0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
38 tayangan4 halaman
Bab ini menjelaskan metodologi yang digunakan dalam praktikum, termasuk alat dan bahan, cara kerja seperti pengaturan mikroskop, pembuatan preparat segar, pengamatan aliran sitoplasma, zat ergastik, dan plasmolisis sel tumbuhan. Alat utama adalah mikroskop cahaya, sedangkan bahannya berupa berbagai jenis tumbuhan dan larutan.
Bab ini menjelaskan metodologi yang digunakan dalam praktikum, termasuk alat dan bahan, cara kerja seperti pengaturan mikroskop, pembuatan preparat segar, pengamatan aliran sitoplasma, zat ergastik, dan plasmolisis sel tumbuhan. Alat utama adalah mikroskop cahaya, sedangkan bahannya berupa berbagai jenis tumbuhan dan larutan.
Bab ini menjelaskan metodologi yang digunakan dalam praktikum, termasuk alat dan bahan, cara kerja seperti pengaturan mikroskop, pembuatan preparat segar, pengamatan aliran sitoplasma, zat ergastik, dan plasmolisis sel tumbuhan. Alat utama adalah mikroskop cahaya, sedangkan bahannya berupa berbagai jenis tumbuhan dan larutan.
Alat-alat dan bahan yang digunakan pada praktikum Pengenalan Mikroskop, Pembuatan Preparat Segar dan Larutan Stok, Pengamatan Aliran Sitoplasma, Zat Ergastik, serta Peristiwa Plasmolisis dapat dilihat pada tabel 3.1. Tabel 3.1 Alat dan Bahan
Alat Bahan
Mikroskop cahaya Daun dan filamen bunga Rhoeo
discolor
Kaca objek Daun Hydrilla sp..
Cover glass Umbi kentang
(Solanumtuberosum)
Pinset atau jarum jara Daun karet kebo (Ficus
elastica)
Scalpel Batang suji (Pleomele
angustifolia)
Blade atau silet Daun pepaya (Carica papaya)
Gelas kimia Sabun
Air atau pewarna
Alkohol 95%
Kertas tisu Larutan I2KI
Anilin sulfat 2%
Etanol 96%
3.2 Cara Kerja
3.2.1 Pengaturan Mikroskop dengan Pencahayaan Kohler
Mikroskop dilepaskan dari plastik pembungkusnya lalu
dihubungkan dengan sumber arus dan tegangan listrik. Nyalakan stop kontak mikroskop, cek apakah lampu dari sumber cahaya menyala atau tidak. Sebelum digunakan, mikroskop diatur fokus dan ukuran diafragmanya terlebih dahulu agar sp.esimen terlihat lebih jelas. Selain itu, mikroskop juga harus diatur kondensernya hingga tepi lintang pandang terlihat jelas dan untuk mengatur kontras. Mikroskop juga perlu disesuaikan intensitas cahayanya bahkan jika perlu gunakan filter. Mikroskop siap digunakan untuk mengamati sp.esimen pada preparat. 3.2.2 Pembuatan Preparat Segar Kaca objek dan kaca penutup dibersihkan menggunakan air sabun lalu di lap dan dibersihkan lagi menggunakan alkohol 95%. Kaca objek dan kaca penutup diletakkan terlebih dahulu untuk pembuatan sayatan. Sayatan dibuat setipis mungkin lalu disimpan diatas air atau pewarna yang sebelumnya telah ditetesi diatas kaca objek. Kaca penutup diturunkan hingga menyentuh air atau pewarna secara perlahan-lahan menggunakan pinset agar tidak terbentuk gelembung udara. Setelah itu, preparat siap diamati menggunakan mikroskop. 3.2.3 Pengamatan Aliran Sitoplasma Satu helai filamen bunga Rhoeo discolor dan daun Hydrilla sp.. dipersiapkan terlebih dahulu. Filamen bunga Rhoeo discolor dan Hydrilla sp. masing-masing diletakkan diatas kaca objek lalu ditetesi air dan ditutup menggunakan kaca penutup secara perlahan. Kaca penutup ditekan secara perlahan menggunakan ujung jarum jara (bagian tumpul). Setelah itu, masing-masing preparat dapat diamati aliran sitoplasmanya di bawah mikroskop. Untuk preparat daun Hydrilla sp. diamati aliran sitoplasma pada bagian sel mesofil. 1.2.4 Pengamatan Zat Ergastik (Kristal dan Pati) Daun karet kebo (Ficus elastica), batang suji (Pleomele angustifolia), dan tangkai daun pepaya (Carica papaya) yang telah disayat, diletakkan pada kaca objek yang berbeda. Setelah itu ditetesi air lalu ditutup menggunakan kaca penutup. Masing-masing preparat diamati menggunakan mikroskop dan dibandingkan bentuk kristal yang terlihat. Khusus preparat daun Ficus elastica, diuji kembali menggunakan larutan cuka. Lalu kristal yang terlihat dibandingkan dengan kristal pada perlakuan menggunakan air atau akuades. Umbi kentang (Solanum tuberosum) disayat tipis untuk diamati jenis patinya. Umbi kentang yang telah disayat diletakkan diatas kaca objek. Sayatan kemudian ditetesi I2KI lalu ditutup menggunakan kaca penutup secara perlahan tanpa membentuk gelembung udara. Setelah itu, preparat umbi kentang dapat diamati dan ditentukan jenis patinya.
3.2.6 Pembuatan Larutan
Sukrosa dibuat menjadi sebuah larutan 20 mL berkonsentrasi 30%. Setelah itu diencerkan secara bertingkat dengan konsentrasi 20%, 10%, dan 5%. Lalu diaduk rata dan disimpan pada tabung yang berbeda. Larutan sukrosa yang telah dibuat, diuji menggunakan refraktometer dan dibandingkan hasilnya. 1.2.7 Pengamatan Plasmolisis Sel Tumbuhan Daun Rhoeo discolor dibuat sayatan yang diambil dari bagian abaxial daun, lalu ditetesi larutan sukrosa 20%. Preparat yang telah jadi dapat diamati dengan menggunakan mikroskop. Preparat pertama kali ditetesi dengan akuades dan diamati. Kemudian diberi larutan sukrosa 20% cara dihisap menggunakan kertas tisu pada tepi kanan. Sedangkan ditepi lain ditetesi akuades perlahan-lahan. Apabila larutan akuades telah terganti menjadi sukrosa, preparat siap diamati kembali.