Anda di halaman 1dari 7

MAKALAH SEJARAH AGAMA - AGAMA

AGAMA PROTESTAN
MAKALAH INI UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH SEJARAH AGAMA
AGAMA

Pembimbing : Dra. Evi Septiani TH, M. Si

Disusun oleh :

Nama NIM
Nurul Hidayati 10210043

Vicky K. Wardoyo 10210041

Siti Munawaroh 10210042

Nursiam 102100

JURUSAN KOMUNIKASI DAN PENYIARAN ISLAM

FAKULTAS DAKWAH

UNIVERSITAS ISLAM NEGRI SUNAN KALI JAGA YOGYAKARTA


2011
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar belakang
Dalam sejarah Eropa, tidak ada suatu masa dimana pengaruh agama (gereja)

menancap kuat dalam kehidupan manusia dan masyarakat, selain zaman abad

pertengahan. Pada zaman ini kekuasaan Paus dengan tahta suci Roma merupakan

kekuasaan yang tidak tergugat. Kekuasaan ini tidak hanya menyangkut bidang agama,

namun juga bidang politik, ekonomi, sosial, budaya, bahkan dalam ilmu pengetahuan.

Agama Kristen yang menjadi agama terbesar di Eropa ketika itu pun kemudian

menjadi terpecah setelah muncul banyak ketidakpuasan atas perilaku gereja yang

menyeleweng. Bahkan ketidakpuasan tersebut diwujudkan pula dengan perbedaan

pemahaman atas beberapa doktrin mendasar dari ajaran Kristen. Sedangkan tokoh

dari reformasi yang digelontorkan ini diantaranya adalah Martin Luther1.


B. Perumusan Masalah
Dalam karya ilmiah ini penulis ini akan memaparkan pembahasan tentang

Agama Protestan, seperti bahasan di bawah ini:

1. Bagaimana sejarah pertumbuhan dan perkembangan Agama Protestan ?

2. Apa yang menjadi pokok-pokok ajaran Agama Protestan?


C. Tujuan Penulisan

Dari penjelasan di atas penulis bertujuan untuk memenuhi tugas pada mata kuliah

Sejarah Agama - Agama.

D. Manfaat Penulisan

Untuk memperdalam pemahaman mahasiswa agar mempunyai wawasan yang luas

tentang Agama Protestan.

1 Dalam buku Sejarah Agama Manusia karya Huston Smith disebutkan bahwa
agama Protestan terdiri dari 4 aliran ; Baptis, Lutheris, Calvinis dan Anglikan.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Sejarah pertumbuhan dan perkembangan Agama Protestan.

Seperti telah dibahas di atas, bahwa peranan gereja pada masa abad
pertengahan demikian berpengaruh. Pengaruh yang sangat besar ini kemudian
menimbulkan penyelewengan atau pun sikap sewenang-wenang dari pihak gereja.
Kehidupan kekuasaan gereja Katolik Roma dirasa sudah melenceng dari semangat
nilai kasih sayang dan kesederhanaan seperti yang diajarkan oleh Jesus Kristus
sebagai tuhan mereka. Dalam kehidupan gereja banyak terjadi penyelewengan
kekuasaan, korupsi, kemewahan yang berlebihan. Yang paling menimbulkan reaksi
adalah komersialisasi surat pengampunan dosa.
Proses perjalanan sejarah Kristen orthodoks dalam mengembangkan sayapnya,
syarat dengan eksklusivisme di setiap dakwahnya. Yang nampak kemudian di
kalangan umatnya adalah eksklusivisme gereja yang sangat otoriter dimana setiap
manusia (Kristen) sangat dibatasi dengan kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
gereja. Bentuk orthodoksi semacam ini menimbulkan kegoncangan-kegoncangan
iman, yang menantikan munculnya tuhan baru yang memberikan kebebasan
seutuhnya bagi manusia.
Dalam kalangan umat Kristen terdapat juga berbagai aliran dan golongan, dan
bukan sedikit pula jumlahnya.Aliran-aliran itu timbul karena perbedaan
faham tentang ketuhanan Tritunggal, tentang injil, dan tentang hak
kekuasaan gereja dan pedeta yaitu salah satu nya adalah agama
Kristen Protestan. Protestan adalah sebuah mashab dalam agama
kisten. Madzhab atau denominasi ini muncul setelah protes Martin
Luther.
Martin Luther adalah pemimpin gerakan reformasi pada 31 Oktober 1517. Ia
lahir pada 10 Nopember 1483 di Langestrasse, Eisleben, Jerman. Ayahnya, Hans
Luther, seorang pekerja tambang tembaga dan ibunya Margarethe Lindemann. Tahun
1510, ia diutus ke Roma mengurus suatu perkara bagi Ordo Augustinus. Bulan
Oktober 1512, ia mendapat gelar doktor theologis dan diangkat menjadi guru besar
pada Universitas Wittenburg. Jabatan ini dia pegang sampai akhir hayatnya. Martin
Luther sebagai theolog, banyak menafsirkan Alkitab. Secara berturut-turut Mazmur,
Roma, Galatia dan Ibrani. Roma I: 16-17 berbunyi: "Injil adalah kekuatan Allah yang
menyelamatkan setiap orang yang percaya. Sebab di dalamnya nyata kebenaran Allah,
yang bertolak dari iman dan memimpin kepada iman, seperti ada tertulis, orang benar
akan hidup oleh iman". Menurut Martin Luther di dalam nats ini ada yang tidak
cocok. Sebab ia selalu mendengar bahwa "kebenaran Allah" adalah "keadilan Allah"
yang sama seperti seorang hakim duniawi, membebaskan, "membenarkan" orang-
orang yang baik dan menghukum orang-orang yang jahat.
Dia memahami bahwa dirinya adalah seorang yang berdosa, sehingga dalam
"kebenaran Allah" mau tidak mau menghukum dia. Ayat ini digumuli dan dihayati
dari hari ke hari dan akhirnya ia sadar bahwa kebenaran Allah itu tidak lain dari belas
kasihan Allah, yang menerima orang-orang berdosa serta putus asa terhadap dirinya
sendiri, tetapi yang menolak orang-orang yang menganggap dirinya baik.
Pada tanggal 31 Oktober 1517, Martin Luther menempelkan 95 buah dalilnya di pintu
gereja Wittenberg, sebagai protes atas dalil penjualan "surat-surat penghapusan siksa".
Dalil-dalil tersebut, diterjemahkan oleh mahasiswa-mahasiswa ke dalam bahasa
Jerman, dengan maksud agar diketahui oleh banyak orang. Cara demikian memang
sangat tepat, sehingga dalam waktu singkat, sudah tersiar di seluruh Jerman.
Akibat penempelan dalil-dalil tersebut di pintu gereja, Martin Luther dituduh oleh
Paus, sebagai penyesat umat. Paus Leo X menuntut agar ia menarik kembali ajaran
tersebut. Ia dianggap "murtad" dan dikucilkan dan semua tulisannya dinyatakan
terlarang.
Hukuman dan peringatan yang dikenakan padanya, tidak dihiraukannya.
Berkat bantuan teman-temannya dan pengikutnya, ia terus bekerja. Ajaran-ajarannya
semakin meluas dan pengikut-pengikutnya bertambah banyak. pengikut Luther
kemudian disebut "Lutherian" dan kemudian "Protestan", memisahkan diri dari gereja
Roma yg dipimpin Paus.
Sekalipun dikenakan hukuman agar ajaran tersebut ditarik kembali, Martin
Luther dan pengikutnya tidak mundur. Mereka tetap bekerja keras untuk mewujudkan
pembaruan tersebut. Hal ini dapat kita lihat dalam tindakan dan karya, seperti
menterjemahkan Alkitab ke dalam bahasa Jerman, sehingga bila orang ingin belajar
Alkitab, tidak harus melalui gereja atau pendeta. Ia meninggal pada tahun 1546, tetapi
karya besar yang paling indah tetap abadi dan dikenang selama-lamanya.
B. Pokok pokok ajaran agama Protestan
Kata Protetan berarti Pro-testanum yang berarti kembali ke Injil(testanum).
Kristen Protestan memiliki 2 ciri khas yang paling menonjol, yaitu pembenaran
karena iman, dan Asas Protestan. Dalam konsepsi Protestan, iman bukan sekedar
masalah kepercayaan, yaitu diterimanya suatu pengetahuan sebagai hal yang pasti,
tanpa perlu ada bukti. Iman adalah suatu tanggapan seluruh diri manusia, yang dalam
kata-kata Emil Brunner disebut sebagai: suatu keseluruhan tindakan dari seluruh
pribadi. Dengan demikian, iman menyangkut suatu gerak naik dari pikiran,
khususnya suatu keyakinan akan kekutan kreatif tuhan yang tidak terbatas dan berada
dimana-mana. Sedangkan asas Protestan disini disebutkan bahwa jika semua hal
yang bersifat manusiawi itu tidak sempurna, bukankah hal itu berarti bahwa
pemahaman pribadi terhadap tuhan mestilah setidak-tidaknya bersifat terbatas, dan
mungkin malahan keliru sama sekali?
KESIMPULAN

Sejarah panjang proses pencarian tuhan yang berlangsung selama beribu-ribu


tahun oleh manusia mengalami perubahan mendasar pada masa renaissance yang
mengimbas pada kehidupan keagamaan (Kristen) telah memunculkan gerakan
reformasi, yang dimotori oleh Martin Luther. Gerakan reformasi yang menghasilkan
perubahan besar pandangan keagamaan Kristen ini, menambah panjang catatan
sejarah usaha pencarian tuhan itu.
DAFTAR PUSTAKA

Smith, Huston, 2008. Agama- agama Manusia. Jakarta: Yayasan


Obor Indonesia

http://www1.penabur.org/kps-jkt/p4/ava/martin.htm

Anda mungkin juga menyukai