Anda di halaman 1dari 4

Mabadi Khaira Ummah; Prinsip-prinsip Dasar

Pembentukkan Umat Terbaik


Posted by gunawank pada April 6, 2011

https://gunawank.wordpress.com/2011/04/06/mabadi-khaira-ummah-prinsip-
prinsip-dasar-pembentukkan-umat-terbaik/#more-1672

7 Votes

Taqwa sebagai suatu derajat yang tertinggi di sisi Allah


SWT, harus menjadi identitas yang tercermin pada sikap dan tingkah laku umat
Islam dalam segala sendi kehidupannya. Oleh karena itu perlu dipilih beberapa
prinsip yang dapat dijadikan dasar bagi proses awal pembentukan identitas dan
menjadi landasan untuk pembinaan lebih lanjut menuju terciptanya umat yang
terbaik (khaira ummah), suatu umat atau masyarakat yang mampu melaksanakan
tugas amar maruf nahi munkar. Sebagaimana Firman Allah dalam Al-Quran:

Jadilah kamu sekalian sebaik-baik umat yang dikeluarkan untuk manusia, yang
mengajak kepada kebaikan dan mencegah kemunkaran serta beriman kepada
Allah. (QS. Ali Imran: 110).

Mabadi khaira ummah (Prinsip-prinsip dasar pembentukan umat terbaik),


merupakan suatu gerakan penanaman nilai-nilai yang dapat dijadikan prinsip-
prinsip dasar dalam pembentukan identitas dan karakter umat terbaik yang
mengandung lima sikap dasar, yaitu : As-Shidqu, Al-Amanah wal Wafa bil Ahdi,
Al-Adalah, At-Taawun dan Al-Istiqamah, sehingga disebut juga sebagai Al-
Mabadiul Khamsah (Lima Prinsip Dasar).
Pertama, As-Shidqu yang berarti kejujuran, kebenaran, kesungguhan dan
keterbukaan.

Setiap muslim hendaklah memiliki sifat dan sikap jujur, yakni adanya kesatuan
antara ucapan dan perbuatannya, apa yang dilahirkan senantiasa sama dengan apa
yang ada di dalam batinnya. Dengan kata lain, tidak boleh bagi setiap muslim
bertindak dan berbuat sesuatu yang tidak sesuai dengan apa yang diucapkannya.
Firman Allah SWT:

Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah kamu
bersama orang-orang yang benar. (QS. At-Taubah: 119)

Mereka itulah orang yang bersungguh-sungguh dan mereka itulah orang-orang


yang bertakwa (QS. Al-Baqarah: 177).

Amat besar kebencian di sisi Allah bahwa kamu mengatakan apa-apa yang
tiada kamu kerjakan (QS. As-Shaf: 3)

Kedua, Al-Amanah wal wafa bil ahdi.

Kedua istilah tersebut mengandung pengertian yang sama yaitu dapat dipercaya,
setia dan menepati janji. Namun amanah memiliki pengertian yang lebih umum
meliputi semua beban yang harus dilaksanakan, baik ada perjanjian maupun tidak,
sedangkan al-wafa bil ahdi hanya berkaitan dengan sesuatu yang di dalamnya
terdapat perjanjian. Firman Allah SWT:

Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian untuk menyampaikan


amanat kepada yang berhak menerimanya. (QS. An-Nisa: 58).

Hai orang-orang yang beriman, tepatilah perjanjian-perjanjian itu. (QS. Al-


Maidah: 1).

Sifat ketiga, Al-Adalah yaitu bersikap adil serta memberikan hak dan
kewajiban secara proporsional. Bersikap adil dalam menempatkan sesuatu pada
tempatnya, berpihak kepada kebenaran, menyalahkan yang salah dan
membenarkan yang benar. Bersikap adil dituntut dari semua pihak terlebih-lebih
dari penguasa, hakim, pimpinan, kepala keluarga dan orang alim dalam berfatwa.
Firman allah SWT:

Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian untuk berbuat adil dan


kebaikan. (QS. An-Nahl: 90).

Keempat, At-Taawun yakni tolong menolong.

Juga mengandung pengertian adanya timbal balik dari masing-masing pihak untuk
memberi dan menerima. At-taawun merupakan sendi utama dalam tata kehidupan
bermasyarakat, karena sebagai makhluk sosial manusia tidak dapat hidup sendiri
tanpa bantuan pihak lain. Oleh karena itu, dengan sifat taawun dapat mendorong
setiap orang untuk berusaha dan bersikaf kreatif agar dapat memiliki sesuatu yang
dapat dikembangkan dan diberikan kepada orang lain.

Dan tolong menolonglah kamu dalam kebaikan dan takwa, dan janganlah kamu
tolong menolong dalam berbuat dosa dan permusuhan. (QS. Al-Maidah: 2).

Sifat kelima, al-istiqamah yang mengandung arti konsisten, ajeg,


kesinambungan dan keberlanjutan.

Keajegan berarti tetap dan tidak bergeser dari jalur sesuai dengan yang ditentukan
oleh Allah SWT dan Rasul-Nya serta tuntunan yang diberikan oleh as-Salafus
Shalih. Sedangkan kesinambungan artinya keterkaitan antara satu kegiatan dengan
kegiatan yang lain, serta antara periode satu dengan periode yang lain, sehingga
semuanya merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan dan saling menopang.
Adapun keberlanjutan adalah proses pelaksanaan secara terus menerus dan tidak
mengalami kemandegan. Firman Allah SWT:

Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan: Tuhan kami ialah Allah


kemudian mereka meneguhkan pendirian mereka, maka malaikat akan turun
kepada mereka (dengan mengatakan): Janganlah kamu merasa takut dan
janganlah kamu merasa sedih; dan bergembiralah kamu dengan (memperoleh)
surga yang telah dijanjikan Allah kepadamu. (QS. Al-Fushilat: 30).

Itulah lima sifat dan sikap yang harus dimiliki dan diamalkan oleh setiap muslim
dalam setiap prilaku kehidupan sehari-hari, agar menjadi umat yang terbaik
sebagaimana telah Allah janjikan di dalam Al-Quran yang diwahyukan kepada
junjungan kita Nabi Muhammad Saw dan sebagaimana tercermin dalam akhlak
beliau.

Wallaahu alam

Anda mungkin juga menyukai