Anda di halaman 1dari 8

63

1. Variabel independen atau variabel bebas


Menurut Dharma (2011) dalam penelitian eksperimen,

variabel independen atau perlakuan eksperimen yaitu jenis

perlakuan/intervensi yang diberikan kepada subyek penelitian.

Variabel independen dalam penelitian ini adalah relaksasi otot

progresif pada pasien DM tipe 2.


2. Variabel Dependen

Variabel dependen adalah variabel yang diobservasi/

diukur atau efek dari perlakuan (Ary, 2010). Variabel dependen

dalam penelitian ini adalah stres pada pasien DM tipe 2.

D. Data Yang Dikumpulkan


1. Data Primer

Menurut Riwidikdo (2012), data primer adalah data yang

secara langsung diambil dari obyek penelitian oleh peneliti

perorangan maupun organisasi sehingga diperoleh jawaban

atas pertanyaan yang disediakan melalui pengisian kuesioner

oleh responden.

Adapun data primer dalam penelitian ini adalah:

a. Data tentang karakteristik responden meliputi: usia, jenis

kelamin, pendidikan,dan pekerjaan.


b. Data tentang stres pasien Diabetes Melitus tipe 2 di ruang

rawat inap RSUD Provinsi NTB sebelum diberikan intervensi

relaksasi otot progresif.


c. Data tentang stres pasien Diabetes Melitus tipe 2 di ruang

rawat inap RSUD Provinsi NTB setelah diberikan intervensi

relaksasi otot progresif


2. Data Sekunder
64

Data sekunder adalah data yang dikumpulkan oleh

peneliti melalui pihak kedua atau pihak lain (Riwidikdo, 2012).

Data sekunder dalam penelitian ini berupa gambaran umum

tempat penelitia di RSUD Provinsi NTB.

E. Cara Pengumpulan Data


1. Data Primer
a. Data tentang karakteristik responden (usia, jenis kelamin,

pendidikan dan pekerjaan) diperoleh melalui pengisian

kuisioner.
b. Data tentang stres pasien DM tipe 2 di ruang rawat inap

RSUD Provinsi NTB sebelum dilakukan latihan relaksasi otot

progresif, diperoleh dengan melakukan pengisian kuesioner

DASS-S
c. Data tentang stres pasien DM tipe 2di ruang rawat inap

RSUD Provinsi NTB setelah dilakukan latihan relaksasi otot

progresif, diperoleh dengan melakukan pengisian kuesioner

DASS-S

2. Data Sekunder

Data tentang gambaran umum tempat penelitian RSUD

Provinsi NTB didapat melalui penelusuran dibagian LITBANG.

F. Pengolahan Data
65

Pengolahan data pada dasarnya merupakan suatu proses

untuk memperoleh data atau data ringkasan berdasarkan suatu

kelompok data mentah dengan menggunakan rumus tertentu

sehingga menghasilkan informasi yang diperlukan (Setiadi, 2007).

Adapun cara pengolahan data dalam penelitian ini adalah

sebagai berikut:

1. Data Primer
a. Data karakteristik pasien
Data karakteristik responden meliputi usia, jenis

kelamin, pendidikan, dan pekerjaan diolah secara deskriptif

dan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi.

Pengkategorian usia menurut DEPKES RI (2009) yaitu masa

dewasa awal 26-35 tahun, masa dewasa akhir 36-45 tahun,

masa lansia awal 46-55 tahun, masa lansia akhir 56-65

tahun, masa manula lebih dari 65 tahun. Pendidikan akan

dikategorikan berdasarkan UU RI No. 20 tahun 2003 tentang

sistem pendidikan nasional yang terdiri dari: 1) Pendidikan

dasar, yaitu jenjang pendidikan Sekolah Dasar (SD) atau

Madrasah Ibtidaiyah (MI) dan Sekolah Menengah Pertama

(SMP) atau Madrasah Tsanawiyah (MTs), 2) Pendidikan

menengah, yaitu Sekolah Menengah Atas (SMA) atau

Madrasah Aliyah (MA) dan Sekolah Menengah Kejuruan

(SMK), 3) Pendidikan tinggi, mencakup program pendidikan

diploma, sarjana, magister, doktor, dan spesialis.


Pekerjaan akan dikategorikan menjadi bekerja dan

tidak bekerja. Menurut Badan Pusat Statistik (2016),


66

bekerja adalah kegiatan ekonomi yang dilakukan oleh

seseorang dengan maksud memperoleh atau membantu

memperoleh pendapatan atau keuntungan, sedangkan tidak

bekerja adalah penduduk usia kerja (15 tahun dan lebih)

yang masih sekolah atau mengurus rumah tangga.

Berdasarkan hal tersebut, bekerja terdiri dari jenis pekerjaan:

PNS, pedagang, petani/peternak/nelayan, pekerja kasar,

TNI/POLRI, pegawai swasta, dan lain-lain.


b. Data tentang stres pasien Diabetes Melitus tipe 2 sebelum

relaksasi otot progresif yang diolah secara deskriptif dan

disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Setelah data

terkumpul kemudian ditabulasi menggunakan kuesioner

DASS-S yang terdiri atas 14 pernyataan meliputi: menjadi

marah karena hal-hal kecil/sepele, cenderung bereaksi

berlebihan pada situasi, kesulitan untuk relaksasi/bersantai,

mudah merasa kesal, merasa banyak menghabiskan energi

karena cemas, tidak sabaran, mudah tersinggung, sulit untuk

beristirahat, mudah marah, kesulitan untuk tenang setelah

sesuatu yang mengganggu, sulit mentoleransi gangguan-

gangguan terhadap hal yang sedang dilakukan, berada pada

keadaan tegang, tidak dapat memaklumi hal apapun yang

menghalangi Anda untuk menyelesaikan hal yang sedang

Anda lakukan dan mudah gelisah. Tiap item pernyataan

memiliki skor item yaitu 0 = tidak ada atau tidak pernah; 1 =

sesuai dengan yang dialami sampai tingkat tertentu, atau


67

kadang-kadang; 2 = sering; 3 = sangat sesuai yang dialami,

atau hampir setiap saat (Nursalam, 2016). Skoring dalam

instrumen ini yaitu 0-42. Penilain stres, apabila 0-14 =

normal atau tidak stres; 15-18 = stres ringan; 19-25 = stres

sedang, 26-33 = stres berat.


c. Data tentang stres pasien Diabetes Melitus tipe 2 setelah

relaksasi otot progresif yang diolah secara deskriptif dan

disajikan dalam bentuk distribusi frekuensi. Setelah data

terkumpul kemudian ditabulasi menggunakan kuesioner

Depressin Anxiety Stres Scale (DASS-S)


2. Data Sekunder

Data tentang gambaran umum RSUD Provinsi NTB

diolah dan disajikan dalam bentuk diskriptif.

G. Prosedur Penelitian
1. Alat dan Bahan
a. Panduan relaksasi otot progresif (terlampir)
b. Kuesioner DASS-S (terlampir)
c. Video relaksasi otot progresif
2. Pelaksanaan Penelitian.
a. Memilih responden sesuai kriteria inklusi dan ekslusi
b. Jelaskan mengenai penelitian dan prosedur penelitian yang

akan dilakukan. Relaksasi otot progresif diberikan 2 kali

dalam sehari selama 2 hari, yaitu pada pagi hari pukul 10.30

WITA dan sore hari pada pukul 15.30 WITA selama 15-20

menit.
68

c. Berikan lembar persetujuan menjadi responden (informed

concent) jika pasien bersedia berpartisipasi dalam penelitian.


d. Mengukur stres pasien dengan kuisioner DASS-S pada

pasien DM tipe 2.
e. Bantu pasien untuk mengatur posisi yang nyaman sesuai

kebutuhan.
f. Anjurkan pasien untuk mengikuti instruksi dari peneliti dan

video relaksasi otot progresif yang ditampilkan untuk

melakukan tahap-tahap gerakan dari relaksasi otot progresif.

Jelaskan kepada pasien untuk mendapatkan efek rileks dari

relaksasi otot progresif, yaitu dengan memejamkan mata

dan merasakan sensai ketegangan pada kelompok otot yang

timbul saat otot ditegangkan (10 detik) dan memusatkan

pikiran pada saat kelompok otot dirilekskan selam 10 detik.

Tiap gerakan diulang sebanyak 2 kali dan mengingatkan

pada pasien untuk menegangkan otot-otot tidak berlebihan

atau sesuai kemampuan.


g. Setelah selesai latihan pertama di waktu pagi, kontrak

pasien untuk latihan kedua di waktu sore pukul 16.00 WITA,

dan latihan selanjutanya selama 2 hari kedepan di waktu

yang sama yaitu pagi hari pukul 10.30 WITA dan sore hari

pada pukul 15.30 WITA, sampai relaksasi otot progressif

tercapai sebanyak 4 kali latihan.


h. Ukur stres pasien setelah selesai melakukan relaksasi otot

progresif sebanyak 4 kali latihan selam 2 hari dengan

kuesioner DASS-S pada hari ketiga pada waktu pagi.

H. Analisa Data
69

Pada penelitian ini, analisis data yang digunakan adalah

analisis statistik non parametrik dengan Uji Wilcoxcon. Menurut

Sugiyono (2012), statistik non parametrik digunakan untuk

menganalisis data nominal dan ordinal dari populasi yang bebas

berdistribusi, sedangkan uji Wilcoxon Match Pairs Test digunakan

untuk menguji signifikan hipotesis komparatif dua sampel yang

berkorelasi bila datanya berbentuk ordinal dengan Uji Wilcoxcon


tidak mensyaratkan data berdistribusi normal. Uji ini untuk menguji

efektifitas suatu perlakuan terhadap suatu besaran variabel yang

ingin ditentukan, selanjutnya nilai masing-masing responden

dibandingkan antara pre-test dengan sesudah intervensi post-test.

Data stres pasien sebelum relaksasi otot progresif dan

setelah intervensi relaksasi otot progresif menggunakan uji

Wilcoxon. Dalam perhitungannya, peneliti menggunakan bantuan

perangkat lunak pengolah data computer, yaitu SPSS dengan

penentuan signifikasi sebagai berikut: Jika value < (5%) maka

Ho ditolak , jika value > (5%) maka Ho diterima.

I. Definisi Operasional

Definisi operasional adalah mendefinisikan variabel secara

operasional berdasarkan karakteristik yang diamati, memungkinkan

peneliti untuk melakukan observasi atau pengukuran secara cermat

terhadap suatu objek atau fenomena. Definisi operasional

ditentukan berdasarkan parameter yang dijadikan ukuran dalam

penelitian (Nursalam, 2016).


70

Anda mungkin juga menyukai