Anda di halaman 1dari 11

PENYEBAB KEKERINGAN DI INDONESIA DAN PENANGGULANGANNYA

Kekeringan di Indonesia merupakan persoalan yang memiliki dampak yang cukup signifikan
utamanya dalam bidang pertanian. Kekeringan yang terjadi terlalu lama bisa berdampak pada turunnya
produksi tanaman dan merugikan petani. Selain itu, produksi pertanian yang rendah akan berakibat
pada menurunnya kondisi pangan nasional bangsa dan menyebabkan stabilisasi perkeonomian mudah
goyah. Hal lain yang bisa terjadi jika kekeringan terjadi terlalu lama adalah terganggunya sistem
hidrolisis lingkungan dan manusia akan kekurangan air untuk dikonsumsi. Hal ini tentu sangat krusial
sebab air merupakan salah satu unsur kehidupan yang mutlak tersedia untuk keberlangsungan hidup.
Mencermati dampak yang disebutkan di atas, sudah saatnya kita memandang kekeringan di
Indonesia khususnya tidak terjadi semata-mata karena faktor alamiah saja. Memang bisa dipahami
bahwa Indonesia terletak di wilayah geografis dimana ia diapit dua benua juga dua samudera.
Indonesia juga terletak di sepanjang garis khatulistiwa. Semua fakta geografis ini membuat wilayah
Indonesia rentan terhadap gejala kekeringan sebab iklim yang berlaku di wilayah tropis memang
monsoon yang diketahui sangat sensitive terhadap perubahan ENSO atau El-Nino Southern Oscilation.
ENSO inilah yang menjadi penyebab utama kekeringan yang muncul apabila suhu di permukaan laut
pasifik equator tepatnya di bagian tengah sampai bagian timur mengalami peningkatan suhu.
Meski demikian, para peneliti menyimpulkan bahwa anomaly ENSO tidak menjadi penyebab
satu-satunya atas gejala kekeringan di Indonesia. Kekeringan umumnya diperparah penyebab lainnya
antara lain:
1. Terjadinya pergeseran daerah aliran sungai atau DAS utamanya di wilayah hulu. Hal ini
membuat lahan beralih fungsi, dari vegetasi menjadi non-vegetasi. Efek dari perubahan ini aldalah
sistem resapan air di atan yang menjadi kacau dan akhirnya menyebabkan kekeringan.
2. Terjadinya kerusakan hidrologis wilayah hulu sehingga waduk dan juga saluran irigasi diisi oleh
sedimen. Hal ini kemudian menjadikan kapasitas dan daya tamping menjadi drop. Cadangan air
yang kurang akan memicu kekeringan parah saat musim kemarau tiba.
3. Penyebab kekeringan di Indonesia lainnya adalah persoalan agronomis atau dikenal juga
dengan nama kekeringan agronomis. Hal ini diakibatkan pola tanam petani di Indonesia yang
memaksakan penanaman padi pada musim kemarau dan mengakibatkan cadangan air semakin
tidak mencukupi.
Kekeringan di Indonesia biasanya terjadi di wilayah pertanian tadah hujan, wilayah irigasi
golongan, wilayah gardu liar dan juga titik endemic kekeringan. Ada beberapa hal yang bisa dilakukan
sebagai upaya untuk menanggulangi kekeringan di Indonesia, antara lain:
1. Memperbaharui paradigma petani terkait kebiasaan memaksakan penanaman padi di musim
kemarau.
2. Membangun atau merehabilitasi jaringan sistem irigasi
3. Membangung serta memelihara wilayah konservasi lahan juga wilayah resapan air.
4. Mengaplikasikan juga memperhatikan lebih cermat peta rawa yang mengalami kekeringan.
5. Menciptakan kalender tanam.
6. Pemerintah menyediakan informasi perubahan iklim yang lebih akurat.
7. dan lain-lain.
5W+1H

1. Apa tema artikel diatas?


Tentang penyebab kekeringan yang terjadi di Indonesia dan cara penanggulangannya
2. Siapa saja yang dirugikan jika terjadi kekeringan di Indonesia?
Semuanya dapat dirugikan, dimulai dari petani karena kekeringan menjadikan produksi
pertanian yang rendah akan berakibat pada menurunnya kondisi pangan nasional bangsa dan
menyebabkan stabilisasi perekonomian mudah goyah.
3. Dimana biasanya terjadi kekeringan di Indonesia ?
Kekeringan di Indonesia biasanya terjadi di wilayah pertanian tadah hujan, wilayah irigasi
golongan, wilayah gardu liar dan juga titik endemic kekeringan.
4. Kapan terjadinya kekeringan di Indonesia?
Ketika perubahan ENSO atau El-Nino Southern Oscilation. ENSO inilah yang menjadi
penyebab utama kekeringan yang muncul apabila suhu di permukaan laut pasifik equator
tepatnya di bagian tengah sampai bagian timur mengalami peningkatan suhu
5. Kenapa kekeringan sangat merugikan para petani?
Karena Kekeringan di Indonesia merupakan persoalan yang memiliki dampak yang cukup
signifikan utamanya dalam bidang pertanian. Kekeringan yang terjadi terlalu lama bisa
berdampak pada turunnya produksi tanaman dan merugikan petani.
6. Bagaimana mengatasi kekeringan di Indonesia?
a. Memperbaharui paradigma petani terkait kebiasaan memaksakan penanaman padi di musim
kemarau.
b. Membangun atau merehabilitasi jaringan sistem irigasi
c. Membangung serta memelihara wilayah konservasi lahan juga wilayah resapan air.
d. Mengaplikasikan juga memperhatikan lebih cermat peta rawa yang mengalami kekeringan.
e. Menciptakan kalender tanam.
f. Pemerintah menyediakan informasi perubahan iklim yang lebih akurat.
TRAGEDI TSUNAMI ACEH 2004 DAN PELAJARANNYA

Penyebab Tsunami Aceh

Tsunami Aceh adalah salah satu bencana alam yang dahsyat. Dengan korban sekitar 280.000
jiwa yang terjadi di berbagai negara, membuatnya menjadi salah satu bencana alam paling mematikan
sepanjang sejarah.

Gambar situasi setelah terjadi tsunami Aceh 2004

Umumnya orang melihat bencana ini akibat dari gempa bumi yang terjadi 30 menit sebelum
tsunami terjadi sebagaimana lazimnya tsunami di daerah lain. Namun ada juga yang punya pendapat
lain, yaitu akibat bom nuklir. Ada beberapa hal yang menjadi pertimbangan dalam menilai
penyebab tsunami Aceh 2004:

1. Bukan Tsunami Pertama. Tsunami Aceh tahun 2004 bukanlah tsunami pertama kali
menerjang Aceh. Sebelumnya ada tsunami aceh pernah terjadi tahun 1861 dan tahun 1907.
2. Panjang Rekahan: Gempa bumi Aceh 2004 menyebabkan rekahan sepanjang lebih kurang
1600 Km yang menjadi sumber tsunami aceh, hal ini dapat dilihat dengan adanya pulau yang naik
dan turun di sepanjang zona rekahan atau rupture.
3. Kawasan Tektonik Aktif: Secara tatanan tektonik, kita memang berada pada jalur tektonik
aktif dimana lempeng Indo-Australia yang bergerak dengan kecepatan 5 Cm/tahun menumjam di
bawah lempeng Eurasia. Kesimpulannya, Indonesia memang berpotensi tinggi mengalami gempa
bumi.

Ilmuwan menilai sumber gelombang mematikan itu jelas adalah gempa bumi Sumatera-
Andaman 9,2, yang merupakan salah satu yang paling kuat dari yang pernah ada. Menurut beberapa
studi terbaru, justru patahan jauh lebih kecil yang mengirim tembok air setinggi 100 kaki meluncur ke
provinsi Aceh. Jika benar, penemuan itu akan menjelaskan apa yang benar-benar melahirkan bencana
tahun 2004. Gempa terjadi akibat dari patahnya rekahan sepanjang 1.600 kilometer di mana lempeng
tektonik India bertabrakan di bawah lempeng Sunda. Rekahan diperkirakan telah tergelincir 20-25
meter dalam waktu hampir seketika.

Gempa bumi ini terjadi ketika lempeng Hindia disubduksi oleh lempeng Burma dan
menghasilkan serangkaian tsunami mematikan di pesisir sebagian besar daratan yang berbatasan
dengan Samudra Hindia. Ini merupakan salah satu bencana alam paling mematikan sepanjang sejarah.
Indonesia adalah negara yang terkena dampak paling besar, diikuti Sri Lanka, India, dan Thailand.
Dengan kekuatan Mw 9,19,3, gempa ini merupakan yang terbesar ketiga yang pernah tercatat
di seismograf dan memiliki durasi terlama sepanjang sejarah, sekitar 8,3 sampai 10 menit. Gempa
tersebut mengakibatkan seluruh planet Bumi bergetar 1 sentimeter dan menciptakan beberapa gempa
lainnya sampai wilayah Alaska. Episentrumnya berada di antara Simeulue dan daratan Sumatera.

Proses Terjadinya Tsunami

Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.

b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam

c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.

d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.

Pelajaran Mahal Dibalik Tsunami Aceh

Pentingnya sharing informasi dan komunikasi publik yang cepat, akurat dan tepat. Hal ini
mendukung penyaluran bantuan yang terbuka dan tepat sasaran.
Faktor kepemimpinan dan peran para pemimpin untuk terjun langsung ke lapangan. Dengan
kehadiran pemimpin dilapangan maka keputusan, arahan dan tindakan yang dijalankan akan tepat
karena sesuai dengan situasi objektif yang ada di daerah bencana.
Peningkatan sistem peringatan bahaya gempa dan tsunami
Sosialisasi mengenai mitigasi bencana alam dan penanganannya secara luas termasuk
pendidikan

5W + 1 H

1. Apa masalah artikel diatas?

Artikel diatas membahas tentang tsunami yang terjadi di Aceh pada tahun 2004

2. Kapan terjadi tsunami di Aceh?

Aceh terkena tsunami pada tahun 2004, 1861 dan 1907

3. Dimana saja negara yang terkena dampak tsunami tersebut?

Indonesia adalah negara yang terkena dampak paling besar, diikuti Sri Lanka, India, dan
Thailand
4. Kenapa terjadi tsunami di Aceh pada tahun 2004?

Karena terjadi Gempa bumi di lempeng Hindia sehingga mengakibatkan tsunami di Aceh

5. Siapa saja yang terkena dampak paling parah akibat gempa dan tsunami tersebut?

Masyarakat Aceh, dan masyarakat di negara Sri Lanka, India dan Thailand

6. Bagaimana terjadinya tsunami?

Proses terjadinya tsunami dapat dijelaskan sebagai berikut:

a. Gempa bawah laut merenggutkan massa besar air laut dalam satu hentakan kuat.

b. Gelombang balik air menerjang dengan kecepatan hingga 800 Km/jam

c. Mendekati pantai, gelombang melambat namun mendesak ke atas.

d. Gelombang menghempas ke daratan dan menghancurkan apapun di belakang pantai.


ANALISIS GEMPA BUMI MENTAWAI MENURUT PAKAR

Gempa bumi yang terjadi di Mentawai, Sumatera Barat, Rabu (2/3) kemarin cukup membuat
masyarakat panik. Dengan kekuatan 7,8 Skala Richter (SR), sumber gempa di bawah laut, sehingga
berpotensi tsunami. Namun peringatan tersebut dicabut karena pusatnya jauh daratan dan
kedalamannya yang kecil.

Pakar gempa bumi dari ITB, Irwan Meilano mengatakan, peristiwa gempa bumi di Mentawai
pada Rabu (2/3) lalu tersebut merupakan peristiwa yang menarik dan penting bagi keilmuan. Pasalnya,
gempa tersebut terjadi bukan di daerah batas lempeng seperti di zona Nias, zona Mentawai, zona Aceh,
dan zona Bengkulu, tapi gempa terjadi di bagian luar lempeng, yaitu di bawah laut, kira-kira 600
kilometer dari Mentawai. Gempa seperti ini disebut penting karena jarang terjadi. Terakhir, gempa
dengan karakteristik seperti ini pernah terjadi pada April 2012. Gempa tersebut memiliki karakteristik
menggeser secara mendatar, sehingga potensinya kecil untuk menghasilkan tsunami. Irwan
mengatakan, kalaupun gempa tersebut sampai menyebabkan tsunami, maka tsunami yang terjadi tidak
akan tinggi. Menurut Irwan, gempa di Mentawai Rabu lalu tidak ada kaitannya dengan peristiwa gempa
di Aceh, Nias, dan Bengkulu beberapa tahun silam. Tapi gempa itu berkaitan dengan peristiwa-
peristiwa gempa di Samudera Hindia, seperti gempa pada April 2012.

Yang menarik bagi para pakar dan harus dipelajari dengan baik secara keilmuan karena
gempa ini terjadi bukan di batas lempeng seperti yang biasa kita ketahui, tetapi di dalam lempeng dan
lempengnya lempeng lautan, lempeng oceanic. Lempeng lautan yang kita menyangka lebih tipis, tidak
setebal yang kontinen. Jadi kalaupun terjadi gempa tidak akan terlalu besar. Namun gempa yang
kemarin justru berkekuatan cukup besar yaitu 7,8 SR. Untuk sebuah gempa dengan karakteristik geser
mendatar, (7,8 SR) itu cukup besar, demikian pernyataan Dr. Irwan Meilano, Pakar Gempa Bumi ITB.
Irwan menambahkan, gempa tersebut bisa berkekuatan besar karena ketika lempeng bergerak,
di dalam lempeng tersebut pergerakannya berbeda.

Ini terjadi karena ketika lempeng bergerak, ternyata walaupun satu lempeng tapi geraknya
nggak bareng. Pergerakan yang berbeda dalam satu lempeng itulah yang memungkinkan terjadinya
akumulasi energi dan akhirnya menghasilkan gempa, ujar Dr. Irwan Meilano.

Menurut Irwan, gempa kemarin terjadi di lempeng Samudera Oceanic dan terjadi di antara
daerah transisi lempeng Oceanic dari India dan lempeng lautan Indo-Australia. Karena berada di daerah
transisi lempeng, maka gerakannya tidak bersamaan. Meski langka atau jarang terjadi, ternyata gempa
seperti ini berpotensi terjadi di Indonesia. Irwan memperkirakan, dalam beberapa minggu ke depan
masih akan terjadi gempa susulan namun dengan kekuatan yang terus mengecil dan tidak berpotensi
tsunami. Dengan kecilnya potensi tsunami, maka masyarakat sudah bisa melakukan aktivitas kembali
seperti biasa.

5W + 1 H

1. Apa yang terjadi di Mentawai?


Yang terjadi di Mentawai adalah gempa bumi
2. Kapan gempa tersebut terjadi?
Gempa tersebut terjadi pada hari rabu tanggal 2 Maret 2016
3. Dimana pusat gempa tersebut?
Gempa tersebut terjadi di bawah laut, kira-kira 600 kilometer dari Mentawai
4. Kenapa gempa tersebut tidak menyebabkan tsunami?
Karena Gempa tersebut memiliki karakteristik menggeser secara mendatar, sehingga potensinya
kecil untuk menghasilkan tsunami
5. Siapa pakar gempa bumi yang menjelaskan gempa mentawai tersebut?
Beliau adalah Pakar gempa bumi dari ITB, Irwan Meilano
6. Bagaimana gempa mentawai tersebut bisa terjadi?
Gempa tersebut terjadi di lempeng Samudera Oceanic dan terjadi di antara daerah transisi lempeng
Oceanic dari India dan lempeng lautan Indo-Australia. Karena berada di daerah transisi lempeng,
maka gerakannya tidak bersamaan
Longsor di Bantul Terjadi Akibat Ulah Manusia

Banyaknya kejadian tanah longsor ataupun tanah bergerak yang ada di DIY, khususnya
Kabupaten Bantul, tak lepas dari perilaku warga atau manusia yang mendiami lokasi rawan bencana
tersebut. Ketua Forum Masyarakat Madani (FMM) Waljito menilai, kesadaran masyarakat terhadap
kelestarian lingkungan masih sangat kurang. Banyak lahan-lahan kritis yang tidak segera ditangani,
berpotensi bencana dan mengancam warga.
Selain berpotensi longsor, lahan kritis tersebut juga akan membawa dampak di musim kemarau
nantinya. Karena jika lahan kritis dibiarkan dan tidak segera ditangani, maka potensi kekeringan yang
begitu parah di musim kemarau akan terjadi. "Potensi akan semakin besar jika hal tersebut dibiarkan,
terlebih kondisi cuaca atau iklim belakangan ini tidak bisa diprediksi," jelasnya.
Dari pengamatannya, cukup banyak lahan kritis di perbukitan yang belum tertangani, sehingga
berpotensi menimbulkan bencana. Tak hanya dari sisi pembangunan, ternyata banyak masyarakat tidak
mengindahkan potensi bencana di lokasi mereka.
Meski sudah mengetahui jika kondisi lahan mereka berpotensi bencana tanah longsor, tetapi
mereka tetap nekat membangun rumah tanpa mengindahkan dampak pembangunan tersebut. Bisa
dilihat di berbagai perbukitan, seperti di Bukit Bintang Piyungan. Pembangunan yang tidak
mengindahkan kondisi lingkungan, meski teksturnya rawan longsor, tetapi banyak yang ngawur
mendirikan bangunan, ungkapnya.
Kini, dengan menggandeng pihak kepolisian, FMM akan melakukan pengawasan lingkungan
dan juga gerakan penghijauan. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten
Bantul Dwi Daryanto mengakui, banyak wilayah di Bantul yang masuk dalam lokasi rawan bencana.
Berdasarkan data BPBD Bantul, setidaknya ada 15 desa yang masuk dalam zona merah rawan
bencana tanah longsor. Padahal dari 15 desa tersebut, baru satu desa yaitu Wonolelo yang sudah siap
menghadapi bencana tanah longsor.
5W + 1 H

1. Apa penyebab sering terjadinya longsor dan tanah bergerak di Yogyakarta terutama di Bantul?
Penyebabnya adalah kurangnya kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan sehingga
Banyak lahan-lahan kritis yang tidak segera ditangani, berpotensi bencana dan mengancam
warga.
2. Kapan lahan kritis dapat memberikan dampak lain selain longsor?
Ketika di musim kemarau
3. Dimana lokasi pembangunan perumahan yang tidak memperhatikan kondisi lingkungan?
Di berbagai perbukitan, seperti di Bukit Bintang Piyungan
4. Kenapa sering terjadi longsor di Kabupaten Bantul?
Karena kesadaran masyarakat terhadap kelestarian lingkungan masih sangat kurang
5. Siapa yang paling peduli terhadap isu kerusakan alam di Kabupaten Bantul?
Ketua Forum Masyarakat Madani (FMM) Waljito
6. Bagaimana cara Waljito mencegah terjadinya tanah longsor di Kabupaten Bantul?
Dengan menggandeng pihak kepolisian, FMM akan melakukan pengawasan lingkungan dan
juga gerakan penghijauan.
KEBAKARAN HUTAN AKIBAT ULAH MANUSIA

Indonesia merupakan negara yang berada di khatulistiwa dan memiliki hutan yang unik.
Memiliki kelembapan yang tinggi sehingga sulit terbakar, merupakan keunikan hutan Indonesia. Oleh
sebab itu, hutan Indonesia termasuk jenis hutan hujan tropis. Peneliti dari Pusat Penelitian (Puslit)
Biologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Prof Tukirin Partomihardjo mengatakan, saat ini
hutan-hutan tersebut mengalami kerusakan, penurunan kelembapan, serta bukaan kanopi akibat
kebakaran hutan dan lahan. Menurutnya, kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi karena ada campur
tangan manusia. Tukirin mengatakan, hutan tropis yang memiliki kelembapan tinggi bisa melakukan
penyembuhan sendiri. Namun, bila rusak parah akibat kebakaran, hutan tersebut tidak bisa
memperbaiki sendiri. Seperti gambut, bila rusak tak akan mungkin bisa memperbaiki dirinya sendiri.
Itu karena gambut yang terbakar akan menjadi abu. Dia menambahkan, gambut memiliki kemampuan
menyerap air yang luar biasa. Substansi gambut lima kali lipat dari gambutnnya. Kalau gambutnya 5
kg, bisa mengangkut air 25 kg, ucap Tukirin.

Belum Paham
Ia melanjutkan, saat ini masyarakat di daerah belum paham cara memperlakukan hutan.
Pemerintah juga dinilai tidak serius menangani kebakaran. Kebakaran setiap tahun ada. Pemerintah
tidak ada perhatian serius. Bila negara tetangga ada ribut-ribut, kita baru pada ribut. Bila pemerintah
konsisten mengelola hutan, tidak akan terjadi seperti itu, tutur Tukirin. Ia menambahkan, dari hasil
penelitian yang dilakukannya, ditemukan dampak kerusakan lingkungan akibat kebakaran terbagi
menjadi tiga yakni kebakaran ringan. Pertama, yang terbakar hanya semak pendek. Kedua, kebakaran
sedang yang membakar habis lapisan semak.
Kebakaran berat dapat mematikan seluruh pepohonan penyusun hutan lebih dari 80 persen.
Hutan gambut umumnya akan mati seluruhnya. Itu sebab tidak ada pohon yang mampu bertahan
setelah kebakaran, apalagi kebakaran berulang akan memusnahkan seluruh jenis primer, kata Tukirin.

Tantangan Serius
Peneliti Puslit Kemasyarakatan dan Kebudayaan LIPI, Prof Herman Hidayat mengatakan,
kebakaran hutan dan perubahan iklim merupakan tantangan serius yang dihadapi masyarakat global.
Menurutnya, kebakaran hutan merupakan salah satu elemen dari kerusakan lingkungan akibat
eksploitasi sumber daya alam. Ia mengatakan, hutan dibagi menjadi tiga jenis, yaitu hutan tropis, hutan
konservasi, dan hutan lindung. Herman mengatakan, hutan lindung berbeda dari hutan konservasi.
Selain itu, ada hutan gambut yang memiliki karakkteristik sendri. Bila hutan gambut terbakar,
interaksinya sebagai penyimpanan/storage air akan beralih fungsi, ucapnya. Menurutnya, lahan
gambut sebenarnya tidak bisa digunakan untuk budi daya kelapa sawit dan hutan tanaman industri
(HTI). Hal ini tertulis dalam peraturan yang dibuat pemerintah.
Sebenarnya gambut bisa digunakan untuk industri dengan kedalaman tanah tidak lebih dari 3
meter. Tapi, dalam praktiknya ditemukan lebih dari 3 meter dan dioperasionalkan untuk perkebunan
sawit, agro-forestry, dan HTI, ujarnya.
Hutan gambut yang terbakar akan berdampak pada masyarakat karena menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA). Selain itu, ada HTI atau konversi, yaitu hutan produksi yang
digunakan untuk bisnis dengan luas di atas 20.000 ha. Namun, pemberian/peminjaman hutan 10.000 ha
harusnya melalui provinsi dan di atas itu harus melalui pusat serta dievaluasi. Herman menambahkan,
pemerintah harus bisa menindak tegas pelaku pembakaran hutan dan lahan.

5W + 1 H

1. Apa tema artikel diatas?


Kebakaran hutan di Indonesia terjadi akibat ulah manusia
2. Siapa yang mengatakan bahwa kebakaran hutan di Indonesia akibat ulah manusia?
Peneliti dari Pusat Penelitian (Puslit) Biologi Lembaga Ilmu Penelitian Indonesia (LIPI), Prof
Tukirin Partomihardjo mengatakan, saat ini hutan-hutan tersebut mengalami kerusakan,
penurunan kelembapan, serta bukaan kanopi akibat kebakaran hutan dan lahan. Menurutnya,
kebakaran hutan dan lahan dapat terjadi karena ada campur tangan manusia.
3. Kapan hutan bisa rusak parah dan tidak bisa diperbaiki lagi?
Ketika terbakar berat
4. Dimana letak hutan Indonesia?
Indonesia merupakan negara yang berada di khatulistiwa dan memiliki hutan yang unik.
Memiliki kelembapan yang tinggi sehingga sulit terbakar, merupakan keunikan hutan Indonesia
5. Kenapa hutan gambut berbahaya jika terbakar?
Hutan gambut yang terbakar akan berdampak pada masyarakat karena menyebabkan penyakit
infeksi saluran pernapasan atas (ISPA)
6. Bagaimana sikap pemerintah terhadap pembakar hutan?
Pemerintah harus bisa menindak tegas pelaku pembakaran hutan dan lahan

Anda mungkin juga menyukai