Dokumen - Tips - Makalah Perio Obat Kumur
Dokumen - Tips - Makalah Perio Obat Kumur
PERIODONTAL MEDIKAMEN
KELOMPOK 5 :
Dwi Marena Putri (201211171) Alifia Afina (201211178)
Marsha Frieda (201211172) Dita Mustika (201211179)
Nadilla Izzati (201211173) Nurul Harnisa (201211180)
Diva Choirunnisa (201211174) Vikana Rauf (201211181)
Rifqi Adi (201211175) Elke Vanissa F (201211182)
KELAS C
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang 1
1.2 Rumusan Masalah 2
1.3 Tujuan ....................... 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi Obat Kumur . 3
2.2 Fungsi Obat Kumur .. 3
2.3 Jenis Jenis Obat Kumur . 4
Povidone Iodine 4
Chlorhexidine .. 6
Zinc Chloride dan Alkohol 12
Hidrogen Peroksida . 14
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Menurut Saragin dan Gershon (1972), secara garis besar, obat kumur dalam
penggunaanya dibedakan menjadi 3 yaitu:
1. Obat kumur untuk kosmetik; terdiri atas air (dan boasanya alcohol), flavor,
dan zat pewarna. Biasanya mengandung surfaktan dengan tujuan
meningkatkan kelarutan minyak atsiri
2. Obat kumur yang mempunyai tujuan utama untuk menghilangkan atau bakteri
yang biasanya terdapat dalam jumlah besar dalam saluran nafas. Komponen
antiseptic dari obat kumur ini memegang peranan utama untuk mencapai
tujuan tersebut.
3. Obat kumur yang bersifat sebagai astringent, dengan maksud member efek
langsung pada mukosa mulut, juga mengurangi flokulasi dan presipitasi
protein ludah sehingga dapat dihilangkan secara mekanis
4. Obat kumur yang pekat yang penggunaannya perlu diencerkan terlebih
dahulu.
5. Obat kumur untuk terapeutik, diformulasikan untuk meringankan infeksi,
mencegah karies gigi dan untuk meringankan kondisi patologis pada mulut,
gigi atau tenggorokan.
Povidone iodine merupakan iodine kompleks yang berfungsi sebagai antiseptik, mampu
membunuh mikroorganisme seperti bakteri, jamur, virus, protozoa, dan spora bakteri. Selain
sebagai obat kumur (mouthwash) yang digunakan setelah gosok gigi, povidone iodine gargle
digunakan untuk mengatasi infeksi-infeksi mulut dan tenggorok, seperti gingivitis (inflamasi di
gusi) dan tukak mulut (sariawan).
Indikasi
Adanya abses akibat infeksi, sariawan, bau mulut, nafas tak segar, infeksi yang disertai
dengan rasa nyeri seperti pada faringitis.
Mengobati infeksi jamur pada mulut, tonsilitis, stomatitis (radang rongga mulut),
gingivitis (radang gusi), peradangan pada mulut dan faring.
Untuk pasien bakterisida, virusida, protozoasida, sporisida, yeastisida, pada kebersihan
mulut sebelum, selama dan setelah operasi gigi dan mulut.
Kontra Indikasi
Tidak direkomendasikan untuk anak-anak. Tidak digunakan untuk orang-orang yang alergi
terhadap yodium, tidak digunakan untuk ibu hamil dan juga menyusui.
Efek Samping
Iritasi iodosyncratic mucosal dan reaksi hipersensitif. Absorpsi berlebihan dapat
menyebabkan efek samping sistemik seperti metabolik asidosis, gangguan fungsi renal
dan hypernatremia, memberikan pewarnaan yang tidak baik pada gigi geligi maupun gigi
tiruan atau restorasi lainnya.
Gangguan indra perasa, terbentuknya tar-tar didalam gigi, iritasi pada mulut dan lidah,
erosi mukosa, retensi sodium, kelenjar membesar pada kedua sisi wajah atau leher, serta
ulkus atau luka dimulut.
Cara Pakai :
a. Larutkan atau encerkan dengan volume yang sama dengan air, kumur atau bilas hingga
10 ml selama 30 detik tanpa ditelan,
b. Ulangi sampai 4 kali sehari, sampai 14 hari berturut-turut, atau seperti yang dianjurkan
dokter.
Betadine
Septadine
2. CHLORHEXIDINE
Konsentrasi Chlorhexidine
Klorhexidin glukonat yang dipakai sebagai dental gel, obat kumur, bahan
pembersih gigi tiruan. Sebagai dental gel dipakai konsentrasi 1% sedangkan
sebagai obat kumur dipakai konsentrasi 0,2%. Klorhexidin merupakan derivat
bis-biquanite yang efektif dan mempunyai spektrum luas, bekerja cepat dan
Peranan Chlorhexidine
Chlorhexidine telah terbukti dapat mengikat bakteri, hal ini dimungkinkan karena adanya
interaksi antara muatan positif dari molekul chlorhexidine dan dinding sel yang
bermuatan negatif. Interaksi ini akan meningkatkan permeabilitas dinding sel bakteri
yang menyebabkan membran sel ruptur, terjadinya kebocoran sitoplasma, penetrasi ke
dalam sitoplasma, dan pada akhirnya menyebabkan kematian pada mikroorganisme.
Keuntungan dan kerugian penggunaan Chlorhexidine
Indikasi
a. Gingivitis
c. Denture stomatitis
d. Acute aphtous ulcer.
e. Periodontitis
g. Mencegah karies
h. Mencegah terjadinya osteitis alveolar pasca pencabutan molar ketiga yang impaksi
Kontraindikasi
Penggunaan chlorhexidine adalah pasien memiliki hipersensitifitas terhadap
chlorhexidine.
Efek Samping
Salah satu efek samping dari penggunaan chlorhexidine adalah dapat meningkatkan bau
mulut. Chlorhexidine dinonaktifkan oleh komponen anionik, termasuk surfaktan anionik
yang biasa digunakan pada pasta gigi dan obat kumur. Karena alasan inilah obat kumur
chlorhexidine sebaiknya digunakan minimal 30 menit setelah penggunaan produk mulut
yang lain. Untuk mendapatkan efek terbaik, makanan, minuman, dan rokok harus
dihindari minimal satu jam setelah penggunaan obat kumur (Denton, 2001). Efek negatif
yang paling banyak dikeluhkan oleh pasien pengguna chlorhexidine adalah munculnya
noda pada gigi, mulut dan mukosa pipi setelah 2 minggu pemakaian. Selain itu, berkumur
dengan menggunakan chlorhexidine juga dapat menimbulkan iritasi pada mukosa mulut,
sensasi terbakar, dan perubahan persepsi rasa
Efek samping yang juga dapat ditimbulkan oleh penggunaan chlorhexidine dalam jangka waktu
yang lama, diantaranya adalah :
a. Taste alteration
b. Staining / pewarnaan pada gigi, lidah dan restorasi
c. Iritasi mukosa
d. Deskuamasi mukosa
e. Contact dermatitis
f. Photosensitivity
g. Transient parotitis
Cara Pemakaian dan Penggunaan
Chlorhexidine dinetralisasi oleh pasta gigi, terutama yang mengandung sodium lauryl sulfate dan
sodium monofluorophosphat. Meskipun data masih terbatas, untuk memaksimalkan efektivitas
chlorhexidine disarankan memberi jarak 30 menit sampai dua jam antara waktu menyikat gigi
dan berkumur
Menurut Greenstein, dkk (1986) bentuk bahan antiplak yang dikembangkan saat ini adalah
bervariasi. Untuk tujuan kontrol plak supragingival, bahan antiplak yang digunakan bisa
berbentuk cairan atau pasta. Sedangkan untuk tujuan kontrol plak subgingival, bentuk bahan
antiplak yang digunakan pada umumnya adalah berupa cairan atau jel. Cara pemakaian
chlorhexidine bervariasi tergantung bentuk sediaannya terdapat beberapa cara penggunaan
chlorexidine, diantaranya :
Merupakan obat kumur yang biasa digunakan setelah menyikat gigi pada kesempatan
lain yang tidak bersamaan dengan watu penyikatan gigi.
Zinc chloride dan alcohol adalah salah satu contoh zat Astringent yang ada dalam
obat kumur. Zat astringent (zat penciut) adalah zat yang menyebabkan pembuluh darah
lokal berkontraksi dengan demikian dapat mengurangi bengkak pada jaringan dan juga
dapat menyebabkan prespitasi dan pengendapan protein dinding sel bakteri. Bahan ini
juga dapat memberikan rasa yang menyenangkan bagi pengguna, contoh: alkohol, seng
klorida, seng asetat, aluminium, dan asam-asam organik, seperti tannic, asetic, dan asam
sitrat.
Alcohol
Alkohol merupakan bagian komposisi obat kumur yang berfungsi sebagai astringents (zat
penciut) dengan tujuan untuk memicu kontraksi pembuluh darah yang dapat mengurangi
bengkak pada jaringan.Pada umumnya obat kumur mengandung 5-25 % alkohol. Alkohol
sendiri dimasukkan ke dalam obat kumur untuk beberapa pertimbangan. Menurut
Quirynen dkk (2005) Alkohol dimasukkan dalam obat kumur dengan pertimbangan sifat-
sifat alkohol tersebut, diantaranya adalah alkohol sendiri merupakan antiseptik dan dapat
menstabilkan ramuan-ramuan aktif dalam obat kumur. Alkohol juga dapat
memperpanjang masa simpan dari obat kumur dan mencegah pencemaran dari
mikroorganisme, serta melarutkan bahan-bahan pemberi rasa.
Alkohol dalam obat kumur dapat menyebabkan mulut kering, mengurangi produksi air liur yang
akan memperparah bau mulut dan menyebabkan seseorang menjadi lebih beresiko terkena
kerusakan gigi (Ramfjord, 2002).Telah diketahui bahwa ada hubungan antara konsumsi alkohol,
merokok, dan kejadian kanker orofaring. Oleh sebab itu, peningkatan frekuensi penggunaan obat
kumur yang mengandung alkohol diduga juga meningkatkan resiko terjadinya kanker. Menurut
Witt dkk, dengan adanya alkohol sebagai kandungan dari obat kumur, akan membatasi
penggunaan obat kumur tersebut untuk golongan-golongan tertentu, antara lain anak-anak, ibu
hamil/menyusui, pasien dengan serostomia, dan golongan-golongan yang menganut keyakinan
religius tertentu.2 Eldridge dkk (1998) menyatakan bahwa orang-orang dengan mukositis,
pasien-pasien yang mengalami irradiasi kepala dan leher dan gangguan sistem imunitas tidak
disarankan menggunakan obat kumur yang mengandung alkohol. Pada Januari 2009, Dental
Journal of Australia mempublikasikan suatu laporan yang menyatakan bahwa obat kumur yang
mengandung alkohol menjadi salah satu faktor resiko terjadinya kanker mulut. Namun
pernyataan ini dibantah oleh Yinka Ebo of Canccer Research, UK yang menyatakan bahwa
belum ada cukup fakta untuk menyimpulkan bahwa obat kumur yang mengandung alkohol
meningkatkan resiko terjadinya kanker mulut. Penelitian lain menyatakan bahwa resiko terkena
kanker meningkat 5 kali lebih besar pada pengguna obat kumur yang tidak mengkonsumsi
alkohol dan tidak merokok, serta lebih besar pada mereka yang merokok dan mengkonsumsi
alkohol (Farah et al., 2009). Penelitian yang sama juga menunjukkan efek buruk obat kumur
beralkohol yaitu terjadinya erosi gigi dan resiko keracunan pada anak-anak.
4. HIDROGEN PEROKSIDA
Nama Generik : Hidrogen peroksida, Nama Kimia : Hidrogen peroksida
Sifat Fisikokimia
Larutan Hidrogen peroksida (30%). Larutan jernih, tidak berwarna mengandung 29-32%
b/b H2O2. Bersifat asam terhadap kertas lakmus. Terurai perlahan-lahan dan dipengaruhi
oleh cahaya. Terurai jika kontak dengan bahan organik yang dapat teroksidasi dan dengan
logam tertentu serta jika dibiarkan menjadi basa. Dapat mengandung bahan penstabil atau
pengawet yang sesuai.
Kelas Terapi
Telinga, Hidung, Tenggorokan, & Obat kumur
Dosis Pemberian Obat
Antiseptik mulut : encerkan 15 ml larutan 6% dengan setengah gelas air hangat atau
gunakan larutan 1,5% sebanyak 10 ml untuk iritasi mulut atau gusi ringan dikumur-
kumur setidaknya 1 menit atau 2-3 menit, digunakan 2-4 kali sehari setelah makan dan
menjelang tidur atau menurut petunjuk dokter. Larutan topikal oral ini hanya untuk
pemakaian luar, ditak boleh ditelan. Anak-anak dibawah 12 tahun, penggunaan harus
dibawah pengawasan orang dewasa. Penggunaannya pada anak dibawah 2 tahun harus
dikonsultasikan dengan dokter.
Farmakologi
Aktivitas antibakterinya lemah dan efektif melawan virus, termasuk HIV. Juga
mempunyai kerja hemostastik ringan. Kerja antiseptiknya tergantung pada lepasnya
oksigen nascent yang merupakan pengoksidasi kuat yang dapat menghancurkan
mikroorganisme dan secara kimia dipengaruhi oleh bahan-bahan organik. Ketika larutan
hidrogen peroksida kontak dengan jaringan yang mengandung enzim katalase, larutan
akan melepaskan oksigen yang mempunyai efek antibakteri,.efek anti bakteriya terjadi
selama masih ada oksigen yang dilepaskan dan berlangsung singkat.Sebagai tambahan,
efek antimikroba akibat pelepasan oksigen berkurang dengan adanya bahan-bahan
organik. Efek mekanis karena efek effervescence mungkin lebih bermanfaat untuk
membersihkan luka dibanding efek antimikrobanya.Efek anti bakteriya terjadi selama
masih ada oksigen yang dilepaskan dan berlangsung singkat.Sebagai tambahan, efek
antimikroba akibat pelepasan oksigen berkurang dengan adanya bahan-bahan organik.
Efek mekanis karena efek effervescence mungkin lebih bermanfaat untuk membersihkan
luka dibanding efek antimikrobanya.
Stabilitas Penyimpanan
Larutan topikal hidrogen peroksida terurai selama penyimpanan atau pada saat
dikocok berulang-ulang. Juga terurai jika terpapar cahaya atau jika kontak dengan bahan-
bahan pengoksidasi atau pereduksi, dan terurai dengan cepat jika dipanaskan. Larutan ini
hendaknya disimpan pada wadah terutup rapat tidak tembus cahaya pada suhu 15-30
derajat celcius. Untuk memastikan stabilitas yang lebih baik, permukaan bagian dalam
wadahnya harus halus. Larutan yang tidak mengandung pengawet atau zat penstabil harus
disimpan pada suhu dibawah 15 derajat. Terlindung dari cahaya. Disimpan dalam botol
dengan sumbat kaca, kedap udara, terlindung dari cahaya. Untuk diencerkan sampai 3%
Kontra Indikasi
Sebagai obat kumur, tidak dianjurkan pada pasien yang kritis. 2. Luka lebar dan dalam.
Efek Samping
Efek samping yang sering terjadi: Pembuluh darah : Berbahaya jika hidrogen
peroksida disuntikkan atau dimasukkan ke dalam rongga tubuh tertutup dimana oksigen
yang dilepaskan tidak bisa keluar dengan bebas. Hal ini dapat menimbulkan terjadinya
embolisme oksigen dan emfisema lokal Saluran cerna: Cuci kolon dengan larutan ini
dapat menimbulkan embolisme gas, ruptur kolon, proctitis, ulseratif kolitis dan gangren
usus halus (intestin) Dermatologis: Larutan kuat hidrogen peroksida menimbulkan iritasi
terbakar pada kulit dan membran mukosa dengan eschar putih, tetapi rasa sakit hilang
dalam waktu kira-kira 1 jam. Mulut : Pemakaian hidrogen peroksida sebagai pencuci
mulut terus menerus dapat menyebabkan hipertrofi reversibel dari papillae lidah.
Bentuk Sediaan
Cairan konsentrat : 30%, botol 1000 mL. Untuk diencerkan menjadi larutan 3%.
Peringatan
Larutan 35% (food grade) tidak boleh digunakan untuk obat.Jangan pernah
menggunakan larutan berpotensi kuat tanpa diencerkan sesuai anjuran untuk tujuan
pengobat. Larutan pekat (20-30%) mengiritasi kulit dengan kuat atau membran mukosa
dan harus ditangani dengan hati-hati. 2. Jika sampai tertelan dapat mengakibatkan iritasi
dan tukak pada lambung.
Obat kumur kadang mengandung zat antiseptik misalnya hidrogen peroksida. Pemakaian
hidrogen peroksida dalam jangka waktu yang lama akan menyebabkan terjadinya black hairy
tongue yaitu papila lidah memanjang dan membentuk lapisan coklat. Cairan kumur yang
mengandung zat pengoksidasi (oxydizing agent) seperti hidrogen peroksida, berguna dalam
pengobatan gingivitis ulseratif akut (infeksi Vincent) karena organisme yang terlibat bersifat
anaerobik. Zat ini juga bekerja membersihkan karena terjadi busa ketika bersentuhan dengan sisa
makanan dalam mulut. Natrium perborat serupa efeknya dengan hidrogen peroksida.
BAB III
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
1. Niedner R. Cytotoxicity and sensitization of povidone iodine and other frequently used
anti infective agents. Dermatology (Serial on Internet) 1997 (cited 2010 Dec 27); 195
(2) : 8992.
2. Reimer K, Schreier H, Erdos G, Konig B, Fleischer W. Molecular effects of a
microbicidal substance on relevant microorganisms:electron microscopic and
biochemical studies on povidone iodine. Zentralbl Hyg Umweltmed (Serial on Internet)
1998(cited 2010 Dec 10); 200 (5-6): 423-34
3. Noronha C, Almeida A. Local burn treatment-topical antimicrobial agents. Annals of
burns and fire disasters (Serial on Internet) 2000(cited 2010 Dec 15);
4. San FC, Chien HL, Shu WC. Povidone iodine application induces corneal cell death
through fixation. British Journal of Ophtalmology (Serial on Internet) 2011(cited 2011
Feb 14); 95: 277-83.
5. http://www.situsobat.com/2014/01/betadine-obat-kumur-100-ml.html
6. http://unmas-library.ac.id/wp-content/uploads/2014/04/SKRIPSI12.pdf
7. http://journal.unair.ac.id/filerPDF/DENTJ-38-1-10.pdf
8. http://eprints.uns.ac.id/10157/1/136690908201005241.pdf
9. http://repository.usu.ac.id/bitstream/handle/123456789/25049/Chapter
%20II.pdf;jsessionid=2DDA51C995D90F72481BF1B614AADCA2?sequence=4
10. https://www.scribd.com/doc/119455118/obat-kumur
11. http://eprints.uns.ac.id/10157/1/136690908201005241.pdf
12. Martindale : The Complete Drug Reference 35th edition 2.AHFS 2008, elect.version 3. e-
MIMS Australia, 2003 2006/2007 p.91 4. BNF 54th edition, elect.version. 5. DOEN
2008, hal.39, 68. ( dikutip dari http://www.informasiobat.com/hidrogen%20peroksida )
13. https://perigigiberbagi.wordpress.com/2012/05/27/obat-kumur-seberapa-besar-efek-
sampingnya/
14. http://www.scribd.com/doc/74884189
15. http://pionas.pom.go.id/book/ioni-bab-12-telinga-hidung-dan-tenggorok-123-obat-yang-
bekerja-pada-tenggorok/1234-cairan-kumur