TINJAUAN PUSTAKA
Biofilter adalah reaktor biologis dengan bangun tetap (fixed bed film)
media yang kaku misalnya plastik atau batu. Sebagai efektivitas proses biofilter
sangat dipengaruhi oleh jenis serta bentuk media yang digunakan sebagai upaya
senyawa organik (Said and Rulasih, 2005). Penggunaan biofilter sangat efektif
sebagai pengelolaan limbah dengan kadar BOD5 dan COD dengan rasio diatas 0,5
Menurut Said dan wahjono (1999), proses pengolahan air limbah dengan
biofilter up flow ini terdiri dari bak pengendapan pertama sebagai penampungan
dari sludge, kemudian luapan (over flow) pada bak kedua di alirkan pada bak
filtrasi dengan aliran dari bawah ke atas. Bak filtrasi diisi dengan media krikil atau
batu pecah, plastik atau media lain. Penguraian zat organik yang ada dalam air
7
8
Bak biofilter terdiri dari 1 ruang atau lebih, (2) Media filter terdiri dari kerikil atau
batu pecah atau bahan pelastik dengan ukuran diameter rata-rata 20-25 mm, dan
ratio volume rongga 0,45. (3) Tinggi filter (lapisan krikil) 0,9-25 meter. (4) Beban
hidrolik filter maksimum 3,4/m2/hari. (5) Waktu tinggal dalam filter 6-9 jam
buangan yaitu: (1) Adanya air limbah yang melalui media kerikil pada media
menyelimuti kerikil atau yang disebut juga biological film. Air limbah yang masih
mengandung zat organik bila melalui lapisan lendir ini akan mengalami proses
cara ini juga dapat mengurangi konsentrasi padatan tersuspensi solid (SS),
konsentrasi nitrogen, dan pospor. (2) Sistem biofilter up flow ini sangat
membutuhkan energi. Proses ini cocok digunakan utuk mengolah limbah yang
Limbah cair adalah limbah dalam wujud cair yang dihasilkan dalam
Karakteristik fisik air limbah di tentukan oleh polutan yang masuk kedalam
air limbah dan memberikan perubahan fisik pada air limbah tersebut.
Karakteristik tersebut adalah suhu, kekeruhan, Warna dan bau yang disebabkan
kekotoran air limbah sangat di pengaruhi oleh adanya sifat fisik yang mudah
terlihat. Adapun sifat fisik yang penting adalah kandungan zat padat sebagai efek
estetika dan kejenihan serta bau warna dan juga temperatur. (Suyasa 2015)
Warna air limbah umumnya berwarna abu-abu (grey water) atau berwarna
hitam (black water). Warna abu-abu air limbah berasal dari campuran berbagai
residu bahan organik dan anorganik yang menghasilkan perubahan warna pada
air. Jika air limbah berwarna abu-abu (grey water) tercampur dengan sampah
bahan makanan, urin, dan feses akan menghasilkan air limbah berwarna hitam
(black water). Bau dari air limbah bervariasi sesuai dengan komposisinya. Bau air
limbah abu-abu (grey water) umumnya berbau tengik, bau air limbah hitam (black
water) berbau busuk dikarenakan adanya proses dekomposi dari urin dan feses
dalam air limbah, sedangkan bau dari air limbah industri memiliki bau spesifik
yang berbeda dari air limbah lainnya. Air limbah lebih keruh dari air biasa.
Kekeruhan air limbah dipengaruhi oleh padatan yang terlarut maupun padatan
yang tersuspensi dalam air limbah. Air limbah abu-abu (grey water) umumnya
memiliki tingkat kekeruhan yang lebih rendah dibandingkan dengan air limbah
parameter kimia dalam air limbah yang mencakup pH, BOD5, COD, serta
bahan organik dalam limbah sebagai bahan makanan. Jenis organisme yang
umum ada di dalam air limbah yaitu bakteri, jamur, virus, maupun organisme air
Jenis limbah cair dapat berasal dari sumber cemaran air yang dapat di bagi
menjadi dua yaitu (1) Sumber tertentu (point souuc) yang di bagi kembali menjadi
dua jenis, limbah domestik dan limbah industri. (2) Sumber tak tertentu (non point
source) terdiri dari limbah limpasan daerah pertanian dan limpasan daerah
Air limbah industri merupakan air limbah dari berbagai kegiatan industri
(Spellman, 2008). Air limbah industri digolongkan menjadi dua jenis yaitu air
bahan-bahan residu berupa senyawa organik yang berasal dari proses produksi
Proses tersebut menghasilkan air limbah yang memiliki kualitas yang buruk
residu berupa senyawa anorganik yang berasal dari proses produksi. Air limbah
anorganik tersebut umumnya dihasilkan oleh industri logam dan industri mineral
bukan logam. Air limbah yang dihasilkan industri tersebut banyak mengandung
padatan terutama padatan tersuspensi. Selain padatan, air limbah tersebut juga
mengandung polutan sianida, asam, dan flourida. Polutan sianida dan asam yang
berasal dari proses pembakaran logam dan proses pendinginan logam, sedangkan
limbah domestik dibagi menjadi dua yaitu air limbah domestik abu-abu (grey
water) dan air limbah domestik hitam (black water) (Stevens. 2008).
Grey water merupakan air limbah yang berasal dari aktivitas Mandi,
berbagai bahan residu yang memiliki risiko bahaya bagi kesehatan dan
lemak, sodium, fosfor, nitrogen, garam, serta senyawa kimia yang terdapat pada
deterjen, sabun, dan bahan pembersih rumah tangga lainnya. Selain bahan-bahan
bakteri, protozoa, dan virus. Grey water dapat dimanfaatkan untuk penyiraman
tanaman, namun jika penggunaan grey water dilakukan terus menerus akan
kejenuhan bahan organik dalam tanah sehingga tanah sulit untuk ditumbuhi
tanaman. Selain itu, grey water berlebih dalam tanah berisiko merusak kualitas
Kualitas black water ditentukan dari proporsi penyusun black water. Urin
dan feses pada umumnya merupakan hasil buangan yang mengandung residu
bahan kimia dan bahan toksik lainnya yang tidak diperlukan tubuh. Residu
tersebut berasal dari konsumsi zat kimia dalam berbagai jenis seperti obat maupun
jenis suplemen lainnya. Semakin banyak residu yang dihasilkan tubuh dan
dibuang dalam bentuk urin dan feses maka semakin berbahaya black water yang
mutu air limbah domestik , ditetapkan parameter dan baku mutu sebagai berikut :
13
kadar logam berat yang dapat mempengaruhi sitem respirasi organisme sehingga
satu unsur kimia yang sangat penting dalam menunjang kehidupan berbagai
dan menguraikan zat organik menjadi zat an-organik oleh mikro organisme.
Oksigen terlarut dalam air berasal dari difusi udara dan hasil fotosintesis
organisme berklorofil yang hidup dalam suatu perairan dan dibutuhkan oleh
tentang baku mutu lingkungan hidup, standar baku mutu DO berdasarkan baku
TSS adalah padatan yang menyebabkan kekeruhan air, tidak terlarut dan
tidak dapat mengendap langsung. Padatan ini terdiri dari partikelpartikel yang
ukuran maupun beratnya lebih kecil dari sedimen, seperti bahan organik yang
terkandung dalam air limbah. Semakin banyak bahan organik yang terurai oleh
aktivitas bakteri maka kualitas limbah domestik semakin baik (Romayanto et al,
2006). Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali nomor 16 tahun 2016 tentang baku
mutu lingkungan hidup, standar baku mutu TSS untuk baku mutu limbah
Nilai pH ditentukan oleh nilai Konsentrasi ion hidrogen dalam air, semakin
besar konsentrasi ion hydrogen dalam air semakin rendah nilai pH dan perairan
perubahan pH, dan menyukai pH yang berkisar antara 7,0-8,5. Kondisi pH sangat
mempengaruhi kondisi kimiawi unsur atau senyawa dan proses biokimia perairan,
Namun demikian, logam berat dalam kondisi ionnya dan meningkatkan tingkat
zooplankton dan peningkatan filament algae hujau, dan pada Ph 4 sebagian besar
tumbuhan hijau akan mati (Suyasa, 2015). Berdasarkan Peraturan Gubernur Bali
nomor 16 tahun 2016 tentang baku mutu lingkungan hidup, standar baku mutu pH
6-9.
15
Media biofilter yang digunakan secara umum dapat berupa bahan material
batu pecah (split), kerikil, batu marmer, batu tembikar, batu vulkanik, Arang dan
lainnya. Biasanya untuk media biofilter dari bahan ini, semakin kecil diameternya
dan bom vulkanik yang mengendap di sekitar kawah. Sisa dari letusan tersebut
(Nandini, 2012). Bentukan lahan asal vulkanik kaldera Batur tersusun atas batuan
vulkanik seperti batuan ignimbrit, basalt, breksi vulkanik dan andesit (Badan
Pengelola Gunung Api Batur, 2009). Kelompok batuan ekstrusi atau batu
vulkanik terdiri dari semua material yang dikeluarkan ke permukaan bumi baik di
daratan ataupun di bawah permukaan laut. Material ini mendingin dengan cepat,
ada yang berbentuk padat, debu atau suatu larutan yang kental dan panas yang
biasa kita sebut lava. Bentuk dan susunan kimia dari lava mempunyai ciri sendiri
Batu vulkanik merupakan jenis batuan yang berasal dari magma atau lava
silika dalam bentuk siliki dioksida (SiO2) serta mineral lainnya yang terdiri dari
16
jenis mineral seperti alumina (Al3O2), senyawa kalsium (CaO), besi (FeO dan
Batu vulkanik selain mudah di dapatkan juga memiliki luas permukaan yang
sangat tinggi sehingga sangan efektif sebagai media biofilm,dimana media biofilm
masuk tidak hanya dapat di endapkan namun dapat juga di degradasi oleh
A. Batu Rhyolite
Fe,Mg,Ca,K Sedang dengan suhu 650-800 0c setra memiliki kandungan gas yang
B. Batu Dacite
pemberi warna yang hampir sama dengan Batu Rhiolik. Kandungan Silikon
dioksida dalam Batu Dasit sebesar 69,2 % dan kandungan alumina sebesar 15,2 %
C. Batu Andesite
dikarenakan mineral pemberi warna dalam Batu Andesit yaitu mineral pemberi
warna terang dan mineral pemberi warna gelap berada pada komposisi yang
kandungan alumina dalam Batu Andesit Sebesar 16% (McBirney, 2007and Gill,
2010). Komposisi kimia batu andesit diantaranya SiO2 55-65%, Fe, Mg, Ca, K
Indonesia, 2013)
18
D. Batu Basalt
Batu Basalt merupakan jenis batuan yang berasal dari pembekuan lava.
Struktur batu basalt halus sehingga sulit mengidentifikasi secara tepat kandungan
berbagai jenis kandungan mineral yang ada terutama jenis mineral yang berukuran
sangat kecil dengan identifikasi mikroskopik (Gill, 2010). Batu Basalt secara
umum berwarna hitam ataupun abu-abu gelap sesuai dengan kandungan mineral
yang menyusun batu tersebut. Batu Basalt terutama jenis basalt tinggi alumina
Komposisi kimia batu basalt diantaranya SiO2 45-55%, Fe, Mg, Ca tinggi K dan
2013)
E. Batuan Krikil
Kerikil yang berasal dari hasil letusan gunung berapi atau lahar dingin
biasanya masih terkandung inti abu vulkanik. Abu vulkanik merupakan pozzolan
alam yang banyak mengandung silika (SiO2) dan alumina (AlO3). Penggunaan
pozzolan bertujuan agar kapur bebas (Ca(OH)2) yang tersisa dari reaksi hidrasi
semen dan air dapat bereaksi dengan kandungan kimia yang terdapat dalam
Kerikil telah digunakan dalam biofilter sejak abad ke sembilan belas untuk
berbagai penggunaan. Dapat dipakai baik untuk biofilter tercelup ataupun untuk
akuarium, akuakultur dan pengolahan air buangan rumah tangga. Kerikil bersifat
inert dan tidak pecah dengan kekuatan mekanikal yang baik, serta bahan tersebut
mempunyai sifat kebasahan yang baik. Secara umum diameter celah bebas
pada bagian luar permukaan media kerikil. Hal ini akan dapat menahan nutrient
dan menghambat difusi oksigen kedalam bagian dalam pori media (Kementrian
Arang adalah senyawa karbon armof dari bahan yang mengandung karbon
atau dari arang yang di perlukan secara khusus. Sebagai adsorben berkarbon
dengan bentuk kristal dan berpori, dengan memperluas permukaan arang pada
media filter tersebut akan bersifat absorben yang baik. (Sembring and Sinaga,
2003).
Menurut Metcalf dan Eddy (1991) Arang kayu dapat mengurangi kadar
bahan-bahan organik terlarut yang ada. Pori-pori arang kayu menyerap benda-
20
pertumbuhan lekat, medium lekat adalah tempat bakteri melekat untuk memakan
bahan-bahan organik yang melekat pada arang kayu dan bahan organik yang tidak
pertumbuhan pernah dilakukan untuk menurunkan zat warna dan deterjen dari