Seperti yang telah di bahas dalam bab bab sebelumnya, banyak faktor mempengaruhi suatu
organisasi, dan sebagian besar faktor- faktornya tersebut berubah secara kontinu. Faktor
faktor ini, yang menimbulkan atau menyebabkan perubahan, berasal baik dari luar maupun
dalam organisasi, seperti ditunjukan pada gambar 15.1. berbagai faktor dalam lingkungan
eksternal(lihat bab 4), yang menentukan kemampuan organisasi untuk menarik sumber daya,
sumber daya manusia dan bahan baku yang di butuhkan, atau untuk memproduksi dan
memasarkan barang-barang atau jasa-jasanya, menjadi salah satu kelompok kekuatan
penyebab perubahan. Disamping itu, berbagai faktor dalam lingkungan internal yang
mempengaruhi cara organisasi melaksanakan kegiatan-kegiatannya, juga merupakan
kelompok-kelompok lainya yang menyebabkan timbulny perubahan
Gambar 15.1
(photo aja)
Situasi ini dapat di perbandingkan dengan situasi organisme manusia. Manusia akan
memberikan tanggapan terhadap rangsangan(strimulus) eksternal dalam lingkungannya,
seperti temperatur, apakah sedang hujan atau panas, skedul kerja untuk hari itu, dan situasi-
situasi yang timbul dalam sehari.manusia juga memberikan tanggapan terhadap rangsangan
internal seperti kebutuhan untuk makan, apakah merasa demam atau sehat, apakah lelah atau
cukup istirahatbdan sebagainya. Organisasi mempunyai situasi yang sangat serupa dengan
situasi ini.
Tekanan- tekanan untuk perubahan dapat juga datang dari dalam organisasi. Kekuatan
kekuatan perubah internal ini merupakan hasil dari faktor faktor seperti tujuan, strategi,
kebijaksnaan managerial dan teknologi baru, serta sikap dan prilaku para karyawan. Sebagai
contoh, keputusan manager puncak untuk mengganti tujuan dari pertumbuhan jangka panjang
menjadi pencapaiann laba jangka pendek akan mempengaruhi berbagai tujuan banyak
departemen dan bahkan mungkin memerlukan reorganisasi. Pengenalan peralatan otomatik-
atau bahkan sekarang robot robot- untuk melaksanakan pekerjaan yang sebelumnyadi
lakukan oleh manusia akan menyebabkan perubahan- perubahan dalam layout dan pekerjaan
rutin, program- program latihan dan intensif, kebijakksanaan dan prosedur personalia. Sikap
dan ketidakpuasan karyawan seperti ditunjukan dalam tingkat perputaran atau pemogokan,
dapat menyebabkan berbagai perubahan dalam kebijaksanaan dan praktek managemen.
Kekuatan- kekuatan eksternal dan internal penyebab perubahan adalah sering saling
berhubungan. Hubungan ini terutama merupakan hasil perubahan-perubahan dalam nilai-nilai
dan sikap-sikap yang mempengaruhi orang dalam sistem.orang orang dengan berbagai sikap
baru memasuki organisasi dan menyebabkan perubahan dari dalam sebagai contoh, banyak
perubahan perubahan seperti program program perluasan kerja dan kecendrungan menuju
partisipasi bawahan yang lebih besar dalam pembuatan keputusan, kesamaan perlakuan
terhadap tenaga kerja wanita, keamanan kerja, kesempatan jabatan yang sama dan perhatian
terhadap polusi- menunjukan tanggapan-tanggapan pada perubahan-perubahan sikap orang-
orang terhadap wewenang dan pengharapan akan kepuasan kerja.
Ada dua pendekatan utama penanganan perubahan organisasi yang dapat digunakan para
manager, seperti di tunjukan dalam gambar 15.2 pertama adalah proses perubahan reaktif,
dimana managemen bereaksi atas tanda- tanda bahwa perubahan di butuhkan, pelaksanaan
modifikasi sedikit demi sedikit untuk mengangani masalah- masalah tertentu yang timbul.
Kedua, manajemen mengembangkan suatu program perubahan yang direncanakan(planned
change) yang sering di sebut sebagai proses proaktif melalui pelaksanaan berbagai investasi
waktu dan sumber daya lainnya yang berarti mengubah cara-cara operasi organisasi.
Gambar 15.2
(photo aja)
Pendekatan pertama- yang lebih sederhana dan lebih murah dibandingkan pendekatan kedua-
diperlukan manager dalam pemecahan masalah sederhana(atau kecil) dan penyesuaian hari ke
hari yang integral dengan jabatannya. Beberapa contoh, bila saudara manager sebuah toko
serba ada dan keluhan- keluhan tentang tenaga penjual tiba-tiba meningkat saudara mungkin
menetapkan program latihan jangka pendek untuk membetulkan kesalahn,bila salah satu satu
penyedian mengalami kebangkrutan,manager dengan cepat mencari sumber bahan lainnya,
bila peraturan pemerintah yang baru mensyaratkan perusahaan untuk mempunyai
perlindungan terhadap kebakaran, manager mungkin membeli alat alat pemadam kebakaran,
dua manager yang sedang bekerja bersama pada proyek berpriorita tinggi, sementra pindah
menempati kantor yang sama sampai proyek selesai, manager yunior sedang mempunyai
kesulitan dengan tugas tugas yang menyangkut analisa keuangan selama dua minggu.
Perubahan perubahan ini memerlukan perencanaan minimal karena dapat dan seharusnya di
tangani dengan cara cara yang cepat dan rutin, dimana manager memberikan reaksi setelah
masalah terjadi
Perubahan yang direncanakan mempunyai ruang lingkup yang lebih luas dan besar
dibanding perubahan reaktif. Ini merupakan sarana penanganan perubahan perubahan yang
menyangkut kelangsungan hidup organisasi. Pendekatan ini mengantisipasi perubahan
perubahan dalam lingkungan eksternal dan internal, melibatkan keterikatan waktu dan
sumber daya lebih besar, memerlukan ketrampilan dan pengetahuan yang lebih bagi
kesuksesan implementasinya, dan dapat menimbulkan masalah-masalah yang lebih besar bila
implementasinya gagal. Karena kompleksitas dan kecepatan perubahan yang terjadi, manager
harus lebih memahami pentingnya dan menggunakan perubahan organisasi yang
direncakanan.
Peranan Pengantar Perubahan
Pengantar perubahan (change agent) adalah individu yang bertanggung jawab atas
peranan peranan kepemimpinan dalam proses pengelolaan perubahan. Individu, kelompok
atau organisasi yang merupakan sasaran perubahan di sebut sistem klien. Pengantar
perubahan dapat berasal dari para anggota organisasi atau dapat sebagai konsultan dari luar
organisasi. Program- program perubahan yang kompleks dan jangka panjang biasanya
memerlukan pengantar perubahan dari luar, mungkin karena keterampilan atau keahlian
khusus di perlukan, atau agar tidak mengganggu operasi harian. Konsultan dari luar yang
tanpa vested interest dalam organisasi sering lebih di percaya, didengarkan dan dapat
melakukan pertimbangan-pertimbangan obyektif.
Bila perubahan terjadi, para manager dan karyawan akan bereaksi baik secara positif
aataupun negatif. Berbagai reaksi khas terhadap perubahan adalah sebagai berikut:
1. Orang mungkin menyangkal bahwa perubahan sedang terjadi. Bila ini terjadi
organisasa kemungkinan akan terus kehilangan efektifitasnya.
2. Orang mungkin mengabaikan perubahaan. Manajer mungkin menangguhkan
keputusan- keputusan dengan harapan bahwa masalah yang akan terjadi akan hilang
dengan sendirinya.
3. Orang mungkin menolak perubahan. Karena berbagai alasan manajer dan karyawan
mungkin menentang perubahan
4. Orang mungkin menerima perubahaan dan menyesuaikan diri dengan perubahaan
tersebut
5. Orang juga mungkin mengantisipasi perubahaan dan merencanakannya seperti yang
banyak di lakukan perusahaan perusahaan progressif
Manager dan karyawan akan cendrung mendukung perubahaan bila mereka diarahkan
pada penyebab nyata masalah, dimana hal ini merupakan suatu penyelesaian efektif, dan
tidak mempengaruhi mereka secara merugikan. Disamping itu, tanggapan-sikap wait and
see-juga merupakan tanggapan para karyawan yang paling sering dilakukan.
Penolakan terhadap usulan perubahan merupakan suatu petunjuk bagi manajer bahwa ada
sesuatu yang salah dengan usulan atau kesalahan yang telah dibuat dalam penyajiannya. Oleh
karena itu, manager harus menentukan sebab- sebab nyata penolakan dan kemudian
mengatasinya dengan cara- cara yang tepat atau sesuai.
1. Pendidikan dan komunikasi. Salah satu cara untuk mengatasi penolakan terhadap
perubahan adalah dengan menginformasikan perubahan- perubahan yang
direncanakan dan kebutuhan akan sedini mungkin dalam proses. Bila kebutuhan akan,
dan alasan logik, perubahan di jelaskan- apakah secara individual keapada bawahan,
kelompok dalam pertemuan atau keseluruhan organisasi melalui berbagai kampaye
pendidikan audivisual-jalan menuju kesuksesan perubahan dapat lebih lancar
2. Partisipasi dan keterlibatan. Bila para penolak potensial di libatkan dalam
perancangan dan implementasi perubahan, penolakan terhadap perubahan dapat di
kurangi atau di hilangkan
Penangguhan penolakan terhadap perubahan akan melibatkan penggunaan lebih dari satu
pendekatan-pendekatan diatas. Teknik mana yang akan di pakai, dan bagaimana
menterjemahkannya menjadi kegiatan-kegiatan efektif, akan bergantung pada ciri-ciri situasi
Manajemen perubahan memerlukan penggunaan berbagai proses sistematik yang dapat
diperinci menjadi tahapan-tahapan atau sub-sub proses. Banyak model dapat digunakan untuk
proses ini, tetapi yang paling logik dan terkenal adalah penekanan peranan pengantar
perubahan. Pengantar perubahan ( change agent) adalah individu biasannya dari luar satuan
kerja atau organisasi yang sedang di ubah,yang mengambil peranan kepemimpinan dalam
pemrakarsaan dan pengenalan proses perubahan,.
Proses pengelolaan perubahaan harus mencakup dua gagasan dasar bila perubahan adalah
mengarah pada efektifitas organisasi.pertama, ada redistribusi kekuasaan dalam struktur
organisasi. Kedua, redistribusi ini dihasilkan dari proses perubahan yang bersifat
pengembangan.
Bila manajemen merencanakan suatu perubahan, maka harus memutuskan unsur-unsur apa
dalam organisasi yang akan diubah. Harold J. Leavitt menyatakan bahwa organisasi dapat di
uabah melalui pengubahan struktur organisasi menyangkut modifikasi dan pengaturan
kembali berbagai sistem internal, seperti hubungan- hubungan tanggung jawab-wewenang,
sistem komunikasi, aliran kerja, ukuran dan komposisikelompok kerja, atau hirarki
manajerial. Pengubahan teknologi organisasi berarti perubahan atau modifikasi faktor-faktor
seperti peralatan, proses teknik, teknik-teknik riset atau sistem produksi yang mencakup
layout, metoda dan prosedur. Pengubahan orang-orang organisasi mencakup pengubahan.
1)kebijaksanaan dan prosedur penarikan dan seleksi. 2) kegiatan-kegiatan latihan dan
pengembangan, 3) sistem balas jasa, 4) keterampilan- keterampilan kepemimpinan dan
komunikasi manajerial dan 5) sikap, kepercayaan , peranan atau karakteristik-karakteristik
karyawan lainnya. Karena struktur dan teknologi telah banyak di bicarakan dalam bab-
bablain,maka pusat bahas bab ini menekankan faktor orang . pembahasan selanjutnya
mencoba untuk menunjukan bagaimana tiga unsur organisasi diatas-struktur, teknolgi dan
orang yang saling tergantung dapat memperbaiki perilaku karyawan yang akan mengarah
pada peningkatan efektifitas organisasi seperti terlihat dalam gambar 15.4
Pendekatan Struktural
Menurut leavitt, usaha usaha untuk melakukan perubahan organisasi melalui pengubahan
struktur dapat dibagi menjadi tiga kelompok. Dalam kelompok yang pertama adalah
perubahan-perubahan struktural yang diciptakan melalui aplikasi prinsip-pinsip perancangan
organisasi klasik. Para teoritis klasik berusaha untuk memperbaiki prestasi organisasi melalui
perumusan secara jelas dan hati- hati tanggung jawab jabatan para anggota organisasi.
Mereka menekankan pentingnya penciptaan pembagian kerja dan garis wewenang yang
tepat. Pada saat sekarang, banyak manajer masih dapat memperbaiki prestasi orgnisasi
mereka dengan pengubahan rentang manajemen, deskripsi jabatan, bidang bidang tanggung
jawab, hubungan-hiubungan pelaporan dan sebagainya.
Pendekatan Teknologis
Pendekatan Orang
Baik pendekatan teknik maupun struktural bermaksud untuk memperbaiki prestasi kerja
organisasi melalui pengubahan situasi kerja. Pendekatan- pendekatan tersebut didasarkan atas
anggapan bahwa penciptaan situasi kerja yang tepat akan menyebabkan prilaku karyawan
menjadi lebih produktif. Pendekatan- pendekatan orang, dilain pihak, bermaksud untuk
mengubah secara langsung perilaku karyawan melalui pemusatan pada keterampilan,
sikap,persepsi dan pengharapan mereka- sehingga mereka akan melaksanakan tugas denga
lebih efektif. Keterampilan dan sikap baru ini juga dapat mendorong para karyawan untuk
memprakarsai perubahan dalam struktur dan teknologi organisasi, yang mengarah pada
perbaikan prestasi organisasi.
Usaha-usaha untuk mengubah perilaku dan sikap orang dapat diarahkan kepada perseorangan
, kelompok atau organisasi sebagai keseluruahan. Teknik yang sering di gunakan adalah
pengembangan organisasi. Teknik- teknik lain yang bukan pendekatan pengembangan
organisasi meliputi pengembangan manajemen ( lihar bab 11), modifikasi perilaku(dibahas
dalam bab 120 dan management by objectives (lihat bab 6)
Gambar 15.5
Berbagai pendekatan perubahan yang telah di bahas terutama cocok untuk pemechan
masalah-masalah tertentu dan segara. Pengembangan organisasi (PO) atau Organizational
Development (OD) di lain pihak tidak di rancang untuk memecahkan masalah-masalah
terpisah atau sementara..pendekatan ini adalah berjangka waktu lebih panjang dan mencakup
pendekatan perubahan untuk menggerakan keseluruhan organisasi ke tingkat perbaikan
prestasi dn kepuasan para anggota organisasi dengan lebih tinggi. Walaupun PO sering
menyangkut perubahan-perubahan struktural dan teknologikal, tetapi terutama memusatkan
pada pengubahan orang serta sifat dan kualitas berbagai hubungan pekerjaan mereka.
Sebagai konsep formal PO adalah baru, dan istilah pengembangan organisasi sendiri masih d
definisikan secara tidak konsisten, terutama sebagai label berbagai kegiatan. Warner
Burke( Clark University) mendefinisikan PO sebagai suatu proses perubahan dalam budaya
organisasi melalui penggunaan teknologi, riset dan teori ilmiah keprilakuan. Sedangkan
Edgar Schein (MIT) mengartika PO sebagai seluruh kegiatan yang di susun oleh para
manajer, karyawan dan lain-lain yang diarahkan menuju pembuatan dan penjagaan
kesehatan organisasi sebagai suatu sistem total). Definisi PO yang akan digunakan dalam
pembahasan selanjutnya adalah seperti yang telah di kemukakan oleh Wendell French dan
Cecil Bell berikut ini.
Dalam definisi ini, ungkapan proses proses pemecahan masalah berkenaan dengan
metoda- metoda organisasi dalam penangan berbagai ancaman dan kesempatan dari
lingkungannya. Sebagai contoh para manajer dapat memilih untuk memecahkan masalah-
masalah organisasi sendiri , atau melibatkan partisipasi para bawahan dalam pembuatan
keputusan .
Melalui proses pembaharuan ,para manjer organisasi dapat menyesuaikan gaya dan
tujuan pemecahan masalah mereka untuk memenuhi berbagai permintaan pengubahan
lingkungan organisasi. Jadi, salah satu tujuan PO adalah untuk memperbaiki proses
pembaharuan organisasi itu sendiri sehingga para manajer dapat secara lebih cepat
mengambil gaya manajemen yang sesuai dengan masalah-masalah baru yang mereka hadapi.
Istilah budaya berkenaan dengan pola-pola umum berbagai kegiatan interaksi, norma,
nilai, sikap dan perasaan . budaya menyangkut aspek- aspek informal kehidupan sehari
organisasi.
Para pengantar perubahan mempunyai banyak teknik dan pendekatan intervensi yang
tersedia, dimana teknik- teknik ini di klasifikasikan menurut kelompok sasaran. Teknik-
teknik PO dapat digunakan untuk memperbaiki efektifitas perseorangan, hubungan pekerjaan
antara dua atau tiga individu;penfungsian kelompok-kelompok, hubungan antar
kelompok;atau efektivitas organisasi keseluruhan. Berikut ini akan di bahas secara ringkas
teknik-teknik yang di gunakan untuk setiap kelompok sasaran.
Grid OD
Salah satu teknik PO yang lebih dikenal, grid OD, didasarkan atas kisi-kisi manajerial
(manajerial Grid) dari Robert Blake dan Jane Mouton (lihat bab 14). Kisi- kisi manajerial
mengidentifikasikan berbagai kombinasi perhatian terhadap produksi dan perhatian terhadap
orang(karyawan) dan bermaksud meningkatkan perhatian terhadap kedua variabel.
Tahap 1: latihan. Para manager kunci mempelajari konsep-konsep grid dan bagaimana
penerapannya dalam suatu seminar panjang. Mereka menilai gaya manjerial mereka sendiri
dan bekerja pada perbaikan keterampilan-keterampilan seperti pengembangan tim,
pemecahan masalah kelompok dan komunikasi. Sesuai instruksi cocok,para manajer kunci ini
akan bekerja untuk mengimplementasikan program grid di seluruh organisasi.
Tahap 2. Pengembangan tim: para manajer yang terlatih membawa pengertian baru mereka
tentang konsep-konsep kisi-kisi manajerial ke situasi kerja. Tekanan ada pada perbaikan baik
hubungan- hubungan manajer bawahan maupun efektifitas tim, sehingga tim akan
beroperasi pada tingkat 9.9
Tahap 3. Pengembangan antar kelompok. Tahap ini memusatkan pada hubungan antara
kelompok-kelompok kerja organisasi untuk memperbaiki koordinasi dan kerjasama.
Ketegangan ketegangan antar kelompok di tangani secara terbuka dan berbagai prosedur
pemecahan masalah bersama dikembangkan.
Tahap 6 : stabilisasi. Hasil hasil dari semua tahap di evaluasi untuk menentukan bidang-
bidang organisasi mana yang masih membutuhkan perbaikan atau perubahan. Berbagai usaha
di lakukan untuk menstabilkan perubahan-perubahan positif dan untuk mengidentifikasikan
bidang-bidanng kesempatan baru bagi organisasi
French dan Bell telah mengidentifikan sekumpulan kondisi yang di perlukan bagi sukses
program PO, yang secara ringkas dapat di perinci sebagai berikut:
1. Pengenalan oleh manajer puncak atau lainnya bahwa organisasi mempunyai berbagai
masalah
2. Penggunaan ahlin keprilakuan dari luar organisasi sebagai konsultan
3. Dukungan dan keterlibatan para manajer tingkat atas
4. Keterlibatan para pemimpin kelompok kerja
5. Pencapaian sukses awal dengan usaha PO
6. Pendidikan bagi para anggota organisasi tentang PO
7. Penghargaan terhadap kekuatan-kekuatan para manajer
8. Keterlibatan para manajer departemen personalia
9. Pengembangan sumber daya PO internaL
10. Manajemen efektif program PO
11. Pengukuran keberhasilan
PO adalah bukan obat mujarab yang akan memecahkan semua masalah organisasi. Hal ini
memerlukan dukungan manajemen puncak dan telah terbukti bekerja lebih baik dalam
lingkungan dengan kondisi kondisi di atas bidang di banding lainnya. Sebagai contoh , PO
akan lebih efektif dalam organisasi yang mempunyai iklim dimana derajat partisipasi
manajer dan bawahan tinggi.