Anda di halaman 1dari 4

AIR KOLAM BUDIDAYA IKAN LELE

Pernahkah menjumpai hal-hal berikut ini? :

- Lele bergerombol di permukaan air


- Lele kembung
- Lele berenang berputar-putar
- Ada bintik-bintik putih pada permukaan kulit/insang
- Lele kelihatan lemas
- Lele terlihat sering menggosok-gosokan badannya ke permukaan dinding kolam
- Perut kembung berisi cairan getah bening
- Lele bengkak dan terdapat luka di sekujur tubuh dll ?

AKIBAT DARI KUALITAS AIR KOLAM YANG BURUK

Semua masalah diatas adalah akibat dari kualitas air yang buruk. Air kolam dengan
kualitas buruk adalah media yang baik untuk perkembangan jamur (parasit) dan bakteri
patogen yang pada akhirnya menyerang lele. Air yang buruk juga menyebabkan lele
merasa tidak nyaman, tidak dapat beradaptasi, stress, tidak ada nafsu makan, kekurangan
nutrisi dll. Hal-hal diatas pada akhirnya akan berujung pada kematian lele baik satu demi
satu dan bisa juga terjadi kematian massal.

AIR YANG BAIK UNTUK BUDIDAYA IKAN LELE

Media air yang baik bagi budidaya ikan lele harus memenuhi beberapa kriteria :

- PH air pada kondisi netral, tidak berbau, bebas ammonia dan tidak berbuih/berbusa,
tidak pekat
- Kandungan oksigen terlarut (dissolved oxygen / DO) cukup
- Suhu air dalam kondisi hangat

Parameter kualitas air cukup banyak dari PH, kadar oksigen terlarut (dissolved oxygen),
kadar ammonia tingkat kekeruhan (turbidity), kadar garam (salinity), kesadahan
(hardness) dll. Mengukur semua parameter air itu baik namun tentu memerlukan alat
pengukuran yang tidak murah harganya.

Berikut dibahas beberapa parameter kualitas : PH, DO dan SUHU

A. PH AIR

PH merupakan derajat keasaman yang digunakan untuk menyatakan tingkat keasaman


atau kebasaan yang dimiliki oleh suatu larutan. PH Netral air adalah 7, berarti dibawah 7
disebut asam dan diatas 7 disebut basa. Jamur dan bakteri akan berkembang biak pada
kondisi asam.
Lele mempunyai toleransi bisa hidup di kisaran PH 6-9 yang berarti bahwa lele lebih
toleran basa dari pada asam, namun kondisi ideal untuk kehidupan lele ada pada PH 7-8.

Faktor-faktor yang mempengaruhi PH air kolam diantaranya :

- Air hujan, secara alami air hujan bersifat asam dengan PH sekitar 5,6. Limpahan air
hujan ke kolam dengan intensitas yang tinggi akan menyebabkan PH air kolam turun dan
akan membuat ikan lele gelisah, nafsu makan berkurang dan tak jarang menyebabkan lele
(terutama benih lele) mengapung dan mati.
- Penumpukan dan pembusukan bahan organik dan un-organik yang tidak terurai yang
berasal dari sisa pakan akibat overfeeding atau pemberian pakan alternatif seperti tiren,
ikan rucah, mogot dll.
- PH air bisa menjadi basa jika terjadi booming alga
Ciri air dengan PH asam :
- Air berbuih/berbusa
- Air bau
- Pekat akibat banyaknya material padat yang terlarut (total dissolved solid)

Akibat PH asam pada air kolam Ikan lele :

- Benih ikan mulai menggantung tegak lurus (upacara bendera)


- Ikan malas bergerak
- Ikan pucat karena mengeluarkan lendir yang berlebihan
- Kematian ikan

Sebagai referensi :

PH 4 : Ikan mati
PH 5 : Ikan tidak bisa berkembang biak
PH 6 : Pertumbuhan ikan menurun
PH 7-8 : Pertumbuhan baik
PH 9 : Pertumbuhan ikan menurun
PH 10 : Tidak berkembang biak
PH 11 : Ikan mati

Cara menjaga PH tetap dalam kondisi baik bagi ikan : (Ph 7-8)

- Beberapa rekan menggunakan garam krosok, daun pepaya, kapur dolomit untuk
menetralkan PH air dari PH asam.
- Air sumur di daerah tertentu yang terdapat banyak lapisan batuan atau air dari
pegunungan kapur, PH-nya cenderung tinggi (lebih dari 8). Untuk menurunkan PH dapat
menggunakan daun ketapang atau bonggol pisang.
- Penting untuk memperhatikan konstruksi kolam yang dilengkapi dengan saluran
pembuangan kotoran/sisa pakan seperti sistem central drain
- Menerapkan aplikasi probiotik/mikroba yang dapat mengola sisa pakan/kotoran
khususnya untuk kolam dengan air statis.
- Membuang air bagian bawah (bisa dengan penyimpanan) dan mengganti dengan air
yang baru (20-30%) secara rutin.
Tidak ada salahnya untuk mempunyai alat ukur PH yaitu PH Meter.

B. KANDUNGAN OKSIGEN TERLARUT (DO)

Oksigen terlarut (Dissolved Oxygen-DO) merupakan parameter penting dalam analisa


kualitas air. Nilai DO diukur dalam bentuk konsentrasi kadar oksigen yang tersedia dalam
badan air.

Pengukuran DO juga bertujuan melihat sejauh mana badan air mampu menampung biota
air seperti ikan dan mikroorganisme. Selain itu kemampuan air untuk membersihkan
pencemaran juga ditentukan oleh banyaknya oksigen dalam air.

Oksigen terlarut dalam kolam pada siang hari akan meningkat karena proses fotosintesis
dengan bantuan sinar matahari dan turun di malam hari karena respirasi oleh tumbuhan
dan hewan termasuk ikan, tingkat DO akan mencapai titik terendah menjelang fajar.
Tingkat DO dinyatakan dalam ukuran ppm (part per million).

Tingkat konsentrasi DO :

5 ppm : baik untuk kesehatan ikan yang optimal


2-4 ppm : Ikan stress
Dibawah 2 ppm : Ikan mati
Tinggkat DO yang terlalu tinggi dapat menyebabkan emboli atau tekanan gas yang
berlebihan yang dapat menyebabkan ikan kembung.

Ciri-ciri Kadar DO yang rendah :

- Ikan lele banyak tampak di permukaan untuk mengambil oksigen dari udara (bolak
balik)
- Ikan kelihatan terengah-engah
- Ikan mati dengan punggung melengkung dan mulut terbuka

Alat untuk mengukur kadar DO adalah DO meter dan alat untuk menambah kadar DO
dalah aerator. Penggunaan aerator diperlukan untuk budidaya dengan padat tebar yang
tinggi.

Cara lain untuk menambah kadar oksigen adalah dengan aliran air atau sirkulasi dengan
arus kecil. Lele tidak suka arus, sehingga arus perlu diatur agar tidak membuang energi
lele untuk bertahan melawan arus tetapi mampu mengantar distribusi oksigen juga
membawa kotoran.

C. SUHU AIR

Rentang suhu air untuk budidaya lele adalah antara 25-30 derajat celcius.
Suhu ideal
- Larva/benih : 28-30 derajat celcius.
- Lele dewasa : 27-28 derajat celcius.

Pada kondisi air yang hangat metabolisme lele meningkat dan akan lahap untuk makan
sehingga pertumbuhan akan optimal. Memberi makan lele yang baik adalah pada saat
metobolisme lele sedang naik yaitu pada saat suhu air hangat (Pagi setelah sinar matahari
menghangatkan air kolam dan malam sebelum suhu air turun).

Cara untuk menjaga stabilitas suhu :

- Untuk larva/benih sebaiknya dalam kolam tertutup (indoor) agar terhindar dari
pengaruh cuca diluar
- Kolam diberi naungan bisa berupa paranet/plastic UV
- Ketinggian air kolam yang cukup antara 70-100 cm sehingga perubahan suhu air kolam
tidak terlalu cepat, lakukan penambahan atau pengurangan air disesuaikan dengan suhu
air kolam.
- Memberikan sekam pada dasar kolam terpal
- Penggunaan heater jika diperlukan (untuk larva)

Anda mungkin juga menyukai