Makalah Evaluasi Granul
Makalah Evaluasi Granul
DEFINISI
Granul merupakan gumpalan partikel-partikel yang lebih kecil umumnya berbentuk
tidak merata dan seperti partikel tunggal yang lebih besar. Granulasi adalah proses
pembesaran ukuran partikel individual atau campuran serbuk untuk menghasilkan campuran
obat dan eksipien dalam bentuk granul yang lebih besar dan lebih kuat daripada ukuran awal,
sedangkan partikel awal masih dapat diidentifikasi.
B. TUJUAN GRANULASI
Tujuan suatu sediaan yang diolah menjadi granul antara lain :
1. Untuk meningkatkan bobot jenis bulk secara keseluruhan.
2. Untuk mendapatkan campuran yang mempunyai sifat alir yang baik (free flowing).
3. Mengurangi debu dari serbuk halus yang digunakan.
4. Mencegah terjadinya segresi /pemisahan akibat perbedaan bobot jenis, kemampuan dikempa.
5. Untuk meningkatkan dan mengontrol kecepatan disolusi (wettability).
C. METODE GRANULASI
Metode-metode granulasi terdiri dari :
1. Granulasi Basah
Metode ini paling banyak digunakan dalam produksi tablet, walaupun melalui proses
yang panjang. Granul dibentuk dengan jalan mengikat serbuk dengan suatu pengikat yang
tergantung kelarutan dan komponen campuran. Untuk menentukan titik akhir adalah dengan
menekan massa pada telapak tangan, bila remuk dengan tekanan sedang maka diteruskan
pengayakan basah untuk mengubah massa lembab menjadi kasar. Dalam hal ini digunakan
pengayak yang berlubang besar agar granul lebih berkonsolidasi, meningkatkan banyaknya
tempat kontak partikel, dan meningkatkan luas permukaan sehingga memudahkan
pengeringan.
Proses pengeringan dimaksudkan untuk menghilangkan pelarut dan megurangi
kelembaban sampai pada tingkat yang optimum. Yang memegang peranan penting adalah
ikatan antara partikel. Setelah pengeringan granul diayak kembali. Keuntungan granulasi
basah :
a. Meningkatkan kohesifitas dan kompaktibilitas serbuk sehingga diharapkan tablet yang dibuat
dengan mengempa sejumlah granul pada tekanan kompresi tertentu akan menghasilkan
bentuk tablet yang bagus, keras dan tidak rapuh.
b. Zat aktif yang kompaktibilitasnya rendah dalam dosis yang tinggi dibuat dengan metode
granulasi basah, karena jika digunakan metode cetak langsung memerlukan banyak eksipien
(bahan tambahan) sehingga berat tablet terlalu besar.
c. Zat aktif yang larut dalam dosis kecil, maka distribusi dan keseragaman zat aktif akan lebih
baik kalau dicampurkan dengan larutan bahan pengikat.
Kerugian dari metode ini adalah perlu waktu dan biaya yang cukup besar termasuk para
pekerja, perolahan, energi dan ruangan. Pada saat granulasi terjadi perubahan patikel bahan
baku menjadi granul dengan ukuran lebih besar dan lebih seragam sehingga fluiditas (sistem
alir) dan kompresibilitas (ukuran perubahan volume) serbuk lebih baik.
2. Granulasi Kering
Granulasi kering, juga dinyatakan sebagai briketasi atau kompaktasi, yang sering
digunakan dalam industri. Cara ini membutuhkan lebih sedikit waktu dan lebih ekonomis
daripada pembutiran lembab. Cara ini sangat tepat untuk tabletasi zat-zat peka suhu atau
bahan obat yang tidak stabil dengan adanya air.
Pada metode granulasi kering, granul dibentuk oleh pelembaban bahan pengikat kedalam
campuran serbuk obat tetapi dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya besar dari
campuran serbuk, dan setelah itu memecahkannya dan menjadikan pecahan-pecahan kedalam
granul yang lebih kecil. Dengan metode ini, baik bahan aktif maupun pengisi harus memiliki
sifat kohesif supaya massa yang jumlahnya besar dapat dibentuk. Metode ini khususnya
untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah, karena
kepekaanya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan temperatur yang
dinaikkan. Tablet hasil dari metode granulasi kering ini lebih rapuh dibandingkan tablet yang
didapatkan dari proses granulasi basah, tetapi cara ini memiliki beberapa keuntungan antara
lain :
a. Peralatan dan ruang yang digunakanlenih sedikit serta waktu prosesing lebih singkat
dibandingkan cara granulasi basah.
b. Bahan aktif yang sensitif terhadap panas dapat dilakukan dengan cara ini karena tidak ada
proses pengeringan.
c. Waktu hancur tablet umunya lebih cepat karena daya hancur dari amilum tidak dikurangi
oleh bahan pengikat yang ada pada granulasi basah.
d. Proses ini dapat digunakan untuk menghasilkan tablet buih, dimana senyawa asam dan basa
dapat bereaksi dengan sempurna bila dimasukkan kedalam air.
E. PENGARUH GRANULASI
Beberapa pengaruh dari proses granulasi antara lain :
1. Keseragaman bobot dalam pembuatan tablet yang disebabkan oleh aliran granul yang kurang
baik.
2. Memberikan kelarutan pada massa table apabila menggranulasi dengan air pada zat aktif
yang larut air.
3. Kelengketan pada cetakan tablet saat dilakukan pencetakan, sehingga pada granulasi yang
kasar harus banyak dikurangi.
4. Granul yang terlalu halus dan kering akan menyebabkan tablet yang mudah hancur dan
terbelah.
F. EFEKTIVITAS
Efektivitas dan hasil dari suatu granulasi tergantung pada :
1. Jumlah bahan pelicin dan pengikat yang digunakan.
2. Tipe bahan pelican dan pengikat yang digunakan.
3. Besarnya ukuran obat dan eksipien.
4. Efektivitas dan lamanya proses pengadukan.
5. Kecepatan pengeringannya.