Anda di halaman 1dari 19

Mata kuliah : Eksplorasi Sumber Daya Hayati Laut

Dosen : Dr. Lukman Daris, S.Pi., M.Si & Jumrawati, S.Pi., M.Si

LAPORAN PRAKTIKUM
(PENGAMATAN ALAT TANGKAP BIOTA LAUT)
Di Pulau Barrang Lompo Kec. Sangkarrang Makassar
Sulawesi Selatan

OLEH

Nama : Muh. Asykal


Stk : 215007
Prodi : Ilmu Kelautan

SEKOLAH TINGGI TEKNOLOGI KELAUTAN (STITEK)


BALIK DIWA MAKASSAR
2016 2017
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

LEMBAR PENGESAHAN

Kegiatan praktikum mata kuliah Eksplorasi Sumber Daya Hayati Laut yang
bertema pengamatan langsung alat tangkap biota laut yang ada di Pulau Barrang
Lompo Makassar.

Disusun Oleh :

MUH. ASYKAL
Stk. 215007

Laporan kegiatan praktikum ini telah disetjui dan disyahkan untuk melengkapi
tugas mata kuliah Eksplorasi Sumber Daya Hayati Laut.

Makassar, 26 April 2017

Mengetahui dan Menyetujui,

Pembimbing I Pembimbing II

Dr. Lukman Daris, S.Pi., M.Si Jumrawati, S.Pi., M.Si


NIDN. 0005127008 NIDN.

i
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat dan
karuniaNya, sehingga penulis masih bisa melaksanakan dan menyelesaikan
laporan mata kuliah Eksplorasi Sumber Daya Hayati Laut. Tak lupa pula salawat
dan salam selalu tercurahkan atas baginda Rasulullah Muhammad SAW, serta doa
tercurah kepada seluruh keluarga dan para sahabat beliau.

Penyusunan Laporan ini merupakan rangkaian salah satu tugas mata


kuliah Eksplorasi Sumber Daya Hayati Laut pada Jurusan Kelautan dan
Perikanan Stitek Balik Diwa Makassar dimana laporan tugas ini berisikan tentang
masalah penggunaan alat tangkap biota laut di Pulau Barrang Lompo, Kecamatan
Sangkarrang, Kabupaten Makassar, Sulawesi Selatan.

Penulis menyadari bahwa Laporan ini masih jauh dari kesempurnaan,


karena itu penyusun dengan lapang dada sangat mengharapkan masukan-
masukan, kritikan serta saran yang bersifat membangun demi kesempurnaan tugas
ini.
Demikian penyusunan Laporan ini, sebelumnya, penulis berterima kasih
kepada Bapak Dr. Lukman Daris, S.Pi., M.Si dan Ibu Jumrawati, S.Pi., M.Si
sebagai dosen pembimbing selama proses berlangsungnya praktikum. Harapan
penulis, semoga ilmu ini bermanfaat bagi pribadi dan bagi kita semua. Aamiin.

Makassar, 26 April 2017

Penulis

Muh. Asykal

ii
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

DAFTAR ISI

Sampul

Lembar Pengesahan ...................................................................................... i

Kata Pengantar ............................................................................................ ii

Daftar Isi ....................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang ................................................................................... 1


1.2 Tujuan dan Sasaran Praktikum........................................................... 3
1.3 Manfaat Praktikum ............................................................................. 3

BAB II METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat ............................................................................. 5


2.2 Alat dan Bahan ................................................................................... 5
2.3 Metode Praktikum .............................................................................. 5

BAB III HASIL DAN PEMBAHASAN

3.1 Keadaaan Lokasi ................................................................................ 6


3.2 Komponen Alat Tangkap ................................................................... 6
3.3 Deskripsi Alat Tangkap.................................................................... 10
3.4 Pandangan Masyarakat Terhadap Alat Tangkap.............................. 12
3.5 Photo-Photo Kegiatan Praktikum..................................................... 13

BAB IV PENUTUP

4.1 Kesimpulan ...................................................................................... 14


4.2 Saran ................................................................................................. 14

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 15

iii
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Pulau Barrang Lompo termasuk wilayah kecamatan sangkarrang yang baru
tahun ini diresmikan kecamatannya, dan terletak di sebelah Barat Laut, serta
berada di sebelah utara P. Barrang Caddi, memiliki jarak 11 km dari Makassar.
Secara Geografis, pulau ini berada pada posisi 1191948 Bujur Timur dan
0502 48 Lintang Selatan. Pulau ini memiliki penduduk lebih dari 3.000 jiwa
memiliki tingkat kesejahteraan penduduk lebih dari pulau-pulau lainnya,
mayoritas penduduknya bekerja sebagai nelayan. Pulaunya berbentuk bulat, dengn
luas 19 Ha. Vegetasi yang umum tumbuh di pulau ini adalah pohon asam, pohon
pisang dan pohon sukun, sedangkan pohon kelapa hanya dijumpai disisi timur dan
barat pulau ini.

Gambar 1.1 Pulau Barrang Lompo

1
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

Fasilitas umum di pulau ini cukup maju dibanding pulau lainnya, tersedia
transportasi reguler dari dan ke Makassar dengan kapal biayanya Rp. 10.000,- per
orang sekali jalan, sanitasi yang cukup baik, fasilitas pendidikan : 1 buah Taman
Kanak-kanak (TK), dan 2 buah Sekolah Dasar. Pulau ini dilengkapi juga dengan
fasilitas kesehatan berupa 1 buah Puskesmas dan sebuah lagi puskesmas
pembantu dengan tenaga medis.

Gambar 1.2 Kegiatan Di Pulau Barrang Lompo

Alat tangkap dan teknik penangkapan ikan yang digunakan nelayan Pulau
Barrang Lompo umumnya masih bersifat tradisional. Jika ditinjau dari prinsip
teknik penangkapan ikan di Pulau Barrang Lompo terlihat telah banyak
memanfaatkan tingkah laku ikan (behaviour) untuk tujuan penangkapan ikan.
Selain itu nelayan juga telah mengetahui ada sifat-sifat ikan yang berukuran besar
memangsa ikan kecil sehingga dengan adanya ikan kecil ditempat penangkapan
maka ikan-ikan besar pun akan mendatangi ke tempat tersebut. Hal tersebut
membuktikan perkembangan peradaban manusia dapat mendorong manusia untuk
semakin kreatif dalam memenuhi kebutuhan hidupnya, khususnya didaerah
tersebut.

2
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

1.2 Tujuan Dan Sasaran Praktikum


Adapun tujuan dari penyusunan laporan praktikum ini adalah sebagai berikut:
1.1 Tujuan Secara Umum
Secara umum, praktikum ini adalah proses yang dilakukan mahasiswa untuk
menghubungkan dan mengintegrasikan antara teori yang di dapatkan mahasiswa
diruang perkuliahan dan praktek yang secara langsung terjun kelapangan untuk
melakukan pengenalan lapangan yang akan menjadi objek kajiannya dan
melakukan assesment (penelusuran bukti). Melalui pengalaman praktikum ini
mahasiswa diberikan ruang yang seluas-luasnya untuk melakukan pengkajian dan
menghubungkan wawasan teoritisnya dengan pengalaman dunia nyata.
1.2 Tujuan Secara Khusus
Secara rinci, tujuan khusus dari praktikum ini adalah:
Untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa melakukan sosialisasi
kepada masyarakat tentang alat tangkap ramah lingkungan dan yang
bukan ramah lingkungan.
Menambah pengetahuan dan pengalaman mahasiswa tentang bagaimana
cara pengoperasian alat tangkap biota laut.
Meningkatkan kemampuan mahasiswa bekerja sama dalam sebuah
kelompok dan berinteraksi dengan masyarakat langasung.
Mengetahui problem yang dihadapi oleh masyarakat tentang penggunaan
alat tangkap.
Sasaran Praktikum
Masyarakat yang berprofesi nelayan di Kecamatan Sangkarrang Pulau Barrang
Lompo Makassar Sulawesi Selatan.

1.3 Manfaat Praktikum


Adapun manfaat yang di dapat dalam kegiatan praktikum mata kuliah Rehabilitasi
Sumber Daya Hayati Laut yaitu:
Mahasiswa mendapatkan ilmu pengetahuan baru tentang penggunaan alat
tangkap yang ada di pulau Barrang Lompo.

3
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

Mahasiswa dapat mengembangkan keterampilannya langsung di tempat


praktikum dengan memahami cara kerja dan pengoperasian alat tangkap.
Mahasiswa dapat mengembangkan pengalaman praktikum menjadi bahan
skripsi atau penelitian nantinya.

4
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

BAB II
METODE PRAKTIKUM

2.1 Waktu dan Tempat


Kegiatan praktikum mata kuliah Eksplorasi Sumber Daya Hayati Laut
dilaksanakan pada hari Sabtu tanggal 22 April 2017, bertempat di Kecamatan
Sangkarrang pulau Barrang Lompo Makassar.
2.2 Alat dan Bahan
Adapun alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai
berikut :

No Alat Kegunaan
Untuk mendokumentasikan gambar
1. Kamera nelayan, alat tangkap dan alat bantu
penangkapan.
2. Alat Tulis Untuk mencatat hasil wawancara
dengan nelayan

2.3 Metode Praktikum


Metode praktik yang digunakan dalam pelaksanaan praktikum ini adalah
sebagai berikut :
Observasi atau pengamatan langsung mengenai deskripsi alat-alat tangkap
di Kecamatan Sangkarrang Pulau Barrang Lompo Makassar.
Wawancara merupakan cara pendukung dalam mendapatkan data, yaitu
dengan berdialog langsung nelayan yang ada di Pulau Barrang Lompo
untuk menambah ilmu pengetahuan dengan menggunakan kuisioner untuk
penulisan data-data yang diperlukan.

5
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

BAB III
HASIL DAN PEMBAHASAN
3.1 Keadaan Lokasi
Secara administrasi kelurahan Barrang Lompo dibagi menjadi 4 Rukun
Warga (RW) dengan luas wilayah 20,38 ha. Dari hasil analisis TIPP didapatkan
luasan masing-masing RW yaitu RW I dengan luasan wilayah 3,73 ha, RW II
dengan luas wilayah 5,33 ha, RW III dengan luas wilayah 6,5 ha dan RW IV
dengan luas wilayah 20,38 ha. Berdasarkan data BPS Jumlah penduduk pulau ini
pada tahun 2010 sebanyak 4.209 jiwa.
Berdasarkan survey yang dilakukan ternyata potensi masyrakat disini
sebagai nelayan memberikan kontribusi yang cukup besar bagi pengembangan
daerah tersebut. Mengingat cara penangkapan ikan yang dilakukan masih
tradisional dan juga pelestarian ekosistem laut. Bahkan salah satu buah tangan
berupa makanan dari budidaya laut bisa dijadikan cirri khas pulau Barrang
Lompo. Adapun alat tangkap yang tradisional digunakan oleh para nelayan,
seperti Bubu, Pancing, Jaring, Panah dan Rawe (Long Line).
3.2 Komponen Alat Tangkap Nelayan Barrang Lompo
3.2.1 Nelayan
Nelayan adalah istilah bagi orang-orang yang sehari-harinya bekerja
menangkap ikan atau biota lainnya yang hidup di dasar, kolom maupun
permukaan perairan. Perairan yang menjadi daerah aktivitas nelayan ini dapat
merupakan perairan tawar, payau maupun laut.
Nelayan merupakan pelaksana dalam pengoprasian alat tangkap dan
menjadi salah satu penentu pelestarian ekosistem perairan dimana ia tetap
memiliki peran ganda sebagai pengguna alat tangkap yang ramah lingkungan di
permukaan air serta ia juga yang mengemudikan perahu.

6
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

Gambar 3.1 Nelayan Di Pulau Barrang Lompo

3.2.2 Kapal
Berdasarkan hasil wawancara dengan nelayan yang ada di pulau Barrang
Lompo, jenis kapal yang umum digunakan seperti pada gambar di bawah ini :

Gambar 3.2 Kapal Bagian Belakang

7
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

Gambar 3.3 Kapal Bagian Depan


Kapal yang digunakan saat praktik memiliki dimensi utama dengan
panjang 9 m, lebar 1,35 m, tinggi 1,5 m dan bagian kemudi kapal berada di
tengah. Mesin yang digunakan biasanya mengganti oli sekali dalam 2 bulan.
3.2.3 Alat Bantu
Umpan
Umpan digunakan untuk mengarahkan target tangkapan mendekati alat
tangkap dan juga untuk menggiring target untuk masuk kedalam alat tangkap
tersebut. Berdasarkan hasil wawancara, umpan yang di gunakan berbeda-beda
sesauai dengan alat tangkap, misalnya bubu biasa menggunakan umpan ikan
Salmon atau Tembang yang telah di potong-potong.
Penjepit Umpan
Pejepit umpan ini terbuat bambu alat ini berfungsi untuk menahan umpan
agar tetap berada di posisi yang diinginkan.
Dayung
Ketika mesin kapal telah mati dan belum berada pas di daratan ataupun
tempat alt tangkap disinalah dayung akan digunakan untuk membantu
penempatan perahu.
Wadah Penyimpanan Hasil Tangkapan

8
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

Wadah penyimpanan ini hasil tangkapan berupa sterofom digunakan untuk


menyimpan hasil tangkapan yang telah mati agar tidak berserakan di atas kapal,
hal ini juga mempermudah nelayan untuk mengangkat hasil tangkapan ke darat.

Gambar 3.4 Arah Panah (Wadah Penyimpanan)


Pelampung Tanda
Pelampung tanda digunakan oleh nelayan untuk memberi tanda pada alat
tangkap agar mereka dapat mengenali alat tangkapnya.

Gambar 3.5 Pelampung Tanda

9
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

3.3 Deskripsi Alat Tangkap


Rangkaian alat tangkap yang di gunakan oleh para nelayan yang ada di
pulau Barrang Lompo masih dikategorikan tradisional. Para nelayan disana juga
menyadari penggunaan alat tangkap yang tidak ramah lingkungan dapat merusak
habitat biota-biota yang ada di perairan tersebut. Selain itu, dapat juga
mempengaruhi tangkapan mereka nantinya. Adapun alat-alat angkap tradisional
yang digunakan oleh para nelayan di Pulau Barrang Lompo yakni : Pancing,
Bubu, Jaring, Panah dan Rawe (long line).
a) Bubu
Bubu adalah alat tangkap yang umum dikenal dikalangan nelayan, yang
berupa jebakan, dan bersifat pasif. Alat ini berbentuk kurungan seperti ruangan
tertutup sehingga ikan tidak dapat keluar. Bubu merupakan alat tangkap pasif,
tradisional yang berupa perangkap ikan tersebut dari bubu, rotan, kawat, besi,
jaring, kayu dan plastik yang dijalin sedemikian rupa sehingga ikan yang masuk
tidak dapat keluar. Prinsip dasar dari bubu adalah menjebak penglihatan ikan
sehingga ikan tersebut terperangkap di dalamnya, alat ini sering diberi nama
ftshing pots atau fishing basket.(Brandt, 1984).

Gambar 3.6 Alat Tangkap Bubu

10
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

Metode pengoperasian alat tangkap bubu yaitu mengusahakan ikan untuk


masuk kedalam jaring tersebut, setelah dihadang seraya diajak memasuki bubu
dengan menggunakan umpan, lalu setiap hari pada waktu waktu tertentu jaring
diangkat ataupun setelah di perhitungkan bahwa target tangkapan telah masuk
kedalam jaring, kemudian bubu diangkat.
Adapun metode pengoprasian yang dilakukan oleh nelayan ketika
melakukan wawancara praktikum yaitu, sebelum kapal menuju daerah
penangkapan pada umumnya nelayan melakukan persiapan terhadap segala
perlengkapan untuk operasi penangkapan yang meliputi persiapan suku cadang,
bahan bakar, pemasangan umpan pada pengait yang terbuat dari bambu dan lain
lain. Setelah tiba di fishing ground nelayan mengikatkan tali pelampung pada
bubu, kemudian memasang umpan pada bubu lalu memasukkannya kedalam air.
Adapun hasil tangkapan yang didapat pada alat tangkap bubu Kepiting
yaitu Rajungan, Ikan Kerapu, Ikan Kakap dan jenis - jenis ikan karang lainnya.
b) Panah
Panah adalah alat penangkap ikan yang terdiri tangkai panah dan mata
panah yang ujungnya meruncing, dengan jumlah mata panah tiga jenis (mata satu,
mata dua dan mata tiga), dioperasikan di perairan pantai dengan cara
menombakkan panah ke target tangkapan. Panah diklasifikasikan ke dalam alat
tangkap lain-lain (Subani dan Barus 1989).

Gambar 3.7 Alat Tangkap Panah

11
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

Panah terdiri dari tangkai panah yang terbuat dari kayu atau bambu dan
mata panah yang terbuat dari besi. Bentuk mata panah ada yang hanya satu, dua
dan tiga (Subani dan Barus 1989). Panah bertujuan untuk menjepit atau melukai
target tangkapan (von Brandt 1984). Jumlah nelayan pada pengoperasian panah
adalah dua orang, satu orang bertugas untuk mengemudikan perahu dan satu
orang bertugas untuk mengoperasikan panah. Metode pengoperasian panah sangat
sederhana. Setelah nelayan berada di fishing ground, nelayan menombakkan atau
menancapkan panah ke target tangkapan (Subani dan Barus 1989).
Daerah pengoperasian panh biasanya di daerah pantai dan di ekosistem
tarumbu karang. Adapun hasil tangkapan yang di hasilkan adalah ikan kakap, ikan
kerapu, kepiting, udang dan biota laut lainnya.
3.4 Pandangan Masyarakat Terhadap Alat Tangkap
Nelayan di pulau Barrang Lompo yang setiap hari menangkap tidak
pernah sekali pun menjumpai hasil tangkapan ikan berkurang jumlahnya
walaupun ada banyak nelayan yang melakukan hal yang sama setiap harinya.
Kondisi ini berjalan bertahun-tahun, sehingga pada akhirnya muncul sebuah
kesimpulan bahwa ikan-ikan yang ada di lautan tidak akan pernah habis seberapa
pun banyaknya diambil (ditangkap). Pemikiran yang melandasi pola pemanfaatan
sumberdaya oleh masyarakat pulau Barrang Lompo sumberdaya ikan masih di
jaga dengan tetap menggunakan alat tangkap yang ramah lingkungan.

Gambar 3.8 Foto Bareng Nelayan Di P. Barrang Lompo

12
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

3.5 Foto Foto Kegiatan praktikum


Berikut tambahan foto kegiatan Di Pulau Barrang Lompo Makassar :

Gambar 3. 9 Kegiatan Penerimaan Arahan Di Beskem

Gambar 3.10 Kegiatan Berangkat Ke Rumah Warga

Gambar 3.11 Wawancara Dengan Nelayan

13
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan yang dapat diambil dari praktikum ini yaitu alat
tangkap yang digunakan atau yang ada di Kecamatan Sangkarrang Pulau Barrang
Lompo Makassar masih tergolong tradisional hal ini dapat dilihat dari model alat
tangkap dan teknologi yang digunakan diperahu masih tergolong rendah. Pada
umumnya alat tangkap dioprasikan dengan menggunakan umpan dan paling
banyak nelayan menggunakan alat tangkap bubu yang di operasikan di sekitar
wilayah pulau Barrang Lompo.
Pada kesempatan penyusunan laporan praktikum mata kuliah Eksplorasi
Sumber Daya Hayati Laut, Penulis mengemukakan dan menjelaskan dua alat
tangkap yang digunakan oleh nelayan di pulau Barrang Lompo.
4.2 Saran
Dalam pengoprasian alat tangkap yang ada di pulau Barrang Lompo
sebaiknya menggunakan alat bantu yang lebih modern guna mempermudah
pencarian daerah penangkapan (fishing groung), hal ini diperlukan meningkatkan
hasil tangkapan nelayan yang ada di daerah tersebut.

14
Rehabilitasi Sumber Daya Hayati Laut

DAFTAR PUSTAKA

Subani W, Barus HR. 1989. Alat Penangkapan Ikan dan Udang di Indonesia.
Jakarta: Balai Penelitian dan Pengembangan Pertanian. Departemen
Pertanian. 248 hlm. Yang Berbeda Pada Bubu Lipat Kepiting Bakau.
Monintja, D.R dan S. Martasuganda 1991. Teknologi Pemanfaatan Sumberdaya
Hayati Laut. Diktat kuliah, Ilmu dan Teknologi Kelautan Institut
Pertanian Bogor. Bogor. 50 hal.
Martasuganda Set al. 2004. Teknologi Untuk Pemberdayaan Masyarakat Pesisir.
Seri Alat Tangkap Ikan. Jakarta: Departemen Kelautan dan Perikanan.
Direktorat Jenderal Pesisir dan Pulau-Pulau Kecil. Direktorat
Pemberdayaan Masyarakat Pesisir. 157 hlm.
Martasuganda S. 2003. Bubu (Traps). Bogor: Program Studi Pemanfaatan
Sumberdaya Perikanan, Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Institut
Pertanian Bogor.
Iskandar, Dahri. 2011. Analisis Hasil Tangkapan Sampingan Bubu Yang
Dioperasikan Di Perairan Karang Kepulauan Seribu.

15

Anda mungkin juga menyukai