Anda di halaman 1dari 3

BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESIS PENELITIAN

3.1 Kerangka Konseptua

High-Fructose Diet Aktivitas treadmill

Tikus (Rattus norvegicus)


Kebutuhan energi
Trigliserida
Jaringan Adiposa
Trigliserida
LDL
Makrofag
Ekspresi
Ox-LDLTNF-
Sel busa
Plak
fibrosus cap
Aterosklerosis
Histopatologi Arteri
Keterangan: : Variabel Terikat
Coronaria
: Variabel Bebas
: Efek Induksi HFD
: Efek Treadmill
: Mempengaruhi

: Efek treadmill yang mengakibatkan


terjadinya hambatan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep Penelitian

Fruktosa yang dikonsumsi akan dimetabolisme oleh enzim fruktokinase

menjadi fruktosa-1fosfat yang selanjutnya fruktosa-1fosfat diubah lagi menjadi

dihidroksiaseton fosfat dan gliseraldehid-3fosfat yang merupakan bahan untuk

pembentukan gliserol-3fosfat dan asetil-KoA. Asetil-KoA akan diubah menjadi

asil-KoA. Lipogenesis terjadi dengan stimulasi fruktosa yang menyediakan atom

karbon gliserol-3fosfat dan asil-KoA membentuk trigliserida. Peningkatan kadar

trigliserida merupakan manifestasi dari berlebihnya penyimpanan lemak di dalam

17
18

tubuh, dimana lemak disimpan dalam bentuk trigliserida. Kelebihan jumlah lemak

akan mengakibatkan terjadinya obesitas.

Kondisi obesitas memicu tingginya kadar LDL (Low Density

Lipoprotein) dalam darah. Hal ini dipengaruhi oleh tingginya kadar trigliserida

yang mengakibatkan meningkatnya pembentukan VLDL (Very Low Density

Lipoprotein). VLDL dan IDL (Intermediate Low Density Lipoprotein) akan

membentuk LDL. LDL memicu produksi radikal bebas, dan radikal bebas

memediasi oksidasi LDL menjadi Ox-LDL. Ox-LDL merangsang diekspresikanya

molekul adhesi seperti ICAM-1, VCAM-1 oleh sel endotel. LDL disertai dengan

sel darah putih seperti leukosit dan monosit yang ada di aliran darah menempel

pada endotel. Sel darah putih bersama LDL yang teroksidasi menembus dinding

pembuluh darah melalui lapisan sel endotel masuk ke lapisan intima. Monosit

yang menjadi makrofag memfagosit Ox-LDL dan berakumulasi membentuk sel

busa (foam cell). Makrofag mengekspresikan Tumor Necrosis Factor Alpha

(TNF-). Sel busa akan terus membesar dan menekan ke arah luar dan ke arah

dalam, serta merangsang proliferasi dan migrasi sel otot polos dari tunika media

ke tunika intima. Dengan demikian dinding pembuluh darah menjadi tebal dan

menonjol ke dalam lumen yang disebut plak. Proses inflamasi mengakibatkan

plak terus membesar dan terbentuk fibrous cap dan terbentuk aterosklerosis.

Apabila plak arterosklerosis mengalami rupture dapat menyumbat arteri

coronaria yang berakibat pada penyakit jantung koroner. Sehingga apabila

diamati secara histopatologi dari arteri coronaria akan terlihat adanya sel busa

(foam cell) atau plak arterosklerosis dan apabila diamati dari preparat
19

imunohistokimia akan terlihat adanya ekspresi Tumor Necrosis Factor Alpha

(TNF-).

Adanya aktivitas fisik seperti treadmill akan meningkatkan kebutuhan

energi dalam tubuh yang selanjutnya akan dipenuhi dari proses metabolisme dari

simpanan tubuh salah satunya lemak. Proses pemecahan simpanan lemak dari

bentuk trigliserida melalui proses lipolisis. Trigliserida dikonversi menjadi asam

lemak dan gliserol. Gliserol diubah menjadi glukosa atau asam piruvat sedangkan

asam lemak dipecah melalui proses -oksidasi untuk menghasilkan ATP. Hal ini

menyebabkan VLDL berkurang dan LDL menjadi rendah, sehingga proses

inflamasi dan pembentukan plak pada dinding pembuluh darah tidak terjadi lagi,

dengan demikian peningkatan ekspresi TNF- tidak terjadi.

3.2 Hipotesis Penelitian

Berdasarkan kerangka konsep yang telah ada, maka hipotesis yang dapat

diajukan adalah sebagai berikut : Aktivitas fisik menggunakan treadmill pada

tikus (Rattus norvegicus) model induksi HFD (High-Fructose Diet) dapat

menurunkan ekspresi TNF- dan memperbaiki gambaran histopatologi arteri

coronaria.

Anda mungkin juga menyukai