Anda di halaman 1dari 17

Etika Bisnis dan Profesi

Peran dan Fungsi Aktuaris di Bank, Perusahaan


Management Investasi, dan Perusahaan Jasa
Auditor

Bayang Sani -1506713754


Jihan Langit Ramadhani -1506713956
Azka Nuraliyah Rahman -1506713880
Mega Arianti -1506714012
Saviera Rahmanita -1506713810
Zahra Kamila -1506714063
Tegar Andi Fakhri -1506763494
Ardito Hafidzar -1506713975
Kelompok V-A
Kata Pengantar
Puji Tuhan Yang Maha Esa sehingga makalah ini dapat selesai tepat waktu. Kami
ucapkan terima kasih kepada berbagai pihak yang telah mendukung kami dalam
pembuatan makalah ini.
Makalah ini membahas mengenai fungsi dan tugas aktuaris di dalam jasa
keuangan lainnya seperti bank, perusahaan investasi, dan konsultan aktuaria.
Semoga makalah ini memberikan informasi yang berguna, mohon maaf bila
terdapat kesalahan dalam pengetikan maupun hal-hal lain yang kurang tepat adanya.
Kelompok V-A
Daftar Isi

Kata Pengantar............................................................................................................. 2
Daftar Isi....................................................................................................................... 3
Pendahuluan................................................................................................................. 4
A. Latar Belakang..................................................................................................... 4
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 4
C. Tujuan............................................................................................................. 4
Isi................................................................................................................................ 5
A. Pengertian Aktuaris................................................................................................. 5
B. Aktuaris di Bank..................................................................................................... 6
C.Aktuaris di Perusahaan Manajemen Investasi...........................................................11
D. Aktuaris di Perusahaan
Auditor..12

Penutup..................................................................................................................... 13
A. Kesimpulan....................................................................................................... 13
Daftar Pustaka............................................................................................................ 14
Pendahuluan
A. Latar Belakang
Seorang ahli aktuaria atau aktuaris sudahlah sangat umum atau sewajarnya bekerja
pada perusahaan asuransi baik perusahaan asuransi jiwa dan asuransi umum. Tapi
ruang lingkup dari seorang aktuaris tidaklah hanya sebatas pada perusahaan
asuransi saja. Ada juga seorang aktuaris yang memilih untuk bekerja di bank
sebagai manager risiko atau pun bisa juga sebagai komite pemantau risiko. Tidak
hanya di bank, aktuaris juga dapat bekerja pada perusahaan investasi sebagai
aktuaris bidang investasi dan bahakn di perusahaan jasa auditor..

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Aktuaris?
2. Bagaimana tugas dan fungsi aktuaris di bank?
3. Bagaimana tugas dan fungsi aktuaris pada perusahaan management investasi?
4. Bagaimana tugas dan fungsi aktuaris pada perusahaan jasa auditor?

C. Tujuan
1. Memberikan pemahaman mengenai Aktuaris
2. Menjelaskan fungsi dan tugas aktuaris di bank
3. Memberikan penjelasan mengenai fungsi dan tugas aktuaris pada perusahaan
management investasi
4. Memberikan penjelasan mengenai fungsi dan tugas aktuaris pada perusahaan
jasa auditor
Isi
A. Pengertian Aktuaris

Aktuaris adalah seorang ahli yang dapat mengaplikasikan ilmu keuangan dan
teori statistik untuk menyelesaikan persoalan-persoalan bisnis aktual. Persoalan
ini umumnya menyangkut analisis kejadian masa depan yang berdampak pada
segi finansial, khususnya yang berhubungan dengan besar pembayaran pada
masa depan dan kapan pembayaran dilakukan pada waktu yang tidak pasti
Ruang lingkup kerja seorang aktuaris adalah:

Asuransi Jiwa
Asuransi umum
Dana Pensiun
Investasi
Bank
Dan semua jasa keuangan yang membutuhkan ahli risiko.

Profesi aktuaris memang banyak yang berasal dari jurusan statistic dan
matematika, namun tidak wajib. Karena banyak juga mereka yang berasal dari
latar belakang bukan matematika bisa menjadi aktuaris. Jadi dari mana dia
asalnya tidak dipermasalahkan, asalkan calon aktuaris mempunya pemahaman
dasar tentang konsep statistika dan matematika mengikuti ujian dan lulus ujian
mata ujian yang telah diberikan oleh Persatuan Aktuaris Indonesia.Gelar FSAI
(Fellow Society of Actuaries of Indonesia) akan diberikan ketika calon aktuaris
menyelesaikan 10 mata ujian yang diujikan. Rincian mata ujian yang
diselenggarakan adalah sebagai berikut :
1. A10 - Matematika Keuangan
2. A20 - Probabilita dan Statistika
3. A30 - Ekonomi
4. A40 - Akuntansi
5. A50 - Metoda Statistika
6. A60 - Matematika Aktuaria
7. A70 - Pemodelan dan Teori Risiko
8. F10 - Investasi dan Manajemen Aset
9. F20 - Manajemen Aktuaria
10. F31-34 - Aspek Aktuaria Dalam Asuransi Jiwa, Dana Pensiun, Asuransi
umum atau Asuransi kesehatan (salah satu)
B. Aktuaris di Bank

Seorang aktuaris dapat bekerja di bank sebagai manager risiko atau di


bagian management risk dan komite pemantau risiko.

1. Manager Risiko
Manager risiko bertugas untuk melakukan manajemen risiko pada
perbankan. Manajemen risiko adalah serangkaian upaya untuk mengelola dan
meminimalisirkan risiko yang terjadi, baik yang berasal dari eksternal maupun
internal. Dalam dunia perbankan, manajemen risiko memiliki peran penting.
Orang orang yang berada pada divisi ini bertugas untuk menganalisis
ketersediaan modal dan risiko pemberian fasilitas kredit pada nasabah.

Posisi ini tentu tidak diduduki oleh sembarang orang. Dibutuhkan SDM-
SDM berpengalaman untuk melakukan pekerjaan ini dengan baik. Dibutuhkan
seseorang yang ahli dalam menganalisis risiko salah satunya adalah aktuaris.

Dapat dikatakan manajemen risiko memiliki tantangan yang besar.


Bagaimana tidak, analisa dari para pakar inilah yang kelak akan berpengaruh
besar pada kinerja sebuah bank. Tapi, seperti apa sih kerja manajemen risiko
sebenarnya? Secara garis besar kerangka kerja manajemen risiko meliputi:

Memahami rantai risiko


Melakukan analisa lingkungan untuk menetapkan konteks yang ada
hubungannya dengan risiko, seperti masalah politik, ekonomi, sosial dan
budaya.
Menetapkan atau mengkaji toleransi risiko, posisi dan perilaku
para stakeholder.
Memahami peristiwa yang pernah diambil perusahaan yang dapat
merugikan bank.
Melakukan penilaiaan atas risiko dan pengendalian yang ada.
Menyusun tanggapan atas risiko yang ada.
Menetapkan aktifitas pengendalian.
Mengomunikasikan risiko dan manajemen risiko dan melakukan
pemantauan terhadap risiko serta pengelolaannya.
Tugas risk manager adalah mengelola risiko terkait bisnis dan operasional
bank. Fungsi risk management sendiri dapat dibagi menjadi beberapa bidang
antara lain credit risk, operational risk dan market risk. Pada bank-bank
berskala nasional atau internasional umumnya terdapat pemisahan fungsi
untuk masing-masing jenis risiko sedangkan pada bank dengan skala lebih
kecil umumnya fungsi tersebut digabung menjadi satu.

Risiko Kredit adalah Risiko akibat kegagalan debitur dan/atau pihak lain
dalam memenuhi kewajiban kepada Bank. Risiko kredit pada umumnya
terdapat pada seluruh aktivitas Bank yang kinerjanya bergantung pada
kinerja pihak lawan (counterparty), penerbit (issuer), atau kinerja peminjam
dana. Risiko Pasar adalah Risiko pada posisi neraca dan rekening
administratif termasuk transaksi derivatif, akibat perubahan dari kondisi pasar,
termasuk Risiko perubahan harga option. Risiko Pasar meliputi antara lain
Risiko suku bunga, Risiko nilai tukar, Risiko ekuitas, dan Risiko komoditas.
Risiko ini dapat berasal baik dari posisi trading book maupun
posisi banking book. Risiko Operasional adalah Risiko akibat ketidakcukupan
dan/atau tidak berfungsinya proses internal, kesalahan manusia, kegagalan
sistem, dan/atau adanya kejadian eksternal yang mempengaruhi operasional
Bank. Sumber risiko ini antara lain oleh sumber daya manusia, proses,
sistem, dan kejadian eksternal.

Disiplin ilmu risk management dan profesi risk manager menjadi semakin
popular setelah krisis moneter tahun 1998 dan krisis finansial tahun 2008.
Bahkan, saat ini Bank Indonesia dan Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
mewajibkan seluruh pejabat bank untuk memiliki sertifikat manajemen risiko
secara bertingkat sesuai dengan tingkat jabatan dan kewenangan.
2. Komite Pemantau Manajemen Risiko
Setiap perusahaan menghadapi ketidakpastian dan risiko yang menjadi
kendala bagi mereka dalam usaha mencapai visi dan misi mereka. Pemimpin
perusahaan, yaitu Direksi pada one-tier board system, atau Direksi dan Dewan
Komisaris pada two-tier board system, memiliki tanggung jawab dalam mejamin
penerapan manajemen risiko yang efektif pada perusahaan. Dalam menjalankan
tugas tersebut, pemimpin perusahaan dapat membentuk komite-komite
pembantu, misalnya Komite Audit, Komite Renumerasi dan Nominasi, dan
Komite Pemantau Risiko. Dalam artikel ini, penulis akan mengulas mengenai
Komite Pemantau Risiko sebagai salah satu organ pendukung perusahaan
dalam mengelola risiko. Di Indonesia, keberadaan Komite Pemantau Risiko telah
bersifat mandatory pada industri perbankan.
Di Indonesia, keberadaan Komite Pemantau Risiko hanya diwajibkan pada
industri perbankan karena tingginya risiko yang melekat pada aktivitas bisnis
perbankan. Industri perbankan juga memiliki keunikan tersendiri, ditunjukkan dari
tingginya rasio hutang terhadap modal pada industri tersebut (dapat mencapai
9:1). Selain itu, aktivitas industri perbankan juga memiliki pengaruh yang besar
pada masyarakat, karena sebagian besar dana yang dihimpun dan disalurkan
oleh bank adalah dari dan untuk masyarakat. Oleh sebab itu, Komite Pemantau
Risiko dibutuhkan untuk mendukung manajemen risiko dan stabilitas perbankan.

Merujuk pada Peraturan Bank Indonesia Nomor 8/4/PBI/2006 tentang


Pelaksanaan Good Corporate Governance pada Bank Umum, dapat disimpulkan
bahwa Komite Pemantau Risiko adalah komite yang dibentuk oleh dan
bertanggung jawab kepada Dewan Komisaris dalam usaha mendukung
pelaksanaan tugas dan tanggung jawab Dewan Komisaris terkait penerapan dan
pengawasan manajemen risiko pada perusahaan. Pada beberapa jenis usaha di
Indonesia, seperti perbankan dan lembaga pembiayaan ekspor Indonesia (LPEI),
keberadaan Komite Pemantau Risiko dalam struktur organisasi telah diwajibkan
berdasarkan beragam peraturan yang ditetapkan pihak regulator terkait.
Peraturan tersebut ditetapkan demi mendukung peningkatan efektivitas
penerapan Good Corporate Governance (GCG) perusahaan.
Berdasarkan Peraturan Bank Indonesia yang tertera di paragraf sebelumnya,
Dewan Komisaris wajib membentuk Komite Pemantau Risiko dalam usaha
pencapaian tata kelola perusahaan yang baik. Komite Pemantau Risiko pada
bank umum di Indonesia bertugas untuk:

1. Mengevaluasi kesesuaian kebijakan manajemen risiko dengan


pelaksanaannya
2. Melakukan pengawasan dan evaluasi pada pelaksanaan tugas Komite
Manajemen Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko.

Berbagai bank umum di Indonesia telah membuat piagam Komite


Pemantau Risiko dalam rangka memperjelas peran, kewenangan, dan tanggung
jawab Komite Pemantau Risiko. Salah satu bank terbesar di Indonesia, PT Bank
CIMB Niaga Tbk., telah mempublikasikan piagam Komite Pemantau Risiko.
Piagam tersebut secara jelas menyatakan tujuan dari pembentukan Komite
Pemantau Risiko di perusahaan tersebut, yakni untuk membantu Dewan
Komisaris dalam memastikan terlaksananya pengawasan dan pemberian
nasehat kepada Direksi serta kepatuhan terhadap peraturan perundang-
undangan dan peraturan internal Bank yang berkaitan dengan hal-hal sebagai
berikut:

1. Terlaksananya fungsi pengawasan manajemen risiko yang kuat;


2. Terbangunnya budaya manajemen risiko sehingga dapat mengurangi
kemungkinan terjadinya frauds dan praktik-praktik perbankan yang tidak
sehat;
3. Teridentifikasinya hal-hal berkaitan dengan manajemen risiko yang
memerlukan perhatian Dewan Komisioner.

Dijelaskan pula pada piagam Komite Pemantau Risiko PT Bank CIMB


Niaga Tbk. bahwa Komite Pemantau Risiko memiliki tugas dan tanggung jawab
untuk memberikan rekomendasi kepada Dewan Komisioner, termasuk namun
tidak terbatas pada hal-hal berikut:

1. Melakukan review kebijakan manajemen risiko Bank yang diwajibkan;


2. Melakukan evaluasi tentang kesesuaian antara kebijakan manajemen risiko
dengan pelaksanaan kebijakan;
3. Melakukan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan tugas Komite Manajemen
Risiko dan Satuan Kerja Manajemen Risiko;
4. Melakukan evaluasi laporan pertanggungjawaban Direksi yang antara lain
terdiri dari laporan regulatory kepada Otoritas Pengawas Bank, laporan
internal, dan laporan-laporan lain;

5. Menyampaikan rekomendasi kepada Dekom atas kebijakan yang telah


diambil oleh Direksi berkaitan dengan manajemen risiko;
6. Melakukan evaluasi kepatuhan Bank terhadap ketentuan Anggaran Dasar,
peraturan Otoritas Pengawas Bank dan Pasar Modal, serta peraturan
perundangan lainnya yang terkait dengan manajemen risiko;
7. Memberikan rekomendasi kepada Dekom tentang penetapan limit yang
memerlukan persetujuan Dekom sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam
Anggaran Dasar, dan yang ditetapkan oleh Otoritas Pengawas Bank dan
Pasar Modal;
8. Melakukan penilaian atas situasi yang diperkirakan dapat membahayakan
kelangsungan usaha Bank, agar Dekom dapat melaporkan kepada Otoritas
Pengawas Bank dan Pasar Modal dalam kurun waktu yang ditetapkan;
9. Melakukan evaluasi atas rekomendasi Direksi atas usulan pembagian dividen
interim;
10. Menyusun pedoman dan tata tertib kerja Komite (Piagam), dan melakukan
review sesuai kebutuhan minimal 3 tahun sekali;
11. Melaksanakan tugas dan tanggung jawab lain yang diberikan oleh Dekom
dari waktu ke waktu.

Peran dan fungsi Komite Pemantau Risiko adalah sangat vital dalam rangka
menunjang efektivitas pelaksanaan fungsi Dewan Komisaris dam melakukan
pengawasan dan pemberian arahan kepada Direksi, hal ini disebabkan dengan
semakin kompleknya kegiatan usaha perbankan dan iklim persaingan usaha
yang semakin ketat, setiap bank dituntut untuk terus menunjukan kinerja nya
yang baik, namum tetap harus memegang prinsip kehati hatian dan mampu
mengidentifikasi semua potensi risiko yang mungkin dapat mengganggu
kelangsungan usaha bank. Dewan Komisaris dan Komite Pemantau Risiko jika
bersinergi ibarat suatu tim yang bekerja sama saling melengkapi di satu sisi
biasanya para Komisaris adalah pihak pihak yang berkecimpung dalam high
level di berbagai bidang (biasanya mantan direksi bank, pengamat, akademisi
bahkan politisi ) sedangkan anggota Komite Pemantau Risiko sebaiknya adalah
pihak yang berpengalaman me running kegiatan operasional (termasuk
perkreditan dan IT) sehingga anggota Komite Pemantau Risiko mengetahui
secara detail teknis dalam menjalankan perusahaan dan memberikan hasil
analisa kepada Dewan Komisaris untuk disampaikan kepada Direksi.
C. Aktuaris di Perusahaan Management Investasi

Seorang aktuaris dapat pekerja pada perusahaan management investasi


sebagai manajer investasi ataupun sebagai staff manajer investasi. Aktuaris juga
dapat berperan sebagai konsultan manajer investasi. Aktuaris dapat memberikan
asumsi aktuaria terkait dengan strategi investasi. Manajer investasi merupakan
suatu pekerjaan dimana butuh tingkat kesabaran yang tinggi terhadap
pengelolaan dana. Adapun tugas utama seorang manajer investasi (MI) adalah
mengelola efek atau yang biasa disebut portofolio dari investasi yang dilakukan
secara kolektif oleh para investor yang sudah menyerahkan dana investasi
mereka.

Manajer investasi disini mengelola dan mengakomodir segala investasi yang


diberikan nasabah dan kemudian dimainkan dalam sistem investasi baik berupa
investasi reksadana ataupun investasi saham. Setelah mengelola dana nasabah
yang kolektif itu, manajer investasi tentunya akan memberikan laporan per
bulannya terhadap dana nasabah yang dikelola kepada para nasabah sehingga
dana yang diinvestasikan jelas dan transparan. Manajer Investasi Merupakan
pihak yang kegiatan usahanya mengelola portofolio Efek untuk para nasabah
atau mengelola portofolio investasi kolektif untuk sekelompok nasabah kecuali
perusahaan asuransi, dana pensiun, dan bank yang melakukan sendiri kegiatan
usahanya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Adapun
Tugas Seorang Manajer Investasi :

1. Mengelola portofolio efek atas kepentingan nasabah,


2. Mengelola RD,
3. Mengadakan riset atas efek,
4. Menganalisa kelayakan investasi
Beberapa hal terkait penggunaan asumsi aktuaria di dalam management
investment :
- Aktuaris dapat me-ranking penggunaan asumsi bunganya kepada kliennya
dan mengkonfirmasi asumsinya dengan berbagai referensi terkait dengan
strategi investasi yang berbeda beda yang ditujukan untuk kliennya.
- Apabila seorang aktuaris mengubah strategi investasi maka aktuaris juga
harus mengubah asumsi bunganya.
- Aktuaris harus mempunya konsep terkait dengan pengaruh strategi
investasinya yang akan berdampak pada tingkat pengembalian (rate of
return) dan asumsi bunganya

D. Aktuaris di Perusahaan Auditor

Di sini, aktuaris dapat berperan atau bekerja sebagai aktuaris auditor atau
asisten dari auditor. Aktuaris auditor bertanggung jawab dalam memberikan data
risiko yang berfokus pada jasa auditor internal yang disampaikan secara akurat,
berkualitas, professional, mempunyai nilai tambah. Jasa tersebut di dalam
batasan risiko aktuaria secara keseluruhan, yang didalamnya termasuk
Corporate Pricing dan Valuation Standards, SOX dan AuG-43. Posisi sebagai
aktuaris auditor dapat menberikan peluang untuk membangun jiwa kompetensi
seperti ketajaman atau keakuratan dalam berbisnis dan hubungan manajemen.

Tugas dari aktuaris auditor itu sendiri sebagai berikut :


1. Membangun hubungan yang efektif dengan manajemen unit bisnis, Perusahaan
Aktuaria, Manajemen Risiko Produk, pembisnis dan auditor IT.
2. Mengembangkan pemahaman yang kuat tentang semua risiko yang dikelola
oleh unit bisnis; secara kualitatif dan kuantitatif menilai risiko mereka untuk
memastikan rencana tersebut benar berfokus pada risiko utama dan
mendapatkan persetujuan oleh manajemen unit bisnis; mengembangkan tujuan
manajemen risiko dan tes audit yang mengevaluasi risiko-risiko utama.
3. Secara efektif melaksanakan rencana audit tahunan sembari memonitori secara
seksama kemajuan dan saran dari revisi yang diperlukan. Memberikan status
laporan secara teratur.
4. Menilai dan menguji kecukupan pengendalian batasan aktuaria secara
keseluruhan untuk divisi yang ditugaskan.
5. Mengkoordinasikan pekerjaan yang diperlukan untuk mendukung auditor
eksternal
Penutup
A. Kesimpulan
Jadi, seorang aktuaris ternyata tidak hanya saja bekerja pada bidang asuransi saja
melainkan dapat juga bekerja di perbankan sebagai manajer risiko maupun komite
pemantau risiko, di perusahaan management investasi sebagai manajer investasi
atau konsultan investasi dan juga dapat bekerja sebagai auditor atau asisten auditor
pada perusahaan auditor. Ketika bekerja seorang aktuaris harus berpedoman pada
kode etik aktuaris tentunya dan juga harus berpedoman peraturan yang berlaku di
perusahaan tempat ia bekerja. Tentu saja dalam menjalankan peran dan fungsinya
seorang aktuaris harus menjaga kevalidan atau kebenaran data saat membuat
asumsi aktuaria sehingga dapat menjaga kualitas dari kinerja aktuaris, membawa
nama baik perusahaan, dan juga meningkatkan kepercayaan klien.
Daftar Pustaka

http://intipkampus.blogspot.co.id/2015/03/mengenal-profesi-aktuaris-dan-prospek.html

https://belajarbank.wordpress.com/2016/01/14/pilihan-profesi-di-industri-perbankan/

http://crmsindonesia.org/knowledge/crms-articles/fungsi-dan-peran-komite-pemantau-
risiko-serta-kontribusinya-dalam-penerapan-

http://careernews.id/jobs/view/1580-Kenali-Profesi-Risk-Management-Officer

https://arsasi.wordpress.com/2014/01/03/jenis-risiko-bank/

http://ridwanayub.blogspot.co.id/2010/10/kedudukan-fungsi-dan-peran-komite.html

http://onemarimo.blogspot.co.id/2014/04/peranan-dan-fungsi-manajer-investasi.html

http://www.actuaries.org/IACA/Colloquia/Toronto/Vol_1/Parsons.pdf

Anda mungkin juga menyukai