Makalah Komoditas Ternak Kambing
Makalah Komoditas Ternak Kambing
MANAJEMEN AGRIBISNIS
CHAIRUNNISA 200110130266
KELOMPOK 6
FAPET D
FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
SUMEDANG
2014
I
PENDAHULUAN
II
PEMBAHASAN
3. Tempat minum
Tempat minum yang biasa digunakan adalah ember plastik atau wadah
lain yang serupa. Tempat minum ini setelah diisi air bersih, disimpan di
pinggir kandang bagian dalam agar ternak kambing dapat
memanfaatkannya, terutama saat akan minum. Selain itu, dapat
mempermudah peternak pada saat akan mengambil, membersihkan, dan
mengisi air kembali.
4. Tempat kompos
Tempat kompos berfungsi untuk mengumpulkan kotoran. Tempat
tersebut berada di bawah kolong kandang panggung berupa lubang
galian dalam tanah yang cukup dalam agar dapat menampung kotoran
yang banyak. Kotoran dan air kambing ditampung didalamnya. Kotoran
kambing dapat dimanfaatkan sebagai pupuk kandang karena banyak
mengandung nitrogen, kalium dan fosfor sehingga sangat baik
digunakan sebagai pupuk untuk tanaman. Setiap ekor kambing yang
beratnya 50 kg, dapat menghasilkan pupuk kandang minimal satu ton
dalam setahun.
5. Pintu kandang
Daun pintu dibuat cukup lebar dan tinggi sehingga ternak maupun
pemeliharanya dapat dengan mudah keluar masuk kandang. Pintu
kandang ini dapat dibuat dari papan kayu atau bambu.
6. Tangga
Kandang panggung mutlak memerlukan tangga sebagai sarana naik dan
turun ternak maupun pemeliharanya. Tangga kandang ini biasanya
dibuat agak landai, tidak licin dan terdapat alur-alur melintang guna
menahan kaki ketika ternak sedang berjalan naik atau turun tangga.
7. Ruang utama
Ruang kandang adalah ruang utama tempat ternak agar bisa bergerak
leluasa di dalamnya. Ruangan kandang sebaiknya disesuaikan dengan
jenis kambingnya. Namun, biasanya setiap ekor kambing dewasa
memerlukan ruangan seluas 1.5 m X 1 m.
Pemberian Pakan
Pakan merupakan merupakan salah satu unsur yang sangat vital dalam
usaha peternakan. Pemberian pakan yang tidak sesuai dengan kebutuhan
gizi ternak dapat menyebabkan defisiensi makanan sehingga ternak mudah
terserang penyakit. Zat gizi pakan yang diperlukan oleh ternak dan mutlak
harus tersedia dalam jumlah yang cukup adalah karbohidrat, lemak,
protein, mineral, dan air.
Seekor kambing dewasa membutuhkan kira-kira 6 kg hijauan segar
sehari yang diberikan 2 kali, pagi dan sore, tetapikambing lebih suka
mencari dan memilih pakannya sendiri di alam terbuka. Untuk
kambingjantan yang sedang dalam periode memacek sebaiknya ditambah
pakan penguat (konsentrat) 1kg.
Sementara pakan pengganti merupakan pakan hijauan yang sudah
difermentasi. Menurut Mulyono dan Sarwono (2008), pada dasarnya
kambing tidak selektif dalam memilih pakan. Segala macam daun-daunan
dan rumput disukai,tetapi hijauan dari daun-daunan lebih disukai daripada
rumput. Hijauan yang baik untuk pakanadalah hijauan yang belum terlalu
tua dan belum menghasilkan bunga karena hijauan yang masihmuda
memiliki kandungan PK (protein kasar) yang lebih tinggi. Hijauan yang
diperoleh padamusim hujan sebaiknya dilayukan atau dikeringkan terlebih
dahulu sebelum digunakan untuk pakan kambing.
Ransum penggemukan kambing terdiri dari hijauan dan daun-daunan.
Pemberian hijauan rumput 75% dan daun-daunan 25%. Frekwensi
pemberian pakan pada jam 06.00-07.00 pagi, jam 15.00-17.00, jam 18.00-
19.00, dan jam 21.0022.00. Frekwensi pemberian pakan lebih sering
lebih baik, karena akan memperbanyak dan mengaktifkan mikroba rumen.
Jumlah pakan yang diberikan usahakan sebanyak-banyaknya, tanpa batas
dan ternak akan berhenti sendiri setelah merasa kenyang.
b. Biaya Tetap
1) Penyusutan Kandang (Rp. 4.500.000/20) Rp. 225.000,-
2) Penyusutan Peralatan (Rp. 1.000.000/20) Rp. 50.000,-
Total Biaya Tetap Rp. 275.000,-
c. Biaya Variabel
1) Biaya bibit/bakalan (30 ekor x Rp. 225.000) Rp. 6.750.000,-
2) Hijauan pakan ternak (60 harix30 ekorx4kgxRp.100) Rp. 720.000,-
3) Pakan konsentrat (60harix30ekorx0,250kgxRp.4.000,-) Rp. 1.800.000,-
4) Obat-obatan (30 ekor x Rp. 5000,-) Rp. 150.000,-
5) Upah tenaga kerja ( 1 orang x Rp. 1.500.000,-) Rp. 1.500.000,-
6) Listrik Rp. 200.000,-
7) Air Rp. 300.000,-
8) Transport Rp. 500.000,-
Total Biaya Variabel Rp.11.920.000,-
3. Penerimaan
Uraian Jumlah
1) 30 ekor x Rp. 500.000,- Rp. 15.000.000,-
2) Kotoran (pupuk) Rp. 300.000,-
Total Rp. 15.300.000,-
4. Analisa Laba-Rugi
Keuntungan = Hasil Penerimaan Biaya Total (15.300.000 12.195.000)
= Rp. 3.105.000,-
5. Keuntungan Bila Dijual Dalam Bentuk Karkas
III
Perencanaan
e) Peluang Pasar
1) Membuat proyeksi populasi kambing dikandang
Dimaksudkan untuk mengetahui perkembangan jumlah kambing
dan berbagai jenis umur diwaktu yang akan datang. Sehingga
dapat diperkirakan kebutuhan sumber daya pada waktu tertentu.
2) Membuat proyeksi aliran kas
Adalah proyeksi pemasukan dan pengeluaran uang kas.
3) Membuat proyeksi pemasaran
Perkiraan kapan usaha peternakan yang dijalankan akan
menghasilkan produk yang siap dijual.
4) Membuat proyeksi laba rugi
Perkiraan selisih antara pendapatan dan biaya yang dikeluarkan
selama berlangsungnya usaha.
2.4 Rencana Lokasi
Rencana pembangunan kandang yaitu pada lahan yang hijauannnya
masih berlimpah dan luas serta masih banyak lahan yang kosong di daerah
Jatinangor, Jawa Barat.
IV
Pengorganisasian
1 2 3 4 5 6 7 8
V
Pengarahan dan Pengawasan
VI
Kesimpulan
Dari makalah yang telah dibuat, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa
membuat sebuah usaha dibidang peternakan itu tidaklah mudah, perlu dilihat
dari berbagai aspek dan harus direncanakan dengan sangat matang.
1. Cara memelihara kambing harus dilakukan dengan benar dan baik, seperti :
Menjaga Kebersihan Kandang dan Kambing
Pengontrolan Penyakit
Pemberian Pakan
Pemberian Vaksinasi dan Obat
2. Beberapa manfaat dari daging kambing :
Meningkatkan potensi seksual
Mencegah Anemia
Menyembuhkan penyakit malaria
Pengontrol berat badan
Mengobati penyakit kulit
Membuat Jantung Sehat
3. Peluang pasar kambing, antara lain : (1) Pangsa pasar kambing terbuka
lebar (lokal, domestik, ekspor); (2) Cita rasa daging kambing sangat
spesifik; (3) Dengan potensi lahan pakan cukup memadai mempunyai
peluang untu pengembangan populasi lebih besar. Sedangkan potensi pasar
kambing, antara lain : (1) Meningkatnya pertambahan penduduk, maka
permintaan daging kian meningkat setiap tahun; (2) Meningkatnya daya
beli, sehingga kebutuhan daging meningkat; (3) Terjadinya perubahan
dalam pola konsumsi dan peningkatan dalam kesadaran gizi masyarakat.
Daftar Pustaka