Anda di halaman 1dari 4

Evolusi dan Utilitarisme dalam Etika Profesi

Etika berasal dari kata ethos bahasa Yunani yang berarti karakter, watak kesusilaan atau adat.

Sebagai suatu subyek etika akan berkaitan dengan konsep yang dimiliki oleh individu atau

kelompok untuk menilai apakah tindakan-tindakan yang telah dikerjakannya itu salah atau benar,

buruk atau baik.

Sesuatu hal dikatakan baik bila ia mendatangkan rahmat, dan memberikan perasaan

senang, atau bahagia (Sesuatu dikatakan baik bila ia dihargai secara positif). Sedangkan segala

yang tercela/perbuatan buruk berarti perbuatan yang bertentangan dengan norma-norma

masyarakat yang berlaku

Prinsip-prinsip etika tdak berdiri sendiri, tetapi tercantum dalamsuatu kerangka pemikiran

sistematis yang disebut teori.Pada kenyataannya terdapat banyak teori etika. Sepanjang sejarah

telah dikembangkan berbagai teori yang berbeda, sehingga justifikasi bagi perbuatan-perbuatan

moral kita menjadi berbeda. Hal ini mengakibatkan banyak diskusi para teoritisi, walaupun

dalam prakteknya sering kali perbedaannya diperkecil, karena para teori-teori yang berbeda itu

bisa menunjukkan ke arah yang sama. Ada beberapa faham dalam melakukan penilaian baik dan

buruk diantaranya adalah faham evolusi dan faham utilitarisme.

1. Evolusi

Paham ini berpendapat bahwa segala sesuatu yang ada di alam ini selalu (secara berangsur-

angsur) mengalami perubahan yaitu berkembang menuju kea rah kesempurnaan. Dengan
mengadopsi teori Darwin (ingat konsep selection of nature, struggle for life, dan survival for the

fittest) Alexander mengungkapkan bahwa nilai moral harus selalu berkompetisi dengan nilai

yang lainnya, bahkan dengan segala yang ada di alam ini, dan nilai moral yang bertahanlah

(tetap) yang dikatakan dengan baik, dan nilai-nilai yang tidak bertahan (kalah dengan perjuangan

antar nilai) dipandang sebagai buruk.

2. Utilitarisme

Utilitarisme berasal dari kata utility artinya kemanfaatan, kegunaan dan kefaedahan. Dengan

demikian, menurut aliran ini sesuatu dikatakan baik ketika itu bermanfaat, berfaedah atau

berguna. Aliran ini memberikan suatu norma bahwa baik buruknya suatu tindakan oleh akibat

perbuatan itu sendiri. Tingkah laku yang baik adalah yang menghasilkan akibat-akibat baik

sebanyak mungkin dibandingkan dengan akibat-akibat buruknya. Setiap tindakan manusia harus

selalu dipikirkan, apa akibat dari tindakannya tersebut bagi dirinya maupun orang lain dan

masyarakat. Utilitarisme mempunyai tanggung jawab kepada orang yang melakukan suatu

tindakan, apakah tindakan tersebut baik atau buruk. Tokoh-tokoh aliran ini adalah Jeremi

Bentham (1748-1832) dan John Stuart Mill (1806-1873). Bentham merumuskan prinsip

utilitarisme sebagai the greatest happiness fot the greatest number (kebahagiaan yang sebesar

mungkin bagi jumlah yang sebesar mungkin). Prinsip ini menurut Bentham harus mendasari kehidupan

politik dan perundangan. Menurut Bentham kehidupan manusia ditentukan oleh dua ketentuan dasar:

nikmat (pleasure) dan perasaan sakit (pain).Oleh karena itu, tujuan moral tindakan manusia adalah

memaksimalkan perasaan nikmat dan meminimalkan rasa sakit.


Prinsip dasar Utilitarisme adalah tindakan atau peraturan yang secara moral betul adalah

yang paling menunjang kebahagiaan semua yangbersangkutan atau bertindaklah sedemikian rupa

sehingga akibat tindakannmu menguntungkan bagi semua yang bersangkutan.

a). Pembagian Utilitarisme

1) Utilitarisme perbuatan (act utililitarianism)

Menyatakan bahwa kita harus memperhitungkan, kemudian memutuskan, akibat-akibat

yang dimungkinkan dari setiap tindakan aktual ataupun yang direncanakan.

2) Utilitarisme aturan (rule utilitarianism)

Menyatakan bahwa kita harus mengira-ngira, lalu memutuskan, hasil-hasil dari

peraturan dan hukum-hukum

b ). Kelemahan Utilitarisme

1. Manfaat merupakan konsep yang begitu luas sehingga dalam kenyataanpraktis akan

menimbulkan kesulitan yang tidak sedikit.


2. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius nilai suatu tindakan pada dirinya sendiri dan

hanya memperhatikan nilai suatu tindakan sejauh berkaitan dengan akibatnya.


3. Etika utilitarisme tidak pernah menganggap serius kemauan baik seseorang.
4. Variabel yang dinilai tidak semuanya dapat dikualifikasi.
5. Seandainya ketiga kriteria dari etika utilitarisme saling bertentangan,maka akan ada

kesulitan dalam menentukan prioritas diantaraketiganya.


6. Etika utilitarisme membenarkan hak kelompok minoritas tertentu dikorbankan demi

kepentingan mayoritas

Anda mungkin juga menyukai