Anda di halaman 1dari 13

TUGAS INDIVIDU PSIKODIAGNOSTIKA II : OBSERVASI

LAPORAN OBSERVASI PERILAKU TANTRUM PADA TASHI DALAM


FILM PENDEK TASHI AND THE MONK

OLEH :
NI PUTU MIRAH PRAMITHA SARI (212011036)

DOSEN PENGAMPU :
Aritya Widianti, M.Psi., Psikolog

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI


FAKULTAS BISNIS, SOSIAL, TEKNOLOGI DAN
HUMANIORA
UNIVERSITAS BALI INTERNASIONAL
2022
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Anak usia dini merupakan anak-anak yang berusia 0-6 tahun atau juga disebut
dengan “golden age” yang dimana usia ini akan menentukan bagaimana
seorang anak tumbuh dewasa baik dari segi fisik, mental maupun kecerdasan.
Banyak faktor yang mempengaruhi perkembangan anak untuk tumbuh dewasa
yang akan berpengaruh dalam menentukan pilihan dan langkah hidupnya.
Salah satu faktor permasalahan pada anak yang mempengaruhi perkembangan
adalah tantrum. Tantrum merupakan salah satu gangguan perkembangan pada
anak yang disebabkan oleh cara pengasuhan dan bimbingan kepada anak yang
berkaitan dengan kepentingan hidup dan perkembangan emosi. Ini biasanya
disebabkan oleh pola asuh yang salah, seperti anak terlalu dimanjakan dan
bisa saja karena permintaannya yang ditolak.
Menurut Hudaibiyah (2022), tantrum merupakan salah satu perilaku anak
yang normal dan perilaku ini merupakan salah satu bagian dari perkembangan
fisik, kognitif dan emosional anak dan perilaku tantrum ini pasti akan berakhir
seiring perkembangan anak. Tidak hanya berdampak negatif, dampak positif
dari perilaku tantrum ini adalah anak dapat mengekspresikan kepribadiannya,
mengungkapkan pendapat, mengungkapkan kemarahan serta frustasi yang
dirasakannya dan ingin menunjukkan kemandirian. Namun perilaku tantrum
ini juga tidak harus diberikan pujian serta semangat. Perilaku tantrum yang
sering ditunjukkan oleh anak untuk mengungkapkan kemarahannya adalah
dengan cara menangis, menggigit, memukul, menendang, berteriak,
berjongkok, melempar badan ke tanah, memukul tangan, menahan nafas,
membenturkan kepala, melempar barang, mengkritik dan merengek.
Santy, W. H., & Irtanti, T. A. (2014) menyebutkan bahwa tantrum dapat
diartikan sebagai ledakan emosi atau luapan kemarahan yang dilakukan oleh
anak kecil. Kesalahan pola asuh orang tua seperti terlalu dimanjakan,
permintaannya ditolak, terlalu dilindungi oleh orang tua dan terlalu didominasi
oleh orang tua sehingga anak tidak bisa memutuskan pilihannya sendiri juga
dapat menjadi penyebab perilaku tantrum tersebut muncul pada anak. Perilaku
tantrum tersebut jika tidak ditangani dengan baik akan membawa dampak
yang buruk untuk masa depan anak ketika ia tumbuh dewasa.
Perilaku tantrum banyak terjadi saat anak menginjak usia 18 bulan hingga
6 tahun. Salah satu contoh perilaku tantrum yang dapat dilihat adalah dalam
film pendek dokumenter yang berjudul “Tashi and The Monk”, dimana film
ini menceritakan perjalanan hidup seorang anak yang bernama Tashi yang
merupakan seorang yatim piatu berumur 5 tahun dan tergabung ke dalam
komunitas yatim piatu yang disebut dengan Jhamtse Gatsal. Tashi
ditinggalkan oleh ayahnya yang merupakan seorang pecandu alkohol dan
ibunya telah meninggal dunia. Tashi merupakan anggota termuda di
komunitas tersebut, di dalam film itu diceritakan bahwa Tashi seringkali
berkelahi dengan semua orang yang ada disana, tidak mematuhi perintah dari
guru dan seringkali menangis.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang diatas, rumuskan masalah yang didapatkan adalah
sebagai berikut:
1. Apa saja faktor yang menyebabkan perilaku tantrum serta jenis perilaku
tantrum pada anak?
2. Bagaimana perilaku tantrum Tashi dalam film pendek “Tashi And The
Monk”?

1.3 Tujuan Oservasi


Berdasarkan rumusan masalah yang telah disebutkan diatas, tujuan dari
observasi ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk mendeskripsikan faktor apa saja yang menyebabkan perilaku
tantrum serta apa saja jenis perilaku tantrum pada anak
2. Untuk mengetahui perilaku tantrum yang dilakukan oleh Tashi dalam
film pendek yang berjudul “Tashi And The Monk”.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Faktor Penyebab Tantrum


Menurut Hudaibiyah (2022), ada beberapa faktor yang menyebabkan anak
mengalami tantrum, antara lain:
a. Terhalangnya Keinginan Anak Untuk Mendapatkan Sesuatu
Ketika keinginan anak tidak terpenuhi, maka anak akan memilih untuk
menggunakan cara tantrum dengan tujuan untuk menekan orang tuanya
agar mendapatkan apa yang diinginkannya.
b. Ketidakmampuan Anak Mengungkapkan Diri
Keterbatasan kemampuan bahasa pada anak menjadi penyebab
ketidakmampuan anak untuk mengungkapkan sesuatu yang
diinginkannya sehingga orang tua pun tidak dapat memahami dan tidak
mengerti apa yang anak inginkan dan menyebabkan anak menjadi frustasi
lalu mengungkapkannya dalam bentuk tantrum.
c. Tidak Terpenuhinya Kebutuhan Anak
Seorang anak yang aktif tidak akan bisa diam terlalu lama dan akan
membutuhkan ruang serta waktu yang cukup untuk bergerak sehingga
ketika kebutuhan itu tidak didapatkannya, ia akan mengungkapkannya
dengan cara tantrum.
d. Pola Asuh Orang Tua
Dalam hal ini, pola asuh yang terlalu memanjakan anak, terlalu
mendominasi anak dan mengasuh anak dengan tidak konsisten akan
menyebabkan munculnya perilaku tantrum.
e. Anak Merasa Lelah, Lapar Atau Dalam Keadaan Sakit
Kondisi anak yang lelah, sakit dan lapar dapat menyebabkan anak
menjadi rewel dan jika anak tidak bisa mengungkapkannya, perilaku
tantrum akan muncul yang biasanya ditandai dengan anak menangis,
cenderung lebih rewel serta bertindak lebih agresif.
f. Anak Sedang Salam Fase Stress Dan Merasa Tidak Nyaman
Anak yang merasa terancam, stress dan tidak nyaman dengan situasinya
serta tidak didukung oleh lingkungan sekitar akan berujung munculnya
perilaku tantrum.
g. Untuk Mencari Perhatian
Seorang anak banyak melakukan perilaku tantrum untuk mendapatkan
perhatian penuh dari orang tuanya, sehingga jika ia merasa tidak
diperhatikan, perilaku tersebut akan muncul.
h. Meminta Sesuatu Yang Tidak Bisa Anak Miliki
Ketika orang tua melarang anaknya untuk mendapatkan sesuatu yang
diinginkannya, perilaku tantrum akan muncul dengan tujuan untuk
mendapatkan apa yang diinginkannya.

2.2 Jenis-Jenis Tantrum


Berikut merupakan 3 jenis tantrum:
a. Manipulative Tantrum
Manipulative tantrum sendiri terjadi ketika anak tidak mendapatkan apa
yang diinginkannya dan akan berhenti ketika keinginannya terpenuhi.
b. Verbal Frustration Tantrum
Jenis tantrum ini terjadi ketika anak tahu apa yang diinginkannya tetapi
tidak tahu bagaimana cara menyampaikan keinginan tersebut kepada
orang lain sehingga anak akan merasa frustasi. Namun jenis tantrum ini
seiring waktu akan bisa meningkatkan kemampuan komunikasi anak,
dan jika sudah meningkat, anak akan mampu menjelaskan kesulitan dan
permasalahan yang sedang ia alami.
c. Temperamental Tantrum
Tantrum jenis ini terjadi saat tingkat frustasi anak sudah sangat tinggi
sehingga emosi anak menjadi tidak terkendali, sulit berkonsentrasi,
terlihat bingung dan mengalami disorientasi.
BAB III
METODE OBSERVASI

3.1 Definisi Operasional


Tantrum dapat diartikan sebagai luapan kemarahan dan ledakan emosi yang
dilakukan oleh anak kecil. Tantrum biasanya terjadi karena anak mengalami
frustasi dengan keadaan dan tidak mampu mengungkapkan perasaannya atau
mengekspresikan keinginannya sehingga menyebabkan ledakan amarah dan
emosi yang ditandai dengan perilaku tertentu.

3.2 Indikator Pelaku


Indikator perilaku tantrum ditandai dengan munculnya perilaku sebagai
berikut:
a. Menangis
b. Menggigit
c. Memukul
d. Menendang
e. Berteriak
f. Berjongkok
g. Melempar badan
h. Menahan nafas
i. Membenturkan kepala
j. Melempar barang
k. Mengkritik
l. Merengek.

3.3 Teknik Pencatatan


Teknik pencatatan yang digunakan dalam melakukan observasi kepada
karakter Tashi dalam film pendek “Tashi And The Monk” adalah metode
pencatatan Checklist. Menurut Kuning, S. M., & Sudarno, S. (2020), checklist
merupakan teknik pencatatan yang bersifat selektif karena memuat daftar
kriteria yang spesifik dan dibatasi pada hal-hal yang bersifat observable atau
hal-hal yang pergerakannya dapat diamati. Checklist atau daftar periksa juga
termasuk jenis bantuan pekerjaan yang digunakan untuk mengurangi
kegagalan, dan membantu untuk memastikan konsistensi dan kelengkapan
dalam melaksanakan tugas. Biasanya penggunaan teknik pencatatan checklist
ini bertujuan agar memudahkan observer untuk menganalisa perilaku subjek
hanya dengan mencatat perilaku yang terlihat.

3.4 Langkah Observasi


Observasi ini mulai dilakukan dengan mendapatkan link dari film pendek
“Tashi and The Monk” yang dikirimkan melalui grup chat whatsapp oleh
pengampu mata kuliah Psikodiagnostika II (Observasi), Program Studi
Psikologi Universitas Bali Internasional dan menonton film pendek di dalam
link tersebut. Lalu observer menyiapkan kerangka laporan observasi yang
memuat latar belakang, rumusan masalah, tujuan, landasan teori, definisi
operasional, indikator perilaku serta memilih jenis pencatatan yang akan
digunakan untuk menganalisis subjek di dalam film pendek tersebut.

3.5 Subjek Observasi


Subjek observer di dalam film pendek yang berjudul “Tashi and The Monk”
ini adalah seorang anak perempuan yang berusia 5 tahun yang tinggal di
Jhamtse Gatsal, yaitu sebuah rumah yatim piatu yang menampung 85 anak
yatim piatu dan terlantar dimana di rumah ini juga dilengkapi dengan sekolah.
Tashi merupakan anggota termuda yang ditinggalkan oleh ayahnya yang
merupakan pecinta alkohol setelah ibunya meninggal. Observer memutuskan
untuk mengobservasi perilaku tantrum yang tampak dari anak bernama Tashi.

3.6 Observer
Observasi ini dilakukan oleh satu orang yang bernama Ni Putu Mirah
Pramitha Sari yang merupakan mahasiswa aktif dari Program Studi Psikologi
Universitas Bali Internasional.
3.7 Waktu dan Tempat Observasi
Observasi dilakukan di rumah observer yang beralamat di Gg. Padang Satria
1, Padang Sumbu Kaja, Padang Sambian Kelod, Denpasar Barat pada tanggal
13 Desember 2022.
BAB IV
HASIL OBSERVASI

4.1 Deskripsi Subjek


Subjek merupakan seorang anak perempuan berusia 5 tahun yang bernama
Tashi Drolma. Subjek memiliki ciri fisik berkulit sawo matang, memiliki
badan yang kurus, berwajah bulat, memiliki bentuk mata yang sipit, memiliki
hidung yang kecil serta berambut pendek dan memakai poni. Tashi merupakan
seorang yatim piatu. Ibu Tashi meninggal karena suatu penyakit dan ayahnya
merupakan seorang pecandu alkohol yang tidak pernah memperdulikan Tashi.
Tashi sangat kekurangan kasih sayang dari orang tua sehingga ia menjadi anak
yang sangat nakal, usil, suka berkelahi dan tidak mau mendengarkan guru
untuk mendapatkan perhatian dari orang sekitarnya.

4.2 Deskripsi Data Observasi


Berdasarkan hasil data observasi melalui pengamatan film “Tashi and The
Monk”, observer dapat menyimpulkan bahwa perilaku tantrum Tashi kerap
kali muncul dengan ditandai oleh perilaku menangis, memukul, berteriak,
melemparkan badan, melemparkan barang, mengkritik serta merengek.

4.3 Analisis Data


Dari observasi yang te5lah dilakukan kepada Tashi mengenai perilaku tantrum
yang muncul ini berhubungan dengan masa lalunya yang ditinggalkan oleh
kedua orang tuanya sehingga ia tidak mendapatkan kasih sayang, ingin
mendapatkan perhatian lebih dari orang dewasa, tidak bisa mengungkapkan
keinginannya dan juga tidak tahu bagaimana menyampaikan keinginannya
sehingga ia menjadi frustasi lalu perilaku tantrum ini akan muncul.
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Tantrum merupakan luapan kemarahan dan ledakan emosi yang dilakukan
oleh anak kecil karena anak mengalami frustasi dengan keadaan dan tidak
mampu mengungkapkan perasaannya atau mengekspresikan keinginannya
sehingga menyebabkan ledakan amarah dan emosi yang ditandai dengan
perilaku tertentu. Tantrum disebabkan oleh beberapa faktor seperti pola asuh
orang tua, mencari perhatian, tidak bisa mengungkapkan keinginannya, rasa
lelah dan lapar serta berada dalam fase stress. Manipulative Tantrum, Verbal
Frustration Tantrum dan Temperamental Tantrum merupakan 3 jenis perilaku
tantrum anak.
Perilaku tantrum terhadap seorang anak yang bernama Tashi dalam film
pendek yang berjudul “Tashi and The Monk” ditandai dengan munculnya
perilaku seperti menangis, memukul, berteriak, melemparkan barang,
melemparkan badan serta mengkritik.

5.2 Saran
Perilaku tantrum pada anak adalah sesuatu hal yang normal terjadi. Kesalahan
pola asuh orang tua dapat menjadi penyebab perilaku tantrum tersebut muncul
pada anak. Perilaku tantrum tersebut jika tidak ditangani dengan baik akan
membawa dampak yang buruk untuk masa depan anak ketika ia tumbuh
dewasa. Tantrum umumnya akan mereda dengan sendirinya seiring
berkembangnya kemampuan anak dalam mengekspresikan perasaan serta
mengendalikan diri. Dengan menerapkan pola asuh yang baik merupakan
salah satu cara untuk meminimalisir terjadinya perilaku tantrum karena akan
membentuk karakter anak menjadi lebih positif dan bisa lebih mudah
berkomunikasi.
DAFTAR PUSTAKA

Film review: “Tashi and the monk.” (2020, October 20). Tea House. Retrieved
December 13, 2022, from https://teahouse-buddhistdoor-
net.translate.goog/film-review-tashi-and-the-monk/?
_x_tr_sl=en&_x_tr_tl=id&_x_tr_hl=id&_x_tr_pto=sc
Hudaibiyah, A. (2022). Hubungan Komunikasi Orang Tua Dengan Perilaku
Tantrum Pada Anak Usia 4-6 Tahun. Jurnal Pendidikan AURA (Anak
Usia Raudhatul Atfhal), 3(2), 1-13.
Jiu, C. K., Hartono, H., Amelia, L., Surtikanti, S., Gusmiah, T., Wuriani, W., ... &
Putra, G. J. (2021). Perilaku Tantrum pada Anak Usia Dini di Sekolah.
Jurnal Pelita PAUD, 5(2), 262-267.
Kuning, S. M., & Sudarno, S. (2020, November). Penerapan Checklist Kebutuhan
Operasional Exhibitor Pada Pelaksanaan Pameran: Indonesia Dental
Exhibition & Conference 2019. In Seminar Nasional Riset Terapan
Administrasi Bisnis dan MICE (Vol. 9, No. 1).
Nurfadilah, M. F. I. (2021). Modifikasi Perilaku Anak Usia Dini untuk Mengatasi
Temper Tantrum pada Anak. Jurnal Pendidikan Anak, 10(1), 69-76.
Santy, W. H., & Irtanti, T. A. (2014). Pola asuh orang tua mempengaruhi temper
tantrum pada anak usia 2-4 tahun di paud darun najah desa gading, jatirejo,
mojokerto. Journal of Health Sciences, 7(1).
Tashi and the monk. (n.d.). Spiritualityandpractice.com. Retrieved December 13,
2022, from
https://www.spiritualityandpractice.com/films/reviews/view/28002/tashi-
and-the-monk
LAMPIRAN
LEMBAR PENGAMATAN CHECKLIST

Nama Subjek : Tashi Drolma


Umur : 5 Tahun
Waktu : Film Pendek berdurasi 39 menit 58 detik
Tanggal Observasi : 13 Desember 2022
Tingkah Laku : Perilaku tantrum pada Tashi

No Indikator Perilaku Deskripsi Checklist


Respon fisik dari gejolak emosi
1 Menangis ✓
seseorang
Menjepit atau mencekam dengan
2 Menggigit
gigi
Penyerangan fisik yang
3 Memukul ✓
dilakukan seseorang
menyepak atau mendepak
4 Menendang
dengan kaki
Bersuara dengan lantang dan
5 Berteriak ✓
keras
Posisi badan dengan cara melipat
6 Berjongkok lutut dan bertumpu pada telapak ✓
kaki
7 Melempar badan Berguling-guling di bawah ✓

9 Menahan nafas Tidak menghembuskan nafas


dengan caa menahannya
Membenturkan Dengan sengaja menabrakkan
10
kepala kepala
11 Melempar barang Melontarkan suatu objek tertentu ✓

12 Mengkritik Mengemukakan kritik atau ✓


mengecam
13 Merengek Meminta sesuatu dengan ✓
mendesak

Anda mungkin juga menyukai