Disusun Oleh :
NRP : 133020025
Kelompok/Meja : A/2
A. Tujuan Percobaan
Untuk mengetahui proses pembuatan mie kering sebagai diversifikasi produk
olahan serealia dan dapat menambah nilai ekonomis.
B. Prinsip Percobaan
Berdasarkan proses pembentukan struktur gluten dari gliadin dan glutenin
yang membuat adonan menjadi elastis dilanjutkan dengan pengeringan sehingga
adonan menjadi kering dan renyah.
C. Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah baskom, wadah sampel,
neraca digital, alat pencetak mie. Bahan-bahan yang digunakan dalam percobaan
pembuatan mie kering bit antara lain terigu, telur, garam, soda kue, bit, tepung
tapioka dan air.
D. Diagram Alir Proses
Terigu
Penggantungan
Penimbangan
Mie Kering
P
Pencampuran enipisan dan
Terigu hingga kalis Pembaluran
P
enimbangan Penggantungan Pembuatan untaian
Mie Kering
E. Hasil Pengamatan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Mie Kering
Keterangan Hasil
Basis 200 gram
Bahan Utama Tepung cakra
Bahan Tambahan Garam
Soda Kue
Telur
Sayuran
Air
Berat Produk 116 gram
% Produk 58%
Organoleptik
1.Warna Merah tua
2. Rasa Hambar
3. Aroma Khas tepung terigu
4. Tekstur Renyah
5. Kenampakan Menarik
Gambar Produk
Mie Kering
F. Pembahasan
Tepung enriched
Tepung terigu ini sudah ditambahi dengan beragam vitamin atau mineral tertentu
dengan tujuan untuk memerbaiki nilai gizinya. Hal ini membuat harganya lebih
mahal dibanding terigu jenis lain. Cocok untuk bolu dan kue kering
(Anonim,2013).
Glazzing pada proses pembuatan mie basah dilakukan dengan
menambahkan minyak nabati pada mie yang telah matang yang bertujuan agar
mie tidak lengket dan tidak saling menempel sehingga diperoleh mie yang terlihat
mengkilat dan bertekstur lembut (Asisten Laboratorium Teknologi Pengolahan
Pangan).
Perbedaan mie basah, mie kering dan mie instant diantaranya :
1.Mie Basah
Mie basah adalah mie yang mengalami proses perebusan air mendidih setelah
tahap pemotongan dan sebelum dipasarkan. Kadar airnya dapat mencapai 52%
sehingga daya simpannyarelatif singkat (40 jam pada suhu kamar). Di Indonesia,
mie basah lebih dikenal dengan istilah mie kuning atau mie bakso.
2. Mie kering
Mie kering adalah mie mentah yang dikeringkan dengan kadar air antara
8-10%. Pengeringan umumnya dilakukan dengan penjemuran di bawah sinar
matahari atau dengan menggunakan oven. Karena sifat kering inilah maka mie
mempunyai daya simpan yang relatif panjang dan dalam penanganannya cukup
mudah. Mie kering juga ditambahkan dengan telor segar atau tepung telor,
sehingga dipasaran mie ini juga dikenal dengan istilah mie telor.
3. Mie Instan
Mie Instan adalah mie yang telah mengalami proses gelatinisasi, sehingga
untuk menghidangkannya cukup dengan di rebus dengan air mendidih, Mie instan
biasanya mengacu pada produk-produk yang dikukus dan digoreng dalam minyak
(stemed & deep fried). Mie instan juga dikenal dengan nama ramen. Mie ini
dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah menjadi mie segar. Tahap-
tahap tersebut yaitu pengukusan, pembentukan dan pengeringan. Kadar air mie
instan umunya mencapai 5-8% sehingga memiliki daya simpan yang relatif lama
(Anonim,2010).
Mekanisme Pembentukan Gluten dalam pembuatan mie adalah proein
pada tepung terigu yaitu gliadin dan glutenin pada tepung akan membentuk gluten
yaitu substansi yang lengket dan elastis bila diberi perlakuan mekanis seperti
diremas-remas dan dipukul-pukul (Koswara, 2009).
Perubahan fisik pada pembuatan mie yaitu perubahan fisik terjadi pada
saat adonan mie dicetak menjadi lembaran lembaran mie. Perubahan kimia
terjadi pada saat proses fermentasi, terjadi penguraian glukosa menjadi alkohol
dan CO2. Perubahan biologi pada pembuatan mie perubahan biologi terjadi pada
saat proses pengeringan, kadar air dalam bahan mie akan berkurang (Koswara,
2009).
Critical control point pada pembuatan mie kering adalah pada proses
pengkalisan, pencetakan, pengukusan, dan pengeringan. Pada proses pengkalisan
harus diperhatikan dengan baik agar pembentukan gluten berlangsung sempurna
agar mie mengembang dan memiliki tekstur dan kekenyalan yang baik. Proses
pencetakan perlu diawasi agar mie tercetak sempurna, suhu ruangan dan
kestrerilan alat dan operator perlu diawasi. Proses pengukusan dan pengeringan
perlu ada pengawasan dari segi kondisi proses yang meliputi suhu proses dan
lama waktu proses (Asisten Laboratorium Teknologi Pengolahan Pangan).
DAFTAR PUSTAKA
Anonim, (2010), Perbedaan Mie Kering, Mie Instan dan Mie Basah.
http://www.resepmakananindonesia.info. Diakses: 15 Maret 2016.
Anonim. 2013. Jenis-Jenis Tepung dan Kegunaannya.
http://bahankuesda.blogspot.com. Diakses: 15 Maret 2016.
LAMPIRAN SNI
LAMPIRAN PERHITUNGAN
1. Jelaskan Perbedaan mengenai mie basah, mie kering dan mie instant?
Jawab :
Perbedaan antara mie instant, mie kering dan mie basah adalah proses
pengolahan. Mie Instan adalah mie yang telah mengalami proses gelatinisasi,
sehingga untuk menghidangkannya cukup dengan di rebus dengan air mendidih,
Mie instan biasanya mengacu pada produk-produk yang dikukus dan digoreng
dalam minyak (stemed & deep fried). Mie instan juga dikenal dengan nama
ramen. Mie ini dibuat dengan penambahan beberapa proses setelah menjadi mie
segar. Tahap-tahap tersebut yaitu pengukusan, pembentukan dan pengeringan.
Kadar air mie instan umunya mencapai 5-8% sehingga memiliki daya simpan
yang relatif lama.
Jawab :
a Terigu : Tepung terigu sebagai bahan utama dalam pembuatan mie, bisa
membuat mie kenyal tanpa obat, syaratnya tepung terigu yang kita pakai
memiliki protein atau gluten yang tinggi dan ditambahkan telur untuk
meningkatkan kadar protein pada mie sehingga tanpa obatpun mie telur bisa
kenyal. Hal ini dikarenakan putih telur yang menyebabkan kenyal dan kuning
telur bisa memberi warna pada mie juga membuat mie berasa lebih gurih
b Telur : Secara umum penambahan telur dimaksudkan untuk meningkatkan
kaitan mutu protein mie dan menciptakan adonan yang lebih liat sehingga
mudah terputus-putus. Putih telur berfungsi untuk mencegah kekeruhan mie
waktu pemanasan. Penggunaan putih telur harus secukupnya, karena
pemakaian yang berlebihan akan menurunkan kemampuan mie menyerap air
(daya rehidrasi) waktu direbus. Kuning telur dipakai sebagai pengemulsi
karena dalam kuning telur terdapat lechitin. Selain sebagai pengemulsian
(emulsifier), lechitin juga dapat mempercepat hidrasi air pada tepung dan untuk
mengembangkan adonan dan penambahan kuning telur juga akan memberikan
warna yang seragam
c Garam : untuk member rasa memperkuat tekstur mie, meningkatkan
flesibelitas dan elastisitas mie, serta untuk mengikat air. Selain itu, garam dapur
dapat menghambat aktivitas enzim protease dan amylase sehingga pasti tidak
bersifat lengket dan tidak mengembang secara berlebihan
d Soda Kue : pembantu pembentukan gluten sehingga mie tidak keras tetapi
kenyal.
e STPP : Pengenyal ( STPP = Sodium Tri Poly Phosphat ), karena sifatnya yang
dapat mempengaruhi terbentuknya gluten pada mie, sehingga sangat
berpengaruh terhadap tekstur mie yang dihasilkan, dimana tekstur mie akan
menjadi lebih liat. Selain itu STPP juga dapat mengikat air sehingga dapat
menurunkan aktivitas air sehingga kerusakan karena factor mikroba dapat
dicegah
f Air: berfungsi sebagai media reaksi antara gluten dengan karbohidrat (akan
mengembang), melarutkan garam, dan membentuk sifat kenyal gluten
g Tapioka : untuk memberikan karakter tingkat kekenyalan pada bahan makanan
yang tergantung pada perbandingan antara amilosa dan amilopektin, dimana
semakin tinggi amilopektin akan memberikan sifat yang semakin kenyal pada
produk
h. Minyak sayur : sebagai media penghantar panas dalam proses pengeringan
memberikan rasa gurih, penambah nilai kalori, dan dapat memperoleh tekstur
mie yang baik