1392161022-3-Bab Ii
1392161022-3-Bab Ii
TINJAUAN PUSTAKA
kesehatan yang diselenggarakan sesuai dengan kode etik dan standar pelayanan
pelanggan dipengaruhi oleh kualitas pelayanan yang dirasakan (Kui Son Cui et al,
2014).
Supardi (2008) berpendapat hampir sama dengan teori tersebut yaitu bahwa
mutu pelayanan kesehatan dapat dilihat dari sudut pandang pengguna layanan,
Azwar, 1994 dalam Endarwati, 2012) adalah unsur masukan, lingkungan dan
proses.
1. Unsur Masukan
Unsur masukan meliputi sumber daya manusia, dana dan sarana. Jika sumber
daya manusia dan sarana tidak sesuai dengan standar dan kebutuhan, maka
2. Unsur Lingkungan
3. Unsur Proses
Yang termasuk dalam unsur proses meliputi proses pelayanan baik tindakan
Hal ini sejalan dengan teori yang disampaikan oleh Muninjaya (2014) bahwa
mutu yaitu :
1. Input
melaksanakan kegiatan berupa sumber daya manusia, dana dan sarana. Input
diberikan.
2. Proses
kesehatan (dokter, perawat, dan tenaga profesi lain) dan interaksinya dengan
pasien, meliputi metode atau tata cara pelayanan kesehatan dan pelaksanaan
fungsi manajemen.
3. Output
dokter, perawat yang dapat dirasakan oleh pasien dan memberikan perubahan
lingkungan yaitu iklim kerja organisasi dan komitmen organisasi dapat menjadi
dimensi mutu jasa berdasarkan lima aspek komponen mutu. Lima aspek
Babakus, 1992). Dimensi mutu menurut Parasuraman dkk. terdiri dari lima
dimensi.
pelanggan.
nyaman.
5. Empati (emphaty), yaitu berhubungan dengan kepedulian dan perhatian
serta kenyamanan bagi pasien dan pengunjung lainya. Dukungan dan komitmen
petugas menjadi faktor pendorong yang sangat efektif dalam tahap-tahap menuju
kesehatan lebih terfokus pada dimensi daya tanggap petugas. Pasien lebih
perhatian tenaga kesehatan sangat diharapkan oleh pemakai jasa atau pasien.
mutu, monitoring dan evaluasinya. Rangkaian ini disingkat PDCA (Plan, Do,
berkesinambungan.
atau ciri produk, merumuskan tujuan mutu, dan merancang bangun proses untuk
proses tersebut, melakukan diagnosis dan analisis untuk mencari penyebab dan
kegiatan korektif dan preventif serta melakukan uji coba dan berikan rekomendasi
mutu tercapai. Dalam memilih metode dan menyusun instumen pengukuran yaitu
dan mampu memberikan layanan secara tepat waktu, karyawan mudah didekati
dan mudah untuk dihubungi, sopan, hormat dapat dipercaya, dan jujur. Dalam
lingkungan yang bebas dari bahaya, risiko, atau keraguan (Joseph, C. 2000).
dalam penelitian ini terdiri atas lima sub variabel yaitu bukti fisik (tangible)
kehandalan (reliability), daya tanggap (responsiveness), jaminan (assurance) dan
empati (emphaty).
berada dalam organisasinya (Mathis dan Jakson, 2001 dalam Wijaya, 2012).
2006).
dipilihnya. Seseorang yang berkomitmen terhadap karir tidak akan mudah kalah
Penelitian tentang pengaruh komitmen anggota dan budaya kerja terhadap kinerja
Tim Koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Nasional yang dilakukan oleh Rois
(2010) menemukan pengaruh yang signifikan komitmen anggota dengan kinerja
Tim Kormonev Nasional dengan nilai uji t 2,3 dan uji f 0,637. Penelitian lain
secara nyata berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Penelitian lain oleh Karsh et
layanan yang optimal. Karyawan yang mempunyai komitmen tinggi selalu akan
berpihak dan memberikan yang terbaik kepada organisasi (Robbins dan Judge,
meningkatkan mutu pelayanan dengan cara sebagai berikut (Djati dalam Wijaya,
2012) .
1. Menciptakan rasa aman, suasana kerja yang kondusif serta lakukan promosi
secara reguler.
perencanaan karier agar perawat dan bidan merasa mantap dalam pencapaian
kariernya.
4. Mengembangkan fleksibilitas dan otonomi pelaksanaan tugas tetapi tetap
terhadap nilai dan tujuan rumah sakit untuk menjaga kesesuaian visi dan misi.
komitmen kerja adalah keinginan kuat untuk tetap menjadi anggota organisasi,
kemauan berusaha dan bekerja keras untuk mencapai tujuan organisasi, keyakinan
Komitmen kerja ini sangat dipengaruhi oleh faktor lain seperti yang
oleh iklim kerja dan pengembangan karir. Kiesler dalam Siswanto (2012)
untuk bertindak lebih jauh, karena sifat ikatannya akan berpengaruh terhadap
Menurut (Lokce et all, 1988 dalam Wijaya, 2012) tiga kategori utama penentu
perawat dan bidan dalam melakukan tugas tanpa menunggu perintah. Hal ini
melaksanakan asuhan pelayanan dan tugas lain yang diberikan oleh pimpinan.
Visi merupakan suatu pernyataan yang berisi tentang cita-cita dari organisasi,
sedangkan misi mencakup kegiatan jangka panjang dan jangka pendek yang
Wijaya, 2012). Pernyataan visi dan misi harus sesuai dengan kebutuhan
3. Peraturan-peraturan
Mereka harus mematuhi karena ada sanksi yang melanggar. Peraturan dapat
puskesmas.
variabel komitmen kerja dalam penelitian ini, terdiri dari tiga sub variabel yaitu
sumber daya dalam rangka efisiensi dan efektifitas puskesmas, sebagai proses
pada 77 perawat RSUP Dr. Sardjito, diketahui bahwa penerapan lima fungsi
fungsi pengarahan.
(Kemenkes, 2012).
2.3.1 Perencanaan
alternatif kegiatan. Tanpa ada perencanaan puskesmas, tidak akan ada kejelasan
kegiatan yang akan dilaksanakan oleh staf untuk mencapai tujuan puskesmas
1. Menyusun usulan kegiatan pada program pengobatan sesuai kondisi yang ada
tenaga, dana, obat-obatan, bahan habis pakai dan sarana dan prasarana
mendapatkan persetujuan.
perencanaan pada delapan bagian unit di puskesmas Minasa Upa Kota Makasar,
kegiatan, biaya. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian Ningrum (2006) bahwa
1. Pengorganisasian
2. Penyelenggaraan
telaahan eksternal terkait hasil yang dicapai oleh fasilitas dan sektor lain yang
4. Penilaian
puskesmas.
kesehatan.
Hasil penelitian di Puskesmas Minasa Upa Kota Makasar oleh Ramsar dkk.
tugas dilakukan agar rencana kegiatan akan lebih terarah pada tujuan. Dalam
pergerakan dan pelaksanaan ada tiga komponen yang saling berhubungan yaitu
ini sejalan dengan hasil penelitian Ridwan (2010) dalam Ramsar dkk. (2012),
1. Pengawasan
institusi lainnya).
2. Pertanggungjawaban
perawat dan obat berhubungan dengan tingkat kepuasan pasien. Sedangkan sarana
gedung dan rawat jalan maupun rawat inap. Adapun unit-unit pelayanan
pengobatan yang ada di puskesmas seperti pelayanan poli umum, Unit Gawat
Darurat (UGD), poli gigi dan mulut, pelayanan rawat inap maupun puskesmas
keliling.
Poli umum merupakan salah satu unit program pengobatan di puskesmas
Karangasem adalah dokter dan perawat. Petugas tersebut selain bertugas pada
tersebut juga mempunyai tugas sebagai pengelola program promotif dan preventif,
berkualitas. Umur diatas 30 tahun mempunyai motivasi kerja lebih tinggi daripada
petugas lebih dari 30 tahun, dan masa kerja yang lebih lama menggambarkan
kinerja organisasi yang baik. Makin tinggi pendidikan maka produktivitas
kerjanya juga tinggi, serta jika berdasarkan jenis kelamin jenis petugas juga
Kabupaten Grobogan.
(PMT) pada balita gizi buruk di Puskesmas Kabupaten Tegal yang dilakukan oleh
Ningrum (2006). Pada penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa penerapan fungsi
penelitian oleh Irmawati (2007) yaitu pada kegiatan Stimulasi Deteksi dan
Komitmen kerja merupakan salah satu faktor yang sangat penting yang harus
pelayanan diantaranya dokter, perawat menjadi lebih giat bekerja dan mempunyai
2004). Penelitian lain tentang pengaruh komitmen dengan prestasi kerja dilakukan
puskesmas (Wijaya, 2012). Hal ini sejalan dengan hasil penelitian oleh Fawzy
bahwa sikap karyawan yang merasa memiliki dan menjadi bagian organisasi,
merasa bahwa organisasi memiliki arti tersendiri bagi pribadi karyawan, sikap
organisasi.