Anda di halaman 1dari 10

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengembangan perikanan budidaya di Indonesia berlangsung demikian

pesatnya melalui ekstensifikasi dan intensifikasi. Kondisi ini tentunya akan

memperbesar peluang berjangkitnya wabah penyakit ikan yang menimbulkan

kerugian ekonomis. Rijkers (1981) menyebutkan, bahwa patogen selalu ada dalam

media hidup ikan. Karenanya masalah penyakit infeksi sewaktu-waktu dapat

timbul dalam kegiatan perikanan budidaya dan bahkan pada ikan-ikan di perairan

umum (Alifuddin, 2002).

Teknik yang dapat dilakukan untuk mencegah serangan penyakit pada ikan

adalah meningkatkan kekebalan tubuh (imunitas) pada ikan. Salah satu caranya

adalah melakukan imunisasi atau bisa juga melalui vaksinasi yaitu menyuntikkan

vaksin tertentu ke tubuh ikan. Vaksin adalah suatu antigen yang digunakan untuk

memvaksinasi ikan terbuat dari orgnisme penyakit yang telah dilemahkan dengan

menggunakan senyawa kimia tertentu (Kordi, 2010).

Berdasarkan uraian di atas maka perlunya dilakukan pemaparan materi

tentang vaksin yang ditujukan untuk ikan budidaya agar dapat mengurangi

penyakit dan membawa keuntungan bagi pembudidaya.

B. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah pembuatan makalah ini yaitu :

1. Apakah yang dimaksud dengan vaksinasi ?

2. Apa tujuan dan manfaat vaksinasi ?

3. Apa saja yang termasuk jenis-jenis vaksin ?

4. Bagaimana dosis vaksin dan cara vaksinasi ?

5. Apa faktor yang mempengaruhi vaksinasi ?

1
C. Tujuan Penulisan

Adapun tujuan penulisan makalah ini yaitu :

1. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan pengertian vaksinasi.

2. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan tujuan dan manfaat

vaksinasi.

3. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan jenis-jenis vaksin.

4. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan dosis dan cara vaksinasi.

5. Mahasiswa dapat mengetahui dan menjelaskan faktor-faktor yang

mempengaruhi vaksinasi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Vaksinasi

Vaksin berasal dari kata vacca (sapi). Di temukan oleh Edward Jenner pada

tahun 1798 yang mengendalikan penyakit cacar (smallpox) pada manusia. Vaksin

adalah bahan antigenik yang digunakan untuk menghasilkan kekebalan aktif

terhadap suatu penyakit sehingga dapat mencegah atau mengurangi pengaruh

infeksi oleh organisme alami atau "liar" (Sukandi, 2013).

Vaksinasi merupakan suatu upaya untuk menimbulkan ketahanan tubuh yang

bersifat spesifik melalui pemberian vaksin. Secara umum aktivitas ini dikenal

sebagai imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi pasif diperoleh dengan pemberian

serum kebal maupun dengan cara diturunkan oleh induk ikan yang dikenal sebagai

imunitas maternal; sedangkan imunisasi aktif dilakukan melalui tindak vaksinasi

(Alifuddin, 2002).

B. Tujuan dan Manfaat Vaksinasi

Tujuan vaksinasi adalah memberikan kekebalan (antibodi) pada ternak

sehingga dapat melawan antigen atau mikroorganisme penyebab penyakit. Tujuan

spesifik vaksinasi adalah untuk memperoleh ketahanan terhadap suatu infeksi

tertentu, sehingga diperoleh sintasan hidup yang tinggi akibat proteksi imunologik

tersebut. Secara umum, manfaat vaksinasi antara lain dalam hal : peningkatan

daya tahan ikan, pencegahan efek samping kemoterapeutika, proteksi terhadap

serangan penyakit infeksi tertentu, keamanan lingkungan budidaya dari

pencemaran bahan kemoterapeutik dan keamanan konsumen dari residu

antibiotik (Alifuddin, 2002).

3
C. Jenis-jenis Vaksin

Secara umum terdapat 2 jenis vaksin yakni vaksin konvensional dan vaksin

moderen. Penjenisan ini semata-mata didasarkan atas teknologi produksi vaksin

yang digunakan. Produk vaksin dengan teknologi tinggi (hi-tech) dikenal sebagai

vaksin moderen, sedangkan vaksin konvensional diproduksi dengan teknologi

sederhana (Alifuddin, 2002).

1. Vaksin konvensional dibedakan atas vaksin mati dan vaksin hidup. Vaksin

mati berasal dari patogen yang dimatikan, ekstrak atau bagian-bagian tertentu

dari patogen; sedang vaksin hidup berasal dari patogen yang dilemahkan atau

diatenuasi.

2. Vaksin yang termasuk kelompok vaksin moderen atau vaksin biotek adalah

vaksin rekombinan, vaksin monoklonal, protein engineering vaccine dan

genetic attenuation vaccine.

Untuk mencapai sasaran vaksinasi yakni sintasan hidup yang tinggi, maka

vaksin harus bersifat antara lain antigenik, imunogenik dan protektif. Sifat-sifat ini

menunjukkan, bahwa vaksin yang diberikan harus memacu terbentuknya antibodi

yang menyebabkan ikan tahan (imun) terhadap patogen tersebut. Disamping itu,

vaksin harus aman dan tidak boleh menimbulkan tanda-tanda sakit yang secara

spesifik diakibatkan oleh patogen tersebut (Alifuddin, 2002).

D. Dosis dan Cara Vaksinasi

Imunisasi dengan vaksin dapat diaplikasikan melalui perendaman, per oral

(bersama dengan pakan) dan injeksi. Pemilihan cara aplikasi ini terutama

didasarkan atas ukuran ikan. Sangat dianjurkan untuk melakukan vaksinasi pada

fase larva, 1-2 minggu setelah menetas. Umumnya dosis vaksin yang diberikan

sebesar 105-106 sel/ml. Vaksinasi ini sebaiknya diulangi setelah 2-3 minggu dari

pemberian pertama; dan dapat diulangi pada saat ikan berumur 2 bulan. Beberapa

4
kendala membatasi pengembangan dan penggunaan vaksin secara meluas pada

perikanan budidaya. Kendala tersebut diantaranya adalah keragaman jenis dan

saluran patogen ikan, kemampuan imunogenik patogen dan keterbatasan

informasi tentang patogenesis dan epizootiologik penyakit ikan (Alifuddin, 2002).

Secara umum, terdapat 4 cara pemberian vaksin pada ikan (Anonim. 2014) :

1. Injeksi (IP or IM)

Dosis vaksin akurat, menggunakan syringe (spoit) kecil 0,1 1 ml, jarum

kecil dan pendek (biasanya diberi pengaman karet/busa pada bagian ujung

jarum agar tidak menembus tubuh ikan terlalu dalam/maks. 0,5 cm, ukuran

ikan > 20 gram, bisa injeksi 1000 1500 ekor dalam sejam (sistem otomasi

dan operator terlatih), efisien karena jml vaksin yang hilang dapat

diminimalisir. Paling disukai di negara maju.

Gambar 1. Cara Perendaman

5
2. Imersi/celup (dipping)

Ikan dicelup dalam larutan vaksin sekitar 30 detik, solusi vaksin 1 : 10

sampai 2 : 8 (tergantung jenis dan konsentrasi vaksin), 1-2 liter vaksin bisa

untuk 100 kg ikan dengan jumlah maks dipping 20 kali, vaksin umumnya

masuk melalui insang dan kulit, stres kurang namun tidak seefektif injeksi.

Ukuran ikan 1 5 gram.

Gambar 2. Cara Imersi

3. Perendaman (bathing)

Ikan direndam dalam larutan vaksin selama 1 jam, kondisi air statik dengan

DO cukup, solusi vaksin ( 2 : 1000 or 1 : 1000), jml vaksin 1-2 liter cukup untuk

100 kg ikan, umumnya digunakan pada ikan-ikan kecil 1-5 g, sangat mudah

tapi kurang efektif. Vaksin masuk ke tubuh ikan via kulit atau insang.

Gambar 3. Cara Perendaman

6
4. Oral (dalam pakan)

Vaksin (Ag) diberikan dalam pakan, biasanya untuk ikan berukuran agak

besar > 40 g, vaksin diserap dalam intestin ikan, tidak menimbulkan stres,

diberikan hingga 10 kali dalam satu periode vaksinasi.

Gambar 4. Cara Oral

E. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Vaksinasi

Vaksinasi yang merupakan tindakan memasukkan antigen ke dalam tubuh

akan memacu terbentuknya ketahanan spesifik. Proses pembentukan respon ini

dipengaruhi oleh faktor kualitas vaksin, ikan dan lingkungan media budidaya.

Kualitas vaksin dipengaruhi oleh keasingan struktur molekuler vaksin, mudah

dikenali oleh limfosit dan kekuatannya berikatan dengan antibodi. Faktor ikan

meliputi antara lain, umur, jenis dan kondisi fisiologis. Salah satu faktor lingkungan

budidaya yang sangat berpengaruh terhadap vaksinasi adalah suhu. Suhu media

budidaya harus optimal bagi proses pembentukan respon imunitas spesifik

(Alifuddin, 2002).

Respon spesifik yang terbentuk yakni ini respon yang sangat bergantung

kepada suhu (temperature dependent). Karena itu, suhu media budidaya harus

diatur sedemikian rupa berkisar 20-25 C, agar respon spesifik dapat terbentuk

optimum dalam waktu 1-2 minggu. Faktor lainnya yang harus diperhatikan dalam

vaksinasi adalah jenis adjuvant. Penggunaan adjuvant yang tidak sesuai dapat

7
menimbulkan efek samping seperti timbulnya abses, granulomata lokal, dan

autoimun. Selain hal tersebut, kualitas pakan yang diberi-kan dan padat

penebaran tinggi juga akan berpengaruh terhadap vaksinasi. Kesemuanya ini

dapat menghambat pembentukan respon imunitas (Alifuddin, 2002).

8
BAB III
PENUTUP

A. Simpulan

1. Vaksin adalah suatu antigen yang digunakan untuk memvaksinasi ikan

terbuat dari orgnisme penyakit yang telah dilemahkan dengan

menggunakan senyawa kimia tertentu.

2. Jenis-jenis vaksin terbagi menjadi 2 yaitu vaksin konvensional dan vaksin

moderen.

3. Cara pemberian vaksin dapat dilakukan cara perendaman, injeksi, dipping

dan oral.

4. Tujuan vaksinasi adalah membuat ternak mempunyai kekebalan yang

tinggi terhadap satu peyakit tertentu dan hasil nyata yang akan diperoleh

dari program vaksinasi adalah tingkat kesehatan dan produktivitas.

B. Saran

Adapun saran atas pembuatan makalah ini adalah sekiranya dalam penulisan

karya ilmiah harus memperhatikan format penulisan.

9
DAFTAR PUSTAKA

Alifuddin, M. 2002. Immunostimulan pada Hewan Akuatik. Jurnal Akuakultur


Indonesia, 1(2) : 87-92.
Anonim. 2014. Vaksinasi. Online pada (https://www.google.co.id/
repository.unhas.ac.id). Diakses pada Kamis, 15 September 2016 di
Makassar.
Kordi, M. Ghufran. 2010. Budidaya Ikan Patin di Kolam Terpal. Yogyakarta : Lily
Publisher.
Sukandi. 2013. Immunologi (vaksinasi). Universitas Hasanuddin. Makassar.

10

Anda mungkin juga menyukai