Anda di halaman 1dari 3

STUDI KASUS PARTOGRAF

Ibu Rohati adalah G1 : P0 : A0, berusia 23 tahun. Ia datang ke klinik bersalin bersama
keluarganya untuk mendapatkan asuhan dari Bidan vitri di Rt 001/Rw 04, Kelurahan Catur
tunggal, Kecamatan depok, sleman yogyakarta pada tanggal 7 Desember 2010 pukul 13.00. Ia
mengatakan kepada bidan penolong bahwa ia sudah merasakan adanya kontraksi sejak pukul
05.00.
Bidan vitri melakukan anamnesis secara seksama dan melakukan pemeriksaan fisik, Ia
menemukan :
Kehamilan cukup bulan, presentasi belakang kepala (verteks), dengan penurunan kepala janin
4/5, kontraksi uterus tiga kali dalam 10 menit, setiap kontraksi berlangsung 18 detik, dan DJJ
124 kali/menit.
Pembukaan serviks 3 cm, tidak ada penyusupan dan selaput ketuban utuh.
Tekanan darah 110/70 mmHg, nadi 80, temperatur tubuh 36,3C.
Ibu berkemih 200 ml sebelum pemeriksaan dalam, tidak ditemui protein dan aseton dalam
urin.
1. Berdasarkan data yang dikumpulkan pada pukul 13.00, bidan vitri membuat diagnosis bahwa
ibu Rohati adalah primigravida, dalam fase laten persalinan dengan DJJ normal, pembukaan
serviks 3 cm, tiga kontraksi dalam 10 menit, setiap kontraksinya berlangsung kurang dari 20
detik. Bidan vitri menentramkan hati ibu Rohati dan menganjurkannya untuk berjalan-jalan
ditemani oleh suaminya dan banyak minum. Bidan vitri menuliskan tanggal dan waktu serta
mencatat semua temuan dan asuhannya pada catatan kemajuan persalinan.
Bidan vitri meneruskan untuk memantau DJJ, kontraksi serta nadi dan kontraksi uterus ibu
Rohati setiap jam. DJJ, nadi dan kontraksinya tetap normal. Bidan vitri mengukur produksi urin
ibu Rohati setiap kali ia berkemih. Bidan vitri meneruskan pencatatan temuan-temuannya di
catatan kemajuan persalinan. Bidan vitri terus memberikan dukungan persalinan dan
menentramkan hati ibu Rohati.
2. Pemeriksaan kedua dilakukan pukul 17.00. Ibu Rohati melaporkan bahwa kontrasinya terasa
lebih kuat dan lebih nyeri. Bidan vitri melakukan pemeriksaan abdomen dan pemeriksan dalam
yang kedua: Ibu Rohati mengalami 4 kontraksi dalam 10 menit, masing-masing lamanya antara
20 sampai 40 detik, DJJ 134 kali/menit, penurunan bagian terbawah janin 3/5, pembukaan
serviks 5 cm, tidak ada penyusupan kepala janin dan selaput ketubannya masih utuh. Tekanan
darah ibu Rohati 120/70 mmHg, nadinya 88, dan temperatur tubuhnya 37C. Ia berkemih 100 ml
sebelum pemeriksaan dilakukan.
Lihat gambar partograf :
Pada pukul 17.00, ibu Rohati berada dalam fase aktif persalinan dan bidan vitri mulai mencatat
pada partograf. Ia mencatatkan pembukaan serviks pada garis waspada dan semua temuan
lainnya di garis waktu yang sesuai. Bidan vitri mulai menilai DJJ, kontraksi uterus dan nadi ibu
Rohati setiap 30 menit dan menilai temperatur tubuhnya setiap 2 jam. Semua temuan dicatat di
partograf dengan tepat
Pukul 17.30 DJJ 144/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Nadi 80/menit.
Pukul 18.00 DJJ 144/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Nadi 88/menit.
Pukul 18.30 DJJ 144/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Nadi 90/menit.
Pukul 19.00 DJJ 134/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Nadi 97/menit.
Suhu 36,8C. Urin 150 ml.
Pukul 19.30 DJJ 128/menit kontraksi 4 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Nadi 88/menit.
Pukul 20.00 DJJ 128/menit kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Nadi 88/menit.
Pukul 20.30 DJJ 128/menit kontraksi 5 kali dalam 10 menit selama 45 detik. Nadi 90/menit.
Urin 80 ml.

3. Pada pukul 21.00 bidan vitri melakukan periksa ulang abdomen dan panggul. Hasilnya: DJJ
130 kali/menit, 5 kontraksi dalam 10 menit, masing-masing berlangsung lebih dari 45 detik
penurunan kepala janin 1/5. Pembukaan serviks 10 cm, tidak ada penyusupan kepala janin,
selaput ketuban pecah sesaat sebelum pemeriksaan jam 20.45, dan cairan ketuban jernih.
Tekanan darah ibu 120/70 mmHg, temperatur tubuh 37C, dan nadinya 80 kali/menit.
4. Pada pukul 21.30, lahir seorang bayi perempuan, berat badan 3000 gram dan panjang 48 cm.
Bayi menangis spontan. Dilakukan penatalaksanaan aktif kala tiga dan plasenta lahir 5 menit
setelah bayi lahir. Tidak dilakukan episiotomi dan tidak terjadi laserasi.

Anda mungkin juga menyukai