Anda di halaman 1dari 6

Prinsip-Prinsip Pembelajaran

Proses Pembelajaran yang menyenangkan akan selalu dirindukan oleh


siswa-siswa. Mereka akan selalu merindukan kegiatan di kelas yang penuh
inspirasi, menyenangkan dan memotivasi, tidak hanya sekedar formalitas antara
guru dan siswa. Hal itu dapat dilihat dari respon yang diberikan siswa dalam
kegiatan pembelajaran di kelas. Tidak ada salahnya seorang guru menanyakan
kepada siswanya untuk memberikan respon terhadap pengajaran yang diberikan.
Maka dari diskusi yang bertujuan untuk kebaikan, akan tercipta suasana
pembelajaran yang hidup, menggairahkan, menyenangkan yang bisa dirasakan
baik oleh guru atau siswa.

Kegiatan pembelajaran merupakan bagian yang paling penting dalam


implementasi kurikulum. Untuk mengetahui efektifitas dan efesiensi pembelajaran
dapat diketahui melalui kegiatan pembelajaran. Untuk itu dalam melaksanakan
pembelajaran seyogyanya seorang pengajar tahu bagaimana membuat kegiatan
pembelajaran itu berjalan dengan baik dan dapat mencapai tujuan pembelajaran
yang diharapkan.

Prinsip-prinsip pembelajaran merupakan bagian penting yang perlu


diketahui oleh seorang pengajar, dengan memahami prinsip-prinsip pembelajaran,
seorang pengajar dapat membuat suatu acuan dalam pembelajaran sehingga
pembelajaran akan berjalan lebih efektif serta dapat mencapai tujuan
pembelajaran yang diharapkan. Prinsip-prinsip pembelajaran yang perlu diketahui
adalah :

1. Respon akan di ulang bila akibat yang ditimbulkan menyenangkan.


Pembelajaran harus menyenangkan
Pemberian umpan balik harus positif : respon terhadap hasil belajar peserta
didik tidak boleh menyakitkan
2. Perilaku belajar tidak hanya akibat dari respon, tetapi juga dipengaruhi oleh
lingkungan siswa.
Lingkungan harus kondusif: lingkungan sekitar belajar harus mendukung
(termasuk fasilitas umum dan yang secara khusus mendukung
pembelajaran). Didalam kelas hanya sebagai pemicu, karena yang ada di
luar kelas yang akan menjadi bahan eksplorasi.
Penggunaan metode dan media yang bervariasi: metode dan media yang
digunakan dalam pembelajaran merupakan beberapa aspek yang sangat
mempengaruhi terbentuknya lingkungan belajar siswa, oleh karenanya
perlu untuk diberi variasi agar siswa tidak selalu belajar pada suasana
lingkungan yang monoton.
3. Perilaku yang dihasilkan akan berkurang bila tidak diperkuat dengan akibat
yang menyenangkan.
Pemberian isi pembelajaran harus bermaknadalam kehidun keseharian
peserta didik:
kebermaknaan pembelajaran akan terbangun apabila dapat dihubungkan
dengan hal-hal yang sering ditemui oleh peserta didik. Akan lebih kuat
kebermaknaan jika peserta didik merasa bahwa apa yang dipelajarinya
berguna untuk kepentingan sehari-hari atau mendukung untuk mencapai
cita-cita keinginannya.
4. Belajar yang terbatas akan ditransfer ke situasi lain secara terbatas pula.
Kegiatan belajar harus berkaitan dengan kondisi lingkungan yang nyata,
lingkungan dan kehidupan sehari-hari: pembelajaran sebaiknya
menggunakan sesuatu simulasi atau analogi yang sederhana, terutama jika
menyangkut objek-objek yang kompeks atau tidak disukai siswa.
5. Belajar mengeneralisai dan membedakan adalah dasar untuk membangun
sesuatu yang kompleks.
Penyajian materi harus sistematis :
penyampaian materi haruslah sesuai dengan scope dan sequence yang
sesuai.
Menggunakan contoh (contoh itu selalu benar) maupun non-contoh :
sebagai upaya menyederhanakan materi haruslah didampingi oleh contoh-
contoh yang sederhana sampai yang rumit sevariatif mungkin sehingga
menjadi simpul-simpul kenangan yang tidak terlupakan. Termasuk dengan
memberikan non-contoh sesuatu yang berlainan dengan apa yang menjadi
contoh. (missal, ketika menjelaskan tentang kuda maka harus dijalaskan
pula tentang apa yang bukan kuda agar siswa benar-benar dapat
membedakan kuda dengan hewan lain, keledai misalnya)
6. Kesiapan mental mempengaruhi perhatian dan ketekunan selama proses belajar
berlangsung.
Menggunakan media:
Sehingga dapat menarik perhatian peserta didik untuk mempelajari materi
ajar.
7. Kegiatan belajar yang dibagi kecil-kecil disertai cara penyelesaian untuk setiap
langkah akan mempercepat pencapaian tujuan belajar.
Penggunaan buku teks terprogram, modul dan paket belajar lainnya:
sehingga peserta didik tidak merasa terbebani dengan materi yang harus
dipelajarinya dengan tanpa paksaan. Sebuah materi yang terlalu luas agar
tidak disampaikan sekaligus dalam sekali penyampaian, agar siswa dapat
membangun pemahaman utuh dengan lebih ringan.
8. Kebutuhan menyederhanakan materi yang kompleks dapat dilakukan dengan
menggunakan suatu model.
Penggunaaan media dan metode pembelajaran secara tepat:
sebagai cara untuk memudahkan penyampaian informasi. Media dan
metode yang digunakan agar disesuaikan juga dengan karakteristik dan isi
materi yang akan disampaikan sehingga media dan metode dapat
mempermudah penyampaian materi bukannya malah mempersulit.
Model-model pembelajaran: sehingga dapat terjadi konsistensi
pembelajaran. Karena dengan digunakannya suatu model pembelajaran
tertentu akan membuat proses pembelajaran menjadi terstruktur dan
memiliki alur yang jelas.
9. Keterampilan tingkat tinggi pada dasarnya terbentuk dari keterampilan yang
sederhana.
Tujuan pembelajaran harus dirumuskan secara sistematis:
tidak terburu-buru untuk mencapai tujuan yang akan dicapai, akan
tetapi scope (cakupannya) dan sequence (urutannya) harus bertahap dari
yang sederhana ke yang kompleks.
10. Belajar akan lebih cepat bila peserta didik memperoleh umpan balik dan cara
meningkatkannya.
Kemajuan peserta didik harus diinformasikan secara teratur:
Umpan balik (feedback) dapat memberikan pengetahuan terhadap siswa
tentang pencapaian belajarnya dan bagaimana pendapat gurunya
mengenai pencapaian tersebut. Hal ini dapat menjadi penumbuh motivasi
belajar siswa, terlebih jika diperkuat dengan penguatan (reinforcement)
beruupa tips-tips belajar atau saran-saran positif.
11. Perkembangan dan kecepatan siswa sangat bervariasi.
Perlu adanya strategi pembelajaran yang tepat:
strategi yang digunakan jangan sampai mematikan potensi salah satu atau
sebagian siswa, sehingga strategi yang digunakan semaksimal mungkin
diupayakan dapat mengakomodir seluruh potensi siswa.
Perlu penyediaan materi yang dirancang secara individual:
untuk mengantisipasi keunikan setiap siswa yang tidak terakomodir oleh
strategi yang telah dirancang, perlu disediakan bentuk materi yang
dirancang secara individual, salah satunya dapat berperan sebagai
suplemen materi.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk berkembang sesuai
kemampuannya:
kemampuan siswa yang lebih cepat atau cenderung lambat jangan sampai
tertahan atau ditinggalkan, dengan proporsi yang sesuai dan masing-
masing harus diberikan perhatian sehingga tidak terabaikan.
12. Dengan persiapan yang baik siswa dapat mengorganisasikan kegiatan
belajarnya sendiri.
Memberi kesempatan pada siswa untuk memilih cara, waktu dan sumber
belajar yang akan digunakan: pembelajaran selaiknya dapat memfasilitasi
siswa untuk belajar dengan cara, waktu, dan sumber yang sesuai dengan
karakteristik dan kesadarannya sendiri sehingga diharapkan pembelajaran
akan berjalan lebih efektif.
Karena pada awalnya ada motivasi ekstrinsik. Setelah melewati proses
pendidikan sehingga proses belajar menjadi sebuah kebutuhan dan timbul akibat
dari adanya motivasi intrinsik. Motivasi muncul karena adanya ketertarikan
terhadap materi yang diajarkan. Dan hal tersebut bias terjadi apabila peserta didik
mengetahui kegunaan dari materi yang dipelajarinya.
Untuk membantu penerapan prinsip tersebut terdapat model pengembangan
motivasi belajar ARCS model, yang merupakan akronim dari Attention (menarik
perhatian: baru, aneh, unik, berguna), Relevance (sesuai dengan kebutuhannya
atau bermanfaat),confidence (menumbuhkan kepercayaan diri), dan satisfaction
(memberikan kepuasan belajar).
TUGAS

BELAJAR DAN PEMBELAJARAN


12 Prinsip-Prinsip Pembelajaran

OLEH :

NAMA : ANNISA REZKY


NIM : 215 502 057

PROGRAM STUDI BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS LAKIDENDE
KONAWE
2016

Anda mungkin juga menyukai