2.1 Kepemimpinan
kerja, kualitas kehidupan kerja dan terutama tingkat prestasi suatu organisasi. Untuk
mencapai semua itu seorang pemimpin harus mempunyai kemampuan dan keterampilan
wewenang untuk memerintah orang lain dan di dalam mengerjakan pekerjaannya untuk
Untuk lebih jelasnya berikut ini beberapa definisi yang di kemukakan oleh para
mempengaruhi prilaku bawahan, agar mau bekerja sama dan bekerja secara produktif
atau memberi contoh kepada pengikut-pengikutnya lewat prses komunikasi dalam upaya
seseorang untuk menguasai atau mempengaruhi orang lain atau masyarakat yang
menerjemahkan visi dala realita. Dengan kata lain kepemimpinan berarti turut melibatkan
orang lain dan lebih mengutamakan visi diatas segalanya, baru kemudian pada
Definisl itu dinyatakan oleh Clawson (2000,p.27). l<epemimpinan adalah suatu proses
(2001,p.69)
Menurut Davis yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko (2003, p.290-
291), ciri-ciri utama yang harus dimiliki oleh seorang pemimpin adalah:
1. Kecerdasan (Intelligence)
mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada pengikutnya, tetapi tidak
sangat bebrbeda.
2. Kedewasaan, Sosial dan Hubungan Sosial yang luas ( Social maturity and Breadht)
Pemimpin cenderung mempunyai emosi yang stabil dan dewasa atau matang, serta
Pemimpin secara relatif mempunyai motivasi dan dorongan berprestasi yang tinggi,
Seorang pemimpin yang su <oes akan mengakui harga diri dan martabat pengikut
mempunyai tingkat kecerdasan yang lebih tinggi daripada bawahannya dan mempunyai
Disamping itu untuk melihat gaya kepemimpinan seorang pemimpin dapat dilihat
melalui indikator-indikator.
berikut:
keamanan,dan sebagainya).
tugasnya.
d) Memberikan susunan imbalan atau' hadiah yang sepadan untuk mendorong prestasi.
memungkinkan.
h) Menunjukan perhatian kepada bawahan, yang penting dalam hal inl adalah
3) Product Emphasis, yaitu tindakantin akan yang berorientasi pada volume pekerjaan
yang dilakukan.
4) Fraternization, yaitu tindakan-tindakan yang menjadikan pemimpin bagian dari
kelompok.
kegiatan organisasi.
seseorang pada saat orang tersebut mencoba mempengaruhi perilaku orang lain seperti
Menurut Hersey dan Blanchard (2004, p.114), gaya kepemimpinan terdiri dari
kombinasi perilaku tugas dan perilaku hubungan. Perilaku tugas dimaksudkan sebagai
komunikasi dan cara penyelesaian pekeljaan secara rinci dan jelas. Sedangkan perilaku
mereka sendiri dan dengan para anggota kelompok mereka (pengikut) dengan membuka
pemudahan perilaku.
Dari penjelasan-penjelasan diatas, dapat disimpulkan bahwa gaya kepemimpinan
seseorang adalah perilaku yang dilakukan c;fan ditunjukan oleh seorang pemimpin di
mempercayai bawahan juga memuat bagaimana cara pemimpin bekerja sama dengan
cara berkomunikasi dan berinteraksi dan bagaimana hubungan yang tercipta diantara
Secara relatif ada tiga macam gaya kepemimpinan yang berbeda, yaitu
suatu waktu, tetapi gaya yang paling sering digunakan akan dapat dipakai untuk
Laissez-faire. Menurut White dan Lippit yang dikutip oleh Reksohadiprojo dan Handoko
1. Otokratis
langkah-langkah yang akan datang selalu tidak pasti untuk tingkat yang luas.
c. Pemimpin biasanya mendikte tugas kerja bagian dan kerja bersama setlap
anggota.
kerja setiap anggota, mengambil jarak dari partisipasi kelompok aktif kecuali bila
menunjukkan keahliannya.
2. Demokratis
a. Semua kebijaksanaan terjadi pada kelompok diskusi dan keputusan diambil
c. Para anggota bebas bkerja dengan siapa saja yang mereka pilih dan pembagian
mencoba menjadi seorang anggota kelompok biasa dalam jiwa dan semangat
3. Laissez-faire
orang selalu siap bila dia akan memberikan informasi pada saat ditanya. Dia tidak
c. Sarna sekali tidak ada partisipasi dari pemimpin dalam penentuan tugas.
Menurut W.J Reddin dalam artikel nya What Kind Of Manager, dan dikutip oleh
dikutip oleh Kartini Kartono (2006,p.34), menentukan watak dan tipe pemimpin atas tiga
pola dasar,yaitu:
Seorang pemimpin bukanlah hanya seorang yang dapat memimpin saja tetapi
harus dikembangkan lagi yaitu kemampuan dan kualitas yang dimiliki oleh seorang
pemimpin itu sendiri, salah satu yang. h.arus dimiliki seorang pemimpin adalah syarat-
(individualisme).
2. Besarnya rasa keingintahuan, untuk mengetahui sesuatu yang belum dia ketahui.
11. Sehat jasmani, dinamis,sanggup dan suka menerima tugas yang berat, serta beranl
mengambil resiko.
14. Memiliki motivasi tinggi, dan menyadari target atau tujuan hidupnya yang ingin di
adalah pemimpin yang berpengetahualuas, adil, jujur, optimis, gigih, ulet, bijaksana,
mampu memotivasi diri sendiri,memiliki hubungan baik dengan bawahan dimana semua
nilai tambah tersendiri dalam melaksanakan tugas dan kewajibannya sebagai seorang
pemimpin.
2.2 Motivasi
Menurut Winardi (2007, pl), motivasi berasal dari kata motivation yang berarti
atau eksternal bagi seorang individu, yang menyebabkan timbulnya sikap antusias
motivasi kerja adalah suatu kekuatan potensial yang ada dalam diri seorang manusia,
luar yang pada intinya berkisar sekitar imbalan moneter dan non-moneter, yang
dapat mempengaruhi hasil kinerjanya secara positif atau secara negatif, hal mana
tergantung pada situasi dan kondisi yang dihadapi orang yang bersangkutan.
Setiap organisasi tentu ingin mencapai tujuan. Untuk mencapai tujuan tersebut,
manusia agar sesuai dengan yang di kehendaki organisasi, maka haruslah dipahami
motivasi manusia yang bekerja dalam organisasi tersebut, karena motivasi inilah yang
menentukan perilaku orang-orang untuk bekerja, atau dengan kata lain, perilaku
suatu aktivitas tertentu, oleh karena itu' motivasi sering kali di artikan pula sebagai factor
pendorong perilaku seseorang. Setiap aktivitas yang di lakukan oleh seseorang pasti
memiliki sesuatu factor pendorong aktivitas tersebut. Oleh karena itu, factor pendorong
dari seseorang untuk melakukan suatu aktivitas tertentu pada umumnya adalah
serta menginginkan sesuatu, maka ia terdorong untuk melakukan aktivitas tertentu untuk
dengan kebutuhan serta keinginan orang yang lain. Kebutuhan dan keinginan seseorang
yang berbeda-beda itu terjadi karena proses mental yang telah terjadi dalam diri
seseorang tersebut. Proses mental itu merupakan pembentukan persepsi pada diri orang
yang bersangkutan dan proses pembentukanya persepsi diri ini pada hakikatnya
merupakan proses belajar seseorang terhadap segala sesuatu yang di lihat dan di
alaminya dari lingkungan yang ada sekitarnya. Denga sikap yang berbeda itu, maka
Motivasi sebagai proses psikologis dalam diri seseorang akan di pengaruhi oleh
beberapa factor. Factor- factor tersebut dapat di bedakan atas factor intern dan ekstern
1. Factorintern
lain:
yang hidup di muka bumi inf. Untuk mempertahankan hidup ini orang mau
mengerjakan apa saja, apakah pekerjaan itu baik atau jelek, apakah halal atau
makan dan untuk memperoleh makan ini, manusia mau mengerjakan apa saja
asal hasilnya dapat memenuhi kebutuhan untuk makan. Keinginan untuk dapat
Keinginan untul< dapat memiliki benda dapat mendorong seseorang untuk mau
melakukan pekerjaan . hal ini banyak kita alami dalam kehidupan kita sehari-
hari, bahwa keinginan yang keras ntuk dapat memiliki itu dapat mendorong
oleh orang lain. Untuk memperoleh status social yang lebih tinggi, orang mau
harga diri ,nama baik, kehormatan yang dimilik itu harus di perankan sendiri,
status untuk di akui sebagai orang yang terhormat tidak mungkin di peroleh
bila yang bersangkutan termasuk pemalas, tidak mau bekerja, dan sebagainya.
kadang keinginan untuk berkuasa ini di penuhi dengan cara cara terpuji, namun
pada dasarnya ada hal-hal yang umum yang harus di penuhi untuk terdapatnya
kepuasan kerja bagi para karyawan . Karyawan akan dapat merasa puas bila dalam
pekerjaan terdapat :
1) Hak otonomi
telah di lakukan.
2. Faktor Ekstern
Faktor ekstern juga tidak kal h"perananya dalam melemahkan motivasi kerja
Lingkungan pekerjaan adalah keseluruhan sarana dan prasarana kerja yang ada
alat motivasi yang paling ampuh bagi perusahaan untuk mendorong para
mereka bekerja tidak tenang,dari sini jelaskan bahwa besar kecilnya kompensasi
.
membimbing kerja para karyawan ,agar dapat melaksanakan kerja dengan balk
-
tanpa membuat kesalahan. Dengan demikian,posisi supervise sangat dekat
Setiap orang akan mau bekerja mati-matian mengorbankan apa yang ada pada
yang harus di patuhi oleh seluruh karyawan. System dan prosedur kerja ini.
dapat kita sebut dengan peraturan yang berlaku dan bersifat melindungi para
karyawan.
Setiap teori motivasi berusaha untui< menguraiakan apa sebenarnya manusia dan
manusia dapat menjadi seperti apa. Dengan alasan ini, blsa di katakan bahwa sebuah
teori motivasi mempunyai isi dalam bentuk pandangan tertentu mengenai manusia. lsi
organisasi setiap hari. Teori inl juga membantu menejer dan karyawan . untuk
Tidak ada organisasi yang berhasil tanpa tingkat komitmen dan usaha tertentu
-
dari para anggotanya. Karena alasan itu, para manajer dan pakar manajemen selalu
merumuskan teori-teori tentang motivasi. Teori motivasi di kelompokan dua aspek, yaitu
l.Teori Kepuasan
Menurut. Edy Sutrisno (2009, p:191) teori ini mendasarkan pendekatanya atas
berperilaku secara tertentu. Kebutuhan dan pendorong itu adalah keinginan memenuhi
kepusan material maupun non material yang di perolehnya dari hasil pekerjaan.
Menurut F.W. Tailor Teary motivasi konvensional ini termasuk contet teary,
kebutuhanya yang menyebabkan orang 'mau bekerja keras. Dengan teori ini dapat di
sebutkan bahwa seseorang akan mau berbuat atau tidak berbuat di dorong atau oleh
kematian.
kebutuhanya yang lebih tinggi, yaitu kebutuhan akan rasa aman dan
keselamatanya.
Kebutuhan yang sering pula di sebut dengan sosial needs, atau affiliation needs,
.Untuk memenuhi kebutuhan ini biasanya orang bertindak bukan atas dorongan
Menurut David Mc.Cieland (2009, p.139) teori yang di kemukakan adalah teori
motivasi prestasi. Menurut teori ini adatiga komponen dasar yang dapat di gunakan
Pada kehidupan seharl-hari, ketiga kebutuhan tersebut akan selalu muncul pada
tingkah laku individu, hanya kekuatanya tidak sama antara kebutuhan-kebutuhan pada
diri seseorang. Munculnya ketiga kebutuhan tersebut sangat di pengaruhi oleh situasi
yang sangat specific. Apabila tingkah laku individu tersebut di dorong oleh ketiga
.
Menurut Frederick Herzberg (2009, p.142) dengan teori model dan factor sebenarnya
;...
teori ini merupakan pengembangan dari teori hierarki kebutuhan Maslow. Menurut teori
pemeliharaan motivasi ini ada dua factor yang mempengaruhi kondisi pekerjaan
nama teor ERG (Existence, Relatedness, Growth). Teori ini merupakan modifikasi dari
sebaikbaiknya.
manusia, yang terkandung dalam teori (Teori Konvensional) dan teori Y(Teori Potensial).
Prinsip teori X didasarkan pada pola pikir konvensional yang ortodoks, dan
menyorot sosok negative perilaku mariusia. Teori ini memandang manusia dengan
c) Mementingkan diri sendiri, tidak mau peduli pada orang lain, karena itu
Prinsip umum teori Y amat jauh berbeda dari teori X. Teori ini dapat di katakan
merupakan suatu revolusi pola pikir dalam memandang manusia secara optimis, karena
ltu di sebut sebagai teori potensial. Sedangkan teori Y memandang manusia itu pada
dasarnya :
c) Selalu ingin perubahan dan merasa jemu pada hal-hal yang monoton
a) Kedua teori ini pada dasarnya memang berlaku dan dapat kita terima dalam
mempunyai kualifikasi bawahan, apakah mereka tipe X atau tipe Y, manusia tipe
X memerlukan gaya kepemimpinan otoriter, sedangkan manusia tipe Y
Teori proses ini berlawanan deng,an teorl-teori kebutuhan seperti yang di uraikan
Dengan kata lain, teori proses pada dasarnya berusaha menjawab pertanyaan
individu agar setiap individu bekerja giat sesuai dengan keinginan manajer.
a. Motivasi Intrinsik
Adalah motif yang menjadi aktif dan berfungsi tidak perlu di ransang dar! luar
karena dalam diri setiap individu sudah ada dorongan untuk melakukan sesuatu.
b. Motivasi ekstrensik
Adalah motif-motif yang aktif dan berfungsi di sebabkan karena rangsangan dari
luar. Motivasi ini dapat timbul antara lain karena pengaruh prinsip, kompetensi
Menurut Hasley (2001) menyatakan bahwa semangat kerja atau moral kerja itu
menghasilkan kerja yang lebih banyak dan lebih tanpa menambah keletihan, yang
luar, terutama dari orang-orang yang mendasarkan sasaran mereka itu atas tanggapan
kerja di anggap sebagai psikologis yang baik bila semangat kerja tersebut menimbulkan
kesenangan yang mendorong seseorang untuk bekerja dengan giat dan konsekuen
seseorang yang menunjang dirinya untuk melakukan pekerjaan lebih cepat dan lebih baik
Menurut Maier (2000, p.180) seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi
memiliki alasan tersendiri untuk bekerja yaitu benar-benar menginginkanya. Hal ini
kesulitan untuk melawan frustasi, dan untuk memiliki semangat berkelompok. Menurut
Maier ( 2000, p184) ada 4 (empat )aspek yang menunjukkan seseorang mempunyai
a. Kegairahan
Seseorang yang memiliki kegairahan dalam bekerja berarti juga memiliki motivasi
bukan lebih mementingkan apa yang mereka dapat. Seseorang akan dikatakan
memiliki semangat kerja buruk apabila lebih mementingkan gaji dari pada kerja.
Oleh karena itu tidak heran bahwa seseorang dengan gaji tinggi masih
berkeinginan untuk pindah bekerja di tempat lain. Seseorang benar benar ingin
bekerja , akan bekerja dengan baik meskipun tanpa pengawasan dari atasannya
dan juga mereka akan bekerjbukan karena perasaan takut tetapi lebih pada
dorongan dari dalam dirinya untuk kerja yang tinggi akan menganggap bekerja
Seseorang yang memiliki semangat kerja yang tinggi tentunya tidak akan
Adanya semangat kerja yang tinggi ditimbulkan karena adanya kesempatan yang
kerja yang tinggi maka tidak mudah putus asa dalam menghadapl kesukaran-
penuh dalam dirinya. Gaji ataupun insentif yang tinggi yang diberikan oleh
panjang jika ingin keluar dari perusahaan. Tunjangan . serta fasilitas yang di
yang akan datang dengan baik, hal inilah untuk meningkatkan kualitas untuk
d. Semangat kelompok
Semangat kelompok menggambarkan hubungan antar karyawan. Dengan
adanya semangat kerja maka karyawan akan saling bekerja sama, tolong
menunjukkan adanya kesediaan untuk bekerja sama dengan orang lain agar
orang lain dapat mencapai tujuan bersama. Lingkungan kerja yang baik,
1. Tingkat absensinya yang tinggi. Untuk melihat apakah naiknya tingkat absensi
tersebut merupakan sebab turunnya semangat dan kegairahan kerja maka kita
tidak boleh melihat naiknya til)gkat absensi ini secara perorangan tetapl harus
c
bilamana semangat dan kegairahan kerja turun, sebagai seorang pemimpin, kita
mencari pekerjaan yang lain yang dianggap lebih sesuai. Tingkat keluar
masuknya buruh yang tinggi selain dapat menurunkan produktivitas kerja, juga
<:-
4. Tuntutan yang seringkali terjadi. Tuntutan sebenarnya merupakan perwujudan
s. Pemogokan. Tingkat indikasi yang paling kuat tentang turunnya semangat dan
karyawan.
Menurut Nitisemito turunnya semangat dan kegairahan kerja itu karena banyak
persoalan tersebut maka perusahaan hafus dapat menemukan penyebab dari turunnya
semangat dan kegairahan kerja tersebut. Pada prinsipnya turunnya semangat dan
ketidakpuasan dapat bersifat material dan non material. Yang bersifat material misalnya :
rendahnya upah yang diterima, fasilitas yang minim dan lain-lain. Sedangkan yang
Semangat kerja dapat diukur melalul presensi pegawai di tempat kerja, tanggung
jawabnya terhadap pekerjaan, disiplin kerja, kerja sama dengan pimpinan atau ternan
masing unsur:
1) Presensi
sehingga instansi/ Jembaga tidak bisa mancapai tujuan secara optimal. Presensi atau
2) Disiplin Kerja
berlaku dalam organisasi yang menggabungkan diri dalam organisasi itu atas dasar
Disiplin merupakan suatu kekuasaan yang berkembang dalam penyesuaian diri dengan
merupakan kemauan dan kepatuhan untuk bertingkah laku sesuai dengan peraturan
yang ada di instansl yang bersangkutan. Tingkat kedisiplinan kerja pegawai dapat diukur
melalui:
to
3) l<erjasarna
Kerjasarna rnerupakan tindakan konkret !\ seorang dengan orang lain Winardi. Kerjasarna
juga diartikan sebagai suatu sikap dari individu rnaupun kelornpok terhadap
yang terlibat di dalarnnya. Untuk itu penting adanya kerjasarna yang baik diantara sernua
pihak dalarn organisasi, baik dengan atasan, ternan sejawat, rnaupun bawahan. Untuk
sebagai berikut:
4) Tanggung Jawab
kelalainya
,rnaka seseorang dapat di tuntut atau di persoalkan. Tanggung jawab dapat di ukur
rnelalui:
Menurut Hasibuan (2003, p.94) kinerja merupakan suatu hasil kerja yang dapat
gabungan dari tiga faktor penting, yaitu kemampuan dan minat seseorang pekerja,
kemamapuan dan peneriamaaan atas pelaksanaan delegasi tugas ,setrta peraan dan
Menurut Mathis (2006, p.113) terdapat tiga faktor utama yang mempengaruhi
kinerja yaitu kemampuan individual untuk melakukan pekerjaan tersebut, tingkat usaha
Menurut Hartoyo sebagaimana yang di kutip oleh Handoko (2001, p.92) terdapat
jabatan) biasanya didasarkan pada prestasi kerja masa lalu atau antislpaslnya.
masalalu.
4. Kebutuhan latihan dan pengembangan .yaitu prestasi kerja yang tidak baik
personalia.
9. Kesempatan kerja yang adil, yaitu penilaian prestasi kerja secara akurat akan
Menurut Dessler (2003, p.513) mengatakan penilaian prestasi kerja terdiri dari
bersama-sama sepakat atas hal-hql ,y.ang di harapakan tercapai oleh bawahan dan
standard yang akan di gunakan untuk menilai prestasinya. Penilaian prestasi yaitu
dalam langkah pertama ; hal ini melibatkan beberapa jenis bentuk pengharkatan.
pertemuan balikan dimana dalam kesempatan itu di bicarakan prestasi dan kemajuan
bawahan, dalam hal kesempatan itu juga di rancang rencana pengembangan yang
mungkin di perlukan.
Hasil peneilaian prestasi kerja sangat penting arti dan perananya bagi organisasi
dalam pengambilan keputusan ten ang berbagai hal seperti identifikasi kebutuhan,
program pendidikan dan pelatihan, rekruitmen, seleksi, program pengenalan,
penempatan, promosi, system imbalan, dan berbagai aspek lain dari keseluruhan
obyektif serta di dokumentasikan e;ara sistematik. Jika hal ini terlaksana maka 2
(dua) kepentingan utama yang telah di singgung di muka dapat di penuhi. Hal lni
perlu di tekan karena tidak sedikit menejer yang beranggapan bahwa pelaksanaan
penilian prestasi kerja secara formal oleh bagian kepegawaian sebenarnya tidak di
dan penilaian pun di lakukan secara informal saja. Argumentasinya adalah para
menejer itulah yang sehari-hari membimbing dan mengawasi para karyawanya dalam
melksanakan tugas masing -masing, sehingga para menejernya itu pula yang paling
tersebut. Pertama, criteria yang relative seragam, gaya penilaian akan sangat
tidak ada jaminan bahwa atasan enilai mendasarkan penilainya pada criteria yang
?
obyektif. Dengan kata lain penilaian dapat bersifat sangat subyektif. Ketiga, hasil
penilaian sangat mungkin tidak terdokumentasi dengan balk, pada hal hasil penilaian
Dengan demiklan jelas bahwa dalam melakukan penilaian atas prestasi kerja
para pegawai harus terdapat interaksi positif dan kontinyu antara para pejabat
pimpinan dan bagian kepegawain. Interaksl positif dan kontinyu antara para pejabat
pimpinan dan bagian kepegawaian. Interaksi positif tersebut tidak hanya menjamin
30
persyaratan obyektivitas dan pendokumentasian yang rapi, tetapi juga memuaskan
bagi para karyawan yang di nilai yang pada giliranya menumbuhkan loyalitas dan
Dalam prakteknya, interaksi P\)S tif yang di maksud melibatkan 3 (tiga) pihak,
yaitu bagian kepegawaian, atasan langsung, dan pegawai yang di nilai. Bentul<
interaksi itu adalah ketiga pihak, yaitu bagian kepegawain, atasan langsung, dan
pegawai yang di nilai. Bentuk interaksi itu adalah ketiga pihak yang terlibat harus
memahami bahwa penialian prestasi kelja merupakan suatsystem yang bukan saja
harus efektif, melainkan juga harus di terima oleh pihak-pihak yang berkepentingan.
Yang di maksud system penilaian prestasi kelja adalah suatu pendekatan dalam
faktor.
3. Hasil penilaian harus di sam akan kepada karyawan yang di nilai dengan 3
(tiga) tujuan.
terbuka baginya. c
tersebut.
Jika seseorang merasa mendapat penilaian yang tidak obyektif,
rapi dalam arsip kepegawaian setiap orang sehingga tidak ada informasi
pegawai.
5. Hasil penilaian prestasi kerja setiap orang menjadi bahan yang selalu turut
pegawai, baik dalam arti promosi, alih tugas, alih wilayah, emosi, maupun
satu karyawan dengan karyawan lainya yang berada di bawah pengawasanya. Walaupun
: factor individu dan situasi kerja. Menurut Gibson (2007, p34) ada tiga perangkat
variable yang mempengaruhi perilaku dan prestasi kerja atau kinerja, yaitu :
a. Sumberdaya
b. Kepemimpinan
c. Imbalan
d. Stuktur
e. Disain pekerjaan
a. Persepsi
b. Sikap
c. Kepribadian
d. Belajar
e. Motivasi
yang dikemukakan oleh Bernandin & Russell (2000:135) yang dikutip oleh Faustino
cardoso gomes dalam bukunya Human Resource Managemen yaitu sebagai berikut :
1. Quantity of work: jumlah kerja yang dilakukan dalam suatu periode yang
ditentukan.
keterampilannya.
anggota organisasi
penyelesaian kerja.
memperbesar tanggungjawabnya.
8. Personal Qualities: menyangkut kepribadian,kepemimpinan, keramahtamahan
1. Menurut jurnal penelitian yang di lakukan oleh Tinton Eko Junaedi yang berjudul
JATINOM INDAH POULTRY SHOP DIBLITAR" di mana di dapat kesimpulan bahwa gaya
dan analisis data yang di gunakan untuk mengetahui ada tidaknya pengaruh gaya
Regresi Linear Sederhana dengan uji hipotesis uji T. Uji T di perusahaan (X) terhadap
semangat kerja karyawan (Y). Dari persamaan regresi yang nilai T hitung sebesar 5,166
sedangkan nilai T table sebesar 2,010 berarti T hitung lebih besar dari T table sehingga
karyawan .berdasarkan uraian di atas, penulis dapat bahwa gaya kepemimpinan yang di
terapkan oleh UD Jatinom Indah Poultry Shop dalam usahanya untuk meningkatkan
semangat kerja karyawan, hendaknya dapat tetap di pertahankan dan di hari mendatang
perusahaan tetap bisa terus bertahan mencapai tujuany dan lebih maju.
2. Menurut Jurnal Penelitian yang di lakukan oleh Hernowo Narmodo dan M.Farid Wajdi
slmpulkan dari uji validitas dan rellabilitas, baik variable terikat maupun variable bebas
memenuhi persyaratan. Motivasi dan Disiplin mempunyai pengaruh yang positif terhadap
paling dominan terhadap kinerja pegawai di banding dengan motivasi. Motivasi dan
Disiplin dapat menjelaskan variasi variable Kinerja Pegawai sebesar 56,6% sedangkan
kesimpulan bahwa hasil yang di temukan di dalam penelitian ini secara bersama - sama
variable motivasi kerja dan gaya kepemimpinan mempunyai pengaruh signifikan terhadap
2
..
92,2% (Adjusted R = 0,922) kepada kinerja karyawan,sisanya sebesar 7,8% di
jelaskan/di kontribusikan oleh variable lain .Dengan nilai F hltuno > F table (119,636 >
3,49), dan tingkat korelasi atau hubungan adalah kuat sebesar 0,964,2). Secara
individual motivasi kerja (X 1) dan variable gaya kepemimpinan (X2) mempunyai pengaruh
masing -masing thlhmg > t table (12,388 > 1,725 dan 15, 178 > 1,725),3). Akhlrnya
variable gaya kepemimpinan lebih berpengaruh dominan terhadap kinerja karyawan baru
di ikuti oleh variable motivasi kerja , walaupun sama-sama memiliki nilai tingkat signifikan
t sebesar 0,000 < alpha 0,05. Terlihat pada besaran masing-masing nilai t hitungnya
untuk gaya kepemimpinan memiliki nilaicthitung 15,178. Motivasi kerja memiliki nilai t
hitung sebesar 12,388. Baru kemudian di ikuti dengan variable motivasi kerja.
2.6 Kerangka Pemikiran
I '
N Gaya
Kepemimpinan
I
0 Berorientasi
I< tugas
0 Berorientasi
hubunaan Kinerja
Karyawan
c Semangat Kerja
Presensi 0 Kualitas
I 0
'
Disiplin kerja
"""""""'
0
T Kerja -? 0 Kuantitas
0 Kerjasama Kerja
R
0 Tanggung
jawab
A 0 Personal
Qualities
I
Motivasi
N
0 Faktor Intern
s 0 Faktor
Ekstern
A