Anda di halaman 1dari 2

Anatomi Apendiks

Appendix vermiformis atau yang sering disebut apendiks merupakan organ sempit,
berbentuk tabung yang mempunyai otot dan mengandung banyak jaringan limfoid. Panjang
apendiks bervariasi dari 34 inci (813 cm). Dasarnya melekat pada permukaan sekum. Sekum
adalah bagian dari usus besar yang terletak di perbatasan ileum dan usus besar. Bagian apendiks
lainnya bebas. Apendiks ditutupi seluruhnya oleh peritoneum, yang melekat pada lapisan bawah
mesenterium intestinum tenue melalui mesenteriumnya sendiri yang pendek yang dinamakan
mesoapendiks. Mesoapendiks berisi arteri, vena dan saraf-saraf.

Gambar 2.1 Posisi dari usus besar. (1) sekum.


(2) apendiks vermiformis. (3) ascending colon. (4) transverse c

Apendiks terletak di regio iliaka dekstra dan pangkal diproyeksikan ke dinding anterior
abdomen pada titik sepertiga bawah garis yang menghubungkan spina iliaca anterior superior
kanan dan umbilikus. Ujung apendiks mudah bergerak dan mungkin ditemukan pada tempat-
tempat berikut ini:
1. Tergantung ke bawah ke dalam pelvis berhadapan dengan dinding pelvis kanan,

2. Melengkung di belakang sekum,

3. Menonjol ke atas sepanjang pinggir lateral sekum, dan


4. Di depan atau di belakang pars terminalis ileum.

Posisi pertama dan kedua merupakan posisi yang paling sering ditemukan.
Posisi apendiks sangat variabel dibandingkan daripada organ-organ lainnya. Yang paling
sering, sekitar 75 % terletak di belakang sekum. Sekitar 20% menggantung ke bawah di bawah
tulang panggul.

Gambar 2.2 Variasi dalam posisi apendiks vermiformis


Persarafan apendiks berasal dari cabang-cabang saraf simpatis dan parasimpatis.
Persarafan parasimpatis berasal dari cabang nervus vagus yang mengikuti arteri mesenterika
superior dan arteri apendikularis, sedangkan persarafan simpatis berasal dari nervus thorakalis X.
Perdarahan apendiks berasal dari arteri apendikularis yang merupakan arteri tanpa
kolateral. Jika arteri ini tersumbat, misalnya pada thrombosis, apendiks akan mengalami
gangren.

Putz R Pabst R. Sobotta: Atlas Anatomi Manusia. Jilid 2. Jakarta: EGC; 2010.

Anda mungkin juga menyukai