( SAP )
Tujuan Umum :
Setelah mengikuti pertemuan ini peserta mampu memahami tentang Penanganan tantrum
pada anak DIFABEL.
Tujuan Khusus :
Pada akhir pertemuan, peserta dapat :
1. Menjelaskan apa itu tantrum ?
2. Menyebutkan macam-macam tantrum ?
3. Menjelaskan gangguan emosi?
4. Mampu melakukan penanganan tantrum.
KEGIATAN
No. Materi Kegiatan
1. Pembukaan 1. Menjelaskan pertemuan dan mengucapkan salam.
(3 Menit) 2. Menjelaskan tujuan umum dan tujuan khusus
pertemuan ini.
3. Menyampaikan waktu dan kontrak waktu yang akan
digunakan dan mendiskusikannya.
MATERI PENYULUHAN
Lampiran Materi
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Anak yang mengalami gangguan emosi dan perilaku (children with emotional and
behavior disorder) atau anak tunalaras adalah anak-anak yang kesulitan dalam beradaptasi dan
bersosialisasi dalam masyarakat yang disebabkan oleh rendahnya kemampuan dalam hal
mengatur emosi dan perilaku. (Sunardi, 2010: 10),
Anak agresif perilaku atau respon yang ditunjukkan sering sulit dipahami oleh orang
lain secara rasional, karena tidak ada kesesuaian antara stimulus yang diterima dengan respon
yang diberikan. Ketidaksesuaian tersebut misalnya tersinggung sedikit saja responnya langsung
marah-marah, memukul, menendang, atau bahkan sampai membunuh.
A. MATERI
a. Pengertian
Temper tantrum adalah emosi yang meledak. Kebanyakan output dari temper
tantrum ini menjadi negatif. Negatif bukan karena meledaknya, tetapi karena perilaku
lanjutan dari temper tantrum ini. Seperti misalnya memukul, menangis sambil
berteriak-teriak, melempar dan merusak benda-benda di sekitarnya, serta menyakiti diri
sendiri dan orang lain.
Yang pertama karena anak belajar, kedua karena adanya modelling, dan ketiga
karena seeking attention. Anak-anak memiliki sifat yang cerdik.
1. tantrum karena belajar dan modeling, disebabkan karena anak berpikir bahwa
ketika saya marah, orang tua saya akan mengabulkan keinginan saya. Itulah
mengapa diperlukan penanganan yang tepat untuk anak tantrum.
2. Sedangkan pada anak yang seeking attention, ia hanya kesulitan untuk
mengkomunikasikan keinginannya sehingga kemudian menjadi tantrum untuk
mencari perhatian orang-orang di sekitarnya. Anak yang mengalami speech delay
juga kemungkinan besar akan menjadi tantrum.
3. speech delay memiliki 2 output, yaitu anak dapat menjadi pendiam sekali atau anak
justru akan menjadi destruktif dan hiperaktif yang kemudian akan menjadi tantrum.
c. Gangguan Emosi
Anak tuna laras yang mengalami hambatan atau gangguan emosi terwujud
dalam tiga jenis perbuatan, yaitu: senang-sedih, lambat cepat marah, dan releks-
tertekan. Secara umum emosinya menunjukkan sedih, cepat tersinggung atau marah,
rasa tertekandan merasa cemas
d. Cara menangani tantrum
Memeluk anak merupakan tindakan paling bijaksana yang dapat dilakukan pada
saat anak tantrum. Karena pelukan yang dilakukan oleh orang terdekat anak dapat
menyamankan dan menenangkan emosi anak.
ketika anak sedang marah, karena kita tidak akan mendapat jawaban yang
memuaskan dari anak dan anak pun belum tentu mau menjawabnya. Kitalah yang
harus menebak apa yang menyebabkan kemarahan anak tersebut. Tunggu anak
sampai selesai marah dulu baru kita mengajaknya bicara. Sebaiknya kita juga tidak
menghukum anak yang tantrum, karena pada dasarnya anak memang tidak bersalah,
anak hanya kesulitan untuk mengkomunikasikan pikirannya saja. Berilah apresiasi
kepada anak yang mau diajak berbicara dengan baik setelah ia selesai marah, dengan
begitu anak akan merasa dihargai.
b. Saran
Penanganan yang tepat untuk anak tantrum sangat diperlukan sejak usia dini.
Karena jika temper tantrum tidak mendapatkan penanganan yang tepat sejak usia dini,
tantrum akan berlanjut hingga anak dewasa.
C. EVALUASI
1. Menjelaskan apa itu tantrum ?
2. Menyebutkan macam-macam tantrum ?
3. Menjelaskan gangguan emosi?
4. Mampu melakukan penanganan tantrum.
DAFTAR PUSTAKA