (4.40)
R
4.2.
tegangan lebih yang timbul pada isolator saluran akan dapat dibatasi, dengan demikian
penembusan pada isolator dapat dibatasi. Untuk memperoleh hasil yang unik maka
penempatan kawat tanah haruslah memenuhi syart, antara lain :
1. Kawat tanah harus cukup tinggi di atas fasa dan diatur sedemikian rupa agar dapat
mencegah sambaran langsung pada kawat-kawat fasa.
2. Pada tengah gawang kawat tanah harus mempunyai kawat fasa untuk mencegah
terjadinya loncatan sebagian
3. Tahanan kaki menara harus cukup rendah.
4.3.
Kegagalan Pelindung
Mulai tahun 1920-an telah banyak teori-teori, percobaan-percobaan dan
konstenko,
Poloroy
dan
Rosenfeld
dalam
tahun
1961
mengemukakan karangan yang lebih menari lagi. Mereka menunjukkan bahwa jumlah
gangguan kilat karena kegagalan pelindung adalah sebagai fungsi dari sudut perisaian
dan tinggi menara ht seperti terlihat dari relasi empiris persamaan (4.41)
log
h1
4 ............................................................................(4.42)
90
Dimana :
= Hasil bagi dari jumlah kilat yang menenai kawat fasa dan jumlah kilat
yang mengenai saluran transmisi.
ht
4.4.
x
....................................................................................(4.43)
h
= jarak
antara
kawat
tanah
dengan
garis
horizontal
yang
= selisih antara panjang cross arm kawat tanah dengan kawat fasa
= sudut perlindungan
x1
h1
= 5,22 m
= arc tan
x
h
= arc tan
0,4
5,22
= 4,380
x1 = x2 = 0,4 m
h2
= arc tan
x2
h2
= arc tan
0,4
9,6
= 2,390
c.
x1 = x2 = x3 = 0,4 m
h3
= arc tan
= arc tan
= 1,630
x3
h3
0,4
13,98
BAB V
KESIMPULAN
Nilai dari sudut pelindung antara kawat tanah dengan kawat fasa R adalah
1 = 4,380
b.
Nilai dari sudut pelindung antara kawat tanah dengan kawat fasa S adalah
2 = 2,390
c.
Nilai dari sudut pelindung antara kawat tanah dengan kawat fasa T adalah
3 = 1,630
Jadi untu sudut pelindung < 180 pelindung kawat transmisi itu baik
5. Kawat tanah udara berfungsi sebagai pengaman guna mengurangi akibat dari
sambaran petir secara tidaklangsung.
6. Menara jaringan transmisi dapat menjadi pembumian dengan mengalirkan arus
lebih pada kawat tanah melalui menara transmisi.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul M. Mousa, 1976, Shielding of High Voltage And Extra High Voltage
Substation, IEEE Transaction on Power Apparatus and System; Vol. PAS-95.
A. Aris Munandar DR., 1978, Teknik Tegangan Tinggi, PT. Pradaya Paramita, Jakarta.
A. Aris Munandar DR., S. Kuwahara DR., 1975, Teknik Tenaga Listrik, Jilid II Saluran
Transmisi, PT. Pradaya Paramita, Jakarta.
Hutauruk T. S., 1976. Pengetanahan Netral Sistem-sistem Tegangan Tinggi,
Departemen Elektro Teknik Fakultas Teknologi Industri, ITB.
Hutauruk T. S., 1987. Pengetanahan Netral Sistem Tenaga dan Pengetanahan
Peralatan, Institut Teknologi Bandung dan Univeristas Tri Sakti.
Hutauruk T. S., 1985. Transmisi Daya Elektrik, Institut Teknologi Bandung dan
Univeristas Tri Sakti.
Hutauruk T. S., 1976. Gelombang Berjalan Pada Sistem Transmisi dan Proteksi
dan Perlatan Pada Surja, Institut Teknologi Bandung.
LAMPIRAN