Anda di halaman 1dari 14

BUDIDAYA DAN MANFAAT TERUNG

DI SUSUN OLEH:
Nama : Kinanthi Agatha PW
No : 18
Kelas : 9A

SMP NEGERI 2 GODEAN


2012-2013
LEMBAR PENGESAHAN

BUDIDAYA DAN MANFAAT TERUNG

Tugas akhir mata pelajaran


Bahasa Indonesia
Tahun Ajaran 2012-2013

SMP N 2 GODEAN

Godean,2013

Dinilai dan Dibimbing


Guru mata pelajaran Bahasa Indonesia

Bekti Ismirawati,S.Pd
NIP.196207121983022003

Tugas ini diujikan pada UAS


Ujian Praktik Bahasa Indonesia
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan
berkah, rahmat dan hidayahNya, sehingga saya telah dapat menyelesaikan Karya Tulis
Sederhana yang berjudul Budidaya dan Manfaat Terung.
Karya Tulis Sederhana ini berisikan tentang cara budidaya dan manfaat dari terung.
Diharapkan Karya Tulis Sederhana ini dapat memberikan informasi kepada pembacanya tentang
cara budidaya beserta manfaat dari terung.
Bimbingan intensif dari berbagai belah pihak mulai dari pembuatan hingga tahap
akhir penulisan ini telah menuntun penulis untuk dapat menyelesaikan karya tulis sederhana ini.
Agar nantinya karya tulis sederhan ini dapat digunakan sebagai syarat untuk memperoleh nilai
UAS pada Ujian Praktik Bahasa Indonesia. Oleh karena itu saya ingin mengucapkan terimakasih
kepada:
1. Bapak Drs.Haryanto selaku kepala sekolah SMP N 2 GODEAN.
2. Ibu Bekti Ismirawati,S.Pd selaku pembimbing yang berperan besar dalam terselesaikannya
Karya Tulis Sederhana ini.
3. Semua teman-teman yang telah memberikan ide, kritik dan saran dalam penyusunan Karya
Tulis Sederhana ini
4. Semua pihak lain yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu sebagaimana yang disebutkan
diatas.
Saya menyadari bahwa Karya Tulis Sederhana ini masih jauh dari kata sempurnaan.
Dengan demikian kritik dan saran sangat saya harapkan demi perbaikan dan kesempurnaan
pembuatan karya tulis sederhana di masa mendatang sangat saya harapkan. Walaupun demikian
penulis berharap Karya Tulis Sederhana ini dapat berguna bagi penulis dan pembacanya.

Godean, Januari 2013


HALAMAN MOTTO

Kecil bahagia, muda berjasa, mati masu surga.


Ilmu adalah modal kesuksesan.
Usaha dan doa adalah hal paling utama dalam kehidupan.
Kegagalan adalah kunci kesuksesan.
Angerah terindah didapat dari kejujuran.
Cita cita tanpa usaha adalah hal yang sia-sia.
Keberhasilan itu berawal dari usaha yang disertai doa.

HALAMAN PERSEMBAHAN

Laporan karya tulis sederhana ini saya persembahkan kepada :


1. Orang tua dan keluarga besar saya
2. Guru pembimbing yang telah membantu dalam pembuatan karya tulis sederhana ini
3. Sahabat-sahabat saya yang selalu memberikan semangat dan motivasi dalam menyelesaikan
karya tulis sederhana ini
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.
LEMBAR PENGESAHAN...
HALAMAN PERSEMBAHAN
HALAMAN MOTTO..
KATA PENGANTAR..
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah..
B. Rumusan Masalah..
C. Identifikasi.
D. Tujuan Penelitian
E. Metode Penelitian..
F. Manfaat.
G. Batasan Istilah
BAB II ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Budidaya Terung
B. Manfaat Terung.
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..
B. Saran..
DAFTAR PUSTAKA..
LAMPIRAN

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Kebutuhan pangan di Indonesia memang cukup besar, salah satunya adalah buah
terung yang dikonsumsi sebagai sayur. Terung sudah cukup populer di Indonesia. Hampir semua
kalangan dari berbagai daerah di Indonesia mengkonsumsi buah ini. Dari catatan sejarah,
daerah/Negara sebagai asal tanaman terung terletak di Asia, yakni India dan Birma. Menurut
penelitian, sejak ratusan tahun lalu, terung mulanya hanya tumbuh liar. Namun kemudian setelah
diketahui rasanya enak dan bermanfaat terung kemudian dibudidayakan di daerah tersebut. Di
Afrika juga ditemukan plasma nutfah (sumber genetik) tanaman terung. Salah satunya adalah
engkol (solanum marcrocarpon). Jadi hakikatnya, tanaman terung merupakan tanaman asli
daerah tropis.

Pada abad ke V, bersamaan dengan perdagangan jenis sayuran sub tropis lain, di
daerah Cina sudah dibudidayakan tanaman terung. Kemudian tanaman ini menyebar ke kawasan
Asia lain seperti Malaysia, juga ke kawasan Afrika Timur, Afrika Tengah, Afrika Barat, Amerika
Selatan, Karibia dan spanyol. Sedangkan di Indonesia tanaman terung terpusat di Jawa dan
Sumatera. Namun kini terung sudah dibudidayakan di berbagai daearah di daerah di Indonesia,
maupun daerah-daerah lain di berbagai belahan dunia.
Daerah peneyebaran di berbagai wilayah di Indonesia, juga menyebabkan
penyebutan nama yang berbeda-beda. Tanaman terung di daerah Sunda dan Madura dikenal
dengan nama terong/cokrom. Sedangkan nama lain ialah encong atau terong (Jawa), trueng
(Aceh), tiung (Lampung), roteng(Batak), turung Ambon), bodong-bodong (Makasar),
antibu(Gorontalo) ,kaduwi (Bima/Sumabawa), tuung atau cuung(Bali), kaumenu(Timor),
fofoki(Ternatete), papao atau turium (Irian Jaya). Sedangkan di Jepang, terung dikenal dengan
nama nashubi, sedangkan dalam bahasa Inggris dikenal dengan nama eggplant atau aubergin.
Sedangkan nama ilmiahnya adalah Solamnum melongena L.

Namun ada tigal hal yang membuat budidaya terung kurang berkembang. Yakni :
1. Benihnya masih banyak diimpor dari luar nengeri yang daya kecambahnya kurang dan harganya
mahal.
2. Masih ada beberapa varietas yang kurang tahan panas.
3. Semua varietas banyak diserang hama busuk buah
Untuk mengatasinya penulis melakukan penelitian cara budidaya terung dan
pengusahaan perawatan tanaman terung sehingga menjadi produk yang berkualitas tinggi.
Sementara itu prospek pengembangan usaha tanaman terung bernilai tinggi, karena
selain mempunyai nilai gizi yang tinggi juga mempunyai nilai yang tinggi pula. Tanaman terung
juga dikenal sebagai tanaman yang banayak menghasilkan (money maker). Pengenbangan
budidaya tanaman terung tentu saja dapat mendukung upaya petani dalam memperoleh hasil
secara ekonomi yang memuaskan, pengembangan argo bisnis, peningkatan gizi masyarakat,
perluasan tenaga kerja, serta peningkatan pendapata Negara dari pembatasan impor dan memacu
pertumbuhan ekspor. Wilayah tropis di Indonesi merupakan keunggulan komperatif.

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah, dapat dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:
1. Bagaimana cara membudidayakan terung?
2. Apa saja manfaat dari buah terung.

C. Identifikasi
1. Cara membudidayakan terung..
2. Manfaat dari buah terung

D. Tujuan Penulisan
Tujuan yang hendak dicapai dalam penulisan ini adalah sebagai berikut:
1. Tujuan umum
Dikatahui cara budidaya tanaman terung serta manfaatnya.
2. Tujuan khusus
Cara mengatasi penyakit dan hama pada buah terung.

E. Metode Penelitian
1. Tenik Pengumpulan Data
Data dikumpulakn dari sumber- sumber berupa jurnal, majalah, buku, artikel ilmiah di inrternet,
komunikasi pribadi dari sumber-sumbar lain yang relevan dengan topic yang di bahas. Pada
tahap ini data, fakta dan informasi dicari dan diidentifikasi. Data diseleksi yang sesuai dengan
topic karya tulis dan dipisahkan dengan yang tidak sesuai. Data yang sesuai dengan topic karya
tulis dipisahkan berdasrakan sub-sub judul dalam keranga.
2. Teknik Pengolah Data
Data, fakta atau nformasi yang diperoleh kemudian diolah dengan cara tabulasi untuk data
kuantitatif dan untuk informasi kualitatif dianalisis dengan analisis deskriptif dalam bentuk teks.
Data yang telah diolah kemudian ditafsirkan dengan menggunakan metode analisis isi.
3. Teknik Analisis dan Sintetis
Analisis dilakukan dengan cara membandingkan intisari-intisari sumber bacaan sebagai hasil
pengolahan dan penafsiran data, fakta atau informasi. Pada taap ini, dibandingkan pula antara
data yang tersedia dengan teori-teori yang relevan. Berdasarkan perbandingan tersebut, maka
diungkapkan permasalahan-permasalahan, kelemahan-kelemahan, kelebihan-kelebihan, atau
manfaat-manfaatnya. Permasalahan yang ditemukan itu kemudian di cari alternatif
pemecahannya. Pemecahan masalah dilakukan dengan cara-cara yang telah ada. Berdasarkan
hasil perbandingan itukemudian diangkat pemecahan masalah yang merupakan kombinasi dari
cara pemecahan masalah yang telah ada. Disisni saya juga mengemukakan argumentasi untuk
mendukung alternatif pemecahan masalah yang saya ungkapakan.
4. Teknik Penarikan Simpulan
Simpulan dibuat dengan menggunakan pola pikir yang induktif , yaitu menarik simpulan dari
proposisi-proposisi yang khusus yang digeneralisasikan. Saran atau rekomendasi dibuat
berdasarkan hasil simpulan.

F. Manfaat
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan simpulan kepada:
1. Bagi Peneliti
Penelitian ini dapat menambah dan meningkatkan wawasan dan kemampuan peneliti serta
penerapan pengetahuan serta cara budidaya dan manfaat terung.
2. Bagi Peneliti lain
Hasil peneliti in dapat dijadikan sebagai bahan refrensi untuk mengadakan penelitian lebih
lanjut.
3. Ilmu Pengetahuan
Penelitian ini dapat menambah hasih penelitian khusunya penelitian tentang cara budidaya
terung dan memberikan informasi bahwa buah terung tidak hanya enak dikonsumsi tetapi juga
kaya akan manfaat.

G. Batasan Istilah
Karya tulis sederhana ini berjudul: Budidaya dan Manfaat Terung. Agar tidak menimbulkan
salah tafsir, beberapa istilah yang digunakan dalam judul ini perlu diberikan penjelasa
secukupnya.
1. Pengertian kata budidaya
Usaha yang memberikan hasil (KBBI,2002:170)
2. Pengertian kata dan
Penghubung satuan bahasa (kata, frosa, klausa dan kalimat) yang setara, yang termasuk tipe yang
sama serta memiliki fungsi yang tidak berbeda (KBBI, 2002:234)
3. Penegrtian kata manfaat
Guna ; faedah (KBBI,2002:710)
4. Pengertian kata terung
Tumbuhan yang buahnya disayur atau dimakan mentah, bentuk buahnya bervariasi bulat
panjang, bulat telur atau bulat pendek. Warna buah bervariasi putih kehijau-hijauan, hijau pucat
ungu (KBBI,2002:1186)
5. Pengertian kata Budidaya dan Manfaat Terung
Suatu bentuk usaha yang memberikan hasil dan memberikan manfaat (guna) dari tumbuhan yang
buahnya dapat disayur atau dimakan mentah dimana bentuk buahnya bervariasi dari bulat
panjang, bulat telur ataupun bulat pendek warna buah terung itu sendiri bervariasi dari putih
kehijau-hijauan, hijau putih dan ungu.
Tanaman terung termasuk tanaman buah sayur berumur pendek (semusim), yang berbentuk
semak perdu (herba). Tumbuhnya pendek dengan tinggi sekitar 50-150cm atau lebih, tergantung
jenis atau varietasnya. Dalam ilmu Botani (tumbuhan), tanaman buah terung diklasifikasikan ke
dalam:
Divisi : Spernatophyta (tanaman berbiji)
Sub divisi : Angiospermae (biji berada didalam buah)
Kelas : Dicotyledonae (biji belah atau berkeping dua)
Ordo (bangsa) : Tubiflorae
Famili (suku) : Solanacae
Genus (marga): Solanum
Spesies : Solanum mangolea L
Selain spesies Solanum Mangolea L, terung yang tergolong dalam genus Solanum memiliki
spesies lain, misalnya Solanum khasianum CLARKE, Solanum laciniatu ait, Solanulom
grandifloru dan Solanum sanitwongsei, yang berdaya guna sebagai bahan makanan dan sayuran.
Spesies-spesies tersebut dikoleksi oleh Badan Penelitian Tanaman Rempah dan Obat
(BALITRO),Bogor.(Cara dan Upaya Budidaya terung. Eriyandi Budiman.23)
BAB II
ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Budidaya terung
1. Syarat tumbuh tanaman terung
Tanaman terung tumbuh hampir di setiap jenis tanah dengan kisaran pH 5-6. Tanaman ini
memerlukan air yang cukup untuk menopang pertumbuhannya. Ketinggian tempat yang dapat
ditanami tanaman terung C.-25antara 1-1200 mdpl dengan suhu optimal 18
2. Persiapan teknis budidaya terung
Derajat keasaman tanah (pH) perlu diukur untuk menentukan jumlah pemberian kapur
pertanian pada tanah masam atau pH rendah (di bawah 6,5). Pemberian kapur pertanian
berfungsi untuk menetralkan pH tanah (pH 7) atau setidaknya mendekati netral. Pengukuran
bisa dilakukan dengan kertas lakmus, PH meter, atau cairan PH tester. Pengambilan titik sampel
bisa dilakukan dengan cara zigzag
3. Persiapan lahan
Persiapan lahan meliputi pembajakan dan penggaruan tanah, Pembuatan bedengan kasar
dengan lebar 110-120 cm, tinggi 40-70 cm dan lebar parit 50-70 cm, pemberian kapur pertanian
sebanyak 200 kg/rol mulsa PHP (Plastik Hitam Perak) untuk tanah dengan pH di bawah 6,5,
pemberian pupuk kandang yang sudah difermentasi sebanyak 20 ton/ha dan pupuk NPK 15-15-
15 sebany qak 150 kg/rol mulsa PHP, kemudian dilakukan pengadukan/pencacakan
bedengan agar pupuk yang sudah diberikan bercampur dengan tanah, persiapan selanjutnya
pemasangan mulsa PHP, pembuatan lubang tanam dengan jarak tanam ideal untuk musim
kemarau 60 cm x 60 cm sedangkan untuk musim penghujan bisa diperlebar 70 cm x 60 cm dan
kemudian dilakukan pemasangan ajir.
4. Persiapan pembibitan dan penanaman

Pada persiapan pembibitan dibutuhkan rumah atau sungkup pembibitan untuk melindungi
bibit yang masih muda. Kemudian menyediakan media semai dengan komposisi 20 liter tanah,
10 liter pupuk kandang, dan 150 g NPK halus. Media campuran dimasukkan ke dalam polibag
semai. kemudian benih disemaikan pada polibag. Untuk mempercepat perkecambahan benih p
ermukaan media ditutup dengan kain goni (bisa juga menggunakan mulsa PHP) dan
dijaga dalam keadaan lembab.
Pembukaan penutup permukaan media semai dilakukan apabila benih sudah berkecambah,
baru kemudian benih disungkup menggunakan plastik transparan. Pembukaan sungkup dimulai
pada jam 07.00 - 09.00, dan dibuka lagi jam 15.00-17.00. Umur 5 hari menjelang tanam sungkup
harus dibuka secara penuh untuk penguatan tanaman. Penyiraman jangan terlalu basah dan
dilakukan setiap pagi. Penyemprotan dengan fungisida berbahan aktif simoksanil dan insektisida
berbahan aktif imidakloprid pada umur 15 hss (hari setelah semai) dengan dosis dari dosis
terendah. Bibit yang sudah memiliki 4 helai daun sejati siap untuk pindah tanam ke lahan
5. Penyulaman

Penyulaman dilakukan sampai dengan umur tanaman 2 minggu. Tanaman yang sudah
terlalu tua apabila masih terus disulam mengakibatkan pertumbuhan tidak seragam. Dan akan
berpengaruh terhadap pengendalian hama penyakit.
6. Perempelan dan pengikatan tanaman
Perempelan tunas samping pada tanaman terong dilakukan sampai dengan pembentukan
cabang, baik pada cabang utama, cabang kedua, ketiga dan seterusnya di atas cabang utama. Jadi
di atas cabang utama, cabang yang dipelihara adalah cabang-cabang produktif, dimana cabang-
cabang produktif ini selalu diikuti dengan munculnya bunga. Perempelan tunas samping
dilakukan pada semua tunas yang keluar di ketiak daun, baik di bawah cabang utama maupun di
bawah cabang-cabang produktif. Perempelan tunas di bawah cabang utama bertujuan untuk
memacu pertumbuhan vegetatif tanaman agar tanaman tumbuh kekar, disamping itu juga
menjaga kelembaban pada saat tanaman sudah dewasa, sedangkan perempelan tunas dibawah
cabang-cabang produktif bertujuan untuk menjaga kelembaban tanaman dan mengoptimalkan
produksi.
Perempelan daun di bawah cabang utama dilakukan pada saat tajuk tanaman telah menutupi
seluruh daun bagian bawah, pada saat ini daun sudah tidak berfungsi secara optimal, justru
sangat disenangi hama dan penyakit tanaman. Perempelan pada daun juga dilakukan bagi daun
tua/terserang penyakit.
7. Sanitasi lahan dan pengairan
Sanitasi lahan pada budidaya terong meliputi : pengendalian gulma atau rumput,
pengendalian air saat musim hujan sehingga tidak muncul genangan, perempelan daun dan
pencabutan tanaman yang terserang hama penyakit.
Pengairan diberikan secara terukur, dengan penggenangan atau pengeleban seminggu sekali
jika tidak turun hujan. Penggenangan jangan terlalu tinggi, batas penggenangan hanya 1/3 dari
tinggi bedengan.
8. Pemupukan susulan
Pupuk yang digunakan pada pemupukan susulan meliputi pupuk akar dan pupuk daun.
Pupuk akar diberikan dengan cara pengocoran yaitu saat tanaman berumur 15 hst dan 30 hst
berikan 3kg NPK 15-15-15 kemudian larutkan dalam 200lt air, larutan ini dapat digunakan untuk
1000 tanaman dan masing-masing tanaman diberikan 200ml. Pada umur 45 hst dosisnya 4kg
NPK 15-15-15 dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan masing-masing tanaman
diberikan 200ml. Sedangkan pada umur 60 hst dan 75 hst, dosisnya 5kg NPK 15-15-15
dilarutkan dalam 200lt air, untuk 1000 tanaman dan tiap tanaman 200ml.
Pupuk daun dengan kandungan Nitrogen tinggi diberikan pada umur 14 hst dan 21 hst.
Sedangkan kandungan Phospat, Kalium dan mikro tinggi diberikan umur 30 hst dan 60 hst.

9. Penyakit pada tanaman terung


a. Rebah Semai
Rebah semai biasa menyerang tanaman terong pada fase pembibitan. Cara
pengendaliannya dengan penyemprotan fungisida sistemik berbahan aktif propamokarb
hidroklorida, simoksanil, kasugamisin, asam fosfit, atau dimetomorf dengan dosis dari dosis
terendah yang tertera pada kemasan.

b. Layu bakteri
Penyakit ini sering menggagalkan tanaman, Serangannya disebabkan oleh bakteri. Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan
tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi
menggunakan bakterisida dari golongan antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin
sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau oksitetrasiklin dengan dosis sesuai pada kemasan.
c. Layu fusarium
Gejala yang ditimbulkan oleh layu fusarium hampir sama dengan layu bakteri, yang
membedakan hanyalah penyebabnya. Layu fusarium disebabkan oleh serangan jamur. Upaya
pengendalian yang dapat dilakukan antara lain dengan meningkatkan pH tanah, memusnahkan
tanaman yang terserang, melakukan penggiliran tanaman serta penyemprotan secara kimiawi
menggunakan fungisida berbahan aktif benomil, metalaksil atau propamokarb hidroklorida
dengan dosis sesuai pada kemasan.

d. Busuk Phytoptora
Busuk phytopthora menyerang semua bagian tanaman. Batang yang terserang ditandai
dengan bercak coklat kehitaman dan kebasah-basahan. Serangan serius menyebabkan tanaman
layu. Daun terong yang terserang seperti tersiram air panas. Sedangan serangan pada buah
ditandai dengan bercak kebasah-basahan yang menjadi coklat kehitaman dan lunak.
Pengendalian secara kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa
digunakan adalah metalaksil, propamokarb hidroklorida, simoksanil, atau dimetomorf dan
fungisida kontak berbahan aktif tembaga, mankozeb, propineb, ziram, atau tiram.

e. Bercak daun
Penyakit ini disebabkan oleh serangan bakteri, berkembang pesat terutama pada musim
hujan. Serangan ditandai dengan adanya bercak putih dan bersudut karena dibatasi tulang daun.
Kemudian bercak berubah menjadi cokelat kelabu serta bagian bawah daun mengeluarkan
cairan, akhirnya daun mengering. Pengendaliannya menggunakan bakterisida dari golongan
antibiotik dengan bahan aktif kasugamisin, streptomisin sulfat, asam oksolinik, validamisin, atau
oksitetrasiklin, atau dari golongan anorganik seperti tembaga. Dosis sesuai pada kemasan.

f. Antraknosa
Antraknosa sering juga diistilahkan dengan nama patek. Penyakit ini menyerang semua
bagian tanaman yang ditandai dengan adanya bercak agak bulat berwarna cokelat muda, lalu
berubah menjadi cokelat tua sampai kehitaman. Semakin lama bercak melebar dan menyatu
akhirnya daun mengering. Gejala lain adalah bercak bulat memanjang berwarna kuning atau
cokelat. Buah yang terserang akan nampak bercak agak bulat dan berlekuk berwarna cokelat tua,
disini cendawan akan membentuk massa spora berwarna merah jambu. Pengendalian secara
kimiawi menggunakan fungisida sistemik, contoh bahan aktif yang bisa digunakan adalah
benomil, metil tiofanat, karbendazim, difenokonazol, atau tebukonazol, dan fungisida kontak
berbahan aktif klorotalonil, azoksistrobin, atau mankozeb.

10. Hama pada tanaman terung


a. Ulat tanah
Hama jenis ini menyerang tanaman pada malam hari, sedangkan pada siang harinya
bersembunyi di dalam tanah atau di balik mulsa PHP. Ulat tanah menyerang batang tanaman
yang masih muda dengan cara memotongnya, sehingga sering dinamakan juga ulat pemotong.
Cara pengendaliannya adalah dengan pemberian insektisida berbahan aktif karbofuran sebanyak
1gram pada lubang tanam
b. Ulat grayak
Ulat grayak menyerang daun tanaman bersama-sama dalam jumlah yang sangat banyak,
ulat ini biasanya menyerang di malam hari. Pengendalian yang dapat dilakukan adalah dengan
penyemprotan insektisida berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos,
metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada
kemasan.

c. Ulat buah
Ulat menyerang terong dengan cara mengebor buah sambil memakannya. Buah yang
terserang akhirnya berlubang. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida berbahan
aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau
dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

d. Kutu daun
Kutu daun mengisap cairan tanaman terutama pada daun yang masih muda, kotoran dari
kutu ini berasa manis sehingga menggundang semut. Daun yang terserang mengalami klorosis
(kuning), menggulung dan mengeriting, akhirnya tanaman menjadi kerdil. Pengendaliannya
dengan penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin, imidakloprid, tiametoksam,
asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai petunjuk yang
tertera pada kemasan.

e. Kutu kebul
Hama ini berwarna putih, bersayap dan tubuhnya diselimuti serbuk putih seperti lilin.
Kutu kebul menyerang dan menghisap cairan sel daun sehingga sel-sel dan jaringan daun rusak.
Pengendalian hama ini dengan cara penyemprotan insektisida berbahan aktif abamektin,
imidakloprid, asetamiprid, klorfenapir, sipermetrin, atau lamdasihalotrin dengan dosis sesuai
petunjuk yang tertera pada kemasan.

f. Kumbang kuning
Tanaman terong menjadi inang dari kumbang ini, kumbang berwarna kuning dengan
seluruh tubuh diselimuti seperti duri. Pengendaliannya dengan cara penyemprotan insektisida
berbahan aktif sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida,
atau dimehipo dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan

g. Lalat buah
Lalat buah menyerang buah terong dengan cara menyuntikkan telurnya ke dalam buah,
kemudian telur berubah menjadi larva, telur-telur inilah yang akhirnya menggerogoti buah terong
sehingga buah menjadi busuk. Pengendalian lalat buah dapat menggunakan perangkap lalat
(sexpheromone), caranya : metil eugenol dimasukkan pada botol aqua yang diikatkan pada
bambu dengan posisi horisontal, atau dapat pula menggunakan buah-buahan yang aromanya
disukai lalat (misal nangka, timun) kemudian dicampur insektisida berbahan aktif metomil.
Selain itu juga dapat dilakukan penyemprotan menggunakan insektisida berbahan aktif
sipermetrin, deltametrin, profenofos, klorpirifos, metomil, kartophidroklorida, atau dimehipo
dengan dosis sesuai petunjuk yang tertera pada kemasan.

B. Manfaat terung
1. Sumber vitamin
Terong mengandung Vit B, termasuk Vit B1, B3 dan B6 yang membantu tubuh anda
mengubah karbohidrat menjadi energi yang dapat membantu menghancurkan lemak dan protein.

2. Mengurangi resiko serangan jantung


Serat yang terkandung dalam terung mampu mengurangi resiko terserang penyakit jantung.
Selain itu, kandungan beta karoten dan antioksidan juga merupakan kandungan yang mampu
mencegah serangan jantung secara tiba-tiba.

3.Mencegah Aterosklerosis
Menurut salah satu ilmuan yang melakukan percobaan pada kelinci, bahwa kelinci yang
diberi terung secara terus menerus terbukti dapat menurunkan lemak pada pembuluh arteri
mereka sehingga dapat terhindar dari resiko Aterosklerosis.

4.Menurunkan Hipertensi
Terung memiliki kadar atu jumlah kalium yang cukup tinggi yaitu sekitar
217mg/100gram.kandungan kalium yang cukup tinggi ini efektif mencegah hipertensi.

5.Penurun Kolesterol
Terung membantu membatasi kandungan lemak dan kolesterol pada tubuh serta menjaga
gula darah agar tetap normal.

6.Mencegah Diabetes
Ekstra terung dapat menghambat enzim yang dapat menyebabkan diabetes tipe 2 dengan
mengontrol penyerapan glukosa da menurunkan tekanan darah yang dapat menyebabkan
Diabetes.
BAB IV
PENUTUP KESIMPULAN
Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian tentang budidaya dan manfaat terung dapat diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut:
1. Tanaman terung dapat tumbuh disetiap jenis tanah dengan ketinggian tempat 1-1200mbpl
dengan suhu optimal C-2518 dan derajat keasaman (Ph) 5-6.
2. Lahan yang akan ditanami perlu dipersiapkan dengan pembajakan dan pengairan dan
penggaruan serta pembuatan bedengan kasar dan pemberian kapur pertanian untuk penyesuaian
Ph tanah. Selajutnya pemasangan mulsa PHP dan pembuatan lubang tanaman.
3. Persiapan pembibitan membutuhkan media semai yang dimasukkan dalam polibag untuk
mempecepat perkecambahan benih, permukaan benih ditutup dengan mulsa PHP. Setelah
berkecamabah, benih disungkup menggunakan plastic transparan. Benih perlu disemprot dengan
fungisida berbahan aktiv inidakloprid pada umur 15 hss.bibit yang sudah memiliki 4 daun siap
dipindah kelahan.
4. Penyulaman dilakukan samapai dengan umur tanaman 2 minggu. Perempelan unas dilakukan
sampai dengan pembentukan cabang. Cabang yang dipelihara adalah cabang produktif.
5. Sanitasi lahan meliputi pengendalian rumput dan air. Pengairan dilakukan seminggu sekali.
Pemupukan meliputi pupuk akar dan pupuk daun.pupuk akar dilakukan pada umur 15,30,45,60
dan 75 hst. Pupuk daun dengan kandungan nitrogen tinggi diberikan pada umur 14 dan 21 hst.
Sedangakan kandungan phospat, kalium dan mikro tinggi diberikan pada umur 30 dan 60 hst.
6. Penyakit pada tanaman terung meliputi rebah semai, layu bakteri, layu fosarium, busuk
phyptotora, bercak daun dan antraknosa. Hama pada tanaman terung antara lain ulat tanah, ulat
grayak, ulat buah, kutu daun, kutu kebul, kembang kuning dan lalat buah.
7. Buah terung bermanfaat sebagai sumber vitamin, mengurangi resiko seranagn jantung,
mencegah aterosklerosis, menurunkan hipertensi, penurun kolesterol dan mencegah diabetes

Saran
Berdasarkan penelitian budidaya dan manfaat terung yang telah dilakukan, maka penulis
menyarankan :
1. Perlu dilakukan penelitian tentang cara lain budidaya terung.
2. Perlu dilakukan penelitian tentang cara dan proses pemanfaatan terung.
3. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut mengenai pengobatan-pengobatan penyakit lain dengan
menggunakan terung.
4. Dapat menjadi masukan pada masyarakat tentang budidaya dan manfaat terung.

Anda mungkin juga menyukai