LAPORAN TUTOR BLOK 1.4 Minggu 1
LAPORAN TUTOR BLOK 1.4 Minggu 1
4
Kelompok 20
KATA PENGANTAR
Hanya dengan ridha Allah SWT dan doa yang tiada hentinya dari
kedua orang tua dan keluarga, alhamdulillah kami dapat
melaksanakan tugas yang telah diberikan oleh Ibu Dra. Asterina
,MS selaku dosen tutorial kelompok 20.
Ini merupakan karya kecil kami yang hanya dapat terwujud dengan
kerja keras,dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh
karenanya, dengan segala kerendahan hati kami menyampaikan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
Akhir kata, kami berharap Laporan Hasil Tutorial Minggu 1 Blok 1.4
ini dapat memberi manfaat dan pengetahuan yang lebih bagi semua
pihak yang membacanya.
Kelompok 20
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR....
2
DAFTAR
ISI
..3
BAB 1
PENDAHULUAN
...4
A.SKENARIO..............................................................
........................4
B.PROSES PEMBELAJARAN.........................................
....................4
BAB II
PEMBAHASAN..............................................................................
...5
A. STEP 1 TERMINOLOGI......................................................
...............5
B. STEP 2 RUMUSAN MASALAH............................................
..............5
C. STEP 3
HIPOTESIS....................................................................................
........6
D. STEP 4
SKEMA.........................................................................................
........9
E. STEP 5 LEARNING
OBJECTIVE..........................................................................10
F. STEP 6 BELAJAR
MANDIRI...............................................................................10
G. STEP 7 HASIL
DISKUSI......................................................................................1
0
BAB III
PENUTUP
77
A. KESIMPULAN
78
B. PESAN
DAFTAR
PUSTAKA
..
BIODATA ANGGOTA
KELOMPOK
79
BAB I
PENDAHULUAN
A. SKENARIO
DARI MULUT SAMPAI KE ANUS
B. PROSES PEMBELAJARAN
BAB II
PEMBAHASAN
A. STEP 1 TERMINOLOGI
1. Bilas lambung : atau disebut juga gastric lavage yaitu
membersihkan lambung dengan cara memasukkan dan
mengeluarkan air hangat atau NaCl
78
C. STEP 3 HIPOTESIS
6. Lapisan pencernaan:
1. Mukosa : terdiri dari epitel, lamina propria
2. Sub mukosa : ada pleksus saraf
3. Muskularis : serabut otot
4. Adventisia/serosa : melapisi lapisan luar, berupa jaringan
penyambung
7. Enzim-enzim pencernaan :
Mulut : enzim ptialin
Lambung : enzim pepsin, renin dan lipase
Pankreas : enzim steapsin, tripsin
Usus : enzim enterokinase, lipase, erepsin
9. Karena yang rusak organ visceral, maka nyeri nya nyeri alih.
Nyeri nya menyebar juga dipengaruhi dermatom yang sama
(T9-T11). Menyebarnya dipengaruhi juga oleh gerakan
peristaltik usus.
Gastritis
Mag
Sembelit
Pankreatitis
Diare
Dispepsia
Disvagia
Kolik
Parotitis
Ambeien
Demam tifoid
Kelainan kongenital (LO)
78
D. STEP 4 SKEMA
78
SelubungRectus
Peritoneum
yang melapisi permukaan luar organ. Lapisan tipis yang berisi cairan
serosa diantara parietall dan visceral yaitu rongga peritoneal. Dalam
beberapa penyakit, periotenal cavity menjadi mengembung karena
akumulasi beberapa liter cairan, kondisi ini dinamakan Ascites.
3
RegiopadaDindingAbdomen(dilihatdaribawah)
Lidah
Otot ekstrinsik
Otot intrinsik
Gigi
Kelenjar Saliva
78
Lambung
11
Jejunum(2/5proximalbagiandarijejunum-
ileum;terutamapadakuadrankiriatas)
Ileum(3/5distal3/5bagiandarijejunum-
ileum;terutamapadakuadrankananbawah)
2. Jejunum
3. Ileum
INTESTINUM CRASSUM
d. Postileal (retroileal)
Usus besar berukuran panjang 1,5 mdengan diameter 6,5 cm. Usus
besarberawal dari ujung ileum di bagiankanan bawah dari abdomen,
memanjang ke superior tepat di bawah liver, kemudian memotong
ke kiri, turun menuju pelvis, dan berhenti pada anus. Bagian dari
mesenterium, yaitu mesokolon menahan bagian transversum dari
usus besar pada dinding abdomen posterior. Usus besar memiliki
fungsi pencernaan yang tidak terlalu besar selain menyerap air dan
elektrolit dari chyme yang tersisa dan membentuk, menyimpan,
serta mengeluarkan feses.
Usus besar dibagi menjadi caecum, colon, rectum, dan anal canal.
Caecum atau sekum merupakan kantong yang berada sedikit di
bawah katup ileocecal yang merupakan pelipatan membran mukosa
pada persambungan antara usus kecil dan usus besar yang
berfungsi untuk mencegah aliran balik dari chyme. Appendiks ,
suatu struktur yang berupa proyeksi mirip jari menempel pada
batas inferior medial dari sekum. Appendiks yang berukuran 8 cm
mengandung jaringan limfa yang banyak, yang dapat berfungsi
untuk melawan infeksi.
Bagian superior dari dari sekum berlanjut menjadi colon, yang terdiri
dari kolon asendens, kolon transversum, kolon desendens, dan kolon
sigmoid. Kolon asendens memanjang ke arah superior dari sekum di
78
KOLON
78
Basis appendix:
Berdasarkanl
etaknya:colonascendens,transversum,descendens,sigmoid
Flexura:
REKTUM
Hubungan peritoneal:
U - 1/3superiortertutupolehperitoneum
U - 1/3medialhanyabagiananterior
M&F:cincinanorectal,ossacral&coccygis,fossaischiorectal Liver/
Hati Hati merupakan organ dalam terbesar dengan berat 1,3
kg pada orang dewasa. Hati berada tepat di bawah diafragma,
di regio epigastrikum dan hipkondriak dekstra.
78
MulaidariVSIIIsampairectosigmoidjunction. Lokasi:anteriorVSIII-
Vsacrum&coccyx Retroperitoneal
Dibagiandistalmelebardisebutampullarecti
Lipatan mukosa:
Longitudinal:saatdistensi,lipatanmenghilang
Transversal(horizontal)/plicaetransversalisrecti:permanent.
Superior:menonjoldidindingkanandankiri
Medial:menonjoldidindinganteriordankanan.
78
Inferior:menonjoldidindingkiri.
SyntopiFiksasi: ligamen
78
Ligamen:
Pankreas
PEMBULUH ARTERI
U - jejunum
U - ileum
U - caecum
U - appendix ,
U - colon ascendens,
2.4 A. colica dextra : colon ascendens & flexura coli dextra 2.5 A.
colica media: 2/3 dextra colon transversum
U - descendens
U - sigmoid
U - rectum,
GETAH BENING
U Inferiormesentericnodes(nn.ll.mesentericainferior):
Kalo untuk canalis analis ada persarafan khusus yaitu Di atas linea
pectinata:
Terdapat pembuluh darah
Pada bagian yang berbatasan dengan Muskularis terdapat
Pleksus Submukosus Meissner yang merupakan pleksus SSO
(Parasimpatik) dan ganglion, mengontrol fungsi pergerakan
dari mukosa dan sekresi kelenjar mukosa.
U Terdapat dua lapis otot, yaitu sirkular (ke arah lumen) dan
longitudinal (ke arah luar) dengan
LIDAH
78
2 RONGGA MULUT
Dentin bagian berkapur, lebih keras dari tulang (kalsium >> dan
membentuk Kristal hidroksiapatit), terdapat odontoblas (sekresi
matriks organik), dan serabut kolagen tipe 1.Email komponen tubuh
manusia terkeras, paling banyak terdiri dari Kristal hidroksipatit,
dihasilkan oleh sel ektodermal.
78
ESOFAGUS
antibakterilysozim.
- Tunika Muskularis, unik karena memiliki dua jenis otot yaitu rangka
dan polos. Persebarannya yaitu sepertiga atas mostly otot rangka,
sepertiga tengah campuran dengan otot polos mendominasi
semakin menuju lambung, dan sepertiga bawah otot polos semua.
Lapis ini cukup tebal
- Tunika paling luar kata Gartner juga variasi, adventisia ada hingga
bagian sebelum menembus diafragma, setelah nya menuju
lambung menjadi serosa (karena masuk ke intraperitoneal)
OESOPHAGO-
CARDIAL JUNCTION
GASTER (LAMBUNG)
(EPITEL SELAPIS
SILINDRIS KELENJAR
TUBULOALVEOLAR)
Sel Silindris
Merupakan sel lapis terluar dengan mikrovili yang berasal dari sel
induk (oligomukosa), mengandung banyak zat berupa Glikoprotein,
enzim- enzim (disakaridase, dipeptidase), enterokinase, fosfatase
alkali. Terdapat di semua bagian usus halus (duodenum, yeyunum
dan ileum)
Sel ini terletak diatas lamina basal dengan bentuk silindris, inti
lonjong di daerah basal, memiliki mikrovili di area apical yang
membentuk striated border (brush border) dan permukaan lateral
dan yang interdigaitasi (bertautan) antar sel silindris
Sel Goblet
78
Sel Paneth
Sel yang berada pada dasar kriptus Lieberkuhn dan banyak terdapat
di jejunum. Merupakan sel Piramid asidofilik yang menghasilkan
Lisozim (penghancur dinding sel bakteri) sehingga memiliki fungsi
mengatur flora normal di usus.
APPENDIKS
ANUS
o Lapisan muskularis
Muskulussfingteraniinternum(dalam)ototpolos
78
Muskulussfingteranieksternum(luar)ototrangka
Kelenjar Liur
HATI
Stroma
Lobulus portal
memetabolisme peralihan.
78
PANKREAS
78
c. Radiasi
d. Terjadi trauma pada kehamilan trimester pertama.
e. Infeksi pada ibu yang dapat mempengaruhi janin contohnya
seperti infeksi Rubella dan Sifilis, toxoplasmosis dan klamidia
f. Pengaruh obat teratogenik, termasuk jamu dan kontrasepsi
hormonal, akibat toksisitas selama kehamilan, misalnya kecanduan
alkohol, terapi penitonin
Patofisiologi
Cacat terbentuk pada trimester pertama kehamilan, prosesnya
karena tidak terbentuknya mesoderm, pada daerah tersebut
sehingga bagian yang telah menyatu (proses nasalis dan maksilaris)
pecah kembali.
Klasifikasi
1. Berdasarkan organ yang terlibat
a. Celah di bibir (labioskizis)
b. Celah di gusi (gnatoskizis)
c. Celah di langit (palatoskizis)
d. Celah dapat terjadi lebih dari satu organ mis = terjadi di bibir dan
langit-langit (labiopalatoskizis)
2. Berdasarkan lengkap/tidaknya celah terbentuk
78
Gejala
Ada beberapa gejala dari bibir sumbing yaitu :
1. Terjadi pemisahan langit-langit
2. Terjadi pemisahan bibir
3. Terjadi pemisahan bibir dan langit-langit
4. Infeksi telinga berulang
5. Berat badan tidak bertambah
6. Pada bayi terjadi regurgitasi nasal ketika menyusui yaitu keluarnya
air susu dari hidung
Diagnosis
Untuk mendiagnosa terjadi celah sumbing pada bayi setelah lahir
mudah karena pada celah sumbing mempunyai ciri fisik yang
spesifik. Sebetulnya ada pemeriksaan yang dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan janin apakah terjadi kelainan atau idak.
Walaupun pemeriksaan ini tidak sepenuhya spesifik. Ibu hamil dapat
memeriksakan kandungannya dengan menggunakaan USG.
Komplikasi
Penatalaksanaan
Penanganan untuk bibir sumbing adalah dengan cara operasi.
Operasi ini dilakukan setelah bayi berusia 2 bulan, dengan berat
badan yang meningkat, dan bebas dari infeksi oral pada saluran
napas dan sistemik.
78
Pencegahan
- menghindari faktor- faktor yang meningkatkan terjadinya
labiopalatoskizis
- Skrining USG
Etiologi
Beberapa etiologi yang diduga dapat mempengaruhi terjadinya
kelaianan kongenital atresia esofagus :
1. Faktor obat, Salah satu obat yang diketahui dapat menimbulkan
kelainan kongenital ialah thalidomine
2. Faktor radiasi, Radiasi pada permulaan kehamilan mungkin dapat
menimbulkan kelainan kongenital pada janian yang dapat
mengakibatkan mutasi pada gen.
3. Faktor gizi, Penyelidikan menunjukan bahwa frekuensi kelainan
congenital pada bayi-bayi yang dilahirkan oleh ibu yang kekurangan
makanan
4. Dihubungkan dengan trisomi 21, 13, 18
Manifestasi klinis
- polihidramnion ( air ketuban > 2000 ml ) pada kehamilan
- sekresi pada mulut bayi meningkat
- bayi tersedak, batuk atau sianotik saat diberi minum
- Beberapa jam setelah lahir timbul napas ngorok dan sesak napas
- Terlihat gelembung udara bercampur lendir putih pada lubang
hidung dan mulut karena regurgitasi air ludah atau minum pertama.
Diagnosis
- dari gejala-gejala yang terlihat
- Diagnosis antenatal dengan USG pada gestasi 14-15 minggu
dengan hasil tidak tampak adanya gambaran lambung janin dengan
cairan amnion normal atau meningkat
- Diagnosis post natal
78
Penatalaksanaan
Pembedahan
Sebelumnya bayi ditelungkupkan untuk mencegah isi lambung
masuk ke paru-paru. Untuk mencegah aspirasi kantong buntu
esofagus harus tetap dipertahankan kosong dengan pengisapan
teratur, pemantauan suhu rutin, cairan tubuh
Manifestasi klinis
Muntah Proyektil, biasanya setelah diberi minum, makin sering
sampai 2 3 kali pemberian minum.
Bisa mulai dari minggu ke 1 2, Kebanyakan mulai bergejala umur 2
8 minggu.
Tidak berwarna bil (dari empedu) tetapi terkadang ada flek sedikit
darah.
Tidak ada mual, dan bayi segera mau minum lagi.
Kalau lama: berat badan turun, dihidrasi, alkalosis matabolik dengan
hypokloremia & jaundis.
Diagnosis
Pada pemeriksaan fisik carilah benjolan sebesar buah zaitun
(olive) di kwadrant kanan atas. Lebih mudah diraba kalau bayi
bersandar dan sedang minum.
< 50% dapat diraba.
Radiologis: Seri Kontras Saluran Cerna Atas (UGIS): Dilatasi lambung
serta string sign (benang)pada waktu kontras melewati pylorus
yang menyempit & double tract karena edema mukosa.
Tata laksana
Koreksi dihidrasi & alkalosis metabolik dulu
Operasi piloromyotom
Gejala
- nyeri perut epigastrum
- nyeri perut setelah makan dan muntah
- disfagia
- rasa panas akibat refluks cairan lambung
Diagnosis
- fluroskopi = untuk melihat batas gastroesofageal
- esofagoskopi = disfagia
- pemeriksaan manometrik = untuk menilai tekanan sfingter
esofagus
Penatalaksanaan
- Sewaktu makan bayi duduk dalam posisi tegak dan tidur dengan
letak kepala lebih tinggi
- Antasid = cegah ulkus
- Tindakan bedah = jika perawatan konservatif tidak berhasil
V. Atresia bilier
PENYEBAB
Atresia bilier terjadi karena adanya perkembangan abnormal dari
saluran empedu di dalam maupun diluar hati. Tetapi penyebab
terjadinya gangguan perkembangan saluran empedu ini tidak
diketahui.
Atresia bilier ditemukan pada 1 dari 15.000 kelahiran.
GEJALA
Gejala biasanya timbul dalam waktu 2 minggu setelah lahir, yaitu
berupa:
- air kemih bayi berwarna gelap
- tinja berwarna pucat
- kulit berwarna kuning
- berat badan tidak bertambah atau penambahan berat badan
berlangsung lambat
- hati membesar.
DIAGNOSA
Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala dan hasil pemeriksaan
fisik.
Pada pemeriksaan perut, hati teraba membesar.
# USG perut
# Rontgen perut (tampak hati membesar)
# Kolangiogram
# Biopsi hati
# Laparotomi (biasanya dilakukan sebelum bayi berumur 2 bulan).
PENGOBATAN
Prosedur yang terbaik adalah mengganti saluran empedu yang
mengalirkan empedu ke usus. Tetapi prosedur ini hanya mungkin
dilakukan pada 5-10% penderita.
Etiologi
Patogenesis
Manifestasi klinis
Dehidrasi
Diagnosis
Tata laksana
Gejala
Biasanya tidak bergejala, tapi kantungnya dapat melepaskan asam
dan menyebabkan ulkus sehingga terjadi perdarahan rektum yang
tidak disertai nyeri.
Tinja biasanya berwarna keunguan / kehitaman
Pada remaja dan orang dewasa, divertikulum cenderung
menyebabkan penyumbatan usus sehingga timbul nyeri, kram dan
muntah
Diagnosa
> Melalui skrining radionuklir
> Pada pemeriksaan tinja bisa ditemukan adanya darah
> Pemeriksaan darah dilakukan untuk menemukan adanya anemia
Penatalaksanaan
Jika tidak timbul gejala, maka tidak perlu dilakukan pengobatan
khusus
Jika terjadi perdarahan, maka dilakukan pengangkatan
divertikulum disertai pengangkatan jaringan usus disekitarnya
78
Patogenesis
Tidak ada ganglion parasimpatik dalam dinding usus yang
terbentang ke arah proksimal mulai dari anus hingga jarak tertentu
menyebabkan bagian kolon yang sempit ini tidak dapat
mengembang sehingga tatap sempit dan defekasi terganggu. Kolon
proksimal (antara usus yang persarafannya normal dan abnormal)
akan menebal/hipertropi otot karena tinja yang tertimbun
menyebabkan penebalan dinding usus.
Manifestasi klinis
Diagnosis
Tata laksana
78
Etiologi
Putusnya saluran pencernaan dari atas dengan daerah dubur
sehingga bayi lahir tanpa lubang dubur
2 Kegagalan pertumbuhan saat bayi dalam kandungan berusia 12
minggu/ 3 bulan
Adanya gangguan/ berhentinya perkembangan embriologik di
daerah usus, rektum bagian distal, serta traktus urogenital
Perut kembung
Klasifikasi
1) Anal stenosis -> penyempitan daerah anus -> feses tidak bisa
keluar
2) Membranosus atresia -> terdapat membran pada anus
3) Anal agenesis -> memiliki anus, tapi ada daging antara rektum dan
anus
4) Rektal atresia -> tidak memiliki rektum
Diagnosis
* Kelainan biasanya dapat di diagnosis setelah lahir, Mekonium tidak
keluar dalam 24 jam pertama setelah kelahiran
* Perut kembung
* Tidak dapat dilakukan pengukuran suhu rektal pada bayi
Pemeriksaan penunjang
78
Penatalaksanaan
o Kolonostomi, dilakukan saat bayi berusia 12 bulan
Eksisi membran anal -> membuat anus buatan
1. Sakit Gigi
Sakit gigi yang paling sering disebabkan oleh adanya lubang pada
gigi. Gigi berlubang juga disebut karies. Bagaimana perasaan Anda
ketika sakit gigi? Tentu saja tidak enak makan dan melakukan
apapun. Sakit gigi kerap disepelekan, tetapi sebenarnya juga perlu
diwaspadai. Mengapa demikian? Karena sakit gigi dapat
mengganggu atau mempengaruhi organ tubuh lainnya, seperti
jantung, mata, dan ginjal.
Penyebab gigi berlubang pada anak-anak adalah makanan yang
banyak mengandung gula. Sisa makanan menempel pada gigi dan
menjadi sarang bakteri. Bakteri akan mudah menerobos masuk ke
dalam gigi sehingga gigi keropos. Lalu masuk ke dalam rongga gigi
sehingga menyerang pembuluh darah dan saraf gigi. Karang gigi
dapat menyebabkan gigi rapuh dan mudah copot.
Gigi yang berlubang harus dicabut agar tidak merembet ke gigi
lainnya. Pada balita, gigi berlubang lebih baik ditambal supaya
pertumbuhan tetap teratur.
2. Gastritis
Merupakan suatu peradangan akut atau kronis pada lapisan mukosa
(lender) dinding lambung. Penyebabnya ialah penderita memakan
78
3. Sariawan
Alat pencernaan yang terganggu atau terserang oleh sariawan
adalah mulut (bibir dan gusi) dan lidah. Ketika Anda terkena
sariawan, bibir dan lidah Anda seperti terluka dan terasa perih
khususnya saat makan. Biasanya orang yang terkena penyakit ini
menjadi malas makan, sehingga kondisi tubuh turun. Penyebabnya
adalah panas dalam atau luka pada rongga mulut dan lidah.
Orang mudah terkena sariawan kemungkinan karena kekurangan
vitamin C atau daya tahan lemah.
Pengobatannya dilakukan dengan obat sariawan. Apabila tanda-
tanda akan terserang sariawan muncul sebaiknya meminum larutan
penyegar atau pencegah panas dalam. Orang yang mudah terkena
sariawan sebaiknya banyak memakan makanan yang mengandung
vitamin C atau menambah asupan vitamin C dalam bentuk tablet
atau minuman suplemen yang kaya vitamin C.
4. Hepatitis
Hepatitis merupakan penyakit yang terjadi akibat infeksi virus pada
hati. Virus dapat masuk ke dalam tubuh melalui air atau makanan.
5. Diare
Diare adalah penyakit atau keadaan di mana si penderita
mengalami buang air besar bercampur air berkali-kali. Penyebab
diare yaitu peradangan usus oleh penyakit lain seperti kolera dan
disentri. Seringkali diare juga disebabkan oleh virus, bakteri, alergi
atau tidak tahan makanan tertentu, atau kurang gizi.
Diare termasuk penyakit yang kerap dialami oleh anak-anak kecil
karena kegemaran memasukkan sesuatu ke mulutnya atau dialami
pula oleh anak-anak yang gemar jajan sembarangan.
Orang yang mengalami diare akan kehilangan banyak cairan tubuh
dan jika diare berlangsung lama, si penderita dapat mengalami
dehidrasi. Kondisi kesehatan anak-anak yang mengalami diare
biasanya cepat menurun. Bobot tubuh juga menjadi turun drastis.
Bahkan jika tidak segera diobati dapat menyebabkan kematian pada
anak-anak balita.
Penyakit diare yang disebabkan oleh kuman dapat menular.
Penularan terjadi melalui feses (kotoran) dari penderita diare yang
buang air besar di sembarang tempat. Tinja yang dibuang
sembarangan akan mengotori lingkungan, khususnya sumber daya
air seperti mata air, sungai, dan lain-lain. Air yang terkotori oleh
kuman itu kemudian dipakai oleh orang yang sehat. Akhirnya orang
yang memakai air tersebut tertular oleh penyakit.
78
6. Konstipasi
Konstipasi atau yang sering kita sebut dengan sebutan sembelit
adalah keadaan yang dialami seseoang dengan gejala fases
mengeras sehingga susah dikeluarkan. Sembelit disebabkan oleh
adanya penyerapan air pada sisa makanan. Akibatnya, fases
kekurangan air dan menjadi keras. Ini terjadi dari kebiasaan buruk
yang menunda-nunda buang besar. Selain itu, juga karena
kurangnya penderita dalam mengkonsumsi makanan berserat,
kurang minum, stres, dan lain-lain. Oleh karena itu, banyak
memakan buah-buahan dan sayur-sayuran berserat, minum banyak
air, makan teratur, buang air setiap hari, makan makanan berserat,
dan olahraga teratur dapat mencegah gangguan ini.
(Selengkapnya baca artikel tentang Terapi Air Putih Sembuhkan
Berbagai Penyakit)
7. Disentri
Penyakit ini menyerang usus. Usus yang terserang disentri terinfeksi
oleh kuman (bakteri atau amoeba) jadi meradang. Gejala umumnya
antara lain sakit perut, mencret (diare) kadang-kadang berdarah
dan berlendir.
Ada dua tipe disentri yaitu disentri baksiler dan disentri amebik.
Disentri baksiler disebabkan oleh bakteri dari keluarga Shigella.
Sedangkan disentri amebik disebabkan oleh keluarga Amoeba.
Simptom penyakit disentri baksiler meliputi serangan ringan sampai
serangan mendadak yang berat dan fatal. Penderita disentri yang
meninggak biasanya akibat dari dehidrasi dan keracunan oleh toksin
bakteri. Toksin adalah zat racun. Gejala awal disentri adalah demam
dan mencret. Bahkan buang airnya terkadang berdarah. Muntah dan
berak juga dapat dialami penderita penyakit ini. Kemudian tampak
gejala dehidrasi karena seringnya buang air bercampur air. Pada
tahap berikutnya, luka kronis pada usus besar menghasilkan berak
berdarah. Infeksi bakteri disentri yang paling parah disebabkan oleh
Shigella shigae. Bakteri ini banyak ditemukan di negeri tropis dan
subtropis. Pengobatannya dengan obat antibiotika misalnya
tetrasiklin. Kadang-kadang juga transfusi darah.
78
8. Apendisitis
Apendisitis merupakan gangguan yang terjadi karena peradangan
apendiks. Penyebabnya ialah adanya infeksi bakteri pada umbai
cacing (usus buntu). Akibatnya, timbul rasa nyeri dan sakit.
9. Maag
Penyakit ini juga disebut tukak lambung atau luka pada lambung.
Alat pencernaan yang diserang oleh maag adalah lambung atau
usus dua belas jari. Gejalanya antara lain pegal-pegal di punggung
satu sampai dua jam setelah makan atau jika perut kosong. Gejala
yang terkenal dari penyakit maag adalah mual, kembung, dan
muntah-muntah. Gejala lainnya adalah kurang nafsu makan dan
berat turun.
Penyebab penyakit maag yaitu bakteri Helicobakter pylori atau
pemakaian sejenis obat antiradang.
Pengobatannya dilakukan dengan memberikan obat antibiotika jika
penyebabnya bakteri tadi. Misalnya, pemberian tetrasikin atau
amoksilin. Yang ringan dapat diatasi dengan antasid. Gejala mual
dan kembung dapat diatasi dengan obat sakit maag.
12. Hemeroid/Wasir/Ambeyen
Hemoroid/Wasir/Ambeyen merupakan gangguan pembengkakan
pada pembuluh vena disekitar anus. Orang yang sering duduk
dalam beraktivitas dan ibu hamil seringkali mengalami gangguan
ini.
13. Cacingan
Ada beberapa jenis penyakit cacing. Tiga yang perlu Anda ketahui
yaitu cacing gelang, cacing tambang, dan cacing kremi.
13.1. Cacing gelang
Disebabkan oleh cacing gelang atau Ascaris lumbriciadea. Telur
cacing ini masuk melalui makanan dan minuman yang tercemar
atau tidak bersih.
78
15. Keracunan
Keracunan makanan dapat terjadi karena pengaruh beberapa
bakteri semisal bakteri Salmonela yang menyebabkan penyakit
demam tipus dan paratipus.
BAB III
PENUTUP
78
A. Kesimpulan
Bahwa seluruh learning objectives dibahas dengan baik
dan detail. Mahasiswa khususnya kelompok 20 berhasil
dalam menjalankan tutorial minggu 1 ini.
B. Pesan
Mahasiswa disarankan tetap proaktif dalam proses
pembelajaran tutorial dan belajar dengan lebih ekstra.
Semoga laporan ini dapat bermanfaat untuk semua
kalangan.
DAFTAR PUSTAKA
Companies. 2001;635-64.
4. Gartner LP, Hiatt JL. 2012. Atlas berwarna histologi. Edisi ke5.
Tangerang: Binarupa Aksara.
BIODATA KELOMPOK