com Page
1
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI................................................................................................................................2
BAB VI.........................................................................................................................................98
ASUHAN KEPERAWATAN HALUSINASI................................................................98
A. Definisi Persepsi....................................................................................................98
B. Definisi Halusinasi................................................................................................98
C. Jenis Halusinasi....................................................................................................100
D. Faktor Predisposisi..............................................................................................101
E. Faktor Prespitasi...................................................................................................102
F. Tanda dan Gejala..................................................................................................105
G. Proses Terjadinya Halusinasi...........................................................................105
H. Asuhan Keperawatan..........................................................................................107
BAB X........................................................................................................................................166
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN EKSPRESI MARAH.........166
A. Pengertian Marah................................................................................................166
B. Rentang Respon Kemarahan............................................................................166
C. Proses Kemarahan...............................................................................................167
D.Pengkajian Keperawatan....................................................................................169
E. Fungsi Positif Marah..........................................................................................171
F. Respon Perawat Terhadap Kemarahan Klien..............................................171
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
5
G. Diagnosa Keperawatan......................................................................................172
H. Intervensi Keperawatan.....................................................................................172
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................................309
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
8
BAB I
KONSEP KEPERAWATAN JIWA
120
kepribadiannya.
121
122
Indikator sehat jiwa meliputi sifat yang positif terhadap diri sendiri,
dengan lingkungan
123
Rosdahl
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
9
23 Johnson
Suatu kondisi sehat emosional, psikologis dan sosial yang terlihat dari
hal ini dapat dipercayai jika melihat diri sendiri secara utuh/total
1 Integrasi
yang positif saja tapi yang negatif juga merupakan bagian anda. Jadi
d. Otonomi
orang dewasa harus mengambil keputusan untuk diri sendiri dan menerima
pasienpun bukan diatur oleh perawat tapi mereka yang memilih sendiri
Stressor sering dimulai secara tidak akurat. Contoh: putus pacar karena
perbedaan adat
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
10
0 H. Maslow
Bila kebutuhan dasar terpenuhi maka akan tercapai aktualisasi diri. Cirinya
adalah:
2 Mewujudkan spontanitas
4 Butuh privasi
memperbaiki diri
10 Demokrasi
11 Etik kuat
12 Humor/tidak bermusuhan
13 Kreatif
1 Yahoda
2 Integrasi (keseimbangan/keutuhan)
3 Otonomi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
11
0 Persepsi realitas
1 Menurut ANA
komunitas
multidisiplin
and Practice of Psychiatric Nursing Care (1995), peran perawat adalah sebagai
pada klien
1 Mendemontrasikan penerimaan
2 Respek
3 Memahami klien
0 Sebagai pendidik
internasional
3 Sebagai konselor.
Model ini menjelaskan bahwa gangguan jiwa dapat terjadi pada seseorang
(ego) untuk mematuhi tata tertib, peraturan, norma, agama (super ego/das
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
15
uber ich), maka mendorong terjadinya penyimpangan perilaku (deviation
of behavioral)
Faktor penyebab lain gangguan jiwa dalam teori ini adalah adanya konflik
masa oral dimana anak tidak mendapatkan air susu secara sempurna, tidak
untuk memasukan benda pada mulutnya pada fase oral dan sebagainya.
Hal ini akan menyebabkan traumatik yang membekas pada masa dewasa.
Proses terapi pada model ini adalah menggunakan metode asosiasi bebas
yang khusus
Menurut model konsep ini, kelainan jiwa sesorang bisa muncul akibat
ditolak atau tidak diterima oleh orang disekitarnya. Sebagai contoh dalam
seorang anak yang dilahirkan dari hasil hubungan gelap, ibunya pernah
kasih sayang, maka ia akan tumbuh menjadi anak yang tidak diterima oleh
orang lain.
Proses terapi menurut konsep ini adalah build feeling security (berupaya
dicemaskan oleh klien saat berhubungan dengan orang lain), therapist use
dengan orang lain seperti: saya senang berbicara d engan anda, saya siap
seperti atasan yang galak, istri yang cerewet, anak yang naka, tetangga
yang buruk, guru yang mengancam atau teman sebaya yang jahat akan
Prinsif proses terapi yang sangat penting dalam konsep model ini adalah
bersih, teratur, harum, tidak bising, ventilasi cukup, panataan alat dan
tanaman, tata lampu yang indah, hubungan kerja yang harmonis, hubungan
terjadi bila individu gagal menemukan jati dirinya dan tujuan hidupnya.
seharusnya saya bersikap agar orang lain menyukai saya? Apa peganggan
jalan hidp saya? Norma mana yang saya anut? Seringkali individu merasa
dirinya sendiri dan menerima kritik atau feed back tentang perilakunya
dan mendapatkan feed back dari orang lain, misalnya melalui terapi
klien melalui feed back, kritik, saran atau reward & punishment.
masalah yang muncul saat ini da tidak ada kaitannya dengan masa lalu.
Stressor pada saat ini misalnya berupa PHK atau ujian yang dianggap
penting sekali seperti ujian PNS, ujian saringan masuk PTN, tes masuk
yang ada pada dirinya; kekuatan mana yang dapat dipakai alternatif
pemecahan masalahnya.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
20
Perawat harus membantu individu dalam melakukan identifikasi coping
yang dimiliki dan yang biasa yang digunakan klien. Terapist berupaya
yang komplek meliputi: aspek fisik, genetik, lingkungan dan faktor sosial.
23 Gangguan Jiwa
bertingkah laku. Hal ini terjadi karena menurunnya semua fungsi kejiwaan.
ditemukan adanya gangguan pada fungsi mental yang meliputi : emosi, pikiran,
mengganggu dalam proses hidup di masyarakat. Hal ini dipicu oleh adanya
berinteraksi dengan orang lain, maka akan timbul respons fisiologis maupun
psikologis ketika keinginan tersebut tidak tercapai. Kondisi ini terjadi karena
seseorang tidak mau belajar dari sebuah proses interaksi dengan orang lain
kondisi fisik akibat gagalnya pencapaian sebuah keinginan yang juga akan
berimbas pada menurunnya semua fungsi kejiwaan, terutama minat dan motivasi
Perasaan tertekan atau depresi akibat gagalnya seseorang dalam memenuhi sebuah
mengatakan bahwa kriteria umum gangguan jiwa meliputi beberapa hal berikut ini
0 FAKTOR BIOLOGIK
yaitu fungsi sosial yang kompleks seperti agresi dan perilaku seksual
0 FAKTOR PSIKOLOGIK
sangat kompleks tergantung dari situasi, individu dan konstitusi orang itu.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
24
Hal ini sangat tergantung pada bantuan teman, dan tetangga selama
periode stres. Struktur sosial, perubahan sosial dan tigkat sosial yang
0 FAKTOR SOSIOBUDAYA
perbedaan satu budaya dengan budaya yang lainnya, menurut Zubin, 1969,
gangguan jiwa.
A. Definisi Stres
Stres adalah reaksi dari tubuh (respons) terhadap lingkungan yang dapat
memproteksi diri kita yang juga merupakan bagian dari sistem pertahanan yang
membuat kita tetap hidup. Stres adalah kondisi yang tidak menyenangkan di mana
manusia melihat adanya tuntutan dalam suatu situasi sebagai beban atau di luar
Patel (1996), stres merupakan reaksi tertentu yang muncul pada tubuh yang bisa
Hans Selye (dalam Sehnert, 1981) yang mendefinisikan stres sebagai respon yang
tidak spesifik dari tubuh pada tiap tuntutan yang dikenakan padanya. Stress adalah
suatu keadaan yang bersifat internal, yang bisa disebabkan oleh tuntutan fisik
(badan), atau lingkungan, dan situasi sosial, yang berpotensi merusak dan tidak
terkontrol.
temperature, and the like) or by environmental and social situations which are
coping (Morgan & King, 1986: 321). Menurut Lazarus (1976) stres adalah suatu
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
27
keadaan psikologis individu yang disebabkan karena individu dihadapkan pada
B. Jenis Stres
Ada dua jenis stres yaitu baik dan buruk. Stres melibatkan perubahan
1024 Eustres
mendapatkan sesuatu yang baik dan berharga. Dengan stres yang baik
semua pihak akan merasa diuntungkan. Dengan begitu, stres yang baik
mencapai performanya yang lebih tinggi. Stres yang baik terjadi jika setiap
stimulus mempunyai arti sebagai hal yang memberikan pelajaran bagi kita,
1025 Distres
Distres dihasilkan dari sebuah proses yang memaknai sesuatu yang buruk,
0 Stimulus
menjadi tiga :
0.0 Keadaan kronis, contoh hidup dalam keadaan suasana yang bising
1 Respon
2 Proses
Stres sebagai suatu proses terdiri dari stresor dan strain ditambah dengan satu
Proses ini melibatkan interaksi dan penyesuaian diri yang kontinyu yang
disebut juga dengan istilah transaksi antara manusia dengan lingkungan, yang
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
29
didalamnya termasuk perasaan yang dialami dan bagaimana orang lain
merasakannya.
0 Klasifikasi Stres
0.0 Stres Akut (Acute Stress) merupakan reaksi terhadap ancaman yang
(fight or flight). Suatu ancaman dapat terjadi pada situasi apa pun yang
pernah dialami bahkan secara tidak disadari atau salah dianggap sebagai
0 kebisingan,
1 keramaian,
2 pengasingan,
3 lapar,
4 bahaya,
5 infeksi, dan
(mengerikan).
Pada banyak kejadian, suatu waktu ancaman akut telah dilalui, suatu
E. Penyebab Stres
cacat fisik, merasa penampilan kurang menarik; (2) psikologik, negatif thinking ,
sikap permusuhan, iri hati, dendan dan sejenisnya; (3) sosial: (a ) kehidupan
keluarga yang tidak harmonis; (b) faktor pekerjaan; (c) iklim lingkungan.
Penyebab Stres yang bukan bersumber dari pekerjaan: (1) Ttime based
dengan tugas rumah tangga, misalnya wanita yang berperan ganda; (2) Strain
based conflict, terjadi ketika stres dari sumber meluap melebihi kemampuan yang
dimiliki orang tersebut, misalnya kematian suami atau isteri; (3) Role behavior
lingkungan yang ada kalanya bertentangan dengan tuntutan pekerjaan; (4) Stres
keluarga, relokasi, keadaan ekonomi dan keuangan, ras dan kelas, dan keadaan
komunitas/tempat tinggal.
organisasi, keadaan fisik dalam organisasi, dan proses yang terjadi dalam
organisasi.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
31
0 Group stressors, yang terdiri dari kurangnya kebersamaan dalam grup,
dan intergrup.
Evans, 1982) serta Evans dan Cohen (dalam Veitch & Arkkelin) :
0 Fenomena
kejadian yang menyangkut banyak orang seperti bencana alam, perang, banjir
dsb.
1 Kejadian-
respon terhadap penyakit atau kematian serta ketika seseorang kena PHK.
2 Daily hassles,
3 Ambient
F. Sumber-Sumber Stres
Berikut ini adalah sumber-sumber stres yang biasa terjadi dalam kehidupan :
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
32
Terkadang sumber stres berasal dari individunya sendiri. Salah satu yang
dapat menimbulkan stres dari pribadi sendiri adalah melalui penyakit yang
biologis dan psikologis, dan tingkatan stres yang dihasilkan oleh demands
tersebut bergantung pada keseriusan penyakit dan usia dari orang tersebut.
bertolak belakang.
Jika kita terlepas dari stres akibat pekerjaan, sangatlah penting untuk
yang biasa disebut sebagai faktor prespitasi antara lain sebagai berikut :
Biologis a. Genetika.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
33
Banyak ahli beranggapan bahwa masa kehamilan mempunyai keakraban
0 Case History
di masa depan, dapat berupa penyakit di masa kecil seperti demam tinggi
dan sebagainya.
0 Tidur
Istirahat yang cukup akan memberikan energi pada kegiatan yang sedang
1 Diet
2 Penyakit
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
34
Beberapa penyakit dapat menjadi stresor pada individu berupa tuberkulosis
0 Faktor psikologis
0.0 Persepsi
individu bereaksi terhadap stres tersebut. Hal ini juga dipengaruhi oleh
0.1 Emosi
Emosi merupakan hal sangat penting dan kompleks dalam diri individu.
1 Faktor Lingkungan
individu dapat memicu terjadinya stres. Hal tersebut dapat berupa bencana
dalamnya.
0 Lingkungan sosial
Hubungan yang buruk dengan orang tua,bos atau rekan kerja adalah hal-
hal yang berhubungan dengan orang lain yang apabila tidak berjalan
dengan baik akan menjadi stresor bagi individu jika tidak dapat
memperbaiki hubungannya.
23 Reaksi fisik : sakit kepala, sakit lambung, darah tinggi, sakit jantung
0respon yang terjadi hanya setempat dan tidak melibatkan semua system
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
36
23 respon bersifat jangka pendek dan tidak terus menerus.
Respon LAS ini banyak kita temui dalam kehidupan kita sehari hari
1) Respon inflamasi
Respon ini distimulasi oleh adanya trauma dan infeksi. Respon ini
memusatkan diri hanya pada area tubuh yang trauma sehingga penyebaran
protein, leucosit dan cairan yang lain dapat masuk ketempat yang
cedera tersebut.
dan sel yang telah mati dan bahan lain yang dihasilkan ditempat
cedera.
yang terlibat didalamanya adalah sistem saraf otonom dan sistem endokrin.
kewaspadaan mental.
menit sampai jam. Bila stresor masih menetap maka individu akan masuk
jika ini berhasil tubuh akan memperbaiki sel sel yang rusak. Bila gagal
maka individu tersebut akan jatuh pada tahapa terakhir dari GAS yaitu :
arteri koroner, dll. Bila usaha melawan tidak dapat lagi diusahakan, maka
Tahap ini cadangan energi telah menipis atau habis, akibatnya tubuh tidak
0 Reaksi
atau belajar, sikap pesimis, hilang rasa humor, malas, sikap apatis, sering
memecahkan barang-barang.
0 Kecemasan
Respon yang paling umum merupakan tanda bahaya yang menyatakan diri
0 Depresi
di bagian sebelumnya. Untuk menangani stres tentu saja lebih dulu kita mencari
0 Perilaku
(behavior)
1 Perasaan
(affect)
Sikap yang termasuk dalam affect diantaranya emosi, mood dan berbagai
perasaan lain misalnya sifat mudah marah atau emosional perlu diatasi
2 Sensasi
tubuh (sensation)
Misalnya tubuh kita sakit atau merasa nyeri atau kita mengalami kelelahan
tubuh yang luar biasa karena aktivitas pekerjaan, maka hal ini bisa juga
stres, ada baiknya kita memiliki waktu yang cukup untuk istirahat. Ingatlah
3 Penghayatan
mentalitas (imagery)
Mentalitas yang buruk seperti perasaan gagal, tidak bisa melakukan segala
untuk miskin dan gagal bisa mengakibatkan stres. Kita harus belajar untuk
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
41
Hubungan kita dengan orang-orang di sekitar kita perlu kita cermati. Jika
hubungan kita sedang bermasalah, tak perlu heran kalau akhirnya itu
membuat kita menjadi stres misalnya kita memiliki masalah serius dengan
kita atau memiliki masalah dengan rekan kerja atau dikhianati teman. Jika
0 Obat-obatan
sakit tetapi ketergantungan akan obat bisa memicu terjadinya stres. Hal ini
tertentu. Segala sesutau dapat menjadi berbahaya jika sudah mengikat dan
menjadi candu.
0 Mengelola Stres
0 Coping
dan eksternal. Adapun menurut Weiten dan Lloyd (dalam Syamyu Yusuf,
dari orang lain yang memiliki kedekatan (orang tua, suami/isteri, saudara
thinking).
Menurut Al-Faqi (2009) ada tujuh prinsip dasar berpikir positif, yaitu:
apa yang ada dalam persepsi Anda. Kalau Anda ingin merubah realitas
Yang terpenting bukan apa yang terjadi pada Anda, tetapi pada apa yang
akan Anda lakukan karena apa yang terjadi pada Anda (Robert Schuer)
(Polter).
26 Belajar dari masa lalu, hidup masa sekarang, tentukan target masa
depan. Masa lalu hanya kenangan dan masa depan tak lain hanyalah
perkiraan. Penuhlilah hidup Anda saat ini dengan cinta Allah, maka masa
lalu Anda akan menjadi kenangan indah dan masa depan Anda menjadi
23 Selalu ada nila spiritual dalam setiap problematika hidup. Siapa yang
bertaqwa kepada Allah akan diberi jalan keluar dan akan diberi rejeki dari
yang lebih baik. Terkadang Allah menutup suatu pintu dihadapan kita
untuk membuka pintu lain yang lebih baik. Akan tetapi kebanyakan orang
hanya memusatkan perhatiannya pada pintu yang tertutup itu tanpa mau
melirik pintu penuh harapan yang telah terbuka di sisi lain hidupnya.
Strategi berpikir positif. Pemikir adalah orang yang membuat pikiran dan
sebagai pemikir.
Strategi berkaca pada orang lain. Kita tidak melihat sesuatu sebagaimana
(Socrates).
Strategi merubah konsentrasi dan fokus. Semua orang besar akan tetap
menjadi orang besar. Setiap orang sukses pun akan selalu menjadi orang
Strategi pasang surut. Setiap hari berbuatlah untuk menurunkan porsi apa
yang tidak Anda inginkan dan menaikkan porsi apa yang Anda inginkan.
Lakukan terus sampai apa yang tidak Anda inginkan hilang dari hidup
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
45
Anda dan yang tertinggal hanya apa yang ingin Anda dapatkan dalam
0 Tersenyum
yang tidak penting dan sangat sepele, namun tanpa kita sadari mampu
yang terjadi akibat bergeraknya atau timbulnya suatu gerakan di bibir atau
sedang dalam kondisi biasa atau bahkan ketika sedang marah. Senyum
tentu saja senyum yang tulus. Suatu saat ketika Anda tidak tahu harus
berbuat apa ? atau memberi apa kepada orang lain, Anda masih punya
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
46
4. Relaksasi, yaitu upaya pengurangan ketegangan: (1) relaksasi ketegangan
transendensi/relegius.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
47
BAB III
ASUHAN KEPERAWATAN ANSIETAS
A. Definisi
Ansietas adalah perasaan khawatir yang tidak jelas dan tidak didukung
tanpa objek yang spesifik yang secara subjektif dialami dan dikomunikasikan
sosial atau pekerjaan atau penderitaan yang jelas bagi klien (Mansjoer, 1999).
Berdasarkan wacana diatas dapat disimpulkan bahwa ansietas perasaan takut atau
kekhawatiran yang tidak jelas yang dapat mempengaruhi fungsi sosial individu
yang mengalaminya.
B. Faktor Predisposisi
0 Teori psikoanalitik
23 Teori Perilaku
rasa sakit. Teori ini meyakini bahwa individu yang pada awal
0 Kajian Keluarga
0 Kajian Biologis
hamil).
tempat tinggal.
substansi kimia otak seperti serotonin dan GABA berperan dalam perkembangan
cemas. Locus Ceruleus, adalah suatu area otak yang mengawali respon terhadap
suatu bahaya dan mungkin respon tersebut berlebihan pada beberapa individu
keadaan frustasi yang disebabkan karena kegagalan untuk mencapai tujuan. Faktor
interpersonal yang menyebabkan ansietas terdiri dari tingkatan harga diri serta
ansietas dapat secara primer seperti trauma lahir dan subskuen seperti konflik
terjadinya ansietas. Faktor presipitasi tersebut antara lain adalah ancaman terhadap
integritas fisik dan ancaman terhadap sistem diri. Faktor-faktor predisposisi dan
presipitasi tersebut sebagai stresor yang dapat memunculkan suatu penilaian dari
Dalam menilai suatu stresor, ada individu yang memiliki sumber koping
dan ada yang tidak memliki sumber koping. Sumber koping tersebut terdiri dari
sosial, serta keyakinan dan budaya. Dari sumber koping tersebut, muncul suatu
maladaptif.
Pada mekanisme adaptif akan terdapat suatu motivasi positif dari individu
terhadap stresor yang dihadapi, sehingga tidak akan terjadi gangguan. Sedangkan
pada respon maldaptif, akan terjadi perilaku destruktif yang akan menimbulkan
gejala fisik, psikologis dan sosial kulturaldan tidak dapat ditoleransi oleh individu.
Respon sistem saraf otonom terhadap rasa takut dan ansietas menimbulkan
aktivitas involunter pada tubuh yang termasuk dalam pertahanan diri. Serabut
saraf simpatis mengaktifkan tanda-tanda vital pada setiap tanda bahaya untuk
konstriksi pembuluh darah perifer dan memicu darah dari sistem gastrointestinal
menyokong jantung, otot, dan sistem saraf pusat. Ketika bahaya telah berakhir,
simpatis.
PENILAIAN
PERILAKU PSIKOANALITIK TERHADAP
Frustasi yang Primer: STRESOR
disebabkan Trauma lahir
karena kegagalan Subsekuen:
untuk mencapai Konflik emosional antara
tujuan. ide dan superego
SUMBER KOPING
Penggunaan Koping
MEKANISME KOPING
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page 54
ADAPTIF MALADAPTIF
Motivasi positif dalam kehidupan 0 Terjadi perilaku destruktif
1 Menimbulkan gejala fisik,
Kesadaran psikologis dan sosial kultural
2 Tidak dapat ditoleransi oleh
Tidak terjadi gangguan individu
MK:
GANGGUAN ANSIETAS
E. Manifestasi Klinis
terhadap ruang terbuka, orang banyak serta adanya kesulitan untuk segera
Menurut Peplau (1952) dalam ada empat tingkatan ansietas mulai dari
ini. Pada ansietas tingkat berat dan panik kemampuan kognitif menurun secara
drastis, dan kemampuan bertahan yang lebih sederhana yang lebih dominan dan
mengambil alih. Individu yang mengalami ansietas tingkat ini sulit berpikir dan
melepas ketegangan disertai dengan respon flight (melayang), fly (terbang), dan
freeze (dingin).
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
56
Tingkat Respon Fisik Respon Kognitif Respon Emosional
informasi.
f. Tingkat pembelajaran
optimal
tangan. menurun.
suara tinggi.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
57
f. Kewaspadaan dan
ketegangan
menigkat.Sering
berkemih, sakit
berubah, nyeri
punggung.
menegang, h. Egosentris
mengertakan gigi.
h. Mondar-mandir,
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
58
berteriak.
i. Meremas tangan,
gemetar.
neurotransmiter
berkurang.
h. Wajah
menyeringai,
mulut ternganga.
GENERALIS SPESIALIS
PADA KLIEN DENGAN ANSIETAS
TUJUAN TINDAKAN TERAPI TUJUAN
TUM: Individu: A. Memberikan
Pasien mampu A. CBT informsi tentang
mengatasi rasa B. Perilaku ansietas dan
ansietas C. Relaksasi cara mengatasi
training B. Management
1. napas dalam perilaku,
2. meditasi perubahan
3. visualisasi perilaku
4. Penghentian C.1. mengatasi atau
pikiran menurunkan
ansietas dengan
meningkatkan
kapasitas paru
sehingga
menimbulkan
efek relaksasi
(management
gejala)
2. mengatasi
atau
menurunkan
ansietas yang
mengakibatkan
gangguan
konsentrasi
3. mengatasi
atau
menurunkan
ansietas dengan
menciptakan
kenyataan hidup
4. mengatasi
atau
menurunkan
ansietas dengan
mengatasi
pikitran negatif
atau
maladaptif
TUK 1 (SP 1) 1. mendiskusikan Kelompok: 1. meningkatkan
Pasien mampu kondisi saat ini 1. kelompok kemampuan
mengungkapkan 2. mendiskusikan suport koping
rasa ansietas dan cara mengatasi 2. musik 2. mengatasi atau
www.istanakeperawatan.blogspot.c Page
om 60
cara mengatasi takut/ cemas menurunkan
yang telah ansietas dan
digunakan meningkatkan
kemampuan
klien
TUK 2 (SP 2) 1. melatih cara Keluarga: 1. menurunkan
Pasien menerima mengatasi 1. Psikoedukasi ansietas
dukungan takut dan keluarga sampai
emosional, sosial cemas dengan ke tingkatan
dan spiritual dukungan paling rendah
emosi dengan
2. melatih cara meningkatkan
mengatasi pengetahuan
takut dan tentang penyakit
cemas dengan dan cara
dukungan perawatan klien
sosial serta memberi
3. melatih cara dukungan
mengatasi keluarga
takut dan
cemas dengan
dukungan
spiritual
0 Diagnosa Keperawatan
9/4/12 DS : Klien
I. Pohon Masalah
Isolasi sosial
Ansietas
stressor
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
63
J. Rencana Keperawatan Jiwa
T N Perencanaan
o. Tujuan KH Tindakan keperawatan
No. g
D
l
x
1. 1 Klien dapat a.Klien dapat a. Bina hubungan saling
berhubungan membina percaya dengan
dengan orang hubungan menggunakan prinsip
lain secara saling percaya komunikasi Terapeutik
optimal b. Klien dapat b. Diskusikan kemampuan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
64
yang ada. h. Beri pendidikan
kesehatan dan bantu
keluarga memberikan
dukungan pada klien
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
65
n mekanisme hubungan menggunakan prinsip
koping yang saling percaya
komunikasi terapeutik
adaptif secara b. Klien dapat
optimal 4 Gali penyebab ansietas
mengidentifika
sikan 5 Beri kesempatan pada
relaksasi untuk
7 Bersikap terbuka dan
mengurangi tenang
ansietas
d. Klien 8 Bantu klien untuk
mengungkapkan penyebab
mendapat ansietasnya
dukungan
keluarga dalam 9 Klien dapat
12 Dorong klien
untuk menggunakan
respon komunikasi
adaptif yang
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
66
dimilikinya
k. Bantu klien untuk
menghadapi ansietas
ringan
m. Beri aktifitas fisik
membantu klien
menggunakan koping
adaptif baru
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
67
1. pantau pola tidur klien
2. kaji tingkat
aktifitas klien
4. berikan lingkungan
yang tenang dengan
tingkat stimulus yang
rendah
A. Definisi Mood
dan mempengaruhi seseorang dalam waktu yang lama. Misalnya seseorang yang
sedih, malas untuk berkomunikasi, makan, bekerja dan sebagainya. Menurut John
meluasnya irama emosional seseorang, mulai dari rentang depresi sampai gembira
yang berlebihan (euphoria) dan gerak yang berlebihan (agitation). Deperesi dapat
terjadi secara tunggal dalam bentuk mayor depresi atau dalam bentuk lain seperti
Tidak merupakan suatu titik yang statis dan tetap. Dinamisasi tersebut dipengaruhi
klien yang mengalami gangguan alam perasaan, reaksinya cenderung menetap dan
0 Responsif
barang berharga.
0.0 Supresi
terhadap lingkungan..
Keadaan ini akan mengganggu fungsi individu secara efektif. Gejala yang
1. Mood Episode
Pada tipe ini, terdapat 5 atau lebih gejala-gejala yang ditampilkan selama
0 Perasaan depresif lebih banayk dalam sehari, hampir setiap hari yang
setiap hari.
1 Manic Episode
Pada tipe ini, ditandai dengan periode gangguan yang nyata dan
periode gangguan, 3 atau lebih gejala berikut telah menetap dan telah nampak
3 flight of ideas
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
71
0 peningkatan perilaku
1 keterlibatan
1 Depressive episode
Dapat berupa episode berulang atau episode tunggal. Hal ini dapat juga
b. Dysthymic disorder
Dikenal dengan Depresi Neurosis, yang ditandai dengan mood yang terdepresi
dalam sebagain besar hari. Dua atau lebih gejala depresi berikut dapat
ditampilkan yaitu menurunnya nafsu makan, kelelahan yang sangat, susah tidur
atau tidur berlebihan, harga diri rendah, kesulitan konsentrasi atau kesulitan
3. Bipolar disorders
a. Bipolar Disorders
b. Cyclothymic Disorders
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
72
Individu dengan kelainan ini cenderung untuk mengalami irama mood diantara
yang parah. Teori ini menunjukan rentang factor-faktor penyebab yang mungkin
1. Genetic Factor
riwayat keluarga atau keturunan. Hal ini disepakati bahwa faktor keturunan dan
Gangguan tipe bipolar dan mayor depressive terjadi pada keluraga, tetapi fakta
0.0 Salah satu orang tua menderita gangguan mood tipe bipolar;
0.1 Dua orang tua menderita ganguan mood tipe bipolar; kecenderungan
0.3 Satu dizygote kembar mengalami bipolar; kecenderungan 20% terjadi pada
saudara kembarnya
perasaan marah yang ditunjukan kepada diri sendiri. Menurut Sigmund Freud
depresi adalah agresi yang diarahkan pada diri sendiri sebagai bagian dari
nafasu bawaan yang bersifat merusak (instinc agresif). Untuk beberapa alas an
tidak secara langsung diarahkan pada objek yang nyata atau objek yang
akibat kehilangan atau perasaan ambivalen terhadap objek yang sangat dicintai.
Klien merasa marah dan mencintai yang terjadi secara bersamaan dan hal ini
tepat atau tidak rasional. Misalnya : ia marah pada kekasihnya yang memiliki
kekasih selain dirinya. Ia ungkapkan kemarahan pada diri sendiri karena timbul
benda atau seseorang yang sangat berarti dalam fase membutuhkan seseorang
yang memberikan rasa aman untuk lekatan (attachment). Dua isu penting
dalam teori ini adalah: kehilangan dalam masa kanak-kanak sebagai factor
Fakta untuk model ini pertama kali dilaporkan oleh Spitz yang
mendeskripsikan reaksi perpisahan bayi dari ibunya saat berusia 6-12 bulan.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
74
Reaksi tersebut adalah sebagai berikut: Kekhawatiran (apprehension), menangis,
menarik diri, gerakan psikomotor yang lambat, sedih, dan patah hati, pingsan,
negative dan harga diri rendah mempengaruhi system keyakinan dan penilaian
pada variable utama dari psikososial, yaitu harga diri rendah. Konsep diri klien
menjadi isu pokok. Ketika mengekspresikan kesedihan hati atau depresi atau
5. Cognitive Model
dunia seseorang dan masa depannya. Berdasarkan teori ini adanya kejadian
Kesimpulan dalam teori ini adalah klien depresi didominasi oleh sikap pesimis.
karena itu ia mengulang respon yang adaptif. Orang ini percaya bahwa tidak
7. Behavioral Model
Individu tidak dipandang sebagai objek yang tidak berdaya yang dikendalikan
lingkungan. Tetapi tidak juga bebas dari pengaruh lingkungan dan melakukan
apa saja yang mereka pilih tetapi antar individu dengan lingkungan memiliki
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
76
pengaruh yang bermakna antarsatu dengan yang lainnya. Konsep
perilaku depressive.
8. Biological Model
Model biologic menguraikan perubahan kimia dalam tubuh yang terjadi selama
Gangguan ikatan antara ibu dan anak (mother-child bonding) pada usia dini,
kepribadian dikemudian hari. Bila seorang ibu menderita depresi, maka peran
patologik pada anak. Pengalaman pada awal pertama kehidupan masa kanak-
lain ? Karena sebenarnya banyak yang mendapat perlakuan lebih buruk dari R
sekolah), tetapi mereka tidak sampai depresi. Bila R menjadi depresi, tentu ada
Selain hal tersebut diatas yang tidak boleh dilupakan adalah factor genetic.
sedang kepribadian banyak ditentukan oleh genetic. Pada keluarga yang salah
satu orang tuanya mengalami depresi akan berpeluang 10-15% untuk memilki
anak tidak mempunyai riwayat depresi secara genetic, anak-anak akan belajar
kepribadian dan jiwanya bias saja menderita depresi apabila yang bersangkutan
Depresi adalah salah satu bentuk jiwa gangguan jiwa pada alam perasaan
hidup, tidak ada semangat, dan merasa tidak berdaya, perasaan bersalah atau
berdosa, tidak berguna dan putus asa. Gejala lain yang sering menyertai gangguan
mood adalah:
Bila seseorang lebih rentan untuk menderita depresi dibandingkan orang lain,
0 Mereka sukar untuk merasa bahagia, mudah cemas, gelisah dan khawatir,
1 Mereka yang kurang percaya diri, rendah diri, mudah mengalah dan lebih
gagal dalam usaha, lamban, lemah, lesu, atau sering mengeluh sakit ini itu.
2 Pengendalian dorongan dan impuls terlalu kuat, menarik diri, lebih suka
mengalami depresi dan bunuh diri, telah dilakukan penelitian terhadap 39000
melumpuhkan, rasa tolak, keputusasaan, depresi dan bunuh diri telah bergeser, dan
dimulai pada usia yang semakin lama semakin dini. Selain itu diketahui pula
bahwa meningkatnya kasus depresi dan bunuh diri di masyarakat, erat kaitannya
terakhir ini telah terjadi erosi besar-besaran terhadap keluarga inti. Semakin hari
semakin sedikit waktu yang disediakan orangtua untuk anak, berlipat ganda angka
perceraian, semakin jarang keluarga ada di rumah dan semakin banyak keluarga
yang menjalankan sikap tidak peduli terhadap kebu tuhan tumbuh kembang
anak dan remaja. Selain itu kita dapat menyaksikan peningkatan individualism,
Salah satu gejala dari gangguan depresi adalah bunuh diri adalah bunuh
diri (sucide), sebanyak 40% penderita depresi mempunyai ide untuk bunuh diri,
dan hanya lebih kurang 15% saja yang sukses melakukannya. Angka bunuh diri
pada remaja di AS dalam satu tahun antara 1,7-5,9% dan untuk selama hidup
antara 3,0-7,1%. Diperkirakan 12% dari kematian pada kelompok anak dan
remaja di AS disebabkan karena bunuh diri. Di Indonesia kasus bunuh diri pada
F. Masalah Keperawatan
0 Ketidakberdayaan
1 Berduka disfungsional
2 Keputusasaan
0 Diagnosa Keperawatan
sendiri
Kemungkinan penyebab
0 Nyeri emosional
2 Perubahan biokimia
3 Riwayat penganiayaan
Ratasan karakteristik
H. Intervensi Keperawatan
Tujuan Umum :
Setelah tindakan perawatan diterapkan, klien dapat berespon emosional yang
No adaptif dan meningkatkan rasa puas serta senang yang dapat diterima oleh
lingkungan.
www.istanakeperawatan.blogspo Page
t.com 81
1 Klien terlindungi dari Klien dengan gangguan alam Rawat klien dirumah
dari upaya mencederai perasaan berat berada dalam sakit bila ada resiko
diri sendiri atau bunuh resiko tinggi untuk melakukan bunuh diri yang tinggi
diri. bunuh diri
www.istanakeperawatan.blogspot Page
.com 82
kenyataan yang
terjadi.
Mengaku kesedihan
klien dan berikan
harapan
Bantu klien untuk
mengekspresikan
perasaannya.
Bantu klien untuk
mengekspresikan
perasaan marahnya
dengan tepat
Bantu klien untuk
menurunkan tingkat
kecemasannya :
.Sediakan waktu untuk
berdiskusi dan bina
hubungan yang
sifatnya supportif.
.Beri waktu untuk klien
berespon.
.Beri perawatan
individu sebagai
manusia layaknya.
www.istanakeperawatan.blogspot Page
.com 83
Bantu klien untuk
meningkatkan
pemikiran yang
positif.
Evaluasi ketepatan
persepsi klien, logika
dan kesimpulan yang
dibuat klien.
Identifikasi persepsi
klien yang tidak tepat,
penyimpangan dan
pendapatnya yang
tidak rasional
Bantu klien untuk
dapat merubah tujuan
yang tidak realistis
ketujuan yang
realistis.
Kurangi tujuan-
tujuan yang tidak
mungkin dicapai.
Kurangi penilaian
klien yang negatif
terhadap dirinya.
Bantu klien untuk
menyadari nilai yang
dimilikinya atau
perilakunya dan
perubahan yang
terjadi.
6 Klien mampu untuk Penampilan prilaku yang baik Beri tanggung jawab
aktif mencapai tujuan akan untuk melakukan
yang realistik mengurangi/menghilangkan terapi tindakan yang
perasaan tak berdaya dan terorientasi.
putus asa. Beri dorongan
kepada klien untuk
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
84
melakukan kegiatan
secara teratur atau
beri kebebasan
melakukan kegiatan
sehingga energi
klien dapat
disalurkan.
Persiapkan program
yang dapat dilakukan
dengan baik.
Tetapkan tujuan yang
realistis, relevan
dengan kebutuhan
klien dan minatnya
serta difokuskan pada
kegiatan yang positif.
Fokuskan kegiatan
pada saat ini, bukan
kegiatan pada masa
lalu atau masa dating
Beri pujian jika klien
berhasil melakukan
kegiatan atau
penampilannya bagus
Pertahankan
penampilan atau
kegiatan jika
mungkin.
Buat jadwal exercise
fisik dalam rencana
keperawatan.
7 Klien mampu untuk Sosialisasi akan mengurangi Kaji kemampuan
melakukan hubungan kesempatan untuk menarik klien untuk
interpersonal diri dan akan meningkatkan bersosialisasi dan
harga diri, melalui dukungan yang
pemanfaatan dari dukungan diperlukan serta
www.istanakeperawatan.blogspot Page
.com 85
lingkunagn yang tepat dan minat klien
menerima. Diskusikan sumber
social yang ada dan
dapat digunaka.
Tunjukkan
kemampuan
bersosialisi yang
efektif.
Gunakan role play
dalam melakukan
interaksi social.
Beri umpan balik dan
pujian terhadap
kemampuan klien
dalam melakukan
hubungan
interpersonal yang
efektif.
Beri dorongan
kepada klien untuk
meningkatkan
hubungan sosialnya
dalam lingkungan
yang lebih luas.
Beri dorongan
dengan penuh
kekeluargaan
terhadap respon
emosional klien yang
adaptif.
Beri dukungan dan
libatkan dalam terapi
keluarga dan terapi
kelompok jika
diperlukan.
8 Klien mampu Perawatan fisik dan terapi Lengkapi pengkajian
www.istanakeperawatan.blogspot.c Page
om 86
meningkatkan somatic diperlukan untuk tentang kesehatan
kesehatan fisik dan mengatasi perubahan fisik fisiologi klien.
kesejahteraannya. yang terjadi karena gangguan Bantu klien untuk
alam perasaan memenuhi kebutuhan
perawatan diri
terutam kebutuhan
nutrisi, dan
kebersihan diri.
Anjurkan klien untuk
dapat melakukan
pemenuhan
kebutuhan perawatan
diri secara mandiri
jika memungkinkan.
Berikan terapi
pengobatan.
0 Buat kontrak dengan klien untuk tidak bunuh diri. Tujuan utama kontrak
adalah agar klien mencari staf nakes jika timbul perasaan ingin bunuh diri
0 Cari adanya benda berbahaya pada barang pribadi milik klien. Tindakan
ini meningkatkan rasa aman dan mencegah klien agar tidak melukai diri
1 Monitor klien secara ketat selama operan, waktu makan, dan jika staf
nakes yang tersedia lebih sedikit. Klien cenderung untuk melakukan bunuh
A. Definisi
menunjukkan emosi dan berprilaku dengan sikap yang dapat diterima secara
sosial. Kaplan dan sadock (1997) mengatakan bahwa reaksi spikologik pada
karena kerusakan otak. Jadi skizofrenia bukan dementia, melainkan tedapat suatu
phrein : jiwa)
remisi dengan manifestasi yang banyak dan tidak khas, penyesuaian pamoroit,
gelaja dan perjalanannya bervariasi. Pada skizofrenia ditemukan gejala yang berat,
ketidak mampuan pasien untuk merawat dirinya sendiri, pemburukan social yang
0 Gejala Umum
0 Waham : keyakinan keliru yang sangat kuat, yang tidak dapat dikurangi
banyak terjadi.
mendasar.
pada tujuan.
0 Klasifikasi
Skizofrenia dapat digolongkan menjadi dua jenis yakni positif atau negatif.
Kebanyakan klien dengan gangguan ini mengalami campuran kedua jenis gejala.
0.0 Gejala positif meliputi halusinasi, waham, asosiasi longgar dan perilaku
0.1 Gejala negatif meliputi emosi tertahan, anhedonia, avolisi, alogia dan
menarik diri.
0 Jenis
0 Skizofrenia paranoid
pendengaran
0 Skizofrenia hebefrenik
0 Ciri-ciri utamanya adalah percakapan dan perilaku yang kacau, serta afek
2 Awitan biasanya terjadi sebelum usia 25 tahun dan dapat bersifat kronis.
3 Perilaku regresif dengan interaksi sosial dan kontak dengan realitas yang
buruk.
1 Skizofrenia katatonik
imobilitas.
2 Skizofrenia residu
0 Ciri-ciri utamanya adalah tidak adanya gejala akut saat ini, melainkan
E. Etiologi
Penyebab pasti dari skizofrenia masih belum jelas. Konsesus umum saat
ini adalah bahwa gangguan ini disebabkan oleh interaksi yang kompleks antara
(CT, MRI dan PET) telah menunjukkan adanya abnormalitas pada struktur
otak.
F. Epidemiologi
insidensi penyakit ini dianggap lebih rendah dari angka frevalensi dan
diperkirakan mendekati angka sepuluh ribu pertahun. Ditemukan juga bahwa life
15% penderita yang masuk rumah sakit jiwa merupakan pasien skizofrenia, hal ini
lebih sering menyerang pria daripada wanita dan kebanyakan dimulai sebelum
penyakit. Pria mempunyai onset skizofrenia lebih awal daripada wanita. Usia
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
92
puncak onset untuk pria adalah 15-25 than, dan untuk wanita usia puncaknya
0 Penatalaksanaan
1 Manajemen lingkungan
dukungan yang diperlukan untuk hidup, belajar dab bekerja dengan baik di
komunitas.
1 Diagnosa Keperawatan
3 Isolasi sosial
5 Ansietas
2 Intervensi Keperawatan
0.1 Diskusikan dengan klien wktu, isi, frekuensi dan situasi pencetus
munculnya halusinasi
perawat
2.4 Kaji kemampuan klien menangkap dan menerima pesan non verbal
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
94
0 Isolasi Sosial
2 Ansietas
1 Tenangkan klien
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
95
3 Bantu klien mengidentifikasi yang dapat menimbulkan cemas
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
96
5888 Tentukan riwayat percobaan bunuh diri
A. Definisi Persepsi
rangsang yang timbul dari sumber internal seperti pikiran, perasaan, sensasi
somatik dengan impuls dan stimulus eksternal. Dengan maksud bahwa manusia
merupakan respon dari luar dirinya. Manusia yang mempunyai ego yang sehat
kecemasan yang berat maka kemampuan untuk menilai realitas dapat terganggu.
kognitif dan pengertian emosional akan objek yang dirasakan. Gangguan persepsi
perabaan dan pengecapan. Gangguan ini dapat bersifat ringan, berat, sementara
B. Definisi Halusinasi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
98
Halusinasi merupakan salah satu gangguan persepsi, dimana terjadi
padahal tidak ada sumber dari suara bisikan itu (Hawari, 2001).Halusinasi adalah
gangguan penyerapan atau persepsi panca indera tanpa adanya rangsangan dari
luar yang dapat terjadi pada sistem penginderaan dimana terjadi pada saat
kesadaran individu itu penuh dan baik. Maksudnya rangsangan tersebut terjadi
pada saat klien dapat menerima rangsangan dari luar dan dari dalam diri individu.
Dengan kata lain klien berespon terhadap rangsangan yang tidak nyata, yang
hanya dirasakan oleh klien dan tidak dapat dibuktikan (Nasution, 2003).
indra tanpa ada rangsangan dari luar. Suatu penghayatan yang dialami suatu
persepsi melalui panca indra tanpa stimulus eksteren: persepsi palsu (Maramis,
merasa melihat, mendengar, membau, ada rasa raba dan rasa kecap meskipun
tidak ada sesuatu rangsang yang tertuju pada kelima indera tersebut (Izzudin,
2005).
mesin, barang, kejadian alamiah dan musik dalam keadaan sadar tanpa adanya
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
99
rangsang apapun (Maramis, 2005).Halusinasi pendengaran adalah mendengar
suara atau bunyi yang berkisar dari suara sederhana sampai suara yang berbicara
mengenai klien sehingga klien berespon terhadap suara atau bunyi tersebut
(Stuart, 2007).
halusinasi di atas, maka dapat disimpulkan bahwa halusinasi adalah persepsi klien
melalui panca indera terhadap lingkungan tanpa ada stimulus atau rangsangan
yang nyata.
C. Jenis Halusinasi
Ada beberapa jenis halusinasi, Stuart dan Laraia 1998 membagi halusinasi
menjadi 7 jenis meliputi : halusinasi pendengaran (auditory), halusinasi
penglihatan (visual), halusinasi penghidu (olfactory), halusinasi pengecapan
(gustatory), halusinasi perabaan (tactile), halusinasi cenesthetic, dan
halusinasi kinesthetic. Lebih kurang 70 % halusinasi merupakan halusinasi
pendengaran, 20 % halusinasi penglihatan. Sementara halusinasi pengecapan,
penghidu, perabaan, kinesthetic dan cenesthetic meliputi 10 %. a. Halusinasi
Pendengaran
Mendengar suara-suara atau kebisingan, paling sering suara orang. Suara
berbentuk kebisingan yang kurang jelas sampai kata-kata yang jelas
berbicara tentang klien, bahkan sampai ke percakapan lengkap antara dua
orangatau lebih tentang orang yang mengalami halusinasi .Pikiran yang
terdengar di mana klien mendengar perkatan bahwa pasien disuruh untuk
melakukan sesuatu kadang-kadang dapat membahayakan.
b. Halusinasi Penglihatan
Stimulus visual dalam bentuk kilatan cahaya, gambar peometris, gambar
kartoon, bayangan yang rumit atau kompleks. Bayangan bisa
menyenangkan atau menakutkan seperti melihat monster.
c. Halusinasi Penghidu
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
100
Membaui bau-bauan tertentu bau darah, urin atau feses, umumnya bau-
bauan yang tidak menyenangkan.Halusinasi penghidu sering akibat
stroke, tumor, kejang atau domensia.
d. Halusinasi Pengecapan
Merasa mengecap rasa seperti rasa darah, urin atau
feses. e. Halusinasi Perabaan
Mengalami nyeri atau ketidaknyamanan tanpa stimulus yang jelas. Rasa
tersetrum listrik yang datang dari tanah, benda mati, atau orang lain.
f. Halusinasi Cenesthetic
Merasakan fungsi tubuh seperti aliran darahdi vena atau arteri,
pencernaan makanan
g. Halusinasi Kinesthetic
Merasakan pergerakan sementara berdiri tanpa bergerak
D. Faktor Predisposisi
0 Faktor Prespitasi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
102
Infeksi
Obat-obat Sistem syaraf pusat
Kurangnya latihan
Hambatan untuk menjangkau pelayanan
kesehatan
Lingkungan Lingkungan yang memusuhi, kritis
Masalah di rumah tangga
Kehilangan kebebasan hidup
Perubahan kebiasaan hidup,pola aktifitas
sehari-hari
kesukaran dalam hubungan dengan orang
lain
Isolasi sosial
Kurangnya dukungan sosial
Tekanan kerja(kurang ketrampilan dalam
bekerja )
stigmatisasi
Kemiskinan
Kurangnya alat transportasi
ketidakmampuan mendapat pekerjaan
Sikap/perilaku Merasa tidak mampu (harga diri rendah)
Putus asa ( tidak percaya diri)
merasa gagal (kehilangan motivasi
menggunakan ketrampilan diri )
kehilangan kendali diri(demoralisasi )
merasa punya kekuatan berlebihan dengan
gejala tersebut
Merasa malang (tidak dapat memenuhi
kebutuhan spiritual)
bertindak tidak seperti orang lain dari segi
usia maupun kebudayaan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
103
Rndahnya kemampuan sosialisasi
perilaku agresif
erilaku kekerasan
ketidakadekuatan pengobatan
Ketidakadekuatan penanganan gejala
Proses terjadinya halusinasi (Stuart & Laraia, 1998) dibagi menjadi empat
fase yang terdiri dari:
0 Fase Pertama-Menenangkan-anietas tingkat sedang.secara umum,
halusinasi bersifat menyenangkan
Klien mengalami kecemasan, stress, perasaan terpisah dan
kesepian, klien mungkin melamun, memfokuskan pikirannnya kedalam
hal-hal menyenangkan untuk menghilangkan stress dan kecemasannya.
Tapi hal ini bersifat sementara, jika kecemasan datang klien dapat
mengontrol kesadaran dan mengenal pikirannya namun intesitas persepsi
meningkat. Perilaku yang dapat di observasi :
0 Tertawa tidak pada tempatnya
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
105
0 Pergerakan bibir tanpa menimbulkan suara
1 Pergerakan mata dengan cepat
2 Respon verbal lambat
3 Diam membisu dan linglung ( asik sendiri )
5888 Fase Kedua-menyalahkan, ansietas tingkat berat, halusinasi
umumnya menjadi ancaman
Kecemasan meningkat dan berhubungan dengan pengalaman internal dan
eksternal, individu berada pada tingkat listening pada halusinasinya.
Pikiran internal menjadi menonjol, gambaran suara dan sensori dan
halusinasinya dapat berupa bisikan yang jelas. Klien membuat jarak
antara dirinya dan halusinasinya dengan memproyeksikan seolah-olah
halusinasi datang dari orang lain atau tempat lain. Perilaku yang dapat di
observasi :
5888 Meningkatkan sistem syaraf otomatis, tanda-tanda
kecemasan seperti meningkatnya tekanan darah,respirasi dan
ritme jantung.
5889 Bentuk perhatian mulai terbatas dan menyempit.
5890 Asyik sendiri dengan pengalaman sensori dan hilangnya
kemampuan untuk membedakan halusinasi dari realita.
5889 Fase Ketiga- Mengendalikan, ansietas tingak berat
Halusinasi lebih menonjol, menguasai dan mengontrol. Klien menjadi
lebih terbiasa dan tidak berdaya dengan halusinasinya. Kadang
halusinasinya tersebut memberi kesenangan dan rasa aman sementara.
Perilaku yang dapat diobservasi :
0 Petunjuk yang berasal dari halusinasinya akan diikuti
1 Kesulitan bersosialisasi dengan orang lain
2 Perhatiannya hanya beberapa detik atau menit
3 Gejala-gejala fisik dari kecemasan berat seperti
tremor,ketidakmampuan mengikuti petunjuk dan berkeringat
23 Fase Keempat- Menaklukan, anietas tingkat panik.
Klien merasa terpaku dan tidak berdaya melepaskan diri dari kontrol
halusinasinya. Halusinasi sebelumnya menyenangkan berubah menjadi
mengancam, memerintah, memarahi. Klien tidak dapat berhubungan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
106
dengan orang lain karena terlalu sibuk dengan halusinasinya. Klien hidup
dalam dunia yang menakutkan yang berlangsung secara singkat atau
bahkan selamanya. Perilaku yang dapat di observasi :
23 Bentuk terol seperti panik
24 Potensial kuat untuk bunuh diri atau pembunuhan
25 Aktifitas fisik yang mengarah pada bentuk halusinasi seperti
agitasi, tindakan kekerasan, menarik diri atau katatonia
26 Tidak dapat berespon terhadap pengarahan atau petunjuk yang
kompleks.
23 Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Menurut Stuart dan Laraia (2001), pengkajian merupakan tahapan
awal dan dasar utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri
atas pengumpulan data meliputi data biologis, psikologis, sosial dan
spiritual. Data pada pengkajian kesehatan jiwa dapat dikelompokkam
menjadi faktor predisposisi, faktor presipitasi, penilaian terhadap
stressor, sumber koping dan kemampuan koping yang dimiliki klien.
Berbagai aspek pengkajian sesuai dengan pedoman pengkajian
umum, pada formulir pengkajian proses keperawatan. Pengkajian
menurut Keliat (2006) meliputi beberapa faktor antara lain:
Identitas klien dan penanggung
Yang perlu dikaji yaitu: nama, umur, jenis kelamin, agama, suku,
status, pendidikan, pekerjaan, dan alamat.
Alasan masuk rumah sakit
Umumnya klien halusinasi di bawa ke rumah sakit karena keluarga
merasa tidak mampu merawat, terganggu karena perilaku klien dan
hal lain, gejala yang dinampakkan di rumah sehingga klien dibawa
ke rumah sakit untuk mendapatkan perawatan.
Faktor predisposisi
Faktor perkembangan terlambat
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
107
Usia bayi tidak terpenuhi kebutuhan makanan, minum
dan rasa aman.
Usia balita, tidak terpenuhi kebutuhan otonomi.
Usia sekolah mengalami peristiwa yang tidak
terselesaikan.
Faktor komunikasi dalam keluarga
Komunikasi peran ganda
Tidak ada komunikasi.
Tidak ada kehangatan.
Komunikasi dengan emosi berlebihan.
Komunikasi tertutup.
Orang tua yang membandingkan anak anaknya, orang
tua yang otoritas dan komplik orang tua.
Faktor sosial budaya
Isolasi sosial pada yang usia lanjut, cacat, sakit kronis,
tuntutan lingkungan yang terlalu tinggi.
Faktor psikologis
Mudah kecewa, mudah putus asa, kecemasan tinggi, menutup
diri, ideal diri tinggi, harga diri rendah, identitas diri tidak
jelas, krisis peran, gambaran diri negatif dan koping
destruktif.
Faktor biologis
Adanya kejadian terhadap fisik, berupa : atrofi otak,
pembesaran vertikel, perubahan besar dan bentuk sel korteks
dan limbik.
Faktor genetic
Telah diketahui bahwa genetik schizofrenia diturunkan
melalui kromoson tertentu.Namun demikian kromoson yang
keberapa yang menjadi faktor penentu gangguan ini sampai
sekarang masih dalam tahap penelitian. Diduga letak gen
skizofrenia adalah kromoson nomor enam, dengan kontribusi
genetik tambahan nomor 4,8,5 dan 22. Anak kembar identik
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
108
memiliki kemungkinan mengalami skizofrenia sebesar 50%
jika salah satunya mengalami skizofrenia, sementara jika di
zygote peluangnya sebesar 15 %, seorang anak yang salah
satu orang tuanya mengalami skizofrenia berpeluang 15%
mengalami skizofrenia, sementara bila kedua orang tuanya
skizofrenia maka peluangnya menjadi 35 %.
Faktor presipitasi
Faktor faktor pencetus respon neurobiologis melipu ti:
Berlebihannya proses informasi pada system syaraf yang
menerima dan memproses informasi di thalamus dan frontal
otak.
Mekanisme penghataran listrik di syaraf terganggu (mekanisme
penerimaan abnormal).
Adanya hubungan yang bermusuhan, tekanan, isolasi,
perasaan tidak berguna, putus asa dan tidak berdaya.
Menurut Stuart (2007), pemicu gejala respon neurobiologis
maladaptif adalah kesehatan, lingkungan dan perilaku.
Kesehatan
Nutrisi dan tidur kurang, ketidaksiembangan irama sirkardian,
kelelahan dan infeksi, obat-obatan system syaraf pusat, kurangnya
latihan dan hambatan untuk menjangkau pelayanan kesehatan.
Lingkungan
Lingkungan sekitar yang memusuhi, masalah dalam rumah tangga,
kehilangan kebebasan hidup dalam melaksanakan pola aktivitas
sehari-hari, sukar dalam berhubungan dengan orang lain, isoalsi
social, kurangnya dukungan social, tekanan kerja (kurang terampil
dalam bekerja), stigmasasi, kemiskinan, kurangnya alat transportasi
dan ketidakmamapuan mendapat pekerjaan.
Sikap
Merasa tidak mampu (harga diri rendah), putus asa (tidak percaya
diri), merasa gagal (kehilangan motivasi menggunakan
keterampilan diri), kehilangan kendali diri (demoralisasi), merasa
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
109
punya kekuatan berlebihan, merasa malang (tidak mampu
memenuhi kebutuhan spiritual), bertindak tidak seperti orang lain
dari segi usia maupun kebudayaan, rendahnya kemampuan
sosialisasi, perilaku agresif, perilaku kekerasan, ketidakadekuatan
pengobatan dan ketidak adekuatan penanganan gejala.
Perilaku
Respon perilaku klien terhadap halusinasi dapat berupa curiga,
ketakutan, rasa tidak aman, gelisah, bingung, perilaku merusak diri,
kurang perhatian, tidak mampu mengambil keputusan, bicara
inkoheren, bicara sendiri, tidak membedakan yang nyata dengan
yang tidak nyata.
Perilaku klien yang mengalami halusinasi sangat tergantung pada
jenis halusinasinya. Apabila perawat mengidentifikasi adanya tanda
tanda dan perilaku halusinasi maka pengkajian sela njutnya harus
dilakukan tidak hanya sekedar mengetahui jenis halusinasi saja.
Validasi informasi tentang halusinasi yang diperlukan meliputi:
1. Isi halusinasi
Ini dapat dikaji dengan menanyakan suara siapa yang
didengar, apa yang dikatakan suara itu, jika halusinasi
audiotorik. Apa bentuk bayangan yang dilihat oleh klien,
jika halusinasi visual, bau apa yang tercium jika
halusinasi penghidu, rasa apa yang dikecap jika
halusinasi pengecapan,dan apayang dirasakan
dipermukaan tubuh jika halusinasi perabaan.
2. Waktu dan frekuensi.
Ini dapat dikaji dengan menanyakan kepada klien kapan
pengalaman halusinasi muncul, berapa kali sehari,
seminggu, atau sebulan pengalaman halusinasi itu
muncul.Informasi ini sangat penting untuk
mengidentifikasi pencetus halusinasi dan menentukan
bilamana klien perlu perhatian saat mengalami
halusinasi.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
110
3. Situasi pencetus halusinasi.
Perawat perlu mengidentifikasi situasi yang dialami
sebelum halusinasi muncul. Selain itu perawat juga bias
mengobservasi apa yang dialami klien menjelang
munculnya halusinasi untuk memvalidasi pernyataan
klien.
4. Respon Klien
Untuk menentukan sejauh mana halusinasi telah
mempengaruhi klien bisa dikaji dengan apa yang
dilakukan oleh klien saat mengalami pengalaman
halusinasi. Apakah klien masih bisa mengontrol stimulus
halusinasinya atau sudah tidak berdaya terhadap
halusinasinya.
Pemeriksaan fisik
Yang dikaji adalah tanda-tanda vital (suhu, nadi, pernafasan dan
tekanan darah), berat badan, tinggi badan serta keluhan fisik yang
dirasakan klien.
Status Mental
Pengkajian pada status mental meliputi:
a. Penampilan : tidak rapi, tidak serasi dan cara
berpakaian.
b. Pembicaraan : terorganisir atau berbelit-belit.
c. Aktivitas motoric : meningkat atau menurun.
d. Alam perasaan : suasana hati dan emosi.
e. Afek : sesuai atau maladaptif seperti
tumpul, datar, labil dan ambivalen
f. Interaksi selama wawancara : respon verbal dan
nonverbal.
www.istanakeperawatan.blogspot. Page
com 112
diagnosa medik dan terapi medik.
Masalah Keperawatan
Menurut Keliat (2006) masalah keperawatan yang sering terjadi
pada klien halusinasi adalah:
Perubahan persepsi sensori : halusinasi pendengaran.
Resiko mencederai diri sendiri orang lain dan lingkungan.
Isolasi sosial : menarik diri.
Gangguan konsep diri : harga diri rendah.
Intoleransi aktifitas.
Defisit perawatan diri.
Pohon Masalah
Penolakan/duka fungsional/kehilangan
No Diagnosa Perencanaan
Dx Keperawatan
Pengetahuan
klien tentang
b. Klien dapat mengenal b. Klien dapat perilaku
penyebab menarik diri. menyebutkan menarik diri.
penyebab 3. Diskusikan
menarik diri bersama klien
pada dirinya. manfaat
c. Klien dapat mengetahui c. Klien dapat berhubungan
manfaat berhubungan mengungkapkan dengan orang
dengan orang lain. keuntungan lain.
berhubungan 4. Dorong klien
dengan orang untuk
lain. berhubungan
d. Klien dapat d. Klien dapat dengan orang
berhubungan dengan menyebutkan lain.
orang lain secara cara
bertahap. berhubungan 5. Dorong klien
dengan orang untuk
lain secara mengungkapkan
bertahap. perasaannya
Isolasi social : e. Klien dapat e. Klien dapat berhubungan
menarik diri mengungkapkan mengungkapkan dengan orang
berhubungan perasaannya setelah perasaannya lain.
dengan harga berhubungan dengan setelah
diri rendah. orang lain. berhubungan 6. Bina hubungan
dengan orang saling percaya
lain. dengan
keluarga.
2. Diskusikan
dengan klien
A. Definisi
Maladaptif
B. Faktor Predisposisi
C. Faktor Presipitasi
Menurut Gail Stuart (2006), terdapat beberapa perilaku yang terlihat pada
klien dengan gangguan harga diri rendah. Perilaku tersebut, antara lain :
Mengkritik diri sendiri dan orang lain.
Penurunan produktivitas.
Destruktif yang dirahkan pada orang lain dan diri sendiri.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
124
Gangguan dalam berhubungan.
Rasa diri penting yang berlebihan.
Perasaan tidak mampu.
Rasa bersalah.
Mudah tersinggung atau marah berlebihan.
Perasaan negatif tentang tubuhnya sendiri.
Ketegangan peran yang dirasakan.
Pandangan hidup yang pesimis.
Keluhan fisik.
Pandangan hidup yang bertentangan.
Penolakan terhadap kemampuan personal.
Pengurangan diri.
Menarik diri secara sosial.
Menarik diri dari realitas.
Penyalahgunaan zat.
Khawatir
F. Diagnosa keperawatan
Analisa data
G. Pohon Masalah
Kehilangan
A. Definisi
yang sebelumnya ada, kemudian menjaditidak ada, baik terjadi sebagian atau
kesalahan/kekacauan.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
128
Kehilangan adalah suatu keadaan individu berpisah dengan sesuatu yang
sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi sebagian atau
dialami oleh setiap individu selama rentang kehidupan, sejak lahir individu sudah
dalam bentuk yang berbeda. Ada kehilangan yang bersifat metrasional yaitu
merupakan suatu keadaan gangguan jiwa yang bisa terjadi pada orang-orang yang
menghadapi suatu keadaan yang berubah dari keadaan semula (keadaan yang
yang dalam pandangan umum berarti sesuatu kurang enak atau nyaman untuk
dibicarakan.Hal ini dapat disebabkan karena kondisi ini lebih banyak melibatkan
berduka sedikit demi sedikit mulai maju. Dimana individu yang mengalami proses
sebelumnya ada, kemudian menjadi tak ada, baik terjadi sebagian atau
mengalami suatu kekurangan atau tidak ada dari sesuatu yang dulunya pernah ada
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
129
atau pernah dimiliki.Kehilangan adalah suatu keadaan individu yang berpisah
dengan sesuatu yang sebelumnya ada, kemudian menjadi tidak ada, baik terjadi
Berduka adalah perasaan takut yang tidak jelas dan tidak didukung oleh
situasi. ketika kehilangan dan berduka terjadi, individu merasa tidak nyaman tanpa
masalah jika menggangu perilaku adaptip, menyebabkan gejala visik dan menjadi
B. Faktor Predisposisi
dihadapi, meliputi :
Faktor genetik.
Kesehatan fisik.
Kesehatan mental.
Struktur kepribadian.
C. Faktor Prespitasi
Kehilangan pekerjaan
Kehilangan peran
Kehilangan posisi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
130
D. Tanda dan Gejala
Manifestasi Klinik :
Mengingkari kehilangan
Konsenterasi menurun
a. Efek fisik
Kelelahan, kehilangan selera, masalah tidur, lemah, berat badan menurun, sakit
kepala, pandangan kabur, susah bernapas, palpitasi dan kenaikan berat badan
b. Efek emosi
Efek sosial
Berduka Antisipasi
Berduka disfungsional
abnormal.
Kesedihan adalan respon individu saat kehilangan (Corr, Nabe, and Corr, 1996).
Perasaan adalah sedih, marah, perasaan bersalah, mencela diri sendiri, putusasa,
Pilihan kognitif adalah kehilangan kepercayaan, bingung, terlalu asyik dengan diri
Perubahan tingkah laku adalah susah tidur, kehilangan semangat pada aktivitas yang
Kesulitan dalam bersosialisasi adalah masalah dalam menjalin relasi atau fungsi
social.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
132
Pencarian spiritual adalah mencari sensasi dari arti, marahpada Tuhan (Worden, 1991,
kematian, ada perasaan putus asa yang hebat dan kadang terjadi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
133
Pada titik tertentu kebanyakan individu yang kehilangan menyadari
Fase-Fase Kehilangan
Pada fase ini individu menyangkal realitas kehilangan dan mungkin menarik
diri, duduk tidak bergerak atau menerawang tanpa tujuan. Reaksi fisik
Pada fase kedua ini individu mulai merasa kehilangan secara tiba-tiba dan
berkembangnya keasadaran.
dengan mengatakan Tidak, saya tidak percaya bahwa itu terjadi, itu
tidak mungkin. Bagi individu atau keluarga yang mengalami penya kit
menangis gelisah, tidak tahu harus berbuat apa. Reaksi tersebut diatas
menuduh dokter dan perawat yang tidak becus. Respon fisik yang sering
terjadi pada fase ini antara lain, muka merah, nadi cepat, gelisah, susah
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
135
memohon kemurahan Tuhan. Respon ini sering dinyatakan dengan kata-
kata kalau saja kejadian itu bisa ditunda maka saya akan sering
anak saya.
yang sangat baik dan menurut, atau dengan ungkapan yang menyatakan
libido menurun.
Pikiran selalu terpusat kepada objek atau orang lain akan mulai
yang dialaminya, gambaran objek atau orang lain yang hilang mulai
dilepaskan dan secara bertahap perhatian beralih pada objek yang baru.
betul-betul menyayangi baju saya yang hilang tapi baju baru saya manis
juga, atau apa yang dapat saya lakukan supaya saya cepat sembuh.
masuk pada fase damai atau fase penerimaan maka dia akan dapat
tuntas. Tapi apabila individu tetap berada pada salah satu fase dan tidak
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
136
sampai pada fase penerimaan, jika mengalami kehilangan lagi maka akan
Penghindaran
Konfrontasi
Pada fase ini terjadi luapan emosi yang sangat tinggi ketika klien secara
dalam.
Akomodasi
Pada fase ini klien secara bertahap terjadi penurunan duka yang akut dan
Proses Kehilangan
Ketidaktahuan
Tidak adanya kejelasan bagi seorang klien bahwa akhir kehidupannya sudan
semakin dekat. Selain itu ketidaktahuan tentang prognosa penyakit dan juga
Ketidakpastian
Penyangkalan
tidak mengerti.
Perlawanan
kesadaran bahwa ajal sudah dekat. Wujud fase ini adalah dengan agresi dan
Penyelesaian
pengaruh dengannya.
Depresi
ketakutan.
Penerimaan
adalah sikap yang tenang, karena ia sadar bahwa ia akan dapat mengatasi
masalahnya.
Pengkajian
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
138
4. Konsentrasi menurun 4. Merenungkan perasaan bersalah
secara berlebihan
tingkat aktivitas
Analisis Data
Dalam analisis data ini dapat ditemukan dua kesimpulan yang akan
antisipasi masalah
Definisi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
139
Kehilangan yang nyata atau dirasakan dari beberapa konsep nilai untuk
individu
konsep kehilangan.
Depresi
Letih
Menghindari berduka
Melamun
Menyalahkan diri
Distress traumatik
Mengungkapkan ansietas
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
140
Mengungkapkan perasaan distress mengenai almarhum atau almarhumah
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
141
I. Pohon Masalah
Dukacita terganggu
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
142
J. Rencana Tindakan Keperawatan
Diagnosis Perencanaan
Keperawatan
Dukacita TUM:
Terganggu Klien dapat memahami
cara-cara berduka yang
dialami
TUK:
Klien dapat membina
hubungan saling
percaya
www.istanakeperawatan.blogspot. Page
com 144
NO. Tgl No. Evaluasi TTD
DX
1. 1 S : Pasien mengatakan bahwa kematian sudah
kehendak tuhan
O:
Pasien tampak lebih tenang
Pasien tanpak tidak menangis
A : masalah teratasi
P : Intervensi dihentikan
2. 2 S : Pasien mengatakan sudah bisa berkomunikasi
dengan keluarga dan masyarakat
O:
Pasien terlihat berbicara dengan anggota
intervensi.
Evaluasi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page 145
keluarga
A : masalah teratsi
P : Intervensi dihentikan
3. 3 S : Pasien sudah tidak cemas lagi
O:
Pasien Nampak terlihat berbicara dengan
pasien atau perawat lain
A : maslah Teratasi
P : Intervensi dihentikan
A. Pengertian
Depresi adalah suatu jenis gangguan alam perasaan atau emosi yang disertai
komponen psikologik, rasa susah, murung, sedih, putus asa dan tidak bahagia serta
komponen somatik : anoreksia, konstipasi, kulit lembab, tekanan darah dan denyut nadi
menurun. Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor heriditer dan
elektrolit dan sebagai-nya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti
psikik seperti kehilangan kasih sayang atau harga diri dan akibat kerja keras.
Depresi merupakan reaksi yang normal bila berlangsung dalam waktu yang
pendek dengan adanya faktor pencetus yang jelas, lama dan dalamnya depresi sesuai
dengan faktor pencetusnya. Depresi merupakan gejala psikotik bila keluhan yang
bersangkutan tidak sesuai lagi dengan realitas, tidak dapat menilai realitas dan tidak
Depresi merupakan satu masa terganggunya fungsi manusia baik fungsi psikis
mupun fungsi fisik, yang berkaitan dengan alam perasaan yang sedih dan gejala
penyertanya, termasuk perubahan pada pola tidur dan nafsu makan, psikomotorik,
konsentrasi, anhedonia, kelelahan, rasa putus asa dan tak berdaya, serta gagasan bunuh
diri.(ilmu kedokteran jiwa darurat halm 227). Depresi tidak hanya menggambarkan
suasana hati, tetapi juga meliputi perubahan dalam pemikiran, perilaku, dan biologis
kita. Jika hal tersebut dibiarkan maka akan sangat berbahaya karena akan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
147
mempengaruhi keseimbangan hubungan diri kita dengan lingkungan. Depresi dapat
tindakan perawatan dan pengobatan. Ada tiga tingkatan dalam depresi antara lain :
Depresi Sesaat
Depresi sesaat terjadi karena kita bereaksi terhadap keadaan yang teradi,
misalnya path hati. Depresi ini terbilang tingkat ringan karena kemudian bisa
yang lama untuk mengatasi depresi ini, karena jika kita menemukan sesuatu
Depresi Neurotik
Penyembuhan depresi ini memakan waktu bertahun dan lebih sering ditemukan
Dari sana menunjukkan bahwa kasus depresi bisa terjadi pada orang segala usia.
Tidak hanya orang dewasa tetapi juga pada orang yang sangat tua maupun anak
Depresi Berat
Pada orang yang terkena gangguan depresi neurotik, sekitar 40 persen menjadi
depresi berat. Tingkat depresi berat itu adalah yang paling parah karena sebagian
menjadi gila dan mendapat perawatan rumah sakit. Biasanya kerja mulai
terganggu atau tidak bisa bekerja. Sedangkan depresi neurotik, biasanya diri
sendiri merasa terganggu tetapi dari luar belum kentara terganggu kualitasnya.
Terganggu pada pekerjaan tetapi masih bisa berjalan. Pada tingkatan depresi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
148
berat penderita harus selalu mendapatkan perawatan yang intensif baik dari segi
Klien yang mengalami depresi biasanya diawali dari persepsinya yang negatif
terhadap stressor. Klien menganggap masalah sebagai sesuatu yang seratus persen
buruk. Tidak ada hikmah dan kebaikan di balik semua masalah yang diterimanya.
Misalnya pada saat kakinya fraktur ia sulit untuk menerimanya, padahal hikmahnya ia
akan terhindar dari wajib militer, terhindar dari jalan menuju kemaksiatan dan lebih
banyak waktu membaca di rumah. Hampir semua masalah yang muncul ia anggap
negatif. Karena persepsi yang salah tersebut maka akan menuntun klien untuk berpikir
dan bertindak salah. Pikiran yang selalu muncul adalah saya sial, saya menderita, saya
tidak mampu, tidak ada harapan lagi, semua buruk, kondisi ini diperburuk dengan tidak
adanya support system yang adekuat seperti keluarga, sahabat, ibu, tetangga, adanya
tabungan, terutama keyakinannya pada yang Maha Kuasa. Munculah fase akumulasi
stressor dimana stressor yang lain turut memperburuk keadaan klien. Klien akan makin
merasa tidak berdaya dan akhirnya ada niat untuk mencederai diri dan mengakhiri
hidup.
D. Etiologi
Depresi disebabkan oleh banyak faktor antara lain : faktor herediter dan genetik,
faktor konstitusi, faktor kepribadian pramorbid, faktor fisik, faktor psikobiologi dan
sebagainya. Depresi biasanya dicetuskan oleh trauma fisik seperti penyakit infeksi,
itu turun ke posisi yang terendah. Sekalipun penyebab persis depresi tidak diketahui,
Masalah keuangan
Persaingan karier
Gangguan hormonal
hubungan soial penderita. Beberapa obat yang dipakai untuk mengobati HIV dapat
misalnya anemia atau diabetes yang dapat menyebabkan gejala serupa dengan depresi,
begitu juga dengan penggunaan narkoba atau alkohol, serta testosteron, vitamin B6 atau
Bila seseorang lebih rentan untuk menderita depresi dibandingkan orang lain,
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
150
Mereka sukar untuk merasa bahagia, mudah cemas, gelisah dan khawatir, irritable,
Mereka yang kurang percaya diri, rendah diri, mudah mengalah dan lebih senang
berdamai untuk menghindari konflik atau konfrontasi, merasa gagal dalam usaha
Pengendalian dorongan dan impuls terlalu kuat, menarik diri, sulit ambil keputusan,
pertahanan penyangkalan.
Pasien depresi tidak selalu mengeluh adanya sedih. Mereka mungkin mudah
tersinggung dan banyak keluhan fisik. Gejala deperesi berbeda-beda tergantung pada
melaporkan bahwa dia merasa sedih atau kehilangan gairah untuk kegiatan sehari-hari.
Kemungkinan kita mengalami depresi bila perasaan ini tetap berlanjut selama dua
Sebelum kita menjelajah lebih jauh untuk mengenali gejala depresi, ada baiknya
jika kita mengenal apakah artinya gejala. Gejala merupakan sekumpulan peristiwa,
perilaku atau perasaan yang sering (namun tidak selalu) muncul pada waktu bersamaan.
Gejala depresi merupakan kumpulan dari perilaku dan perasaan yang secara spesifik
dan mempengaruhi fisik maupun psikis seseorang, serta dapat dikelompokkan sebagai
depresi[1]. Namun yang perlu diingat, setiap orang mempunyai perbedaan yang
mendasar, yang memungkinkan suatu peristiwa atau perilaku dihadapi secara berbeda
dan memunculkan reaksi yang berbeda antara satu orang dengan yang lain. Individu
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
151
yang terkena depresi pada umumnya menunjukkan gejala psikis, gejala fisik dan sosial
yang khas, seperti murung, sedih berkepanjangan, sensitif, mudah marah dan
tersinggung, hilang semangat kerja, hilangnya rasa percaya diri, hilangnya konsentrasi
dan menurunnya daya tahan. Gejala-gejala depresi dapat dikelompokkan menjadi tiga
gejala yaitu gejala dari segi fisik, psikis, dan sosial. Untuk lebih jelasnya, kita lihat
GEJALA FISIK
Menurut para ahli, gejala depresi yang kelihatan secara fisik mempunyai
rentangan dan variasi yang luas sesuai dengan berat ringannya depresi yang
dialami. Namun secara garis besar ada beberapa gejala fisik umum yang mudah
Gangguan pola tidur, baik mengalami kesulitan untuk tidur, terlalu sedikit
Aktivitas menurun, dan mudah capek. Orang yang terkena depresi akan
yang ada sudah banyak terpakai untuk mempertahankan diri agar tetap
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
152
dapat berfungsi seperti biasanya. Penderita mudah sekali lelah, capek
perhatian atau pikiran pada suatu hal, atau pekerjaan. Sehingga, mereka
yang dilakukan justru hal-hal yang tidak efesien dan tidak berguna,
menelepon yang tidak perlu. Yang jelas, orang yang terkena depresi akan
GEJALA PSIKIS
Gejala psikis adalah segala sesuatu yang menyangkut emosi dan tingkah laku
tingkah laku dan watak yang mencolok sekali. Berikut adalah gejala-gejala
orang lain. Orang lain dinilai lebih sukses, pandai, beruntung, kaya, lebih
peristiwa yang netral dipandang dari sudut pandang yang berbeda oleh
marah, mudah tersinggung, perasa, curiga akan maksud orang lain (yang
sebenarnya tidak ada apa-apa), mudah sedih, murung, dan lebih suka
menyendiri.
Merasa diri tidak berguna. Perasaan tidak berguna ini muncul karena mereka
Banyak pula yang merasa dirinya menjadi beban bagi orang lain dan
GEJALA SOSIAL
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
154
Masalah depresi yang berawal dari diri sendiri pada akhirnya mempengaruhi
lingkungan dan pekerjaan (atau aktivitas rutin lainnya). Lingkungan tentu akan
bereaksi terhadap perilaku orang yang depresi tersebut yang pada umunya
sakit). Problem sosial yang terjadi biasanya berkisar pada masalah interaksi
dengan rekan kerja, atasan atau bawahan. Masalah ini tidak hanya berbentuk
konflik, namun masalah lainnya juga seperti perasaan minder, malu, cemas jika
secara normal. Mereka merasa tidak mampu untuk bersikap terbuka dan secara
Pesimis
sulit konsentrasi
putus asa
mudah tersinggung
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
155
13. merasa sakit kepala atau penyakit lain tak bisa sembuh seketika
Bicara berlebihan
F. Dampak
Depresi tidak hanya menyerang psikis seseorang, tetapi juga dapat menimbulkan
efek-efek lain bagi tubuh yang secara langsung dapat mengganggu aktifitas dan
kesehatan penderita. Efek paling berat paling dirasakan pada orang yang mengalami
depresi berat, karena pada tingkatan depresi ini sebagian besar harus mendapatkan
perawatan di rumah sakit jiwa. Lingkungan rumah sakit maupun efek obat untuk terapi
tentu akan berpengaruh secara langsung terhadap fisik pasien depresi di rumah sakit.
Ada berbagai macam dampak depresi dari yang paling ringan hingga yang sangat berat
Depresi biasanya akan disertai dengan penyakit fisik, seperti asma, jantung koroner,
Menurut seorang ahli yang juga penulis buku, yaitu Philip Rice, depesi akan
Penyakit mudah hinggap karena orang yang terkena depresi sering kehilangan nafsu
makan, kebiasaan makannya jadi berubah (terlalu banyak makan atau sulit
Selain penurunan daya tahan tubuh, depresi dipandang berbahaya bagi kesehatan
psikis dan fisik karena bisa menyebabkan penurunan fungsi kognitif, emosi dan
Dampak depresi tidak hanya akan mempengaruhi diri sendiri penderita tersebut tapi
juga akan berdampak bagi lingkungan sekitarn ya. Yang dimaksud dengan
lingkungan di sini adalah orang lain di sekitar penderita. Seperti halnya jika kita
terserang flu, maka seluruh tubuh kita merasa lemas dan tidak enak . bukan hanya
itu, orang lain yang ada disekitar kita juga berpotensi untuk tertular oleh
Menurut miner (1992), seorang professor dari The State University di New York,
di dalam konteks organisasi situasi demikian dikenal dengan konsep the sick
hanya depresi, akan membawa implikasi tidak hanya pada kinerja dan kepuasan
kerjanya sendiri melainkan juga pada kinerja dan atmosphere organisasi. Ada pula
dimana depresi tidak menyebabkan penyakit, tetapi justru penyakit yang tak kunjung
tersebut. Contoh kasus adalah depresi yang dialami penderita kanker, asma, sakit
Depresi memang dapat diobati namun depresi juga dapat dicegah, ingat
mencegah lebih baik daripada mengobati. Berikut adalah cara mencegah depresi :
Usahakan untuk selalu punya seseorang yang dekat untuk bercurah hati. Jangan
pernah untuk menyimpan sendiri beban hidup kita. Karena hal ini dapat
Berpartisipasi dalam suatu kegiatan yang dapat membuat diri lebih baik, hal ini
dapat mengalihkan perhatian kita terhadap masalah yang sedang kita hadapi.
Ingat kita bkan lari dari masalah tetapi labih cenderung menyegarkn pikiran kita
Melakukan olahraga, aktif dalam kelompok agama dan sosial, kegiatan tersebut
Mengubah suasana hati, Usahakan untuk selalu membuat suasan hati kita gembira
karena hal tersebut dapat menghindarkan diri dari menyalahkan diri sendiri.
Berpikir positif
Lapang hati dan sabar dalam mengadapi segala cobaan hidup dapat menjauhkan diri
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
158
Penatalaksanaan
Terapi Psikis
Terapi psikis umumnya tidak memerlukan seorang psikiater tapi lebih cenderung
pada menerapkan disiplin diri dan mencari jalan keluar untuk menghadapi
pasien
Banyak pasien depresi merasa terkucil dan putus asa, ntuk itu diperlkan
sikap kita yang lebih berteman. Sehingga pasien tidak akan merasa
hidupnya.
Beritahu pasien bahwa depresi itu umum terjadi, sehingga pasien tidak
Tekankan pada pasien bahwa depresi merupakan suatu penyakit, seperti juga
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
159
pengobatan. Anggapan yang beredar di masyarakat biasanya orang yang
seseorang yang selalu mencela pasien, sulit bagi pasien untuk sembuh
dari depresi
Terapi dari pasangan dan terapi keluarga bisa membantu mengatasi depresi,
puas. Karena dengan hal itu pasien akan merasa lebih baik
Terapi Obat
depresan dapat berinteraksi dengan ARV. Anti depresan harus dipakai dalam
pengawsan dokter yang mengetahui mengenai ARV yang kita pakai. Ritonavir
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
160
FOOt NOTE dan indinavir paling sering beriteraksi dengan antidepresan.
kehilangan nafsu seks, kehilangan nafsu makan, sakit kepala, insomnia (sulit
Obat dari golongan trisiklik menyebabkan lebih banyak efek samping daripada
SSRI. Obat dari golongan ini dapat menyebabkan sedasi FOOTNOTE, sembelit,
Misalnya susah tidur dan kehilangan nafsu makan dapat diberikan obat
Terapi antidepresi yang pasti adalah dengan obat atau kejang listrik (ECT)
pasien telah minum obat atau alkohol ?, adakah gangguan medik yang
per oral atau 1M, flufenazin (prolixin, anatensol) 2-5 mg per oral atau
1M, atau tiotiksen (navane) 2-5 mg per oral atau 1M. semua diberikan
Pohon Masalah
Diagnosa Keperawatan
Intervensi Keperawatan
Tujuan khusus :
Tindakan:
keinginannya.
Bicara dengan nada suara yang rendah, jelas, singkat, sederhana dan mudah
dimengerti.
Tindakan:
sedih/menyakitkan
Beri Data Obyektif kepada pasien untuk memilih koping yang paling tepat
Beri Data Obyektif kepada pasien untuk mencoba koping yang telah dipilih
masalah.
Tindakan:
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
163
Pantau dengan seksama resiko bunuh diri/melukai diri sendiri.
Jauhkan dan simpan alat-alat yang dapat digunakan olch pasien untuk
peramat/petugas.
Tindakan:
Tindakan:
dianut).
Tindakan:
Diskusikan tentang obat (nama, Data Obyektifsis, frekuensi, efek dan efek
A. Pengertian Marah
Kemarahan (anger ) adalah suatu emosi yang terentang mulai dari iritabilitas
sampai agretivitas yang dialami oleh semua orang. Biasanya, kemarahan adalah reaksi
199;2423). Kemarahan menurut stuart dan sunden (1987:363) adalah perasaan jengkel
yang timbul sebagai respon terhadap respon kecemasan yang dirasakan sebagai
pengungkapan kemarahan yang langsung dan konstruktif pada waktu terjadi akan
melegakan individu dan membantu orang lain untuk dapat mengerti pearasaan yang
Kemarahan yang ditekan atau puira-pura tidak marah akan mempersulit klien
menimbulkan kemarahan, misalnya fungsi tubuh yang terganggu sehinga harus masuk
kerumah sakit, kontrol diri yang diambil alih oleh orang laen, menderita sakit, peran
yang tidak dapat dilakukan karena dirawat dirumah sakit, pelayanan perawat yang
terdapat dan banyak hal laen yang dapat meningkatkan emosi klien.
diungkapkan tanpa menyakiti orang laen akan memberi kelegaan pada individu
Frustasi adalah respon yang terjadi akibat gagal mencapai tujuan karena yang tidak
realistis atau hambatan dalam proses pencapaian tujuan. Dalam keadaan ini tidak
pemalu, pendiam, sulit diajak bicara karena rendah diri dan merasa kurang
mampu.
Agresif adalah prilaku yang menyertai marah dan merupakan dorongan untuk
bertindak konstruktif dan masih terkontrol. Prilaku yang tampak dapat berupa:
Ngamuk adalah perasaan marah dan bermusuhan kouat disertai kehilangan kontrol
diri. Individu dapat merusak dirir sendiri orang lain dan lingkungan.
Proses Kemarahan
dihadapi oleh setiap individu . stress dapat menyebabkan kecemasan yang menimbulkan
kemarahan.
menekan
menantang
Dari ketiga cara ini, cara yang pertama adalah konstruktif sedang dua cara lain
adalah destruktif. Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa
bermusuhan dan bila cara ini dipakai terus-menerus, maka kemarahan dapat
diekspresikan pada diri sendiri atau lingkungan dan akan tampak sebagai depresi
Kemarahan diawali oleh adanya stressor yang berasal dari internal atau
stressor ekternal bisa berasal dari ledekan, cacian, makian, hilangnya benda berharga,
dan sebagainya. Hal tersebut akan mengakibatkan kehilangan atau gangguan pada
sistem individu. Hal yang terpenting adalah bagaimana seorang individu memaknai
istirahat, penyakit adalah sarana penggugur dosa, suasana bising adalah melatih
(compensatory act) dan tercapai perasaan lega (resolution). Bila ia gagal dalam
memberikan makna menganggap segala sesuatunya sebagai ancaman dan tidak mampu
melakukan kegiatan positif (olahraga, dll) maka akan muncul perasaan tidak berdaya
dan sengsara (helplessness). Perasaan itu akan memicu timbulnya kemarahan (anger).
menimbulkan perasaan bersalah dan menyesal (guilt). Kemarahan yang dipendam akan
D.Pengkajian Keperawatan
Pada dasarnya pengkajian pada klien marah ditujukan pada semua aspek, yaitu
biopsikososial-kultural-spiritual.
Aspek Biologi
Aspek fisiologis timbul karena kegiatan system saraf otonom bereaksi terhadap
sekresi epineprin, sehingga tekanan darah meningkat, takhi kardi, wajah merah,
pupil melebar, dan frekuensi pengeluaran urine meningkat. Ada gejala yang
seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh kaku, dan reflek cepat. Hal ini
Aspek Emosional
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
169
Individu yang marah merasa tidak nyama, merasa tidak berdaya, jengkel,
gunakan dan menuntut. Prilaku menarik perhatian, dan timbulnya konflik pada
diri sendiri perlu dikaji seperti melarikan diri, bolos dari sekolah, mencuri,
Aspek intelektual
pengalaman.
Aspek sosial
nilaidan mengkritik tingkah laku orang lain,sehingga orang lain merasa sakit
orang lain.
Aspek spiritual
dapat di manifestasikan dengan amoral dan rasa tidak berdosa. Individu yang
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
170
percaya kepada tuhan Yang Maha Esa,slalu meminta kebutuhan dan bimbingan
kepadaNya.
gembira
Perawat juga dapat memberi respon sama terhadap keluarga seperti terhadap klien:
umum yang lebih besar dari pasien-pasien lainnya. Sebagai seseorang yang
belakang social budaya. Perawat dengan pengalaman yang memiliki kasus serupa
evaluasi diri yang kritis. Hal yang paling efektif dalam membantu klien adalah dengan
sering memperbaiki diri klien sendiri melalui kesadaran diri dan pemahaman sikap
manusia.
Diagnosa Keperawatan
Resiko tinggi kekerasan terhadap diri sendiri dan orang lain berhubungan dengan
orang saat menyendiri ditengah malam. Klien nampak tidak tenang sering cemas
dengan klien mengatakan jarang mandi, gigi tidak pernah disikat, dan malas
Intervensi Keperawatan
Untuk diagnosa I.
Tujuan jangka panjang yaitu; klien tidak akan melakukan kekerasan terhadap diri
sendiri atau terhindar dari kekerasan , dan tujuan jangka pendek yaitu: setelah 3 4 hari
tidak lagi mengeluh mendengar bisikan orang, klien nampak tenangdan tidak ketakutan.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
172
Kaji secara komprehensif terhadap adanya tanda-tanda dan gejala-gejala kekerasan
R/: Agar dapat memberikan data yang akurat tentang masalah yang timbul.
Bantu klien untuk memecahakan masalahnya sehingga pasien dapat mengenal dan
mengendalikan halusiansinya.
R./ ; Dengan memberikan bantuan dan support maka akan memudahkan pasien
Anjurkan klen untuk memilih dan menentukan cara yang tepat untuk menyalurkan
diri sedangakan tujuan jangka pendek, selama 3 4 hari perawatan klien akan
menunjukan dan meningkatkan kebersihan diri yaitu ; mandi 2 x sehari, gigi tampak
Berikan dorongan dan motivasi untuk klien untuk meningkatkan kebersihan R/.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
173
Anjurkan klien untuk mandi dan sikat gigi 2 x sehari.
Menarik diri adalah keadaan dimana individu atau kelompok mengalami atau
orang lain. Individu merasa bahwa ia kehilangan hubungan akrab dan tidak
lain, yang dimanivestasikan dengan sikap memisahkan diri, tidak ada perhatian dan
B. Faktor Predisposisi
1. Faktor perkembangan
yang harus terpenuhi. Apabila tugas tersebut tidak terpenuhi maka akan
dukungan, perhatian, dan kehangatan dari orang tua akan memberikan rasa
2. Faktor biologis
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
175
Organ tubuh dapat mempengaruhi terjadinya gangguan hubungan
otak yang abnormal otak atropi, perubahan ukuran dan bentuk sel limbik dan
daerah kortikal.
terjadinya gangguan dalam hubungan sosial. Dalam teori ini yang termasuk
bind) yaitu suatu keadaan dimana seorang anggota keluarga menerima pesan
yang saling bertentangan dalam waktu bersamaan atau ekspresi emosi yang
Saling tergantung
Respon adaptif adalah respon individu dalam menyelesaikan dengan cara yang
dapat diterima oleh norma-norma masyarakat. Menurut Sujono & Teguh (2009: 155)
yang telah terjadi atau dilakukan dan suatu cara mengevaluasi diri dalam
menentukan rencana-rencana.
Menurut Sujono & Teguh (2009: 155) respon maladaptif tersebut adalah:
Manipulasi
lain dan individu cenderung berorientasi pada diri sendiri. Tingkah laku
Impulsif
subjek yang tidak dapat diduga, tidak dapat dipercaya, tidak mampu
Narkisisme
penghargaan dan mudah marah jika tidak mendapat dukungan dari orang lain.
Isolasi Sosial
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
178
Adalah keadaan dimana seorang individu mengalami penurunan atau
bahkan sama sekali tidak mampu berinteraksi dengan orang lain disekitarnya.
Pasien mungkin merasa ditolak, tidak diterima, kesepian, dan tidak mampu
D. Faktor presipitasi
Menurut Sujono & Teguh (2009:157) faktor presipitasi pada klien dengan
b. Stessor psikologi
kemampuan mengatasinya.
Data objektif:
a. Tidak ada dukungan dari orang yang penting (keluarga, teman, kelompok)
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
179
Perilaku permusuhan
Menarik diri
Tidak komunikatif
Data subjektif:
Gangguan hubungan sosial dapat terjadi bermula dari adanya stressor yang
berupa kegagalan atau frustasi terhadap keinginan yang hendak dicapai. Koping
individu menjadi tak efektif saat stressor yang ada tidak dapat ditangani dalam
mekanisme pertahanan diri. Hal ini bisa saja terjadi saat stressor yang muncul lebih
besar dari kapasitas tubuh untuk menyelesaikan masalah. Sehingga akan timbul
ketidakefektifan koping.
Hal ini semakin diperparah ketika support system tidak bekerja secara efektif.
semua masalah yang diterima dan cenderung untuk menutup diri dari lingkungan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
180
sosial karena rasa takut akan adanya penolakan. Dari sini akan timbul masalah harga
diri rendah.
Klien yang mengalami harga diri rendah akan cenderung menutup diri dari
lingkungan sosialnya karena ia menganggap bahwa semua yang ada pada dirinya itu
salah dan merasa tak pantas untuk menampilkan diri (aktualisasi) di lingkungan.
Sehingga dari sini klien akan mengalami kesulitan dalam melakukan hubungan
sosial. Klien lebih suka untuk menyimpan dan memendam sendiri masalah yang
dialami.
Sebagaimana salah satu kebutuhan dasar manusia yang kelima, kebutuhan akan
aktualisasi diri, jikalau itu tidak terpenuhi dalam jangka waktu lama maka dari
isolasi/ketertutupan klien akan dunia luar akan bisa mengalami halusinasi yang mana
ini merupakan akibat depresi yang kronis dan tuntutan akan kebutuhan aktualisasi
diri.
Dari masalah halusinasi klien, maka persepsi dan sensori klien yang tidak
sesuai dengan kenyataan yang ada dapat beresiko untuk mencederai dirinya sendiri,
G. Penatalaksanaan
adalah:
terapeutik
Lindungi klien, hindari terjadinya risiko klien untuk melakukan tindakan kekerasan
Rekreasi, ajak klien untuk jalan-jalan, jangan biarkan klien berdiam diri dikamar,
Lakukan terapi keluarga, diskusikan dengan keluarga tentang perilaku menarik diri
klien, akibat dan cara mengatasinya, serta dorong keluarga untuk memberikan
Penatalaksanaan Medis
1. Clorpromazine (CPZ)
Indikasi
realitas, kesadaran diri terganggu, daya nilai norma sosial dan tilik diri
gangguan perasaan dan perilaku yang aneh atau tidak terkendali, berdaya berat
dalam fungsi kehidupan sehari-hari, tidak mampu bekerja, hubungan sosial dan
ekstra piramidal.
c. Efek samping
kering, kesulitan dalam miksi dan defekasi, hidung tersumbat, mata kabur,
Kontra indikasi
depresan.
Haloperidol (HP) a.
Indikasi
Berdaya berat dalam kemampuan menilai realita dalam fungsi netral serta
b. Mekanisme kerja
piramidal.
c. Efek samping
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
183
Sedasi dan inhibisi psikomotor, gangguan otonomik (hipotensi,
hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama
jantung).
Kontra indikasi
Indikasi
b. Mekanisme kerja
piramidal.
Efek samping
hidung tersumbat, mata kabur, tekanan intra okuler meninggi, gangguan irama
jantung).
Kontra indikasi
Pengkajian
utama dari proses keperawatan. Tahap pengkajian terdiri atas pengumpulan data
dan perumusan kebutuhan atau masalah klien. Data yang dikumpulkan meliputi
dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart & Sundeen, 1998). Cara
a. Identitas klien
Pengkajian alasan masuk kita kaji apa yang menyebabkan klien dibawa
oleh keluarga ke rumah sakit untuk saat ini, apa yang sudah dilakukan
c. Faktor predisposisi
Non trauma seperti dicerai suami, putus sekolah, PHK, perasaan malu
karena sesuatu yang terjadi (korban perkosaan, dituduh KN, dipenjara tiba-
Faktor presipitasi
Merupakan faktor yang dianggap menyebabkan pasien sakit jiwa atau yang
Bila tidak ditemukan adanya kejadian atau pengalaman tersebut, tetapi ada
riwayat putus obat atau berhenti minum obat, maka dapat dianggap
putus obat.
Aspek fisik/biologis
Hasil pengukuran tanda vital TD, Nadi, Suhu, Pernapasan, TB, BB, dan
f. Aspek psikososial
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
186
Genogram yang menggambarkan tiga generasi
Konsep diri
a. Citra tubuh
atau tidak menerima perubahan tubuh yang telah terjadi atau yang
b. Identitas diri
c. Peran
d. Ideal diri
e. Harga diri
dalam masyarakat
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
187
Keyakinan klien terhadap tuhan dan kegiatan untuk ibadah (spiritual)
Status mental
Penampilan fisik: kondisi rambut, kuku, kulit, gigi dan cara berpakaian
dengan bantuan perawat atau orang lain, tegang, gelisah, tidak bisa
tenang (hipermotorik)
Alam perasaan: dalam hal ini didapatkan melalui hasil wawancara dengan
khawatir, takut
eforia)
tidak sesuai)
selama wawancara
blocking, reeming
jangka panjang, gangguan daya ingat jangka pendek dan saat ini
Klien mampu BAB dan BAK, menggunakan dan membersihkan WC, serta
Pada observasi mandi dan dan cara berpakaian klien terlihat rapi
Klien dapat melakukan istirahat dan tidur, dapat beraktivitas di dalam dan di
luar rumah
Mekanisme koping
j. Aspek medik
Analisis data
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
191
P : lanjutkan intervensi
Beri pujian terhadap S : klien merasa senang
kemampuan klien O : klien tersenyum
mengungkapkan perasaannya setelah diberikan pujian
A : teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
192
dan kerugian tidak
berinteraksi
A : teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
193
P : lanjutkan intervensi
Dorong klien mengungkapkan S : klien menyatakan
perasaannya setelah sedikit percaya diri tapi
berhubungan dengan orang masih ragu dan malu
lain O : klien mengungkapkan
perasaannya setelah
berhubungan dengan
orang lain
A : teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
194
mengerti dengan
penjelasan perawat,
terlihat masih bingung
cara mengatasinya
A : teratasi sebagian
P : lanjutkan intervensi
A. Konsep NAPZA
Penggunaan NAPZA secara terus menerus dalam waktu lama dapat membahayakan
kesehatan, keselamatan, dan keamanan diri sendiri, orang lain atau masyarakat. Hal ini
berarti bahwa NAPZA dapat merusak fisik dan mental, dan dapat juga dianggap sebagai
Menurut Keliat, B. A., (2011), NAPZA adalah singkatan dari narkotika, alkohol,
psikotropika, dan zat adiktif lainnya. NAPZA berupa zat yang bila masuk ke dalam
tubuh, dapat mempengaruhi tubuh, terutama susunan saraf pusat yang dapat
menyebabkan gangguan fisik, psikis, dan fungsi sosial. Istilah lainnya NAPZA adalah
naroba, singkatan dari narkotik dan obat berbahaya. Narkoba lebih dulu populer di
tengah masyarakat.
menghentikan penggunaan NAPZA yang biasa digunakan, maka akan mengalami gejala
putus zat, seperti nyeri dan sulit tidur. Selain itu, klien juga mengalami efek toleransi
terhadap zat yaitu suatu keadaan bila klien ingin memperoleh efek zat seperti semula, ia
menggunakan NAPZA dalam waktu singkat atau lama, akan mengalami kerinduan yang
kuat sekali untuk menggunakannya kembali. Klien akan mencari-cari dan menggunaan
segala cara untuk dapat mendapatkan NAPZA tersebut, walaupun tidak sedang
alkohol, inhalansia, nikotin dan kafein. Jenis NAPZA yang menjadi masalah
penyalahgunaan di Indonesia adalah opiat (misalnya heroin atau putau), ganja (cimeng,
gelek), sedatif hipnotik (benzodiazepin, misalnya lexo, pil BK), alkohol (minuman
merasa rendah diri, mudah kecewa, suka coba-coba atau bereksperimen dan
bersikap antisosial.
akrab, konflik dengan orang lain, kelompok sebaya yang menggunakan NAPZA,
Selain itu, pengawasan masyarakat yang longgar, misalnya hokum tidak tegas
Faktor zat. Zat itu sendiri memberikan kenikmatan, mudah diperoleh, dan harganya
Teori Bio-Psiko-Sosial
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
197
Faktor predisposisi dari teori biologi meliputi genetik, biologi, kimia. Dari teori
3. Rentang Respon
Rentang respons ganguan pengunaan NAPZA ini berfluktuasi dari kondisi yang
ringan sampai yang berat, indikator ini berdasarkan perilaku yang ditunjukkan oleh
pengguna NAPZA.
Eksperimental
Kondisi pengguna taraf awal, yang disebabkan rasa ingin tahu dari remaja. Sesuai
Rekreasional
Penggunaan zat adiktif pada waktu berkumpul dengan teman sebaya, misalnya
pada waktu pertemuan malam mingguan, acara ulang tahun. Penggunaan ini
Situasional
sendiri. Seringkali penggunaan ini merupakan cara untuk melarikan diri atau
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
198
mengatasi masalah yang dihadapi. Misalnya individu menggunakan zat pada saat
Penyalahgunaan
Penggunaan zat yang sudah cukup patologis, sudahmulai digunakan secara rutin,
Ketergantungan
Penggunaan zat yang sudah cukup berat, telah terjadi ketergantungan fisik dan
putus zat (suatu kondisi dimana individu yang biasa menggunakan zat adiktif
secara rutin pada dosis tertentu menurunkan jumlah zat yang digunakan atau
zat yang digunakan. Sedangkan toleransi adalah suatu kondisi dari individu yang
mengalami peningkatan dosis (jumlah zat), untuk mencapai tujuan yang biasa
diinginkannya.
1. Narkotika
Narkotika adalah suatu obat atau zat alami, sintetis maupun sintetis yang
rasa atau nyeri dan perubahan kesadaran yang menimbulkan ketergantungna akan
zat tersebut secara terus menerus. Contoh narkotika yang terkenal adalah seperti
bukan tanaman baik sintesis maupun semi sintesis yang dapat menyebabkan
dkk. 1999).
Narkotika alami yaitu zat dan obat yang langsung dapat dipakai sebagai narkotik
tanpa perlu adanya proses fermentasi, isolasi dan proses lainnya terlebih
dahulu karena bisa langsung dipakai dengan sedikit proses sederhana. Bahan
secara langsung karena terlalu berisiko. Contoh narkotika alami yaitu seperti
Narkotika sintetis adalah jenis narkotika yang memerlukan proses yang bersifat
Narkotika semi sintetis yaitu zat/obat yang diproduksi dengan cara isolasi,
ekstraksi, dan lain sebagainya seperti heroin, morfin, kodein, dan lain-lain.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
200
2. Psikotropika
adalah zat atau obat, baik sintesis maupun semisintesis yang berkhasiat psikoaktif
melalui pengaruh selektif pada susunan saraf pusat yang menyebabkan perubahan
khas pada aktivitas mental dan perilaku. Zat yang tergolong dalam psikotropika
adalah stimulansia yang membuat pusat syaraf menjadi sangat aktif karena
disebut dengan speed, shabu-shabu, whiz, dan sulph. Golongan stimulan lainnya
adalah halusinogen yang dapat mengubah perasaan dan pikiran sehingga perasaan
merupakan golongan stimulan yang dapat mengakibatkan rusaknya daya ingat dan
kesadaran, ketergantungan secara fisik dan psikologis bila digunakan dalam waktu
lama.
Zat adiktif lainnya adalah zat, bahan kimia, dan biologi dalam bentuk
hidup secara langsung dan tidak langsung yang mempunyai sifat karsinogenik,
teratogenik, mutagenik, korosif, dan iritasi. Bahan-bahan berbahaya ini adalah zat
Adapun yang termasuk zat adiktif ini antara lain: minuman keras (minuman
5%) seperti bir, green sand; minuman keras golongan B (kadar ethanol lebih dari
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
201
5% sampai 20%) seperti anggur malaga; dan minuman keras golongan C (kadar
ethanol lebih dari 20% sampai 55%) seperti brandy, wine, whisky. Zat dalam
mencapai 0,5% dan hampir semua akan mengalami gangguan koordinasi bila
kadarnya dalam darah 0,10%. Zat adiktif lainnya adalah nikotin, votaile, dan
solvent/inhalasia.
Pengaruh NAPZA pada tubuh disebut intoksikasi. Selain intoksikasi, terdapat pula
sindroma putus zat, yaitu sekumpulan gejala yang timbul akibat penggunaan zat yang
dikurangi atau dihentikan. Tanda dan gejala intoksikasi dan putus zat berbeda pada jenis
zat yang berbeda. Berikut adalah tabel tanda dan gejala dari pengaruh NAPZA menurut
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
202
persepsi kesadaran menilai Paranoid
kesehatan, fungsi sosial, pendidikan atau pekerjaan, ekonomi (keuangan), dan hokum.
Berikut ini adalah penjelasan dari komponen NAPZA serta akibatnya bagi kesehatan
Opiate
disebabkan oleh sugesti, yaitu keinginan yang kuat sekali untuk menggunakan putau
kembali.
Ganja
satu jam dan jarak 10 meter dipersepsikan sebagai jarak 100 meter.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
203
Sedative hipnotik
Sedative hipnotik yang diminum berupa tablet jenis barbiturate dan benzodiazepine.
sedative (sejenis obat penenang) dan hipnotik (sejenis obat tidur) dapat membuat
sampai membunuh.
Alkohol
penyakit hati, penyakit jantung, gangguan susunan saraf, dan kemunduran daya ingat.
Amfetamin
amfetamin. MDMA atau ekstasi, contohnya ineks berbentuk tablet atu pil yang
dibakar menggunakan botol kaca yang dirancang khusus disebut bong. Setelah
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
204
Ganja Gangguan persepsi, Sinestesia, Sindrom amotivasional,
Penyakit paru-paru
pemulihan.
Menolak tegas untuk mencoba Say no to drug atau Katakan tidak pada narkoba.
Detoksifikasi adalah upaya mengurangi atau menghentikan gejala putus zat dengan dua
mengalami gejala putus zat, tidak diberi obat untuk menghilangkan gejala putus
zat tersebut.Klien hanya dibiarkan saja sampai gejala putus zat tersebut berhenti
sendiri.
substitusi adalah dengan menurunkan dosis secara bertahap sampai berhenti sama
mual, dan obat tidur atau sesuai gejala yang ditimbulkan akibat [putus zat
tersebut. Pengobatan dengan cara detokfikasi saja belum cukup karena tingginya
upaya pemulihan.
penyembuhan belum selesai, pasien baru menyelesaikan tahap awal dari proses
tidak akan mengikuti semua program tersebut. Bila pasien telah memutuskan akan
Program terapi pascadetoksifikasi ada yang non panti dan yang tinggal di panti.
keinginan untuk pakai lagi, memperbaiki cara menyelesaikan masalah, dan mengubah
gaya hidup menjadi lebih sehat. Pemulihan dapat dilakukan di masyarakat.Waktu yang
dibutuhkan untuk pemulihan, mungkin jangka pendek atau panjang sesuai dengan
kebutuhan klien. Jangka pemdek (mis. 3 bulan) dan jangka panjang (mis., 2 tahun atau
keagamaan
terapi kelompok, terapi keluarga, dan terapi lingkungan. Terapi psikososial ini
berasal dari pecantu yang sudah berhenti menggunakan putau atau heroin. Dalam
program terapi komunitas ini, diterapkan juga terapi-terapi lain, misalnya terapi 12
langkah.
Asuhan Keperawatan
Pengkajian
Motivasi berhenti
Pendekatan Bio-Psiko-Sosial
Biologi
Psikologis
Motivasi
Penyelesaian masalah
Terapi Kognitif
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
208
Latihan asertif, self-affirmation, relaksasi
Pencegahan kambuh
Sosial
Terapi Kelompok
Diagnosa Keperawatan
Overdosis
Hipertermi
Hipotermi
Intoleransi aktifitas
Putus zat
Nyeri akut
Diare
Ansietas
Rehabilitasi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
209
Koping individu tidak efektif: ketidakmampuan menolak keinginan
Distres spiritual
Ketidakberdayaan
Tindakan Keperawatan
Diagnosa: Overdosis
Diagnosa: Rehabilitasi
Klien dapat mengatasi tanda dan gejala intoksikasi atau putus zat.
Hukum
harapan klien untuk kehidupan sekarang dan masa yang akan dating
(kesehatan/pergaulan/pendidikan/pekerjaan/ekonomi/hokum),
afirmasi)
afirmasi)
menyenangkan).
untuk berobat.
Secara fisik: Isi waktu luang untuk diri klien sendiri dengan
disukai klien.
masalah.
Diskusikan gaya hidup yang sehat (makan dan buang air secara teratur,
bekerja dan tidur secara teratur, menjaga kebersihan diri, melatih klien
Latih klien minum obat sesuai terapi dokter dan tekankan prinsip benar
dosis obat.
pemulihan)
lain.
Gejala putus zat, misalnya nyeri, mual sampai muntah, diare, sulit
berkepanjangan).
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
214
Ajarkan keluarga mengenal ciri- ciri klien pakai lagi (mis. Memaksa
intoksikasi).
A. Pengertian
a. Neurobiologik
b. Biokimia
c. Genetik
teori Psikologik
a. Teori Psikoanalitik
b. Teori Pembelajaran
Teori Sosiokultural
Yosep (2009) mengemukakan bahwa tanda dan gejala perilaku kekerasan adalah
sebagai berikut :
Fisik
Verbal
Bicara kasar
Suara tinggi,membentak atau berteriak
Mengancam secara verbal atau fisik
Mengumpat dengan kata-kata kotor
Suara keras
Ketus
Perilaku
Tidak adekuat, tidak aman dan nyaman, rasa terganggu, dendam dan jengkel,
tidak berdaya, bermusuhan,mengamuk,ingin berkelahi,menyalahkan dan
menuntut.
Intelektual
Mendominasi,cerewet,kasar,berdebat,meremehkan,sarkasme.
Spiritual
Sosial
Menarik diri,pengasihan,penolakan,kekerasan,ejekan,sindiran.
Perhatian
Proses Marah
Stress, cemas, marah merupakan bagian kehidupan sehari-hari yang harus
dihadapi oleh setiap individu. Stress dapat menyebabkan kecemasan yang
menimbulkan perasaan tidak menyenangkan dan terancam. Kecemasan dapat
menimbulkan kemarahan. Berikut ini digambarkan proses kemarahan :(Beck,
Rawlins, Williams, 1986, dalam Keliat, 1996)
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
221
Respon terhadap marah dapat diungkapkan melalui 3 cara yaitu : Mengungkapkan
secara verbal, menekan, dan menantang. Dari ketiga cara ini cara yang pertama
adalah konstruktif sedang dua cara yang lain adalah destruktif.
Dengan melarikan diri atau menantang akan menimbulkan rasa bermusuhan, dan
bila cara ini dipakai terus menerus, maka kemarahan dapat diekspresikan pada
diri sendiri dan lingkungan dan akan tampak sebagai depresi dan psikomatik
atau agresif dan ngamuk.
Gejala marah
Kemarahan dinyatakan dalam berbagai bentuk, ada yang menimbulkan
pengrusakan, tetapi ada juga yang hanya diam seribu bahasa.Gejala-gejala atau
perubahan-perubahan yang timbul pada klien dalam keadaan marah diantaranya
adalah ;
Perilaku
Perilaku yang berkaitan dengan perilaku kekerasan antara lain :
Menyerang atau menghindar (fight of flight)
Pada keadaan ini respon fisiologis timbul karena kegiatan sistem saraf otonom
beraksi terhadap sekresi epinephrin yang menyebabkan tekanan darah meningkat,
takikardi, wajah merah, pupil melebar, sekresi HCl meningkat, peristaltik gaster
menurun, pengeluaran urine dan saliva meningkat, konstipasi, kewaspadaan juga
meningkat diserta ketegangan otot, seperti rahang terkatup, tangan dikepal, tubuh
menjadi kaku dan disertai reflek yang cepat.
Menyatakan secara asertif (assertiveness)
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
222
Perilaku yang sering ditampilkan individu dalam mengekspresikan
kemarahannya yaitu dengan perilaku pasif, agresif dan asertif. Perilaku asertif
adalah cara yang terbaik untuk mengekspresikan marah karena individu dapat
mengekspresikan rasa marahnya tanpa menyakiti orang lain secara fisik maupun
psikolgis. Di samping itu perilaku ini dapat juga untuk pengembangan diri klien.
Memberontak (acting out)
Perilaku yang muncul biasanya disertai akibat konflik perilaku acting out
untuk menarik perhatian orang lain.
Perilaku kekerasan
Tindakan kekerasan atau amuk yang ditujukan kepada diri sendiri, orang lain
maupun lingkungan
Mekanisme koping
Mekanisme koping adalah tiap upaya yang diarahkan pada penatalaksanaan
stress, termasuk upaya penyelesaian masalah langsung dan mekanisme pertahanan
yang digunakan untuk melindungi diri.(Stuart dan Sundeen, 1998 hal 33).
Kemarahan merupakan ekspresi dari rasa cemas yang timbul karena adanya
ancaman. Beberapa mekanisme koping yang dipakai pada klien marah untuk
melindungi diri antara lain : (Maramis, 1998, hal 83)
Pohon masalah
Perilaku kekerasan
G. Diagnosa keperawatan
Resiko mencederai diri sendiri, orang lain dan lingkungan berhubungan dengan
perilaku kekerasan
Tujuan umum : klien tidak mencederai diri / orang lain / lingkungan.
Tujuan khusus :
1.Klien dapat membina hubungan saling percaya.
2.Klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan.
3.Klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.
4.Klien dapat mengidentifikasi perilaku kekekerasan yang biasa dilakukan.
5.Klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.
6.Klien dapat melakukan cara berespons terhadap kemarahan secara konstruktif.
7.Klien dapat mendemonstrasikan sikap perilaku kekerasan.
8.Klien dapat dukungan keluarga dalam mengontrol perilaku kekerasan.
9.Klien dapat menggunakan obat yang benar.
Tindakan keperawatan :
Bina hubungan saling percaya.
Salam terapeutik, perkenalan diri, beritahu tujuan interaksi, kontrak waktu yang tepat,
ciptakan lingkungan yang aman dan tenang, observasi respon verbal dan non verbal,
bersikap empati.
Rasional : Hubungan saling percaya memungkinkan terbuka pada perawat dan sebagai
dasar untuk intervensi selanjutnya.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
225
Beri kesempatan pada klien untuk mengugkapkan perasaannya.
Rasional : Informasi dari klien penting bagi perawat untuk membantu kien dalam
menyelesaikan masalah yang konstruktif.
Bantu untuk mengungkapkan penyebab perasaan jengkel / kesal
Rasional : pengungkapan perasaan dalam suatu lingkungan yang tidak mengancam akan
menolong pasien untuk sampai kepada akhir penyelesaian persoalan.
Anjurkan klien mengungkapkan dilema dan dirasakan saat jengkel.
Rasional : Pengungkapan kekesalan secara konstruktif untuk mencari penyelesaian
masalah yang konstruktif pula.
Observasi tanda perilaku kekerasan pada klien.
Rasional : mengetaui perilaku yang dilakukan oleh klien sehingga memudahkan untuk
intervensi.
Simpulkan bersama tanda-tanda jengkel / kesan yang dialami klien.
Rasional : memudahkan klien dalam mengontrol perilaku kekerasan.
Anjurkan klien untuk mengungkapkan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Rasional : memudahkan dalam pemberian tindakan kepada klien.
Bantu klien bermain peran sesuai dengan perilaku kekerasan yang biasa dilakukan.
Rasional : mengetahui bagaimana cara klien melakukannya.
Bicarakan dengan klien apakah dengan cara yang klien lakukan masalahnya selesai.
Rasional : membantu dalam memberikan motivasi untuk menyelesaikan masalahnya.
Bicarakan akibat / kerugian dan perilaku kekerasan yang dilakukan klien.
Rasional : mencari metode koping yang tepat dan konstruktif.
Bersama klien menyimpulkan akibat dari perilaku kekerasan yang dilakukan.
Rasional : mengerti cara yang benar dalam mengalihkan perasaan marah.
Tanyakan pada klien apakah ia ingin mempelaja ri cara baru yang sehat.
Rasional : menambah pengetahuan klien tentang koping yang konstruktif.
Berikan pujian jika klien mengetahui cara yang sehat.
Rasional : mendorong pengulangan perilaku yang positif, meningkatkan harga diri
klien.
12. Diskusikan dengan klien cara lain yang sehat.
a.Secara fisik : tarik nafas dalam / memukul botol / kasur atau olahraga atau pekerjaan
yang memerlukan tenaga.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
226
b.Secara verbal : katakan bahwa anda sering jengkel / kesal.
c.Secara sosial : lakukan dalam kelompok cara-cara marah yang sehat, latihan asertif,
latihan manajemen perilaku kekerasan.
d.Secara spiritual : anjurkan klien berdua, sembahyang, meminta pada Tuhan agar diberi
kesabaran.
Rasional : dengan cara sehat dapat dengan mudah mengontrol kemarahan klien.
13. Bantu klien memilih cara yang paling tepat untuk klien.
Rasional : memotivasi klien dalam mendemonstrasikan cara mengontrol perilaku
kekerasan.
Bantu klien mengidentifikasi manfaat yang telah dipilih. Rasional :
mengetahui respon klien terhadap cara yang diberikan.
Bantu klien untuk menstimulasikan cara tersebut.
Rasional : mengetahui kemampuan klien melakukan cara yang sehat.
Beri reinforcement positif atas keberhasilan klien menstimulasi cara tersebut.
Rasional : meningkatkan harga diri klien.
Anjurkan klien untuk menggunakan cara yang telah dipelajari saat jengkel / marah.
Rasional : mengetahui kemajuan klien selama diintervensi.
Identifikasi kemampuan keluarga dalam merawat klien dari sikap apa yang telah
dilakukan keluarga terhadap klien selama ini.
Rasional : memotivasi keluarga dalam memberikan perawatan kepada klien.
Jelaskan peran serta keluarga dalam merawat klien.
Rasional : menambah pengetahuan bahwa keluarga sangat berperan dalam perubahan
perilaku klien.
20. Jelaskan cara-cara merawat klien.
Terkait dengan cara mengontrol perilaku kekerasan secara konstruktif.
Sikap tenang, bicara tenang dan jelas.
21. Bantu keluarga mengenal penyebab marah.
Rasional : meningkatkan pengetahuan keluarga dalam merawat klien secara bersama.
22. Bantu keluarga mendemonstrasikan cara merawat klien.
Rasional : mengetahui sejauh mana keluarga menggunakan cara yang dianjurkan.
23. Bantu keluarga mengungkapkan perasaannya setelah melakukan demonstrasi.
Rasional : mengetahui respon keluarga dalam merawat klien.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
227
Jelaskan pada klien dan keluarga jenis-jenis obat yang diminum klien seperti : CPZ,
haloperidol, Artame.
Rasional : menambah pengetahuan klien dan keluarga tentang obat dan fungsinya.
Diskusikan manfaat minum obat dan kerugian berhenti minum obat tanpa seizin dokter.
Rasional : memberikan informasi pentingnya minum obat dalam mempercepat
penyembuhan.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
228
BAB XIV
ASUHAN KEPERAWATAN PERILAKU MENCEDERAI DIRI
A. Pengertian
Pikiran bunuh diri biasanya muncul pada individu yang mengalami gangguan
mood, terutama depresi. Bunuh diri adalah tindakan yang dilakukan dengan sengaja
untuk membunuh diri sendiri. Edwin Shneidman (1963, 1981), seorang peneliti
bunuh diri yang ternama, mendefinisikan dua kategori bunuh diri :
Bunuh diri langsung adalah tindakan yang disadari dan disengaja untuk mengakhiri
hidup seperti membakar diri, menggantung diri, menembak diri dan meracuni
diri.
Bunuh diri tidak langsung adalah keinginan tersembunyi untuk mati, yang ditandai
dengan perilaku kronis beresiko seperti penyalahgunaan zat, makan
berlebihan, aktivitas seks bebas, dll.
Pengertian Bunuh diri sendiri adalah suatu keadaan dimana individu mengalami
resiko untuk menyakiti diri sendiri atau melakukan tindakan yang dapat
mengancam nyawa. Dalam sumber lain dikatakan bahwa bunuh diri sebagai
perilaku destruktif terhadap diri sendiri yang jika tidak dicegah dapat mengarah
pada kematian. Perilaku destruktif diri yang mencakup setiap bentuk aktivitas
bunuh diri, niatnya adalah kematian dan individu menyadari hal ini sebagai sesuatu
yang diinginkan (Stuart dan Sundeen, 1995)
Pendapat lain tentang bunuh diri:
Bunuh diri adalah pikiran untuk menghilangkan nyawa sendiri (Ann Isaacs,
2004).
Bunuh diri adalah ide, isyarat dan usaha bunuh diri, yang sering menyertai
gangguan depresif dan sering terjadi pada remaja (Harold Kaplan,1997).
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar dilakukan oleh pasien untuk
mengakhiri kehidupannya.
Menurut Maris, Berman, Silverman, dan Bongar (2000), bunuh diri memiliki 4
pengertian, antara lain:
a. Bunuh diri adalah membunuh diri sendiri secara intensional
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
229
Bunuh diri dilakukan dengan intensi
Bunuh diri dilakukan oleh diri sendiri kepada diri sendiri
Bunuh diri bisa terjadi secara tidak langsung (aktif) atau tidak langsung
(pasif), misalnya dengan tidak meminum obat yang menentukan
kelangsungan hidup atau secara sengaja berada di rel kereta api.
B. Faktor Predisposisi
Menurut Stuart dan Sundeen (1995), faktor predisposisi bunuh diri antara lain:
Diagnosis Psikiatrik
Lebih dari 90% orang dewasa yang mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri
mempunyai riwayat gangguan jiwa. Tiga gangguan jiwa yang dapat membuat
individu berisiko untuk melakukan tindakan bunuh diri adalah gangguan afektif,
penyalahgunaan zat, dan skizofrenia.
Sifat Kepribadian
Tiga tipe kepribadian yang erat hubungannya dengan besarnya resiko bunuh diri
adalah antipati, impulsif, dan depresi.
Lingkungan Psikososial
Faktor predisposisi terjadinya perilaku bunuh diri, diantaranya adalah
pengalaman kehilangan, kehilangan dukungan sosial, kejadian-kejadian negatif
dalam hidup, penyakit krinis, perpisahan, atau bahkan perceraian. Kekuatan
dukungan social sangat penting dalam menciptakan intervensi yang terapeutik,
dengan terlebih dahulu mengetahui penyebab masalah, respons seseorang dalam
menghadapi masalah tersebut, dan lain-lain.
Riwayat Keluarga
Riwayat keluarga yang pernah melakukan bunuh diri merupakan factor penting
yang dapat menyebabkan seseorang melakukan tindakan bunuh diri.
Faktor Biokimia
Data menunjukkan bahwa pada klien dengan resiko bunuh diri terjadi
peningkatan zat-zat kimia yang terdapat di dalam otak sepeti serotonin,
adrenalin, dan dopamine. Peningkatan zat tersebut dapat dilihat melalui rekaman
gelombang otak Electro Encephalo Graph (EEG).
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
230
C. Faktor Presipitasi
Faktor pencetus seseorang melakukan percobaan bunuh diri adalah (Stuart &
Sudden, 1995):
Perasaan terisolasi dapat terjadi karena kehilangan hubungan interpersonal/gagal
melakukan hubungan yang berarti.
Kegagalan beradaptasi sehingga tidak dapat menghadapi stres.
Perasaan marah/bermusuhan, bunuh diri dapat merupakan hukuman pada diri
sendiri.
Cara untuk mengakhiri keputusasaan.
Perilaku destruktif diri dapat ditimbulkan oleh stress berlebihan yang dialami oleh
individu. Pencetusnya sering kali berupa kejadian hidup yang memalukan.Faktor
lain yang dapat menjadi pencetus adalah melihat atau membaca melalui media
mengenai orang yang melakukan bunuh diri ataupun percobaan bunuh diri. Bagi
individu yang emosinya labil, hal tersebut menjadi sangat rentan.
Pengkajian orang yang bunuh diri juga mencakup apakah orang tersebut tidak
membuat rencana yang spesifik dan apakah tersedia alat untuk melakukan rencana
bunuh diri tersebut adalah: keputusasaan, celaan terhadap diri sendiri, perasaan
gagal dan tidak berguna, alam perasaan depresi, agitasi dan gelisah, insomnia yang
menetap, penurunan BB, berbicara lamban, keletihan, menarik diri dari lingkungan
sosial. Adapun petunjuk psikiatrik anatara lain: upaya bunuh diri sebelumnya,
kelainan afektif, alkoholisme dan penyalahgunaan obat, kelaianan tindakan dan
depresi mental pada remaja, dimensia dini/ status kekacauan mental pada lansia.
Sedangkan riwayat psikososial adalah: baru berpisah, bercerai/kehilangan, hidup
sendiri, tidak bekerja, perubahan/ kehilangan pekerjaan baru dialami, faktor-faktor
kepribadian: implisit, agresif, rasa bermusuhan,kegiatan kognitif dan negatif,
keputusasaan, harga diri rendah, batasan/gangguan kepribadian antisosial (Stuart &
Sundeen, 2006).
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
231
Proses Terjadinya Masalah
Bunuh diri
( Stuart & Sundeen, 2006)
F. PENGKAJIAN
Bunuh diri merupakan tindakan yang secara sadar di lakukan oleh pasien untuk
mengakhiri hidupnya. Berdasarkan besarnya kemungkinan pasien melakukan
bunuh diri, kita mengenal 3 macam perilaku bunuh diri, yaitu isyarat bunuh dirri,
ancaman bunuh diri, dan percobaaan bunuh diri.
3.1.1 Isyarat Bunuh Diri
Isyarat bunuh diri ditunjukkan dengan berperilaku secara tidak langsung
ingin bunuh diri, misalnya dengan mengatakan "tolong jaga anak-anak karena
saya akan pergi jauh" atau "segala sesuatu akan lebih baik tanpa saya".
Pada kondisi ini pasien mungkin sudah memiliki ide untuk mengakhiri
hidupnya, namun tidask disertai dengan ancaman dan percobaan bunuh diri.
Pasien umumnya mengungkapkan perasaan seperti rasa bersalah/ sedih/ marah/
putus asa/ tidak berdaya. Pasien juga mengungkapkan hal-hal negatif tentang diri
sendiri yang menggambarkan harga diri rendah.
3.1.2 Ancaman Bunuh Diri
Ancaman bunuh diri umumnya diucapkan oleh pasien, berisi keinginan
untuk mati dengan rencana untuk mengakhiri kehidupan dan persiapan alat
untuk melaksanakan rencana tersebut. Secara aktif pasien telah memikirkan
rencana bunuh diri, namun tidak disertai dengan percobaan bunuh diri.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
233
Walaupun dalam kondisi ini pasien belum mencoba bunuh diri, pengawasan
ketat harus dilakukan. Kesempatan sedikit saja dapat dimanfaatkan pasien untuk
melaksanakan rencana bunuh dirinya.
3.1.3 Percobaan Bunuh Diri
Percobaan bunuh diri adalah tindakan pasien menciderai atau melukai diri
untuk mengakhiri kehidupannya. Pada kondisi ini, pasien aktif mencoba bunuh
diri dengan cara gantung diri, minum racun, memotong urat nadi, atau
menjatuhkan diri dari tempat yang tinggi. Berdasarkan jenis-jenis bunuh diri ini
dapat dilihat data-data yang harus dikaji pada tiap jenisnya.
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Jika ditemukan data bahwa pasien menunjukkan isyarat bunuh diri, masalah
keperawatan yang mungkin muncul adalah Harga Diri Rendah. Bila telah
ditemukan masalah tersebut maka tindakan paling utama yang harus dilakukan
adalah meningkatkan harga diri pasien.
Jika ditemukan data bahwa pasien memberikan ancaman atau mencoba bunuh diri,
masalah keperawatan yang mungkin muncul adalah Risiko Bunuh Diri.
TINDAKAN KEPERAWATAN
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
235
Tujuan tindakan keperawatan adalah keluarga mampu merawat pasien dengan
risiko bunuh diri
Tindakan keperawatan:
Mengajarkan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri
Menanyakan keluarga tentang tanda dan gejala bunuh diri yang pernah
muncul pada pasien
Mendiskusikan tentang tanda dan gejala yang umumnya muncul pada
pasien risiko bunuh diri
Mengajarkan keluarga cara melindungi pasien dari perilaku bunuh diri
Mendiskusikan tentang cara yang dapat dilakukan keluarga bila pasien
memperlihatkan tanda dan gejala bunuh diri
Menjelaskan tentang cara-cara melindungi pasien, antara lain:
Memberikan tempat yang aman
Menempatkan pasien di temapt yang mudah diawasi, jangan biaran
pasien mengunci diri di kamarnya atau jangan meninggalkan
pasien sendiri di rumah
Menjauhkan baang-barang yang dapat digunakan untuk bunuh diri.
Jauhkan pasien dari barang-barang yang dapat digunakan bunuh
diri, seperti tali, bahan bakar minyak/bensin, api, pisau atau benda
tajam lainnya, zat yang berbahaya seperti obat nyamuk dan racun
serangga
Selalu mengadakan pengawasan dan meningkatkan pengawasan apabila
ada tanda dan gejala bunuh diri meningkat. Jangan pernah
melonggarkan pengawasan, walaupun pasien tidak menunjukkan
tanda dan gejala bunuh diri
Menganjurkan keluarga untuk melaksanakan cara tersebut di atas
Mengajarkan keluarga tentang hal-hal yang dapat dilakukan apabila pasien
melakukan percobaan bunuh diri, antara lain:
Mencari bantuan pada tetangga sekitar atau pemuka masyarakat untuk
menghentikan upaya bunuh diri tersebut
Segera membawa pasien ke rumah sakit atau puskesmas untuk
mendapatkan bantuan medis
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
236
Membantu keluarga mencari rujukan ke fasilitas kesehatan yang tersedia bagi
pasien
Memberikan informasi tentang nomor telepon darurat tenaga kesehatan
Menganjurkan keluarga untuk mengantarkan pasien berobat/ kontrol secara
teratur untuk mengatasi masalah bunuh dirinya
Menganjurkan keluarga untuk membantu pasien minum obat sesuai prinsip
lima benar yaitu benar orangnya, benar obatnya, benar dosisnya, benar
cara penggunaannya, benar waktu penggunaannya
Tabel ringkasan tindakan keperawatan untuk pasien risiko bunuh diri berdasarkan
perilaku bunuh diri yang ditampilkan:
3 perilaku bunuh Tindakan keperawatan untuk Tindakan keperawatan
diri pasien untuk keluarga
KASUS :
Tn. A berusia 35 tahun, bekerja di sebuah perusahaan swasta bernama PT. Airlangga.
Status menikah, mempunyai 2 orang istri, dan seorang anak. Perusahaan tempatnya
bekerja mengalami masalah, akibatnya sebagian besar para pekerjanya terkena
pemutusan hubungan kerja (PHK), termasuk salah satunya Tn. A. Akibatnya kondisi
keuangan Tn. A memburuk, sehingga membuat istri pertamanya meminta cerai karena
Tn. A tidak bisa memberikan nafkah lagi kepada istrinya. Dan Tn. A pun menjadi putus
asa dan ingin mengakhiri hidupnya dengan cara bunuh diri.
PENGKAJIAN
Identitas Klien
Nama Lengkap : Tn. A
Usia : 35 tahun
Jenis Kelamin : Laki-laki
Status : Menikah (2 orang istri)
Alamat : Surabaya
Alasan Masuk
Klien dibawa ke rumah sakit jiwa karena mencoba gantung diri di kamar mandi
rumah pasien.
Faktor Predisposisi
Klien frustasi karena baru mengalami kehilangan pekerjaan/di PHK oleh
perusahaan tempat ia bekerja, padahal dia harus menghidupi 2 orang istri dan
seorang anak. Ditambah lagi dengan istri pertamanya yang minta cerai. Tidak ada
anggota keluarga yang juga mengalami gangguan jiwa.
Fisik
Ada bekas percobaan bunuh diri pada leher dan pergelangan tangan, BB pasien
menurun dan klien tampak lemas tak bergairah, sensitif, mengeluh sakit perut,
kepala sakit. N: 80x/mnt, TD: 120/90 mmHg, S: 37 C, RR: 20x/mnt, BB: 56 Kg
dan TB 170cm.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
239
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
240
Psikososial
4.1.5.1 Genogram
DO :
Klien terlihat depresi dan murung
Jarang berinteraksi dengan orang
sekitar
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
243
4.3 POHON MASALAH
efek Resiko bunuh diri
causa
Koping individu inefektif
Berduka disfungsional
DIAGNOSA KEPERAWATAN
Resiko bunuh diri berhubungan dengan gangguan konsep diri
Ganggguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu
inefektif
RENCANA INTERVENSI
Resiko bunuh diri berhubungan dengan gangguan konsep diri
Tujuan : Pasien tetap aman dan selamat
Tindakan : Melindungi pasien
Intervensi Rasional
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
244
1. Temani pasien terus menerus sampai 1. Mengawasi tindakan pasien agar
ia dapat dipindahkan ke tempat yang tidak melakukan tindakan bunuh
aman. diri.
2. Jauhkan semua benda yang berbahaya 2. Menghindari pasien menggunakan
(misal: pisau, silet, gelas, tali, ikat benda berbahaya untuk percoban
pinggang). bunuh diri.
3. Periksa apakah pasien benar-benar 3. Mengawasi pasien agar teratur dan
telah meminum obatnya, jika pasien tepat meminum obatnya.
mendapat obat.
4. Jelaskan pada pasien bahwa kita akan 4. Agar pasien merasa tidak sendirian.
melindungi pasien hingga tidak ada
keinginan bunuh diri.
5. Intervensi pada keluarga pasien : 5. Partisipatif aktif dari keluarga akan
a. Anjurkan keluarga untuk ikut membntu membat nyaman pasien
mengawasi pasien dan jangan sehingga meminimalisir hal-hal
pernah meninggalkan pasien pemicu bunuh diri.
sendiri.
Ganggguan konsep diri : harga diri rendah berhubungan dengan koping individu
inefektif
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
245
Tujuan khusus : 1. Klien dapat memahami dan menerima keadaan
Klien mau mengungkapkan perasaannya
Klien dapat melakuakn stretegi koping yang adekuat
Kriteria hasil :
www.istanakeperawatan.blogspot. Page
com 246
menyangkal atau menghindar
lebih jauh.
2. Bicara dengan klien tentang hal yang 2. Mendiskusikan pada tahap ini dapat
realistis terkait dengan membantu membuatnya lebih
kehilangannya; diskusikan nyata bagi klien
perubahan kongkret yang telah
terjadi dalam kehidupannya akibat
kehilangan dan perubahan yang
harus mulai lakukan sekarang
www.istanakeperawatan.blogspot. Page
com 247
kebencihan adalah normal dan sehat
dalam berduka
EVALUASI
Klien mampu mengatasi keinginan untuk melakukan percobaan bunuh diri.
Klien mau mengungkapkan perasaannya mengenai kepercayaan diri dan mulai mau
berinteraksi.
Klien mempunyai koping yang efektif dalam menghadapi masalah dengan cara
berdiskusi.
A. Pengertian
Dewasa ini, post-partum blues (PPB) atau sering juga disebut maternity blues
atau baby blues dimengerti sebagai suatu sindroma gangguan afek ringan yang sering
tampak dalam minggu pertama setelah persalinan atau pada saat fase taking in,
cenderung akan memburuk pada hari ketiga sampai kelima dan berlangsung dalam
ringan oleh sebab itu sering tidak dipedulikan sehingga tidak terdiagnosis dan tidak
bagi wanita yang mengalaminya, dan bahkan kadang-kadang gangguan ini dapat
berkembang menjadi keadaan yang lebih berat yaitu depresi dan psikosis pasca-salin,
yang mempunyai dampak lebih buruk, terutama dalam masalah hubungan perkawinan
dengan suami dan perkembangan anak, karena stres dan sikap ibu yang tidak tulus
terus-menerus bisa membuat bayi tumbuh menjadi anak yang mudah menangis,
cenderung rewel, pencemas, pemurung dan mudah sakit. Keadaan ini sering disebut
Baby blues adalah keadaan di mana seorang ibu mengalami perasaan tidak
berkaitan dengan hubungannya dengan si bayi, atau pun dengan dirinya sendiri. Ketika
plasenta dikeluarkan pada saat persalinan, terjadi perubahan hormon yang melibatkan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
249
endorphin, progesteron, dan estrogen dalam tubuh Ibu, yang dapat mempengaruhi
Post partum blues sering dikenali dengan istilah p ost partum depression yaitu
keadaan depresi pasca kelahiran. Ada sebagian wanita yang rawan terhadap depresi
B. Faktor Penyebab
Etiologi atau penyebab pasti terjadinya postpartum blues sampai saat ini belum
diketahui. Namun, banyak faktor yang diduga berperan terhadap terjadinya postpartum
blues, antara lain:
Faktor hormonal yang berhubungan dengan perubahan kadar estrogen, progesteron,
prolaktin dan estradiol. Penurunan kadar estrogen setelah melahirkan sangat
berpengaruh pada gangguan emosional pascapartum karena estrogen memiliki efek
supresi aktifitas enzim monoamine oksidase yaitu suatu enzim otak yang bekerja
menginaktifasi noradrenalin dan serotonin yang berperan dalam perubahan mood dan
kejadian depresi.
Faktor demografi yaitu umur dan paritas.
Pengalaman dalam proses kehamilan dan persalinan.
Latar belakang psikososial ibu, seperti; tingkat pendidikan, status perkawinan,
kehamilan yang tidak diinginkan, riwayat gangguan kejiwaan sebelumnya, sosial
ekonomi serta keadekuatan dukungan sosial dari lingkungannya (suami, keluarga dan
teman). Apakah suami menginginkan juga kehamilan ini, apakah suami, keluarga,
dan teman memberi dukungan moril (misalnya dengan membantu pekerjaan rumah
tangga, atau berperan sebagai tempat ibu mengadu/berkeluh-kesah) selama ibu
menjalani masa kehamilannya atau timbul permasalahan, misalnya suami yang tidak
membantu, tidak mau mengerti perasaan istri maupun persoalan lainnya dengan
suami, problem dengan orang tua dan mertua, problem dengan si sulung.
Takut kehilangan bayinya atau kecewa dengan bayinya.
Namun ada beberapa pendapat yang menyebutkan bahwa Post partum blues tidak
sangat tertekan sehingga mencari bantuan dokter. Dengan kata lain para wanita lebih
mungkin mengembangkan depresi post partum jika mereka terisolasi secara sosial dan
Ada juga yang berpendapat bahwa kemunculan dari postpartum blues ini disebabkan
oleh beberapa factor dari dalam dan luar individu. Penelitian dari Dirksen dan De Jonge
melahirkan dapat memicu depresi postpartum blues ini. Misalnya saja pada pembedahan
hormon dan perubahan hidup ibu pasca melahirkan juga dapat dianggap pemicu.
Gejala-gejala postpartum blues ini bisa terlihat dari perubahan sikap seorang ibu.
Gejala tersebut biasanya muncul pada hari ke-3 atau 6 hari setelah melahirkan.
Beberapa perubahan sikap tersebut diantaranya sering tiba-tiba menangis karena merasa
tidak bahagia, penakut, tidak mau makan, tidak mau bicara, sakit kepala sering berganti
mood, mudah tersinggung (iritabilitas), merasa terlalu sensitif dan cemas berlebihan,
tidak bergairah, khususnya terhadap hal yang semula sangat diminati, tidak mampu
berkonsentrasi dan sangat sulit membuat keputusan, merasa tidak mempunyai ikatan
batin dengan si kecil yang baru saja Anda lahirkan , insomnia yang berlebihan. Gejala-
gejala itu mulai muncul setelah persalinan dan pada umumnya akan menghilang dalam
waktu antara beberapa jam sampai beberapa hari. Namun jika masih berlangsung
beberapa minggu atau beberapa bulan itu dapat disebut postpartum depression.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
251
D. Insidens
Dalam dekade terakhir ini, banyak peneliti dan klinisi yang memberi perhatian
khusus pada gejala psikologis yang menyertai seorang wanita pasca salin, dan telah
melaporkan beberapa angka kejadian dan berbagai faktor yang diduga mempunyai
kaitan dengan gejala-gejala tersebut. Berbagai studi mengenai post-partum blues di luar
negeri melaporkan angka kejadian yang cukup tinggi dan sangat bervariasi antara 26-
85%, yang kemungkinan disebabkan karena adanya perbedaan populasi dan kriteria
1. Pengalaman
a. Kasus Pertama
Setelah melahirkan anak pertama yang berjenis kelamin perempuan seorang ibu
mengalami post partum blues dengan menolak bayinya. Kadang dia membiarkannya
menangis sampai bayinya diam sendiri karena kecapekan atau tertidur. Dia juga sering
memarahinya untuk kesalahan yang sepele atau bahkan karena anaknya tidak bersalah
sama sekali. Dia memarahinya hanya karena merasa terganggu. Setelah post partum
bluesnya sudah sembuh, dia bisa menyayangi anaknya itu seperti saudara-saudaranya
yang lain. Tapi dampaknya pada diri ibu sepertinya cukup hebat. Ibu jadi tidak percaya
diri, takut melakukan sesuatu, bertanya untuk hal-hal sepele (boleh tidak melakukan ini
atau itu, yang mana yang harus dia pilih dan sebagainya). Dan yang membuat Ibu sedih
mendengar bunyi kereta. Dia lari dan bersembunyi di belakang bis tingkat yang
dipajang di halaman museum. Jongkok sambil menutup telinganya. Padahal Ibu dan
ayahnya juga kedua adiknya ada di dekatnya. Ibu merasa sudah menjadi monster
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
252
untuknya. Anaknya itu tidak percaya bahwa Ibunya bisa melindunginya, karena itu lari
b. Kasus Kedua
Seorang ibu melahirkan anak pertama enam tahun di Iran, hanya dengan didampingi
suami, tidak ada ibunda atau sanak saudara. Biaya telpon saat itu masih sangat mahal
sehingga tidak mungkin menelpon berlama-lama untuk sekedar curhat kepada Ibu.
Kontrakan suami istri tersebut jauh dari orang-orang Indonesia lainnya. Ada teman-
teman orang Iran yang menengok sesekali, tapi tentu saja komunikasi tidak bisa terjalin
dengan sangat akrab. Singkat kata, dalam kesepian itulah, anak pertama mereka lahir.
Pasca persalinan, kondisi psikologis ibu benar-benar kacau, kondisi yang oleh para
psikolog disebut Postpartum Blues. Atas saran seorang dosen, mereka pun berkonsultasi
menanganinya adalah langsung kepala lembaga itu, seorang ulama. Beliau ternyata
benar-benar ahli dalam memberikan terapi. Beliau merekomendasikan suami untuk skip
kuliah semester itu supaya dapat mendampingi ibu di rumah. Mereka pun
direkomendasikan untuk jalan-jalan ke luar kota dengan biaya dari pihak sekolah.
Terakhir, karena ibu masih sering nangis dan marah-marah, beliau menyuruh mereka
2. Penanganan
acuan pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan . Untuk skrining ini dapat
Scale (EDPS) merupan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur
berhubungan dengan labilitas persaaan kecemasan persaan bersalah serta mencakup hal-
hal yang terdapat pada post-partum blues . Kuesioner ini terdiri dari 10 pertanyaan
dimana setiap pertanyan memiliki 4 pilihan jawabanya yang mempunyai nilai skor dan
harus dipilih satu sesuai dengan gradasi perasaan yang dirasakan ibu pasca salin saat ini.
Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu
5 menit . Peneliti mendapati bahwa nilai scoring lebih besar dari 12 memiliki sensitifitas
86 % dan nilai predikasi positif 73 % untuk mendiagnosa kejadian post partum blues .
EDPS juga telah teruji validitasnya di beberapa negara seperti Belanda, Swadia ,
Australia, Italia dan Indonesia . EDPS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca
salin dan bila hasilnya meragukan dapat diulangi pengisiannya 2 minggu kemudian.
Postpartum blues merupakan sindrom yang paling ringan diantara beberapa sindrom
pasca melahirkan lainnya. Sindrom ini dialami oleh 80 persen ibu yang pertama kali
maupun mental. Di samping itu, ia juga perlu makanan yang bergizi, minum yang
banyak dan jalan-jalan pagi/sore setiap hari. Harus ada anggota keluarga atau orang lain
yang membantunya melakukan pekerjaan rumah. Untuk tetap kuat, ia juga perlu berbagi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
254
cerita dengan sesama ibu baru yang memiliki pengalaman baby blues. Jenis depresi ini
tidak perlu pengobatan khusus. Meski bisa juga diobati lewat akupuntur atau obat
tradisional untuk menghilangkan kelelahan. Biasanya kondisi ini bisa tuntas setelah dua
Kadang, orang tua membawa bayinya ke psikolog justru karena mereka yang
Namun setelah konsultasi berjalan, terungkaplah kalau si orang tua sedang bermasalah
bayi. Ini tentu harus dicarikan jalan keluar yang tepat, termasuk bagaimana kiat yang
harus ditempuh agar bayi bisa tetap terstimulasi. Bagaimanapun, masalah orang tua
memang bisa merembet ke bayi. Bukankah bayi adalah bagian dari keluarga? Jadi,
semuanya berkaitan. "Kalau bayi bermasalah, ya, orang tua juga bermasalah.
Sebaliknya kalau orang tua bermasalah, bayi juga bisa terpengaruh," kata Ergin. Kondisi
ibu dengan postpartum blues seperti ini akan sangat berpengaruh bagi kondisi mental
bayinya. Bayi akan memberikan respons yang serupa dengan ibunya dalam bentuk
sering rewel tanpa sebab. Saat dibawa ke psikolog, penelusuran latar belakang masalah
bayi akan sampai juga pada masalah ibu sehingga sindrom postpartum blues ikut
E. Pencegahan
Menurut para ahli, stres dalam keluarga dan kepribadian si ibu, memengaruhi
terjadinya depresi ini. Stres di keluarga bisa akibat faktor ekonomi yang buruk atau
kurangnya dukungan kepada sang ibu.Hampir semua wanita, setelah melahirkan akan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
255
mengalami stres yang tak menentu, seperti sedih dan takut. Perasaan emosional inilah
yang memengaruhi kepekaan seorang ibu pasca melahirkan. Hingga saat ini, memang
belum ada jalan keluar yang mujarab untuk menghindari Postpartum Blues. Yang bisa
dilakukan, hanyalah berusaha melindungi diri dan mengurangi resiko tersebut dari
dalam diri.
Sikap proaktif untuk mengetahui penyebab dan resikonya, serta meneliti faktor-faktor
apa saja yang bisa memicu juga dapat dijadikan alternative untuk menghindari
Postpartum Blues. Selain itu juga dapat mengkonsultasikan pada dokter atau orang yang
profesional, agar dapat meminimalisir faktor resiko lainnya dan membantu melakukan
pengawasan.
Berikut ini beberapa kiat yang mungkin dapat mengurangi resiko Postpartum
Blues yaitu :
sadar terhadap kondisi ini. Apabila terjadi, maka Anda akan segera
Diet nutrisi cukup penting untuk kesehatan, lakukan usaha yang terbaik dengan
makan dan tidur yang cukup. Keduanya penting selama periode postpartum dan
kehamilan.
3. Olahraga
selama 15 menit dengan berjalan setiap hari, sehingga membuat Anda merasa
atau pindah kerja, sebelum atau setelah melahirkan. Tetaplah hidup secara
sederhana dan menghindari stres, sehingga dapat segera dan lebih mudah
5. Beritahukan perasaan
inginkan dan butuhkan demi kenyamanan Anda sendiri. Jika memiliki masalah
dan merasa tidak nyaman terhadap sesuatu, segera beritahukan pada pasangan
Dukungan dari keluarga atau orang yang Anda cintai selama melahirkan, sangat
diperlukan. Ceritakan pada pasangan atau orangtua Anda, atau siapa saja yang
bersedia menjadi pendengar yang baik. Yakinkan diri Anda, bahwa mereka akan
8. Senam Hamil
Kelas senam hamil akan sangat membantu Anda dalam mengetahui berbagai
informasi yang diperlukan, sehingga nantinya Anda tak akan terkejut setelah
keluar dari kamar bersalin. Jika Anda tahu apa yang diinginkan, pengalaman
perasaan yang terjadi selama periode postpartum. Kondisi Anda yang belum
Mintalah dukungan dari keluarga dan lingkungan Anda, meski pembantu rumah
Dukungan emosi dari lingkungan dan juga keluarga, akan membantu Anda
Dukungan terbaik datang dari orang-orang yang ikut mengalami dan merasakan
hal yang sama dengan Anda. Carilah informasi mengenai adanya kelompok Postpartum
Blues yang bisa Anda ikuti, sehingga Anda tidak merasa sendirian menghadapi
persoalan ini.
F. Pemeriksaan Diagnostik
Sampai saat ini belum ada alat test khusus yang dapat mendiagnosa secara
langsung post partum blues. Secara medis, dokter menyimpulkan beberapa simtom yang
tampak dapat disimpulkan sebagai gangguan depresi post partum blues bila memenuhi
kriteria gejala yang ada. Kekurangan hormon tyroid yang ditemukan pada individu yang
mengalami kelelahan luar biasa (fatigue) ditemukan juga pada ibu yang mengalami post
pelayanan pasca salin yang rutin dilakukan. Untuk skrining ini dapat dipergunakan
beberapa kuesioner dengan sebagai alat bantu. Endinburgh Posnatal Depression Scale
(EPDS) merupakan kuesioner dengan validitas yang teruji yang dapat mengukur
serta mencakup hal-hal lain yang terdapat pada post-partum blues . Kuesioner ini terdiri
jawaban yang mempunyai nilai skor dan harus dipilih satu sesuai dengan gradasi
perasaan yang dirasakan ibu pasca salin saat itu. Pertanyaan harus dijawab sendiri oleh
ibu dan rata-rata dapat diselesaikan dalam waktu 5 menit. Cox et. Al., mendapati bahwa
nilai skoring lebih besar dari 12 (dua belas) memiliki sensitifitas 86% dan nilai prediksi
positif 73% untuk mendiagnosis kejadian post-partum blues . EPDS juga telah teruji
Indonesia. EPDS dapat dipergunakan dalam minggu pertama pasca salin dan bila
G. Penatalaksanaan
sebagai berikut :
pertama sampai hari kedua setelah melahirkan. Pada saat itu focus perhatian ibu
terutama pada dirinya sendiri. Pengalaman selama proses persalinan sering berulang
diceritakannya. Hal ini membuat cenderung inu menjadi pasif terhadap lingkungannya.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
259
Fase taking hold Yaitu periode yang berlangsung antara 3-10 hari setelah
melahirkan. Pada fase ini ibu merasa khawatir akan ketidakmampuannya dan rasa
tanggung jawabnya dalam merawat bayi. Pada fase ini ibu memerlukan dukungan
karena saat ini merupakan kesempatan yang baik untuk menerima berbagai penyuluhan
Fase letting go merupakan fase menerima tanggung jawab akan peran barunya
yang verlangsung sepuluh hari setelah melahirkan. Ibu sudah dapat menyesuaikan diri,
penanganan gangguan mental pada momen-momen lainya. Para ibu yang mengalami
dukungan psikologis seperti juga kebutuhan fisik lainnya yang harus juga dipenuhi.
dan/atau istirahat, dan seringkali akan merasa gembira mendapat pertolongan yang
praktis. Dengan bantuan dari teman dan keluarga, mereka mungkin perlu untuk
mengatur atau menata kembali kegiatan rutin sehari-hari, atau mungkin menghilangkan
beberapa kegiatan, disesuaikan dengan konsep mereka tentang keibuan dan perawatan
bayi. Bila memang diperlukan, dapat diberikan pertolongan dari para ahli, misalnya dari
Para ahli obstetri memegang peranan penting untuk mempersiapkan para wanita
petugas obstetri, yaitu: dokter dan bidan/perawat sangat diperlukan, misalnya dengan
serta penanganannya.
bantuan praktis dan pemahaman secara intelektual tentang pengalaman dan harapan-
harapan mereka mungkin pada saat-saat tertentu. Secara garis besar dapat dikatakan
Cara mengatasi gangguan psikologi pada nifas dengan postpartum blues ada dua
cara yaitu :
diantaranya :
Memanggil orangtua ibu bayi agar bisa menemani ibu dalam menghadapi
Suami seharusnya tahu permasalahan yang dihadapi istrinya dan lebih perhatian
terhadap istrinya
melahirkan
Selain hal diatas, penanganan pada klien postpartum blues pun dapat dilakukan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
262
Belajar tenang dengan menarik nafas panjang dan meditasi
Berolahraga ringan
Bersikap fleksibel
H. Diagnosa Keperawatan
Risiko tinggi terhadap perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan
pengaruh komplikasi fisik dan emosional
Resiko tinggi ketidakefektifan koping individu berkaitan perubahan emosional yang
tidak stabil pada ibu
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Respon hormonal dan psikologis (sangat
gembira, ansietas, kegirangan), nyeri/ketidaknyamanan, proses persalinan dan
kelahiran melelahkan.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
263
f. Kurang pengetahuan mengenai perawatan diri dan perawatan bayi
berhubungan dengan kurang pemajanan / mengingat, kesalahan interpretasi, tidak
mengenal sumber sumber.
g. Potensial terhadap pertumbuhan koping keluarga berhubungan dengan
kecukupan pemenuhan kebutuhan kebutuhan individu dan tugas tugas adaptif,
memungkinkan tujuan aktualisasi diri muncul ke permukaan.
I. Rencana Keperawatan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
264
Rasional : Memberikan kenyamanan, khususnya selama laktasi, bila afterpain
paling hebat karena pelepasan oksitosin.
Risiko tinggi terhadap perubahan peran menjadi orang tua berhubungan dengan
pengaruh komplikasi fisik dan emosional
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
265
Tujuan : Mengungkapkan masalah dan pertanyaan tentang menjadi orang tua,
mendiskusikan peran menjadi orang tua secara realistis, secara aktif mulai
melakukan tugas perawatan bayi baru lahir dengan tepat, mengidentifikasi sumber-
sumber.
Intervensi Keperawatan :
Kaji kekuatan, kelemahan, usia, status perkawinan, ketersediaan sumber pendukung
dan latar belakang budaya.
Rasional : Mengidentifikasi faktor faktor risiko potensia l dan sumber-sumber
pendukung, yang mempengaruhi kemampuan klien/pasangan untuk menerima
tantangan peran menjadi orang tua.
Perhatikan respons klien/pasangan terhadap kelahiran dan peran menjadi orang tua.
Rasional : Kemampuan klien untuk beradaptasi secara positif untuk menjadi
orang tua mungkin dipengaruhi oleh reaksi ayah dengan kuat.
Evaluasi sifat dari menjadi orangtua secara emosi dan fisik yang pernah dialami
klien/pengalaman selama kanak-kanak.
Rasional : Peran menjadi orang tua dipelajari, dan individu memakai peran
orang tua mereka sendiri menjadi model peran.
Tinjau ulang catatan intrapartum terhadap lamanya persalinan, adanya komplikasi,
dan peran pasangan pada persalinan.
Rasional : Persalinan lama dan sulit, dapat secara sementara menurunkan energi
fisik dan emosional yang perlu untuk mempelajari peran menjadi ibu dan dapat
secara negatif mempengaruhi menyusui.
Evaluasi status fisik masa lalu dan saat ini dan kejadian komplikasi pranatal,
intranatal, atau pascapartal.
Rasional : Kejadian seperti persalinan praterm, hemoragi, infeksi, atau adanya
komplikasi ibu dapat mempengaruhi kondisi psikologis klien.
Evaluasi kondisi bayi ; komunikasikan dengan staf perawatan sesuai indikasi.
Rasional : Ibu sering mengalami kesedihan karena mendapati bayinya tidak
seperti bayi yang diharapkan.
Pantau dan dokumentasikan interaksi klien/pasangan dengan bayi.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
266
Rasional : Beberapa ibu atau ayah mengalami kasih sayang bermakna pada
pertama kali ; selanjutnya, mereka dikenalkan pada bayi secara bertahap.
Anjurkan pasangan/sibling untuk mengunjungi dan menggendong bayi dan
berpartisipasi terhadap aktifitas perawatan bayi sesuai izin.
Rasional : Membantu meningkatkan ikatan dan mencegah perasaan putus asa.
Kolaborasi dalam merujuk untuk konseling bila keluarga beresiko tinggi terhadap
masalah menjadi orang tua atau bila ikatan positif diantara klien/pasangan dan
bayi tidak terjadi.
Rasional : Perilaku menjadi orang tua yang negatif dan ketidakefektifan koping
memerlukan perbaikan melalui konseling, pemeliharaan atau bahkan psikoterapi
yang lama.
d. Risiko tidak efektif koping individual berhubungan dengan krisis maturasional dari
kehamilan/mengasuh anak dan melakukan peran ibu dan menjadi orang tua (atau
melepaskan untuk adopsi), kerentanan personal, ketidakadekuatan sistem pendukung,
persepsi tidak realistis
Tujuan : Mengungkapkan ansietas dan respon emosional, mengidentifikasi kekuatan
individu dan kemampuan koping pribadi, mencari sumber-sumber yang tepat sesuai
kebuuhan.
Intervensi Keperawatan :
Kaji respon emosional klien selama pranatal dan dan periode intrapartum dan
persepsi klien tentang penampilannya selama persalinan.
Rasional : Terhadap hubungan langsung antara penerimaan yang positif akan
peran feminin dan keunikan fungsi feminin serta adaptasi yang positif terhadap
kelahiran anak, menjadi ibu, dan menyusui.
Anjurkan diskusi oleh klien / pasangan tentang persepsi pengalaman kelahiran.
Rasional : Membantu klien / pasangan bekerja melalui proses dan memperjelas
realitas dari pengalaman fantasi.
Kaji terhadap gejala depresi yang fana (" perasaan sedih " pascapartum) pada hari ke-
2 sampai ke-3 pascapartum (misalnya ; ansietas, menangis, kesedihan,
konsentrasi yang buruk, dan depresi ringan atau berat).
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
267
Rasional : Sebanyak 80 % ibu ibu mengalami depresi sement ara atau perasaan
emosi kecewa setelah melahirkan.
Evaluasi kemampuan koping masa lalu klien, latar belakang budaya, sistem
pendukung, dan rencana untuk bantuan domestik pada saat pulang.
Rasional : Membantu dalam mengkaji kemampuan klien untuk mengatasi stres.
Berikan dukungan emosional dan bimbingan antisipasi untuk membantu klien
mempelajari peran baru dan strategi untuk koping terhadap bayi baru lahir.
Rasional : Keterampilan menjadi ibu / orang tua bukan secara insting tetapi
harus dipelajari.
Anjurkan pengungkapan rasa bersalah, kegagalan pribadi, atau keragu raguan
tentang kemampuan menjadi orang tua
Rasional : Membantu pasangan mengevaluasi kekuatan dan area masalah secara
realistis dan mengenali kebutuhan terhadap bantuan profesional yang tepat.
Kolaborasi dalam merujuk klien/pasangan pada kelompok pendukungan menjadi
orang tua, pelayanan sosial, kelompok komunitas, atau pelayanan perawat
berkunjung.
Rasional : Kira kira 40 % wanita dengan depresi pascapart um ringan
mempunyai gejala gejala yang menetap sampai 1 tah un dan dapat memerlukan
evaluasi lanjut.
e. Gangguan pola tidur berhubungan dengan Respon hormonal dan psikologis (sangat
gembira, ansietas, kegirangan), nyeri/ketidaknyamanan, proses persalinan dan
kelahiran melelahkan.
Tujuan : Mengidentifikasi penilaian untuk mengakomodasi perubahan yang
diperlukan dengan kebutuhan terhadap anggota keluarga baru, melaporkan
peningkatan rasa sejahtera dan istirahat.
Intervensi Keperawatan :
Kaji tingkat kelelahan dan kebutuhan untuk istirahat.
Rasional : Persalinan atau kelahiran yang lam dan sulit, khususnya bila ini
terjadi malam, meningkatkan tingkat kelelahan.
Kaji factor-faktor, bila ada yang mempengaruhi istirahat.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
268
Rasional : Membantu meningkatkan istirahat, tidur dan relaksasi dan
menurunkan rangsang.
Berikan informasi tentang kebutuhan untuk tidur/istirahat setelah kembali ke rumah.
Rasional : Rencana yang kreatif yang membolehkan untuk tidur dengan bayi
lebih awal serta tidur siang membantu untuk memenuhi kebutuhan tubuh.
Berikan informasi tentang efek-efek kelelahan dan ansietas pada suplai ASI.
Rasional : Kelelahan dapat mempengaruhi penilaian psikologis, suplai ASI, dan
penurunan refleks secara psikologis.
Kaji lingkungan rumah, bantuan dirumah, dan adanya sibling dan anggota
keluarga lain.
Rasional : Multipara dengan anak di rumah memerlukan tidur lebih banyak
dirumah sakit untuk mengatasi kekurangan tidur dan memenuhi kebutuhannya.
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
269
Rasional : Membantu mencegah infeksi, mempercepat pemulihan dan
penyembuhan, dan berperan pada adaptasi yang positif dari perubahan fisik dan
emosional.
Diskusikan kebutuhan seksualitas dan rencana untuk kontrasepsi.
Rasional : Pasangan mungkin memerlukan kejelasan mengenai ketersediaan
metoda kontrasepsi dan kenyataan bahwa kehamilan dapat terjadi bahkan
sebelum kunjungan sebelum kunjungan minggu ke-6.
A. Definisi Waham
realitas yang salah, keyakinan yang tidak konsisten dengan tingkat intelektual
kekuatan dan bakat serta tidak merasa terganggu jiwanya atau ia merasa sangat
kuat dan sangat terkenal. Hal ini sesuai dengan penjelasan Varcarolis dalam
Thinks he or she has powers and talents that are not possessed or is someone
powerful or famous.
walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realita normal
Waham adalah suatu keyakinan kokoh yang salah dan tidak sesuai dengan
fakta dan keyakinan tersebut mungkin aneh (misal, mata saya adalah komputer
yang dapat mengontrol dunia) atau bisa pula tidak aneh (hanya sangat tidak
mungkin, misal, FBI mengikuti saya) dan tetap dipertahankan meskipun telah
pada gangguan jiwa berat dan beberapa bentuk waham yang spesifik sering
ditemukan pada skizofrenia. Semakin akut psikosis semakin sering ditemui waham
1. Teori Biologis
waham:
skizofrenia.
2. Teori Psikososial
lain.
1. Biologis
Stressor biologis yang berhubungan dengan neurobiologis
2. Stres Lingkungan
3. Pemicu Gejala
1998)
klien baik secara fisik maupun psikis. Secara fisik klien dengan
e) Fase comforting
f) Fase improving
E. Jenis-Jenis Waham
Tanda dan gejala dari perubahan isi pikir waham yaitu : klien
atau kekayaan luar biasa, klien menyatakan perasaan dikejar-kejar oleh orang
lain atau sekelompok orang, klien menyatakan perasaan mengenai penyakit yang
ada dalam tubuhnya, menarik diri dan isolasi, sulit menjalin hubungan
interpersonal dengan orang lain, rasa curiga yang berlebihan, kecemasan yang
meningkat, sulit tidur, tampak apatis, suara memelan, ekspresi wajah datar,
kadang tertawa atau menangis sendiri, rasa tidak percaya kepada orang lain,
gelisah.
Status Mental
yang jelas.
halusinasi dengar.
yang jelek.
a. Kognitif :
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
281
Tidak mampu membedakan nyata dengan tidak
nyata
Afektif :
Afek tumpul
Hipersensitif
dangkal
Depresif
Ragu-ragu
Streotif
Impulsive
Curiga
Fisik :
Higiene kurang
Muka pucat
Sering menguap
BB menurun
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
282
5. Nafsu makan berkurang dan sulit tidur
G. Penatalaksanaan Waham
memandang klien dengan waham pada gangguan skizofrenia ini sebagai pasien
yang tidak dapat disembuhkan lagi atau orang yang aneh dan inferior bila sudah
dapat kontak maka dilakukan bimbingan tentang hal-hal yang praktis. Biar pun
klien tidak sembuh sempurna, dengan pengobatan dan bimbingan yang baik
terapi lainnya seperti: terapi psikomotor, terapi rekreasi, terapi somatik, terapi
seni, terapi tingkah laku, terapi keluarga, terapi spritual dan terapi okupsi yang
sebagai berikut :
a) Farmakoterapi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
283
Tatalaksana pengobatan skizofrenia paranoid mengacu pada
Anti Psikotik
1. Chlorpromazine
oral.
2. Trifluoperazine
mg/hari.
3. Haloperidol
Anti parkinson
Difehidamin
Anti Depresan
75-300 mg/hari.
mg/hari.
Anti Ansietas
b) Psikoterapi
c) Terapi Keluarga
Pengkajian
dan kemampuan koping yang dimiliki klien (Stuart & Sundeen, 1998). Cara
Identitas klien
Faktor predisposisi
Faktor presipitasi
Aspek fisik/biologis
Aspek psikososial
Status mental
Mekanisme koping
Aspek medik
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
288
Pohon Masalah
Dalam analisis data ini dapat ditemukan dua kesimpulan yang akan
antisipasi masalah
Data Masalah
mengendalikan diri.
Data objektif :
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
290
marah, bicara menguasai
Risiko TUM :
tinggi Klien
menceder mampu
ai : orang mengendal
lain ikan
berhubun dirinya
gan sehingga
dengan tidak
waham. mencedera
i orang
www.istanakeperawatan.blogspot. Page
com 291
lain. S : merasa
TUK : lebih tenang,
intervensi
www.istanakeperawatan.blogspot. Page
com 292
pikiran mampu dan perasaannya. O : Klien
dan mengungka perasaannya. 2.Mendengark mau
menghakimi intervensi.
www.istanakeperawatan.blogspot. Page
com 293
orang di ikasi melakukan kegiatan normal
sekitarnya kemampuan kegiatan dengan benar A : masalah
mengident intervensi
ifikasi
kemampua
n positif
pasien.
www.istanakeperawatan.blogspot. Page
com 294
2. Dorong keluarga untuk rajin
keluarga memberikan menjenguk
berhubungan mencederai
tidak 3.Menganjurka
mencederai n keluarga
keluarga rutin
secara menjenguk
perawatan
minimal 3
hari sekali
A. Pendahuluan
antara lain : rasa menjadi milik orang lain atau keluarga, kebutuhan pengakuan orang
berada dalam satu keluarga. Dengan demikian pada dasarnya individu memerlukan
positif dalam upaya pencegahan, pengobatan atau terapi serta pemulihan kesehatan jiwa
dalam terapi modalitas dapat memberikan hasil yang positif terhadap perubahan
B. Pengertian
yang llain, saling ketergantungan serta mempunyai norma yang sama (Stuart and
Sundeen, 1991).
serta mengubah perilaku yang destruktif dan maladaptive (Keliat, B.A., 2004)
C. Komponen Kelompok
Menurut Stuart & Laraia ( 2001 ), terdapat delapan komponen dlam kelompok,
yaitu
1. Struktur kelompok
perilaku dan interaksi. Struktur ini akan diatur oleh pemimpin dan anggota
2. Besar Kelompok
kelompok. Jumlah yang ideal untuk kelompok kecil adalah 5- 12 orang, hal ini
mengakomodir sejumlah pendapat para pakar seperti Rawlin, William dan beck
(1993) adalah 5 10 orang, Lancester ( 1980) adala h 10-12 orang dan Stuart
dan Laraia (2001) adalah 7 -10 orang. Keuntungan bila jumlah anggota
Akan tetapi bila jumlahnya sangat sedikit hal itu juga menyebabkan tidak
3. Lamanya sesi
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
297
Waktu yang efektif untuk satu sesi adalah 20 40 m enit bagi fungsi kelompok
rendah dan 60 120 menit bagi fungsi kelompok yang tinggi (Stuart & Laraia,
2001). Satu sesi terdiri dari tahap orientasi, tahap kerja dan tahap terminasi.
Banyaknya sesi tergantung dari tujuan kelompok dan dapat direncanakan sesuai
dengan kebutuhan.
4. Komunikasi
komunikasi yang terjadi dalam kelompok. Elemen yang harus diamati, menurut
Stuart & Laraia (2001), yaitu komunikasi itu sendiri, setting duduk, tema yang
umpan balik sehingga setiap anggota menyadari adanya dinamika dalam proses
5. Peran Kelompok
Terdapat tiga peran dan fungsi kelompok yang akan ditampakkan oleh setiap
Maintenance roles, yaitu peran serta aktif dalam proses kelompok dan
penyelesai masalah.
Task roles, yaitu focus pada penyelesaian tugas yang meliputi pemimpin,
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
298
Individual roles, yaitu orientasi pada diri sendiri dan distraksi pada
Kekuatan kelompok
mempengaruhi jalannya kegiatan kelompok. Untuk itu akan dapat dikaji siapa
yang paling banyak mendengar dan siapa yang membuat keputusan dikelompok
7. Norma kelompok
Norma adalah suatu standar perilaku didalam kelompok yang diharapkan timbul
dalam perilaku anggota kelompok pada masa yang akan datang berdasarkan
pengalaman masa lalu dan saat ini. Pemahaman terhadap norma akan
anggota kelompok.
8. Kekohesifan
mencapai tujuan. Hal ini sangat penting karena ketertarikan dan kepuasan
Untuk itu seorang pemimpin harus jeli menganalisa hal hal yang dapat
yang akan mengembangkan kelompok akan melalui 4 (empat) fase, yaitu fase pra-
kelompok, fase awal kelompok, fase kerja kelompok dan fase terminasi kelompok
Fase Pra-Kelompok
Hal penting yang harud diperhatikan pada saat memulai kelompok adalah
Fase ini ditandai dengan ansietas karena masuk kelompok yang baru dan peran
yang baru. Yalom (1995) dalam Struart & Laraia (2001) membagi fase ini
a. Tahap Orientasi
Pada tahap ini pimpinan kelompok lebih aktif dalam memberi pengarahan.
yang terdiri dari tujuan, kerahasiaan, waktu pertemuan, struktur dan aturan
b. Tahap Konflik
Peran dependen dan independen terjadi pada tahap ini, sebagian pemimpin ingin
sebagai pengambil keputusan, ada pula yang hanya mengarahkan dan justru
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
300
anggota nantinya yang akan memutuskan, ada pula anggota yang netral dan
antar anggota dan pimpinan dapat terjadi pada tahap ini. Pimpinan perlu
c. Tahap Kohesif
Setelah melalui tahap konflik, anggota kelompok akan merasakan ikatan yang
kuat satu sama lain. Perasaan positif akan semakin saling diungkapan. Anggota
merasa bebas membuka diri tentang informasi dan lebih intim dengan anggota
Fase ini kelompok sudah menjadi sebuah tim yang stabil dan realistis. Walaupun
bekerja keras tetapi tetap menyenangkan dan menjadi suatu tantangan bagi
Tugas pimpinan kelompok pada fase ini membantu kjelompok emncapai tujuan,
kelompok, tidak ada lagi kerahasiaan dan keinginan untuk berubah. Hal inilah
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
301
yang harus diperhatikan oleh pimpinan kelompok agar segera melakukan
strukturisasi.
Terminasi dapat sementara atau permanen. Terminasi dapat pula terjadi karena
anggota kelompok atau pimpinan keluar dari kelompok. Pada fase ini dilakukan
yang sukses ditandai oleh perasan puas dan pengalaman kelompok dapat
perilaku klien dengan memanfaatkan dinamika kelompok. Menurut Wilson dan Kneisel
(1992), TAK adalah manual, rekreasi dan teknik kreatif untuk memfasilitasi pengalaman
seseorang serta meningkatkan respon social dan harga diri. Cara ini cukup efektif,
karena di dalam kelompok akan terjadi interaksi satu dengan yang lain, saling
mempengaruhi, saling tergantung dan terjalin satu persetujuan norma yang diakui
bersama, sehingga terbentuk suatu sistem sosial yang khas yang didalamnya terdapat
masing anggota berkesempatan untuk menerima dan memberikan umpan balik terhadap
anggota yang lain, mencoba cara baru untuk meningkatkan respon sosial dan harga diri.
interpersonal.
tubuh, ekspresi wajah (respon non-verbal). Biasanya klien yang tidak mau
Aktivitas berupa :
Klien diorientasikan pada kenyataan yang ada disekitar klien yaitu diri sendiri,
orang lain yang ada disekeliling klien atau orang yang dekat dengan klien,
lingkungan yang pernah mempunyai hubungan dengan klien dan waktu saat ini
Aktivitas berupa :
3. TAK SOSIALISASI
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
303
Klien dibantu untuk melakukan soaialisasi dengan individu yang ada disekitar
telah dilakukan
pada tiap sessi. Dalam proses ini diharapkan respon klien terhadap berbagai
kehidupan
dilakukan
fisik
asertif
minum obat
ibadah
Aktivitas mempersepsikan stimulus tidak nyata dan respon yang dialami dalam
kehidupan.
kegiatan
benar
Pengorganisasian Kelompok
Tugasnya :
umpan balik.
Fasilitator
Tugasnya :
memotivasi anggota
Memfokuskan kegiatan
Tugasnya :
Mencatat semua proses yang terjadi dan semua perubahan perilaku klien
Perawat dapat bertugas sebagai leader, co leader, fasilitator dan observer. Namun
untuk kelompok yang telah melakukan aktifitas secara teratur, klien yang sudah
kooperatif dan stabil dapat berperan sebagai co leader, fasilitator, observer bahkan
Cara mengatasi masalah ini tergantung pada jenis kelompok terapis, kontrak dan
untuk mengantisipasi keadaan yang bersifat emergensi dalam terapi yang dapat
Intervensi : Panggil nama klien, Tanyakan mengapa meninggalkan tempat dan beri
penjelasan
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
308
DAFTAR PUSTAKA
Bandura, A. 1969. Principles of Behavior Modification. New York : Holt, Rinehart &
Winston.
Campbell, M., Shay dkk. 1983. Comprehensive Text Bookof Psychiatri. USA : Mc
Millan Publishing.
th
Carpenito, L.J (1995). Handbook of Nursing Diagnosis (6 ed). Philadelphia : Edition )
Philadelphia: F.A Davis Company
Crumbaugh, J.C. 1979. Logotherapy : New Help for Problem Drinkers. Burnham Inc.
Depkes RI. 1989. Petunjuk Teknis Asuhan Keperawatan Pasien Gangguan Skizofrenia.
Jakarta : Direktorat Kesehatan Jiwa
Fortinash, C.M, and Holloday P.A. 1991. Psychiatric Nursing Care Plan. St. Louis :
Mosby Year Book.
Isaacs, Ana. (2005). Keperawatan Kesehatan Jiwa dan Psikiatri. EGC : Jakarta
Jellinek, E.M. 1972. The Disease Concept of Alcoholism. New Heaven, CT : College
and University Press
Joewana, S. 2005. Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif:
Penyalahgunaan NAPZA/Narkoba Edisi 5. Jakarta: EGC
www.istanakeperawatan.blogspot.com Page
309
Kaplan, H.I dan Sadock, B.J. Pocket Book of Emergency Psychiatric Medicine.
Keliat B.A. 1999. Kumpulan Proses Keperawatan Masa lah Keperawatan Jiwa.
Jakarta : FIK-UI.
Keliat, B. A., W iyono, A. P., Susanti, H. 2011. Managemen Kasus Gangguan Jiwa:
CMHN (Intermediate Course). Jakarta: EGC.
Lazarus, S.R. dan Folkman. 1985. Stress Appraisal and Coping. New York : Publishing
Company.
Mansjoer, Arif (et al.). 2000. Kapita selekta Kedokteran. Ed. 3, cet. 1. Jakarta: Media
aesculapius.
Maramis, WS. (1997), Catatan Ilmu Kedokteran Jiwa. Airlasngga University Pers,
Suarabaya.
Perez, Joseph F. 1979. Family Counseling : Theory and Practice. New York : Van
Nostrand, Co.
Stuart, G.W. dan Laraia, M.T (2001). Principles and Practice of Psychiatric
Stuart, G.W. dan Sundeen, S.J. (1995). Principles and Practice of Psychiatric
Suliswati, dkk., 2005, Konsep Dasar Keperawatan Kesehatan Jiwa, Jakarta : EGC.