Anda di halaman 1dari 8

Maisonneuve

Pengertian : Maisonneuve adalah pemotongan uretra jam 12 dengan uretrotom


maisonneuve

Tujuan : melebarkan lumen uretra dengan memotong sikatrik pada jam 12

Kebijakan : 1. Dilakukan dengan indikasi striktur uretra berat dan panjang


2. Sebelum operasi Maisonneuve dikerjakan harus dilakukan
pemeriksaan minimal laboratorium darah rutin, urin rutin, EKG bila umur lebih dari
40 tahun
3. dokter wajib memberikan penjelasan mengenai tindakan
Maisonneuve yang akan dilaksanakan sebelum operasi dikerjakan dengan bukti
persetujuan (informed concern)

Prosedur : A. Persiapan Alat :


1. Uretrotomi Maisonneuve dengan metal pemandu
2. Instrumen anstesi
3. kateter F18/20, silicon/latere
B. Cara Kerja : dokter/perawat melakukan
1. anastesi umum,aseptik dan antiseptic
2. pasang metal pemandu/sheath kateter
4. potong uretra pada jam 12 dengan pisau maisonneuve kecil
5. diulangi dengan pisau makin besar
6. pasang kateter F20
C. komplikasi
Perdarahan akibat perforasi tunika albugenia

Unit Terkait : IRD,IRJ,IRNA,IBS,Inst. Laboratorium, Inst. Radiologi


Johanson I

Pengertian : Johanson I adalah operasi membuka uretra dari OUE sampai ke


proksimal (pada lumen normal) distal penoskrotalis

Tujuan : aliran urin lancar

Kebijakan :1. Dilakukan dengan indikasi striktur uretra panjang sampai


penoskrotalis
2. kontraindikasi :
a. urethritis purulenta (relatif)
b. selulitis dan fistel multiple di penis
3. sebelum operasi Jahanson I dikerjakan harus dilakukan pemeriksaan
minimal laboratorium darah rutin, urin rutin, EKG bila umur lebih dari 40 tahun
4. dokter wajib memberikan penjelasan mengenai tindakan Johanson I
yang akan dilaksanakan sebelum operasi dikerjakan dengan bukti persetujuan
(informed concern)

Prosedur : A. persiapan alat :


1. Instrumen Anastesi umum
2. set bedah minor, benang vicryl/dexon 04
3. bougie uretra mulai F8 dan kateter foley F20
B. Cara kerja : Dokter/perawat melakukan :
1. aseptic dan antiseptic
2. anastesi local/umum
3. pasang bougie, potong meatus dari distal ke proksimal pada
frenulum sampai lumen yang normal
4. jahit kulit dan mukosa uretra dengan vicryl/dexon 04
5. k/p. pasang kateter

Unit terkait : IRD,IRJ, IRNA, IBS, Inst. Laboratorium, Inst. Radiologi


Johanson II

Pengertian : Johanson II adalah uretrotomi eksterna mulai dari OUE sampai ke


pars bulbaris uretra

Tujuan : Aliran Urin lancar

Kebijakan : 1. Dilakukan dengan indikasi


a. striktur uretra panjang dari OUE sampai pars bulbaris uretra
b. striktur uretra distal
2. kontraindikasi :
a. fistel multiple
b. supurasi di daerah penoskrotal
3. sebelum operasi Johanson II dikerjakan harus dilakukan
pemeriksaan minimal laboratorium darah rutin, urin rutin, EKG bila umur lebih dari
40 tahun
4. dokter wajib memberikan penjelasan mengenai tindakan Johanson II
yang akan dilaksanakan sebelum operasi dikerjakan dengan bukti persetujuan
(informed concern)

Prosedur : A. Persiapan alat :


1. set bedah mayor sedang dan benang vicryl/dexon 03
2. Instrumen anastesi
3. bougie uretra mulai F8 dan kateter foley F20

B. cara kerja :
1. Anastesi umum, aseptic dan antiseptic
2. pasang bougie uretra distal ke proksimal
3. bila gagal, uretrotomi eksterna pada pars bulbaris uretra
4. k/p. pasang bougie antegrade
5. potong uretra dari distal ke proksimal atau sebaliknya
6. jahit kulit mukosa uretra
7. pars skrotalis jahit kulit skrotum pada pars bulbaris uretra
8. pasang kateter F20

Unit Terkait : IRD, IRJ, IRNA, IBS, Inst. Laboratorium, Inst. Radiologi
Dilatasi Uretra

Pengertian : dilatasi uretra adalah tindakan melebarkan lumen uretra dengan


menggunakan sonde van buren

Prosedur : 1. Dokter melakukan tindakan a dan antiseptic di daerah meatus


uretra dan sekitarnya
2. dokter melakukan lubrikasi uretra dengan pelican uretra yang larut
dalam air dan obat anastesi topical
3. dokter menunggu 3 sampai 5 menit sampai pasien merasa tidak sakit
4. dokter melakukan sondasi uretra dimulai sonde van buren 12 F,
bertahap diperbesar hingga nomor 22F
5. sonde nomor 22F dipertahankan di uretra selama 15 menit
6. dokter membuat catatan medis

Unit Terkait : IRD, IRJ, IBS, IRNA I, IRNA III, IRNA IV, INSKA
Circumsisi

Pengertian : terapi circumsisi adalah operasi dengan membuang preputium


melingkar

Tujuan : membuang preputium melingkar dengan alasan ritual maupun medic

Kebijakan : 1. Dilakukan dengan indikasi :


a. medic fimosis
b. ritual
2. kontraindikasi relative : kelainan diathese haemoragis

Prosedur ; 1. dokter melakukan tindakan aseptic dan antiseptic


2. dokter melakukan anastesi local dengan lidocain 2%
3. dokter mengeblok pangkal penis kira-kira 2-5cc
4. dokter menunggu sebentar (3-5) sampai tidak terasa, kemudian
diklaim preputiumnya pada dua tempat (kiri dan kanan, jam 03.00 dan jam 09.00)
5. dokter melakukan irisan dengan gunting diantara dua klaim dengan
panjang irisan sesuai kondisi pasien
6. dokter melakukan jahitan kendali pada lokasi jam 12.00
7. dokter melakukan circumsisi dengan memotong mukosa secara
melingkar dengan sisa 1-2 mm
8. dokter mengontrol perdarahan dengan mengikat titik-titik
perdarahan dengan kauterisasi
9. dokter menjahit kembali pada lokasi jam 06.00, jahitan mukosa
dengan kulit mulai dari jam 09.00 dan jam 03.00
10. dokter menjahit kembali jahitan antara jam 09.00 dan 12.00 dan
jam 03.00 dan jam 06.00, jam 06.00 dan jam 09.00
11. dokter melakukan pembalutan luka dengan sofratule dan kasa steril
secara melingkar serta memplester dengan hipavic
12. dokter/operator membuat laporan operasi di kamar operasi IBS,
IRD dan IRJ

Unit Terkait : IRD, IRJ, IRNA, IBS, Inst. Laboratorium, Inst. Radiologi
Kordektomi

Pengertian : Kordektomi adalah eksisi kordae pada ventral korpus penis pada
pasien hipospadia

Tujuan : menghindari gangguan perkembangan penis

Kebijakan : 1. Dilakukan dengan indikasi hipopadi tipe penil atau lebih proksimal
yang menyebabkan gangguan bentuk penis terutama saat ereksi
2. kontraindikasi : intersere
3. sebelum operasi ordektomi dikerjakan harus dilakukan pemeriksaan
minimal laboratorium darah rutin, urin rutin, EKG bila umur lebih dari 40 tahun
4. dokter wajib memberikan penjelasan mengenai tindakan kordektomi
yang akan dilaksanakan sebelum operasi dikerjakan dengan bukti persetujuan
(informed concern)

Prosedur : A. Persiapan Alat :


1. set bedah mayor sedang dan benang vicryl/dexon 05/06
2. instrument anastesi
3. kateter folley sesuai ukuran pasien dan benang sutra 04

B. cara kerja :
Dokter/perawat melakukan :
1. anastesi umum, aseptic dan antiseptic
2. menjahit galns penis sebagai kendali
3. insisi preputium dan kulit penis/ kordae pada batas kulit mukosa
4. preparasi bawah kulit sampai penis proksimal
5. eksisi jaringan sikatrik (kordae sampai tunika albugenia dari korona
glandis sampai meatus uretra)
6. klem proksimal penis, injeksi NaCl sampai ereksi lurus
7. buat flep kulit dorsal penis ke ventral, jahit benang 05/06
8. pasang drain kateter

Unit Terkait : IRD, IRJ, IRNA, IBS, Inst. Laboratorium, Inst. Radiologi
Uretroplasti Pada Hipospadia

Pengertian : uretroplasti pada epispadia adalah rekonstruksi uretra sampai pada


bentuk normal/ mendekati normal pada epispadia

Tujuan ; membuat uretra dari kulit penis agar penderita epispadia dapat
melakukan kegiatan genitalia eksterna dengan normal

Kebijakan : 1. Dilakukan dengan indikasi epispadia atau ekstropia vesika


2. sebelum operasi uretroplasti pada epispadia dikerjakan harus
dilakukan pemeriksaan minimal laboratorium darah rutin, urin rutin, EKG bila umur
lebih dari 40 tahun
3. dokter wajib memberikan penjelasan mengenai tindakan uretroplasti
pada epipadia yang akan dilaksanakan sebelum operasi dikerjakan dengan bukti
persetujuan (informed concern)

Prosedur : A. Persiapan Alat :


1. set bedah mayor sedang dan benang vicryl/dexon 03/04
2. instrument anastesi
3. kateter sistotomi dan kateter uretra sesuai umur
4. benang sutra 03/04
B. Cara kerja :
Dokter/perawat melakukan :
1. anastesi umum, aseptic dan antiseptic
2. memotong kateter urethra
3. jahit kenda;I glands penis
4. insisi batang kulit mukosa uretra dan preparasi mukosa dan kulit
sampai glands penis
5. Memasang kateter urethra
6. jahit sisi kanan/kiri uretra dengan vicryl/dexon 04
7. kateter dilepas
8. jahit flap kulit kanan kiri overlapping uretra
9. pasang kateter F20

Unit Terkait ; IRD, IRJ, IRNA, IBS, Inst. Laboratorium, Inst. Radiologi
Amputasi Penis

Pengertian : Amputasi penis adalah memotong penis (korpus kavernosum dan


uretra)

Tujuan : Untuk mencegah perjalanan tumor lebih lanjut

Kebijakan : 1. Dilakukan dengan indikasi karsinoma penis yang belum metastase


jauh
2. kontraindikasi : tumor jinak penis
3. sebelum operasi uretroplasti pada epispadia dikerjakan harus
dilakukan pemeriksaan minimal laboratorium darah rutin, urin rutin, EKG bila umur
lebih dari 40 tahun
4. dokter wajib memberikan penjelasan mengenai tindakan uretroplasti
pada epispadia yang akan dilaksanakan sebelum operasi dikerjakan dengan bukti
persetujuan (informed concern)

Prosedur : A. Persiapan Alat :


1. set bedah mayor sedang dan benang vicryl/dexon 03
2. instrument anstesi
3. kateter uretra, tourniquet penis
B. cara kerja :
1. anastesi umum, aseptic dan antiseptic
2. eksplorasi inguinal, k/p biopsy
3. tourniquet penis
4. memotong uretra 2 cm dari tepi tumor
5. memotong korpus penis 1 cm dari pinggir uretra
6. hemostatika
7. menjahit tunika albugenia kanan kiri, pasang kateter
8. spatulasi uretra pada jam 6, jahit uretra dan kulit

Unit Terkait : IRD, IRJ, IRNA, IBS, Inst. Laboratorium, Inst. Radiologi

Anda mungkin juga menyukai