Hemostasis Fase Vaskuler
Hemostasis Fase Vaskuler
PENDAHULUAN
1
cukup untuk menghentikan perdarahan, penekanan eksternal ringan hingga
kuat. Hemostasis melibatkan tiga langkah utama : (1) spasme vaskuler, (2)
pembentukan sumbat trombosit dan (3) koagulasi darah. Ketiganya
merupakan tahapan yang sangat penting dalam proses
hemostasis. Namun pada makalah ini yang akan dibahas
hanya tahapan pertama yaitu fase vaskuler. Maka,
berdasarkan uraian tersebut, penulis menetapkan judul
makalah Fase Vaskuler.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
3
Konstriksi pembuluh darah terjadi seketika apabila pembuluh darah mengalami
cedera akibat trauma. Prosesnya itu terjadi akibat spasme miogenik lokal
pembuluh darah, faktor autakoid lokal yang berasal dari jaringan yang mengalami
trauma, kemudian akibat refleks saraf terutama saraf-saraf nyeri di sekitar area
trauma. Selain itu konstriksi juga terjadi karena trombosit yang pecah melepaskan
vasokonstriktor bernama tromboksan A2 pada sekitar area trauma tersebut,
sehingga pembuluh darahnya berkonstriksi. vaskonstriksi yang mula-mula secara
reflektoris dan kemudian akan di pertahankan oleh faktor lokal seperti 5-
hidroksitriptamin (5-HT,serotonin) dan epinefrin.
Berikut dibawah ini adalah skema proses hemostasis :
2.2 Faktor Lokal yang Berperan dalam Fase Vaskuler pada Proses
Hemostasis
Sesuai dengan penjelasan sebelumnya, faktor lokal yang berperan dalam
fase vaskuler pada proses hemostasis meliputi :
2.2.1 Serotonin
4
Serotonin adalah neurotransmitter monoamina yang terutama
ditemukan pada gastrointestinal (GI) saluran dan sistem saraf pusat
(SSP).
Sekitar 80 persen dari total serotonin tubuh manusia terletak dalam sel-sel
enterochromaffin di usus, di mana ia digunakan untuk mengatur gerakan
usus.
5
Sisanya disintesis di neuron serotonergik di SSP di mana ia memiliki
berbagai fungsi, termasuk regulasi suasana hati, selera makan, tidur,
kontraksi otot, dan beberapa fungsi kognitif, termasuk memori dan belajar,
2.2.2 Epinefrin
6
diperlukan sistem-sistem lain selain trombosit dan pembekuan darah. Pembuluh
darah dilapisi oleh sel endotel. Apabila lapisan endotel rusak maka jaringan ikat
dibawah endotel seperti serat kolagen, serat elastin, membrana basalis terbuka
sehingga terjadi aktivitas trombosit yang menyebabkan adhesi trombosit dan
pembentukan sumbat trombosit, disamping itu terjadi aktivitas faktor pembekuan
darah baik jalur intrinsik maupun jalur ekstrinsik yang menyebabkan
pembentukan fibrin.
Setelah pembuluh darah terpotong atau robek, dinding pembuluh
berkontraksi. Hal ini mengurangi aliran darah dari pembuluh yang robek.
Kontraksi disebabkan oleh refleks saraf dan spasme miogenik lokal. Diawali oleh
impuls yang mengalami trauma atau jaringan yang berdekatan. Akan tetapi akibat
dari kontraksi miogenik lokal pembuluh darah menyebabkan penghantaran
potensial aksi sepanjang beberapa sentimeter pada dinding pembuluh dan
menyebabkan kontriksi pembuluh. Makin banyak pembuluh yang mengalami
trauma, makin besar derajat spasmenya. Hal ini berarti bahwa pembuluh darah
yang terptong secara tajam biasanya lebih banyak mengeluarkan darah dari pada
pecahnya pembuluh karena pukulan. Spasme vaskuler lokal ini berlangsung 20
menit.
7
BAB III
SIMPULAN DAN SARAN
3.1 Simpulan
Fase vaskuler adalah salah satu tahapan dalam proses hemostasis,
dimana apabila terjadi cedera berupa luka/perdarahan pada pembuluh
darah, maka akan terjadi penyempitan pembuluh darah akibat adanya
refleks saraf terutama saraf-saraf nyeri disekitar trauma. Selain itu
konstriksi juga terjadi karena trombosit yang pecah melepaskan
vasokonstriktor bernama tromboksan A2 pada sekitar area trauma tersebut,
sehingga pembuluh darahnya berkonstriksi. vaskonstriksi yang mula-mula
secara reflektoris dan kemudian akan di pertahankan oleh faktor lokal
seperti 5-hidroksitriptamin (5-HT,serotonin) dan epinefrin.
3.2 Saran