Agenda 21 Indonesia
Agenda 21 Indonesia
Agenda 21 Indonesia terdiri atas 4 (empat) bagian, yaitu: Bagian I: Pelayanan masyarakat,
dan ini dibagi ke dalam 6 (enam) Bab, yaitu Bab 1 tentang Pengentasan Kemiskinan; Bab 2
tentang Perubahan Pola Konsumsi; Bab 3 tentang Dinamika Kependudukan; Bab 4 tentang
Pengelolaan dan Peningkatan Kesehatan; Bab 5 tentang Pengembangan Perumahan dan
Pemukimam; dan Bab 6 tentang Sistem Perdagangan Global, Instrumen Ekonomi, serta
Neraca Ekonomi dan Lingkungan Terpadu.
Bagian II: Pengelolaan Limbah, yang dibagi ke dalam 5 (lima) Bab, yaitu Bab (7)
Perlindungan Atmosfir; Bab (8) Pengelolaan Bahan Kimia Beracun; Bab (9) Pengelolaan
Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun; Bab (10) Pengelolaan Limbah Radioaktif ; dan Bab
(11) Pengelolaan Limbah Padat dan Cair.
Bagian III : Pengelolaan Sumber daya Tanah, yang dibagi ke dalam 4 (empat) Bab, yaitu Bab
(12) Perencanaan Sumberdaya Tanah; Bab (13) Pengelolaan Hutan; dan Bab (14)
Pengembangan Pertanian dan Pedesaan; dan Bab (15) Pengelolaan Sumberdaya air.
Bagian IV: Pengelolaan Sumber daya Alam, dibagi ke dalam 3 (tiga) Bab, yaitu Bab (16)
Konservasi Keanekaragaman Hayati; Bab (17) Pengembangan Teknologi; dan Bab (18)
Pengelolaan Terpadu Wilayah Pesisir dan Lautan.
Pelayanan Masyarakat
Sub-agenda kedua dalam pelayanan masyarakat menyangkut perubahan pola produksi dan
konsumsi. Aspek ini dipandang perlu mendapat perhatian para pengelola lingkungan di
Indonesia, karena akan menjadi dasar pijak bagi berbagai proyeksi persoalan lingkungan di
Indonesia. Sebagaimana data-data empirik telah menunjukkan pola perubahan konsumsi
masyarakat Indonesia mengindikasikan bahwa proses-proses produksi dan eksploitasi sumber
daya alam di Indonesia akan semakin meningkat. Dengan proyeksi penduduk sekitar 206 juta
jiwa pada tahun 2000, kebutuhan akan sandang, pangan, papan, dan kebutuhan lain di
Indonesia akan mengalami peningkatan yang pesat. Upaya-upaya pengelolaan lingkungan
harus menyadari bahwa setiap perubahan pola konsumsi akan membawa implikasi yang luas
bagi lingkungan.
Terakhir, sistem perdagangan global, instrumen ekonomi, serta neraca ekonomi dan
lingkungan terpadu merupakan subagenda keenam dalam pelayanan masyarakat. Aspek ini
dipandang perlu dalam strategi pembangunan berkelanjutan di Indonesia, oleh karena proses
gobalisasi yang terjadi tidak saja mempercepat proses-proses perubahan dan perusakan
lingkungan yang sebelumnya tidak terbayangkan. Pengelolaan lingkungan di Indonesia harus
secara jeli melihat peluang-peluang yang diberikan dalam proses globalisasi untuk
kepentingan lingkungan.
3 Comments: