Bioetanol Dari Kulit Nanas
Bioetanol Dari Kulit Nanas
(LPPKIP)
Fakultas Pertanian
UNIVERSITAS PADJADJARAN
2008
LEMBAR PENGESAHAN
Menyetujui:
Dosen Pembimbing
Siska Rasiska,SP
NIP. ED.031
Mengetahui:
Pembantu Dekan III Faperta,
Universitas Padjadjaran
M.Gunardi Judawinata,Ir.,DEA
NIP.131.653.094
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan yang berbahagia ini, dengan penuh rasa hormat dan segala
kerendahan hati, kami ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa,
2. Seluruh anggota tim yang sudah dengan rela menyumbangkan waktu, tenaga,
dan pikiran dalam pembuatan karya ilmiah ini,
3. Kang Mamet, Kang Wali, dan Kang Azis yang telah banyak membantu,
membimbing, memberi petunjuk, dan pengarahan pada kami sehingga karya
ilmiah ini dapat terselesaikan,
4. Orang tua kami tercinta yang selalu memberikan dukungan dan doa kepada
kami,
5. Teman-teman semua yang telah memberikan banyak inspirasi dan bantuan
kepada kami,
6. Serta seluruh rekan dan pihak yang telah memberikan dukungan baik berupa
moril maupun materil kepada, yang tidak dapat disebutkan satu per satu.
Akhir kata, tak ada gading yang tak retak, demikian juga dengan karya ilmiah
ini. Kami mengakui bahwa tidak semua hal dapat kami jelaskan dengan sempurna
dalam karya ilmiah ini. Untuk itu dengan senang hati kami menerima saran dan kritik
yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan karya ilmiah ini dan menambah
kemampuan kami di masa yang akan datang. Semoga karya ilmiah ini dapat
memberikan wawasan yang lebih luas kepada masyarakat pada umumnya dan
menambah pengetahuan bagi para mahasiswa serta kelak sedikit banyak akan
membantu kami semua dalam proses studi di Fakultas Pertanian Universitas
Padjadjaran maupun setelah kami terjun dan mengabdi kepada masyarakat pada
khususnya.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
1. Bagian Awal
a. Halaman Judul i
b. Lembar Pengesahan................................................................................. ii
c. Kata Pengantar iii
d. Daftar Isi v
e. Daftar Gambar dan Tabel ........................................................................ vii
f. Ringkasan viii
2. Bagian Inti
BAB I Pendahuluan
4.1 Bioetanol...................................................................................... 21
4.2 Proses Pembuatan Etanol ............................................................ 22
4.2.1 Persiapan Bahan Baku Pembuatan Etanol............................. 23
4.2.2 Pembuatan Starter.................................................................. 24
4.2.3 Fermentasi Kulit Nanas Menjadi Etanol................................ 24
4.2.4 Distilasi (Penyulingan)........................................................... 26
5.1 Simpulan...................................................................................... 27
5.2 Saran............................................................................................ 27
3. Bagian Akhir
a. Daftar Pustaka....................................................................................... ix
b. Daftar Riwayat Hidup........................................................................... x
RINGKASAN
Perkiraan tentang penurunan produk minyak bumi pada masa yang akan datang dan
ketergantungan yang besar terhadap sumber energi minyak bumi, mendorong
penelitian dan pengembanagan sumber energi alternatif dari sumber yang
diperbaharui. Etanol merupakan sumber energi alternatif yang mempunyai prospek
yang baik sebagai penganti bahan bakar cair dan gasohol dengan bahan baku yang
dapat diperbaharui, ramah lingkungan serta sangat menguntungkan secara ekonomi
makro terhadap komunitas pedesaan terutama petani.
Buah nanas (Ananas comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah yang
terdapat di Indonesia, mempunyai penyebaran yang merata. Selain dikonsumsi
sebagai buah segar, nanas juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri
pertanian. Dari berbagai macam pengolahan nanas seperti selai, manisan, sirup, dan
lain-lain maka akan didapatkan kulit yang cukup banyak sebagai hasil sampingan.
BAB I
PENDAHULUAN
Buah nanas (Ananas Comosus L. Merr) merupakan salah satu jenis buah yang
terdapat di Indonesia, mempunyai penyebaran yang merata. Selain dikonsumsi
sebagai buah segar, nanas juga banyak digunakan sebagai bahan baku industri
pertanian. Dari berbagai macam pengolahan nanas seperti selai, manisan, sirup,
dan lain-lain maka akan didapatkan kulit yang cukup banyak sebagai hasil
sampingan.
Adanya perkiraan tentang penurunan produksi minyak bumi pada masa yang
akan datang dan ketergantungan yang besar terhadap sumber energi minyak
bumi, mendorong penelitian dan pengembangan sumber energi alternatif dari
sumber yang dapat diperbaharui. Etanol merupakan sumber energi alternatif
yang mempunyai prospek yang baik sebagai pengganti bahan bakar cair dan
gasohol dengan bahan baku yang dapat diperbaharui, ramah lingkungan, serta
sangat menguntungkan secara ekonomi makro terhadap komunitas pedesaan
terutama petani.
Dari pembuatan karya tulis ini diharapkan dapat diperoleh solusi alternatif
pengganti bahan bakar cair dan gasohol serta dapat menjadi bahan informasi
bagi masyarakat mengenai pembuatan etanol dari sari kulit nanas.
BAB II
TELAAH PUSTAKA
Nanas
Nanas merupakan tanaman buah berupa semak yang memiliki nama ilmiah
Ananas comosus. Memiliki nama daerah danas (Sunda) dan neneh (Sumatera).
Dalam bahasa Inggris disebut pineapple (karena bentuknya seperti pohon pinus)
dan orang-orang Spanyol menyebutnya pina. Nama 'nanas' berasal dari sebutan
orang Tupi, yang bermakna "buah yang sangat baik". Burung penghisap madu
(hummingbird) merupakan penyerbuk alamiah dari buah ini, meskipun berbagai
serangga juga memiliki peran yang sama.
Nanas berasal dari Brasilia (Amerika Selatan) yang telah didomestikasi disana
sebelum masa Colombus. Pada abad ke-16 orang Spanyol membawa nanas ini
ke Filipina dan Semenanjung Malaysia, lalu masuk ke Indonesia pada abad ke-
15, tepatnya pada tahun 1599. Di Indonesia pada mulanya hanya sebagai
tanaman pekarangan, lalu meluas dikebunkan di lahan kering (tegalan) di
seluruh wilayah nusantara. Tanaman ini kini dipelihara di daerah tropik dan sub
tropik.
Ordo : Farinosae
Genus : Ananas
Kerabat dekat spesies nanas cukup banyak, terutama nanas liar yang biasa
dijadikan tanaman hias, misalnya A. braceteatus (Lindl) Schultes, A.
Fritzmuelleri, A. erectifolius L.B. Smith, dan A. ananassoides (Bak) L.B. Smith.
Berdasarkan habitus tanaman, terutama bentuk daun dan buah dikenal 4 jenis
golongan nanas, yaitu:
2.1.3 Manfaat
Bagian utama yang bernilai ekonomi penting dari tanaman nanas adalah
buahnya. Buah nanas selain dikonsumsi segar juga diolah menjadi berbagai
macam makanan dan minuman, seperti selai, buah dalam sirup, dan lain-lain.
Rasa buah nanas manis sampai agak masam segar, sehingga disukai masyarakat
luas.
Disamping itu, buah nanas mengandung gizi cukup tinggi dan lengkap. Buah
nanas mengandung enzim bromelain, (enzim protease yang dapat menghidrolisa
protein, protease atau peptide), sehingga dapat digunakan untuk melunakkan
daging. Enzim ini sering pula dimanfaatkan sebagai alat kontrasepsi Keluarga
Berencana.
Buah nanas bermanfaat bagi kesehatan tubuh, sebagai obat penyembuh penyakit
sembelit, gangguan saluran kencing, mual-mual, flu, wasir dan kurang darah.
Penyakit kulit (gatal-gatal, eksim dan kudis) dapat diobati dengan diolesi sari
buah nanas. Kulit buah nanas dapat diolah menjadi sirop atau diekstrasi
cairannya untuk pakan ternak.
2.1.4 Sentra Penanaman
Luas panen nanas di Indonesia sekitar 165.690 hektar atau 25,24% dari sasaran
panen buah-buahan nasional (657.000 hektar). Beberapa tahun terakhir luas
areal tanaman nanas menempati urutan pertama dari 13 jenis buah-buahan
komersial yang dibudidayakan di Indonesia.
2.1.5.1. Iklim
1) Tanaman nanas dapat tumbuh pada keadaan iklim basah maupun kering,
baik tipe iklim A, B, C maupun D, E, F. Tipe iklim A terdapat di daerah
yang amat basah, B (daerah basah), C (daerah agak basah), D (daerah
sedang), E (daerah agak kering) dan F (daerah kering).
2) Pada umumnya tanaman nanas ini toleran terhadap kekeringan serta
memiliki kisaran curah hujan yang luas sekitar 1000-1500 mm/tahun. Akan
tetapi tanaman nanas tidak toleran terhadap hujan salju karena rendahnya
suhu.
3) Tanaman nanas dapat tumbuh dengan baik dengan cahaya matahari rata-
rata 33-71% dari kelangsungan maksimumnya, dengan angka tahunan rata-
rata 2000 jam.
4) Suhu yang sesuai untuk budidaya tanaman nanas adalah 23-32 0C, tetapi
juga dapat hidup di lahan bersuhu rendah sampai 10 derajat C.
2.1.6 Panen
2.1.6.1 Ciri dan Umur Panen
Panen buah nanas dilakukan setelah nanas berumur 12-24 bulan, tergantung dari
jenis bibit yang digunakan. Bibit yang berasal dari mahkota bunga berbuah pada
umur 24 bulan, hingga panen buah setelah berumur 24 bulan. Tanaman yang
berasal dari tunas batang dipanen setelah umur 18 bulan, sedangkan tunas akar
setelah berumur 12 bulan.
Potensi produksi per hektar pada tanaman nanas yang dibudidayakan intensif
dapat mencapai 38-75 ton/hektar. Pada umumnya rata-rata 20 ton/hektar,
tergantung jenis nanas dan sistem tanam.
2.1.7 Pascapanen
Buah nanas termasuk komoditi buah yang mudah rusak, susut dan cepat busuk.
Oleh karena itu, setelah panen memerlukan penanganan pascapanen yang
memadai, yaitu:
1) Pengumpulan
Setelah panen dilakukan pengumpulan buah ditempat penampungan hasil atau
gudang sortasi.
Tidak semua orang bebas mengonsumsi nanas. Buah yang satu ini mempunyai
efek samping, diantaranya sebagai berikut:
Menggugurkan Kandungan
Nanas muda berpotensi sebagai abortivum atau sejenis obat yang dapat
menggugurkan kandungan. Makanya, nanas sering digunakan untuk
mengatasi haid yang terlambat. Wanita hamil disarankan untuk tidak
mengonsumsi nanas muda.
Memicu Rematik
Di dalam saluran cerna, buah nanas terfermentasi menjadi alkohol. Ini bisa
memicu kekambuhan rematik gout. Penderita rematik dan radang sendi
dianjurkan untuk membatasi konsumsi nanas.
Kulit Nanas
Menurut Suprapti (2001), limbah nanas berupa kulit, hati/bonggol buah atau cairan
buah/gula dapat diolah menjadi produk lain seperti sari buah atau sirup. Menurut
Kumalamingsih (1993), secara ekonomi kulit nanas masih bermanfaat untuk diolah
menjadi pupuk dan pakan ternak. Komposisi limbah kulit nanas dapat dilihat pada
tabel berikut ini:
Tabel 1
Komposisi Limbah Kulit Nanas
Komposisi Rata-rata Berat Basah
(%)
Air 86,70
Protein 0,69
Lemak 0,02
Abu 0,48
Serat Basah 1,66
Karbohidrat 10,54
Etanol
Etanol atau etil alkohol, yang di pasaran lebih dikenal sebagai alkohol, merupakan
senyawa organik dengan rumus kimia C2H5OH. Dalam kondisi kamar, etanol
berwujud cairan yang tidak berwarna, mudah menguap, mudah terbakar, mudah
larut dalam air, dan tembus cahaya. Etanol adalah senyawa organik golongan
alkohol primer. Sifat fisik dan kimia etanol bergantung pada gugus hidroksil.
Reaksi yang dapat terjadi pada etanol antara lain dehidrasi, dehidrogenasi, oksidasi,
dan esterifikasi. Sifat fisik etanol yaitu:
Tabel 2
Sifat Fisik Etanol
Massa Molekul Relatif 46,07 g/mol
Titik Beku -114,1C
Titik Didih Normal 78,32C
Dentitas pada 20C 0,7893 g/ml
Kelarutan dalam Air 20C sangat larut
Viskositas pada 20C 1,17 cP
Kalor Spesifik, 20C 0,579 kal/gC
Kalor Pembakaran, 25C 7092,1 kal/g
Kalor Penguapan 78,32C 200,6 kal/g
Sumber:A Guide to Commercial-Scale Ethanol Production and Financing, Solar
Energy Research Institute (SERI)
Pemilihan sel khamir didasarkan pada jenis karbohidrat yang digunakan sebagai
medium untuk memproduksi alkohol dari pati dan gula digunakan Saccharomyces
cerevisiae. Suhu yang baik untuk proses fermentasi berkisar antara 25-30C.
Derajat keasaman (pH) optimum untuk proses fermentasi sama dengan pH optimum
untuk proses pertumbuhan khamir yaitu pH 4,0-4,5.
Etanol dihasilkan dari gula yang merupakan hasil aktivitas fermentasi sel khamir.
Khamir yang baik digunakan untuk menghasilkan etanol adalah dari genus
Saccharomyces. Kriteria pemilihan khamir untuk produksi etanol adalah
mempunyai laju fermentasi dan laju pertumbuhan cepat, perolehan etanol banyak,
tahan terhadap konsentrasi etanol dan glukosa tinggi, tahan terhadap konsentrasi
garam tinggi, pH optimum fermentasi rendah, temperatur optimum fermentasi
sekitar 25-30C serta tahan terhadap stress fisika dan kimia.
Hasil optimal yang diharapkan bila dinyatakan dengan persentase berat yang
difermentasi adalah:
METODE PENULISAN
Prosedur penelitian yang dilakukan dalam pembuatan karya tulis ini adalah
sebagai berikut:
1. Identifikasi masalah
2. Kerangka penulisan untuk mengetahui data-data dan informasi yang
dibutuhkan sebagai bahan analisa kajian
3. Penelusuran pustaka dan pengumpulan bahan kajian
4. Analisa deskriptif terhadap bahan-bahan yang terkumpul
5. Diskusi dengan narasumber terhadap hasil kajian
6. Penulisan karya tulis
Sistematika penulisan karya tulis ini mengikuti sistematika yang benar dengan
menguraikan secara cermat cara dan prosedur pengumpulan data dan/atau
informasi, pengolahan data dan/atau informasi, serta analisis-sintesis, yaitu
sebagai berikut:
4. Bagian Awal
a. Halaman Judul
b. Lembar Pengesahan
c. Kata Pengantar
d. Daftar Isi
e. Daftar Gambar dan Tabel
f. Ringkasan
5. Bagian Inti
BAB I Pendahuluan
2.4 Nanas
2.4.1 Sejarah Singkat
2.4.2 Jenis Tanaman
2.4.3 Manfaat
2.4.4 Sentra Penanaman
2.4.5 Syarat Tumbuh
2.4.5.1 Iklim
2.4.5.2 Media Tanam
2.4.5.3 Ketinggian Tempat
2.4.6 Panen
2.4.6.1 Ciri dan Umur Panen
2.4.6.2 Cara Panen
2.4.6.3 Periode Panen
2.4.6.4 Prakiraan Produksi
2.4.7 Pascapanen
2.4.8 Efek Samping Nanas
2.5 Kulit Nanas
Pembuatan Starter
Proses Fermentasi
2.6 Etanol
4.3 Bioetanol
4.4 Proses Pembuatan Etanol
4.4.1 Persiapan Bahan Baku Pembuatan Etanol
4.4.2 Fermentasi Kulit Nanas Menjadi Etanol
5.3 Simpulan
5.4 Saran
6. Bagian Akhir
c. Daftar Pustaka
d. Daftar Riwayat Hidup
BAB IV
4.1 Bioetanol
Saat ini banyak bahan alternatif pengganti minyak bumi, salah satunya adalah
etanol. Industri Etanol/Bioetanol mempunyai prospek yang sangat bagus di
Indonesia, karena kebutuhan etanol di Indonesia terus mengalami peningkatan.
Hal ini tidak diimbangi dengan kapasitas produksi industri etanol di Indonesia,
yang hanya berjumlah sekitar 14 industri.
Bioetanol (C2H5OH) adalah cairan biokimia dari proses fermentasi gula dari
sumber karbohidrat menggunakan bantuan mikroorganisme. Bioetanol dibuat
dengan bahan baku bahan bergula seperti tebu, nira aren, bahan berpati seperti
jagung, dan ubi-ubian, bahan berserat yang berupa limbah pertanian masih
dalam taraf pengembangan di negara maju.
Gasohol adalah campuran antara bioetanol dan bensin dengan porsi bioetanol
sampai dengan 25% yang dapat langsung digunakan pada mesin mobil, bensin
tanpa perlu memodifikasi mesin. Hasil pengujian kinerja mesin mobil bensin
menggunakan gasohol menunjukkan gasohol E-10 (10% bioetanol ) dan
gasohol E-20 (20% bioetanol) menunjukkan kinerja mesin yang lebih baik dari
premium dan setara dengan pertamax. Bahan campuran ini juga menghasilkan
emisi karbon monoksida dan total hidrokarbon yang lebih rendah dengan yang
lainnya.
Melalui sintesis kimia melalui antara reaksi gas etilen dan uap air dengan asam
sebagai katalis. Katalis yang dipakai misalnya asam fosfat. Asam sulfat dapat
juga dipakai sebagai katalis, namun dewasa ini sudah jarang dipakai.
Bahan baku untuk produksi etanol bisa didapatkan dari berbagai tanaman, baik
yang secara langsung menghasilkan gula sederhana semisal nanas (ananas),
tebu (sugarcane), gandum manis (sweet sorghum) atau yang menghasilkan
tepung seperti jagung (corn), singkong (cassava) dan gandum (grain sorghum)
disamping bahan lainnya.
Persiapan bahan baku beragam bergantung pada bahan bakunya, tetapi secara
umum terbagi menjadi beberapa proses, yaitu:
tebu dan gandum manis harus digiling untuk mengekstrak gula
Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik
(tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi
anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan
fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor
elektron eksternal.
Gula adalah bahan yang umum dalam fermentasi. Beberapa contoh hasil fermentasi
adalah etanol, asam laktat, dan hidrogen. Akan tetapi beberapa komponen lain dapat
juga dihasilkan dari fermentasi seperti asam butirat dan aseton.
Ragi dikenal sebagai bahan yang umum digunakan dalam fermentasi untuk
menghasilkan etanol dalam bir, anggur dan minuman beralkohol lainnya. Respirasi
anaerobik dalam otot mamalia selama kerja yang keras (yang tidak memiliki
akseptor elektron eksternal), dapat dikategorikan sebagai bentuk fermentasi.
Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan
dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan
gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH).
Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.
Media fermentasi yang telah disiapkan dimasukkan fermentor sebanyak 300 ml.
Pada masing-masing media fermentasi yang berbeda ini diinokulasikan inokulum
Saccharomyces cerevisiae yang pertumbuhannya telah mencapai fase log di media
starter sebanyak 6-10% dari volume media. Masa inkubasi pada suhu kamar selama
4 hari.
Pada tahap ini, tepung telah sampai pada titik telah berubah menjadi gula sederhana
(glukosa dan sebagian fruktosa) dimana proses selanjutnya melibatkan penambahan
enzim yang diletakkan pada ragi (yeast) agar dapat bekerja pada suhu optimum.
Proses fermentasi ini akan menghasilkan etanol dan CO 2. Bubur kemudian dialirkan
ke dalam tangki fermentasi dan didinginkan pada suhu optimum kisaran 27 sampai
dengan 32 derajat C, dan membutuhkan ketelitian agar tidak terkontaminasi oleh
mikroba lainnya. Karena itu keseluruhan rangkaian proses dari liquefaction,
sakarifikasi dan fermentasi haruslah dilakukan pada kondisi bebas kontaminan.
Selanjutnya ragi akan menghasilkan etanol sampai kandungan etanol dalam tangki
mencapai 8 sampai dengan 12 % (biasa disebut dengan cairan beer), dan
selanjutnya ragi tersebut akan menjadi tidak aktif, karena kelebihan etanol akan
berakibat racun bagi ragi.
Dan tahap selanjutnya yang dilakukan adalah destilasi, namun sebelum destilasi
perlu dilakukan pemisahan padatan-cairan, untuk menghindari terjadinya clogging
selama proses distilasi.
Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih
dulu. Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis
perpindahan massa. Penerapan proses ini didasarkan pada teori
bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya.
Distilasi dilakukan untuk memisahkan etanol dari beer (sebagian besar adalah air
dan etanol). Titik didih etanol murni adalah 78 derajat C, sedangkan air adalah 100
C (Kondisi standar). Dengan memanaskan larutan pada suhu rentang 78 100 C
akan mengakibatkan sebagian besar etanol menguap, dan melalui unit kondensasi
akan bisa dihasilkan etanol dengan konsentrasi 95 % volume.
BAB V
5.2 Saran
DAFTAR PUSTAKA