Anda di halaman 1dari 41

Kerajaan Saba, Ratu Bilqis (Queen Sheba) dan Sejarahnya

Reruntuhan komplek Istana Ratu Saba/Bilqis. Foto: archaeophysics.com


Kerajaan Saba dan Ratu Sheba (Ratu Bilqis) adalah kisah yang satu sama lainnya tak dapat
dipisahkan. Ratu Bilqis- seorang wanita eksotis dan misterius kekuasaan - diabadikan dalam
karya-karya besar agama dunia, di antaranya Alkitab Ibrani dan Muslim Alquran. Dia juga
muncul dalam lukisan Turki dan Persia, dalam risalah Kabbalistik, dan dalam karya-karya
mistik abad pertengahan Kristen, di mana ia dipandang sebagai perwujudan Kebijaksanaan
Ilahi dan peramal dari kultus Salib Suci.

Di Afrika dan Saudi Arabia, kisahnya masih hadir sampai hari ini dan, memang, kisahnya
telah diceritakan di banyak negeri selama hampir 3.000 tahun.

Baca juga: Kerajaan Saba dan Himyar, Bukan Bangsa Arab?

Hollywood, juga telah merilis versi sendiri epik kisah Solomon dan Sheba dari tahun 1959.
Sumber dan sejarah legenda sulit dipahami. Tidak ada pahlawan populer lainnya yang begitu
terkenal tapi sekaligus begitu membingungkan. Mencoba untuk memastikan siapa Ratu
Bilqis, dimana kerajaan Saba dan pertanyaan lainnya segera muncul datang bertubi-tubi.
Mengapa, jika begitu sedikit yang diketahui tentang Saba dan Bilqis, sosoknya telah
mewujud menjadi tokoh penting? Kisah Sulaiman dan Ratu Sheba bahkan diikuti mitos
sekaligus semangat pendirian negara modern Israel dan Ethiopia.

Legenda Yahudi
Di antara semua kisah yang terkenal di dunia, seperti kisah yang ada di Celtic, Yunani dan
India, orang-orang Yahudi telah meninggalkan salah satu warisan terbesar. Kisah Alkitab
ditulis pada akhir Zaman Besi hingga periode Persia dan Yunani (600-200 SM). Mereka telah
terbukti luar biasa ulet dan abadi serta dampaknya yang luar biasa terhadap sejarah peradaban
dunia. Terutama karena pentingnya mereka untuk tiga agama monoteistik. Adanya kisah
pertama tentang Ratu Sheba (Ratu Bilqis) ketika melakukan kunjungan ke Raja Salomo
(Sulaiman AS) adalah narasi singkat dalam Perjanjian Lama. Berikut tentang kisah
kunjungan Ratu Sheba:

10:1 Ketika ratu negeri Sheba mendengar kabar tentang Salomo, berhubung dengan nama
TUHAN, maka datanglah ia hendak mengujinya dengan teka-teki. 10:2 Ia datang ke
Yerusalem dengan pasukan pengiring yang sangat besar, dengan unta-unta yang membawa
rempah-rempah, sangat banyak emas dan batu permata yang mahal-mahal. Setelah ia sampai
kepada Salomo, dikatakannyalah segala yang ada dalam hatinya kepadanya. 10:3 Dan
Salomo menjawab segala pertanyaan ratu itu; bagi raja tidak ada yang tersembunyi, yang
tidak dapat dijawabnya untuk ratu itu. 10:4 Ketika ratu negeri Syeba melihat segala hikmat
Salomo dan rumah yang telah didirikannya, 10:5 makanan di mejanya, cara duduk
pegawai-pegawainya, cara pelayan-pelayannya melayani dan berpakaian, minumannya dan
korban bakaran yang biasa dipersembahkannya di rumah TUHAN, maka tercenganglah ratu
itu. 10:6 Dan ia berkata kepada raja: "Benar juga kabar yang kudengar di negeriku tentang
engkau dan tentang hikmatmu, 10:7 tetapi aku tidak percaya perkataan-perkataan itu
sampai aku datang dan melihatnya dengan mataku sendiri; sungguh setengahnyapun belum
diberitahukan kepadaku; dalam hal hikmat dan kemakmuran, u engkau melebihi kabar yang
kudengar. 10:8 Berbahagialah para isterimu, berbahagialah para pegawaimu ini yang selalu
melayani engkau dan menyaksikan hikmatmu! 10:9 Terpujilah TUHAN, Allahmu, yang
telah berkenan kepadamu sedemikian, hingga Ia mendudukkan engkau di atas takhta kerajaan
Israel! Karena TUHAN mengasihi orang Israel untuk selama-lamanya, maka Ia telah
mengangkat engkau menjadi raja untuk melakukan keadilan y dan kebenaran." 10:10 Lalu
diberikannyalah kepada raja seratus dua puluh talenta emas, dan sangat banyak rempah-
rempah dan batu permata yang mahal-mahal; tidak pernah datang lagi begitu banyak rempah-
rempah seperti yang diberikan ratu negeri Sheba kepada raja Salomo itu. 10:11 Lagipula
kapal-kapal Hiram, yang mengangkut emas dari Ofir, membawa dari Ofir sangat banyak kayu
cendana dan batu permata yang mahal-mahal. 10:12 Raja mengerjakan kayu cendana itu
menjadi langkan untuk rumah TUHAN dan untuk istana raja, dan juga menjadi kecapi dan
gambus untuk para penyanyi; kayu cendana seperti itu tidak datang dan tidak kelihatan lagi
sampai hari ini. 10:13 Raja Salomo memberikan kepada ratu negeri Sheba segala yang
dikehendakinya dan yang dimintanya, selain apa yang telah diberikannya kepadanya
sebagaimana layak bagi raja Salomo. Lalu ratu itu berangkat pulang ke negerinya bersama-
sama dengan pegawai-pegawainya.(I Raja-raja 10: 1-13)

Lukisan Ratu Sheba/Bilqis dan Sulaiman. Foto: wikipedia.org


Ini adalah kisah yang sejauh ini telah terbukti tidak mungkin untukdiverifikasi. Tapi kisah
dalam Alkitab itu memberikan kita cukup petunjuk dan sangat menggoda menelusurinya
meskipun banyak dilingkupi misteri. Informasi mengenai 'batu mulia', 'bumbu' dan 'dupa'
bahwa ratu dibawa sebagai hadiah dari tanah airnya. Negeri Saba harus menunjukkan negara
yang kaya permata dan pohon kemenyan. Hanya beberapa negara dapat membanggakan
atribut ini - negara seperti Somalia dan Ethiopia di Tanduk Afrika, dan Oman dan Yaman di
Semenanjung Arab selatan. Jadi bisa tanah Sheba telah menjadi salah satu dari mereka? Dan
bagaimana dengan nama sendiri? Apa buktinya untuk negeri yang disebut Saba?

Menelusuri Petunjuk
Sebenarnya ada beberapa orang yang disebut kaum Saba dalam Alkitab, satu adalah
keturunan anak Nuh Sem, dan lain anaknya Ham. Tetapi juga disebut-sebaut bahwa Saba
hanya sebagai nama tempat. Kitab Yehezkiel (27 v.22-24) mengatakan bahwa pedagang
perdagangan dengan Tirus datang dari Saba dan Raema, dan mereka membawa rempah-
rempah, batu mulia dan emas - barang yang sama persis yang Ratu Sheba/Bilqis bawa
bersamanya saat ia datang mengunjungi Salomo/Sulaiman di Yerusalem.

Baca juga: Penemuan Arkeologi Arab Saudi Pra-Islam: Madain Saleh

Tuhan memberikan kemampuan luar biasa pada Sulaiman untuk berkomunikasi dengan
burung Hud hud dan satu hari melihat bahwa Hud hud hilang. Ketika burung Hud hud
kembali, dia menjelaskan bahwa dia telah bepergian ke negeri asing, yang dikenal sebagai
Saba, yang diperintah oleh seorang ratu yang sangat kaya dan duduk di singgasana emas dan
perak. Sulaiman kemudian mengundang ratu untuk mengunjunginya. Setibanya ia masuk
istana, Sebelumnya Sulaiman telah telah membuat dinding dan lantai bangunan yang terbuat
dari kaca, dan seperti ada air mengalir di lantai. Ratu Saba/Bilqis mengangkat roknya untuk
berjalan di atas air dan tersingkaplah kakinya, yang ditutupi dengan rambut, seperti kambing.

Legenda Etiopia
Dari semua cerita tentang Ratu Saba, orang-orang Ethiopia dan Tanduk Afrika adalah
yang mempertahankan paling kisah ini. Kisah-kisah yang diabadikan dalam kitab suci
Ethiopia - Kebra Nagast - di mana kita menemukan petunjuk tentang kaki ratu yang berbulu
dan berkuku, perjalanannya menemui Sulaiman dan rayuannya. Selanjutnya, ratu kembali ke
ibukota nya, Aksum, di Ethiopia utara, dan beberapa bulan kemudian melahirkan anak
Sulaiman, yang bernama Menelik, yang berarti 'Anak Bijaksana'.

Cerita berlanjut bahwa beberapa tahun kemudian Menelik bepergian ke Yerusalem untuk
menemui ayahnya. Sulaiman menyambutnya dengan sukacita dan mengundangnya untuk
tetap di Yerusalem dan memerintah setelah kematiannya. Tapi Menelik menolak dan
memutuskan untuk pulang. Di tengah kegelapan ia meninggalkan kota - dengan membawa
relik yang paling berharga, Tabut Perjanjian. Dia membawanya kembali ke Aksum, di
kisahnya Tabut ini masih berada di Aksum hingga saat ini, dalam lokasi khusus yang
dibangun di halaman Gereja St Mary.

Pentingnya ratu, Tabut Perjanjian dan Kebra Nagast dalam sejarah Ethiopia tidak dapat
dilebih-lebihkan. Melalui Kebra Nagast, orang Ethiopia melihat negara mereka sebagai
negara pilihan Tuhan, tempat peristirahatan terakhir ratu Saba dan anaknya, hingga
melahirkan keturunan pada generasi berikutnya hingga membentuk bangsa Ethiopia.

Dengan demikian, Saba adalah ibu dari bangsa mereka, dan tuan-tuan tanah memiliki hak
ilahi untuk memerintah karena mereka langsung turunan dari Ratu Saba. Raja Haile Selassie
bahkan kisah ini diabadikan dalam Konstitusi Ethiopia tahun 1955. Haile Selassie adalah
Raja pertama yang menyatakan pentingnya Kebra Nagast: Buku Kebra Nagast dibawa ke
Inggris.

Atas ijin Ratu Victoria, buku Kebra Nagast kembali ke Ethiopia, dan sekarang disimpan di
Gereja Raguel di Addis Ababa, di mana halaman depan prasasti menjelaskan sejarahnya.
Meskipun akhirnya, tidak ada bukti primer, arkeologi atau tekstual, tentang ratu Saba di
Ethiopia. Reruntuhan yang sangat mengesankan di Aksum terdapat selisih waktu seribu tahun
dari kisa Ratu Saba-Sulaiman Dan kerajaan Saba besar ditemukan di wilayah selatan Jazirah
Arab (Yaman sekarang), yang memiliki bukti tekstual, daftar nama-nama yang berkuasa raja
pada saat Saba seharusnya duduk di singgasana.

Literasi Islam
Negeri Saba berhubungan dengan 3 tradisi agama, Yahudi, Nasrani dan Islam. Kita sulit
mengatakan, ia berhubungan dengan sejarah Nusantara. Saba diambil namanya dari salah
satu keturunan Nabi Nuh as (Noah), garis Sam. Generasi akhir ada yang bermigrasi ke
Mekkah, Medinah, Etiopia dan Syria. Ketiga surah yang mencuplik kisah Sulaiman ( King
Solomon), Ratu Balkis dan Saba.

Siapakah Saba Itu?


Dalam hadis Farwah bin Musaik, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya
oleh seorang laki-laki, Ya Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang Saba? Apakah Saba
itu? Apakah ia adalah nama sebuah tempat ataukah nama dari seorang wanita? Beliau pun
menjawab,
Dia bukanlah nama suatu tempat dan bukan pula nama wanita, tetapi ia adalah seorang
laki-laki yang memiliki sepeluh orang anak dari bangsa Arab. Enam orang dari anak-
anaknya menempati wilayah Yaman dan empat orang menempati wilayah Syam. (HR. Abu
Dawud, no. 3988 dan Tirmidzi, no. 3222).

Dalam riwayat Ibnu Abbas radhiallahu anhu ada tambahan nama-nama dari anak Saba,
Adapun yang menempati wilayah Yaman, mereka adalah: Madzhij, Kindah, al-Azd, al-
Asyariyun, Anmar, dan Himyar. Dan yang menempati wilayah Syam adalah Lakhm,
Judzam, Amilah, dan Ghassan (HR. Ahmad, no. 2898).
Para sejarawan juga mencatat bahwa nama asli dari Saba adalah Abdu asy-Syams. Dan
sebagaimana kita ketahui, nama-nama kabilah Arab terambil dari nama anak-anak Saba.

Bila kita cermati penelitian arkeologi (sudah tersedia di youtube) bahwa adanya sebaran
budaya Saba di wilayah Tanduk Afrika, Ethiopia dan Yaman. Ketiga wilayah tersebut
membuktikan manuskrip dalam bukti arkeologi yang sama dalam penggunaan bahasa
"Sabaean" dan orang Barat menyebut bangsa/kaum Saba juga sebagai Sabaean.

Reruntuhan Bendungan Ma'rib. Foto: foreignpolicyjournal.com


Dahulu, secara garis besar wilayah Jazirah Arab dibagi menjadi dua bagian, bagian Utara dan
bagian Selatan. Arab bagian Selatan lebih maju dibandingkan Arab bagian Utara. Masyarakat
Arab bagian Selatan adalah masyarakat yang dinamis dan memiliki peradaban, mereka telah
mengenal kontak dengan dunia internasional karena pelabuhan mereka terbuka bagi
pedagang-pedagang asing yang hendak berniaga ke sana. Sementara orang-orang Arab Utara
adalah mereka yang terbiasa dengan kerasnya kehidupan padang pasir, mereka kaku dan lugu
karena kurangnya kontak dengan dunia luar. Tentu saja geografi kerajaan Saba sangat
mempengaruhi bagi kemajuan peradaban mereka.

Awalnya kerajaan Saba dikenal dengan dengan Dinasti Muiinah sedangkan raja-raja mereka
dijuluki sebagai Mukrib Saba. Ibu kotanya Sharwah, yang puing-puingnya terletak 50 km ke
arah barat laut dari kota Marib. Pada periode inilah bendungan Marib mulai dibangun.
Periode ini antara tahun 1300 SM hingga 620 SM. Pada periode berikutnya, antara tahun 620
SM 115 SM, barulah mereka dikenal dengan nama Saba. Mereka menjadikan Marib
sebagai ibu kotanya.

Kerajaan Saba terkenal dengan hasil alamnya yang melimpah, orang-orang pun banyak
berhijrah dan bermitra dengan mereka. Perekonomian mereka begitu menggeliat hidup dan
sangat dinamis. Allah Subhanahu wa Taala berfiman mengabarkan tentang kemakmuran
kaum Saba

Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka,
yaitu dua buah kebun, di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (QS. Saba: 15)

Kedua kebun tersebut sangat luas dan diapit oleh dua gunung di wilayah Marib. Tanahnya
pun sangat subur, menghasilkan berbagai macam buah dan sayuran. Qatadah dan
Abdurrahman bin Zaid rahimahumallah mengisahkan, apabila ada seseorang yang masuk ke
dalam kebun tersebut dengan membawa keranjang di atas kepalanya, ketika keluar dari kebun
itu keranjang tersebut akan penuh dengan buah-buahan tanpa harus memetik buah tersebut.
Abdurrahman bin Zaid menambahkan, di sana tidak ditemukan nyamuk, lalat, serangga,
kalajengking, dan ular (Tafsir ath-Thabari, 20: 376-377).

Menurut al-Qusyairi, penyebutan dua kebun tersebut tidak berarti bahwa di Saba kala itu
hanya terdapat dua kebun itu saja, tapi maksud dari dua kebun itu adalah kebun-kebun yang
berada di sebelah kanan dan kiri lembah atau dianatara gunung tersebut. Kebun-kebun di
Marib saat itu sangat banyak dan memiliki tanaman yang bervariasi (Fathul Qadir, 4: 422).

Yang membuat tanah di Marib menjadi subur adalah bendungan Marib atau juga dikenal
dengan nama bendungan Arim, bendungan yang panjangnya 620m, lebar 60m, dan tinggi
16m ini mendistribusikan airnya ke ladang-ladang penduduk dan juga menjadi sumber air di
wilayah Marib.

Literatur sejarah menyebutkan bahwa yang membangun bendungan ini adalah Raja Saba bin
Yasyjub sedangkan buku-buku tafsir mencatumkan nama Ratu Bilqis sebagai pemrakarsa
dibangunnya bendungan ini. Ratu Bilqis berinisiatif mendirikan bendungan tersebut lantaran
terjadi perebutan sumber air di antara rakyatnya yang mengakibatkan mereka saling bertikai
bahkan saling membunuh.

Dengan dibangunnya bendungan ini, orang-orang Saba tidak perlu lagi khawatir akan
kehabisan air dan memperbutkan sumber air, karena bendungan tersebut sudah menjamin
kebutuhan air mereka, mengairi kebun-kebun dan memberi minum ternak mereka.

Baca juga: Peninggalan Emas Kerajaan Saba/Sheba (Ratu Bilqis) Ditemukan Inggris?

Teka-teki yang tetap jadi Misteri


Tapi cerita harus didasarkan pada sesuatu. Jika versi Alkitab ditulis berabad-abad setelah
kurun waktu Ratu Saba, karena mungkin untuk memuliakan Israel dan pemerintahan Raja
Solomon/Sulaiman. Meskipun para sejarawan meyakini reruntuhan kota Ma'rib di Yaman
sebagai negeri Saba, dalam teks kuno di relief-reliefnya yang menulis nama raja-raja yang
berkuasa di negeri itu masih tidak ditemukan nama Ratu Saba di dalamnya.

Menariknya ada teks kuno yang berbicara tentang ratu di jazirah Arabia utara pada abad
ketujuh dan kedelapan SM - sewaktu dengan pendapat para sejarawan Israel yang tergoda
untuk menempatkan sejarah Raja Solomon. Adapun Ratu sendiri, sejarah nya tetap
merupakan teka-teki. Dia adalah seorang wanita yang berkuasa, seorang wanita yang dipuja
dan kekasih misterius. Hal ini mungkin ini banyak lembaran puzle yang tercecer atas
kisahnya yang pada akhirnya kisah ini semakin menemukan popularitasnya.

Kerajaan Saba dan Himyar, Bukan Bangsa Arab?

Prasasti Kerajaan Saba (periode awal) dari abad ke-3 atau 4 Masehi. Lokasi Yaman
Foto: dasi.humnet.unipi.it

Tanah Dua surga, Ardh al-Jannatayn, itulah orang dahulu menjelaskan ibukota Kerajaan
Sheba di barat daya Semenanjung Arab. Penduduk membangun struktur irigasi di sini pada
awal milenium 3 SM, yakni bendungan besar Ma'rib. Sebagian besar bangunan yang masih
terlihat hari ini, adalah yang terbesar dan paling mengesankan.

Reruntuhan Bendungan Ma'rib. Foto: foreignpolicyjournal.com


Membentang sepanjang 650 meter dan tinggi 18 meter, perkiraan arkeolog pada bangungan
itu adalah bendungan yang dibangun pada akhir abad ke-6 SM. Air hujan dikumpulkan di
belakang struktur besar naik ke tempat itu bisa lari di saluran untuk mengairi lebih dari 35 mil
persegi tanah di tepi kiri dan kanan sungai Wadi Adhana - itulah yang menjadikannya sebagai
"Tanah Dua Surga." Ditumbuhi gandum, jawawut (millet), jelay (barley), sorgum, anggur,
kurma, sayuran, kacang-kacangan, dan buah-buahan, kelimpahan air yang memungkinkan
dua kali panen per tahun. Sungguh makmur!

Prasasti Kerajaan Saba (periode awal). Lokasi Etiopia Utara


Foto: dasi.humnet.unipi.it
Awal prasasti Sabaic dari Etiopia terdiri dari sekitar 100 naskah yang tercatat pada objek dan
bahan yang berbeda. Mereka datang dari wilayah yang terdiri Selatan Eritrea dan Utara
Ethiopia (Wilayah Tigray),
di mana Saba memperluas pengaruhnya di paruh pertama milenium 1 SM
Prasasti Periode Akhir Sabaic terdiri dari sekitar 150 prasasti Abad ke-4 s.d ke-6 Masehi.
Foto: dasi.humnet.unipi.it
Prasasti dari periode ini ditemukan di seluruh selatan Arabia, tetapi juga dari tempat-tempat
di luar perbatasan Najran, seperti Bi'r Himawan, Bi'r Murayan atau Wadi Ma'sal, di tengah
Arabia. Kami memiliki panjang, teks peringatan, yang menggambarkan kampanye militer
raja-raja Himyarite

Prasasti Kerajaan Saba dengan bahasa Sabaic yang belum teridentifikasi


Foto: dasi.humnet.unipi.it
Dalam korpus ini, bahwa untuk saat ini hampir 300 teks ditemukan, termasuk prasasti Sabaic
yang kurang petunjuk linguistik untuk sub-pengelompokan mereka di salah satu varietas
Sabaic.

Prasasti Kerajaan Saba paling awal dari abad ke-7 SM - ke-3 SM.
Foto: dasi.humnet.unipi.it
Koleksinya meliputi sekitar 900 prasasti. Setelah periode awal pembentukan ditandai dengan
pengaruh budaya dan bahasa Saba kuat, sekitar abad ke-5-4 Hadramawt menjadi sebuah
kerajaan dengan kepentingan politiknya sendiri. Kegiatan utamanya adalah perdagangan di
dupa, yang tumbuh di berbagai wilayah negara.

Kota terdekat berdinding yang berfungsi sebagai ibukota kerajaan, yang sekarang dikenal
sebagai Marib, terdapat beberapa ribu orang, sebagian besar diyakini keluarga aristokrat.
Populasi seluruh oasis yang hidup dari buah bendungan bisa mencapai setinggi 50.000 pada
puncaknya, tak tertandingi dalam ukuran di seluruh wilayah.

Tetapi dalam kekacauan politik dan ekonomi di akhir abad ke-6, bendungan pecah, tidak
pernah diperbaiki. penduduk yang pernah makmur Marib menghilang, meninggalkan tanah
ke nomaden mencari padang rumput untuk ternak mereka.

Legenda Arab mengatakan bahwa runtuhnya bendungan Marib memicu emigrasi besar-
besaran dari daerah, apa yang sekarang bagian dari Yaman. emigran ini diduga menetap
dalam jumlah besar di utara, akhirnya terlibat dengan penaklukan Islam sampai utara Spanyol
dan China. Tapi berapa banyak bukti sejarah yang menunjukan eksodus massal ini yang telah
memainkan peran hidup dalam imajinasi kolektif bangsa Arab dan melanda politik tahun-
tahun awal Islam.

Arkeologi di Yaman dan seluruh Semenanjung Arab masih dalam masa pertumbuhan,
didasarkan sebagian besar pada prasasti batu yang ditemukan dalam berbagai bahasa. Sekitar
10.000 prasasti tersebut telah membantu mengumpulkan sejarah kerajaan 'Dupa' besar, yang
pertama dan terbesar yaitu Saba (atau Sheba dalam bahasa Ibrani), yang diyakini berasal pada
awal milenium pertama SM. Kurun waktu ini dibuktikan cerita-cerita Alkitab dan Alquran
tentang kunjungan Saba kepada Raja Sulaiman (Salomo) di Yerusalem pada abad 10 SM,
meskipun para peneliti terus mencari bukti-bukti arkeologi bahwa kunjungan seperti yang
pernah terjadi.

Penguasa Wilayah mengadakan monopoli atas produksi dupa seperti kemenyan dan mur,
banyak permintaan untuk keperluan ritual dan tradisional di daerah Mediterania dan Fertile
Crescent (Wilayah bulan sabit yang subur) jauh ke utara.

Baca juga: Kerajaan Saba, Ratu Bilqis (Queen Sheba) dan Sejarahnya

Kafilah besar terdiri dari ratusan unta 'membanjiri" produksi di sepanjang gurun dengan
membawa komoditas berharga ini, bersama dengan barang-barang lainnya dibawa ke
pelabuhan di Selatan dari India dan Afrika. Emas kafilah dibawa pulang dengan mereka
dibuat Selatan sangat kaya. Kerajaan saingan bangkit di wilayah yang menantang Saba, tetapi
perdagangan terus menguntungkan hingga memasuki era Kristen.

Bahasa Saba (Sabaeans) dan bahasa yang sama digunakan dalam beberapa kerajaan saingan
yang, seperti Arab, bahasa Semit. Tapi mereka tidak Arab, berbeda dalam cara yang berbeda.
Demikian menurut Christian Robin, Direktur Studi Semit Kuno di Pusat Nasional Perancis
untuk Penelitian Ilmiah di Paris. Meskipun Sabaeans dan lain-lain di wilayah ini disebut
sebagai Arab Selatan -pada masa kini, dalam arti geografis, Robin mengatakan mereka tidak
dapat dianggap sebagai orang Arab, mereka juga tidak menganggap dirinya sebagai orang
Arab, karena itu berarti bahwa mereka berbicara tidak dalam bahasa Arab.

Para penutur asli Arab (atau leluhur langsung, proto-Arab), seperti dsampaikan Robert
Hoyland, penelitian di British Academy dan penulis Saudi mengatakan, orang Arab,
membentang dari pinggiran selatan negara Fertile Crescent melalui gurun dan pusat pesisir
barat -saat ini Arab Saudi. menyebutkan pertama mereka dalam catatan sejarah berasal dari
sebuah prasasti oleh Assyrian Raja Salmanassar III tahun 853 SM, menyusul kemenangannya
atas tentara koalisi yang terdiri dari 1000 unta diperintahkan oleh salah satu "Gindibu Arab."
referensi Inilah catatan bahwa orang-orang berbicara dalam bahasa Arab sebagai pengembara
padang pasir yang "tahu tidak penilik maupun pemerintahannya dan tidak membawa upeti
kepada raja manapun." Tapi itu tidak menghentikan penulis prasasti di atas, Raja Assyria,
Sargon (721-705 SM) dari kontrak suku-suku Arab untuk mengawasi perbatasannya.

Proses yang sama muncul ke selatan, tapi sedikit pada masa selanjutnya. Meningkatnya
penggunaan kata-kata Arab di prasasti dan adopsi dewa Arab menunjukkan bahwa berbahasa
Arab suku-suku nomaden dari pusat Saudi mulai tiba di Selatan dalam jumlah kecil tapi stabil
dimulai sekitar abad ke-2 SM, mengambil langkah dalam 1 dan abad ke-2 M, menurut
Christian Robin. Master dalam menangani unta, para pendatang baru segera diintegrasikan ke
dalam tentara dari Saba dan kerajaan lain, sebagai masyarakat menetap.

Baca juga: Queen Sheba (Ratu Shaba) dan Negeri Saba di Indonesia?

Segera setelah awal era Kristen, perdagangan kemenyan mengalami serangkaian kemunduran
akhirnya fatal. Mengkonversi ke agama baru masih membakar dupa, tapi tidak dalam jumlah
besar digunakan dalam ritual pagan sebelumnya. Selanjutnya mitra perdagangan Sabaeans 'ke
utara segera belajar untuk menavigasi Laut Merah yang berbahaya, dan kemudian belajar
untuk menggunakan angin monsoon untuk berlayar langsung ke India, melewati selatan.
Kerajaan dupa di Selatan memburuk dan kekuatan politik baru menggantikan mereka, yaitu
Kerajaan Himyar, yang berbasis di daerah sejuk, dataran tinggi yang subur di barat.

Goyangan dari raja-raja orang-orang Himyar (Himyarite) membentang di atas sebagian besar
wilayah Selatan (Oman modern) dan timur laut di luar Riyadh di Arab tengah. Wilayah ini
mencakup sejumlah besar suku Arab, sebagian besar yang tersisa di semi-otonomi untuk
bertindak sebagai wakil dari Kerajaan Himyar. Seperti para pendahulunya, orang Himyar
menggunakan orang Arab nomaden sebagai pembantu di tentara mereka, terutama dari abad
ke-3 dan seterusnya.

Meskipun meningkatnya kehadiran Arab di wilayah ini, sisa-sisa kerajaan dupa di Selatan
masih belum Arab bahwa mereka masih tidak berbicara bahasa Arab. Tapi itu pelan-pelan
berubah.
Prasasti Kerajaan Qataban, Saingan Kerajaan "Dupa" Saba. Foto: dasi.humnet.unipi.it

Epigram Prasasti Qataban.Saba. Foto: dasi.humnet.unipi.it

Naskah dari Prasasti Qataban dalam bahasa Qatabanic. Foto: dasi.humnet.unipi.it


Monumen Patung Kerajaan Qataban. Saba. Foto: dasi.humnet.unipi.it

Monumen Kerajaan Qataban. Saba. Foto: dasi.humnet.unipi.it


CATATAN: Artefak peninggalan kerajan Qatan lebih dari 10.000 buah. Silahkan akses
di: Saba. Foto: dasi.humnet.unipi.it

"Prasasti Himyarite awalnya dalam bahasa Qataban, sebuah kerajaan saingan Saba," Robin
menunjukkan.

"Pada abad pertama Masehi, tulisan berpaling ke Saba, bahasa yang sangat mirip. Tapi pada
awal abad ke-4, tulisan menjadi sangat dekat dengan bahasa Arab. Ini dapat dijelaskan
dengan masuknya suku-suku Arab ke wilayah ini. Atau itu hanya bisa menunjukkan bahwa
yang diucapkan orang Himyar sudah dekat dengan bahasa Arab, dan bahwa kata tertulis
konvergen dengan diucapkan selama berabad-abad. "
Luasnya kerajaan Himyar tidak bisa menyembunyikan fakta bahwa kekayaan Selatan terus
berkurang. Sebuah penurunan yang stabil dalam luas permukaan ditanami pohon kurma
menunjukkan iklim yang semakin kering di Arab Selatan selama abad pertama Masehi,
sebuah proses yang masih berlangsung hingga saat ini. Pengeringan dari perdagangan
kemenyan adalah faktor penentu lain. Dengan fokus kekuasaan maka pada dataran tinggi ke
barat, sistem irigasi bekas Sabaeans jatuh ke dalam keruntuhan. prasasti Arab selatan
membuktikan pecah besar di bendungan Marib pada pertengahan abad ke-4, diikuti oleh abad
kemudian. Pada 525 AD, Kristen Abyssinia (Ethiopia) menyerbu dari melintasi Laut Merah
dan berakhir pemerintahan Himyarite.

Sebuah tim yang dipimpin oleh Burkhard Vogt dari Institut Arkeologi Jerman di Berlin baru-
baru ini ditemukan sebuah prasasti di lokasi bendungan itu sendiri oleh Raja Abrahah,
penguasa Abyssinian.

"Batu prasasti mencatat perbaikan yang signifikan dilakukan pada bendungan tahun 548
Masehi," kata Norbert Nebes, profesor Studi Semit di Universitas Jena di Jerman. "Tapi
mungkin selama 60 tahun atau lebih, tampaknya bendungan jebol lagi, tidak pernah
diperbaiki."

Quran memberitahu kita, kurang dari satu abad setelah peristiwa terjadi: Tapi mereka [orang-
orang Saba] berpaling (dari Allah) dan kami mengirimkan kepada mereka banjir dari
Bendungan, dan kami dikonversi mereka dua taman menjadi "kebun" yang berbuah pahit,
dan tamarisks, dan beberapa beberapa pohon bidara kecil. Setelah berabad-abad yang relatif
stabil, penduduk oasis Marib sepi... rumah mereka ditinggalkan menuju padang rumput hijau
di tempat lain.

Quran melanjutkan: ... Akhirnya kita membuat mereka [orang-orang Saba] sebagai kisah
(yang mengatakan) dan kami membubarkan mereka semua dalam fragmen yang tersebar ...
Tapi kemana mereka pergi?

Beberapa orang menuju ke daerah sejuk, dataran tinggi lebih ramah ke barat. Apakah
sebagian orang berangkat utara dan timur dalam jumlah besar untuk membanjiri sisa
Semenanjung Arab dengan keturunan mereka?

Arkeolog setuju bahwa bukti eksodus besar-besaran dari Arab Selatan, setidaknya dari daerah
sekitar bendungan saja, tidak mungkin pada skala yang sekarang populer dibayangkan.
"Kompleks bendungan di Marib irigasi sekitar 25.000 hektare lahan di tingkat terbesarnya,
dan bisa menyokong hidup puluhan ribu orang,"

"Tapi pada saat daerah itu ditinggalkan pada akhir abad ke-6, pendangkalan di sekitar
bendungan dan iklim kering telah sangat mengurangi luas lahan irigasi, dengan penurunan
jumlah populasi. Ketika Abyssinian Abrahah memperbaiki bendungan untuk terakhir kalinya,
ia menggunakan batu dari rumah di Marib, tanda pasti bahwa mereka sudah ditinggalkan, dan
bahwa oasis itu menurun.

"Bahkan jika semua penduduk yang tersisa dari Marib berkemas dan yang tersisa di hari
untuk menyelesaikan sisa wilayah Saudi, Robin menyatakan bahwa "jumlah kecil seperti itu
tidak cukup untuk memiliki banyak dampak atas area yang luas."
Dalam beberapa dekade, dimulai sekitar 630 M, Islam muncul sebagai agama dominan di
wilayah itu. Migrasi beberapa ribu kaum Saba Hymiarites (Yaman sekarang) untuk
bergabung dengan tentara Muslim 'dalam kemenangan singkat, didokumentasikan dengan
baik oleh para sejarawan Muslim. Setelah pertempuran di Suriah dan Irak, banyak dari orang
Yaman ini dan keluarga mereka menetap di tanah yang baru ditaklukkan, memakai nama
suku mereka untuk lebih dari satu kota baru. "The Yaman rally untuk tentara Muslim
mungkin reaksi yang tertunda terhadap kekuatan ekonomi dan politik yang sama yang
mungkin mengakibatkan runtuhnya Marib bendungan beberapa dekade sebelumnya," Norbert
Nebes menegaskan. "Dalam arti bahwa mereka bisa * longgar * dikatakan mewakili eksodus
dikutip oleh begitu banyak orang Arab saat ini."

Persaingan segera muncul di negara Islam yang baru lahir dan cepat berkembang, antara
Yaman yang baru tiba di satu sisi, dan orang-orang Arab lebih utara ke dalam kontak di sisi
lain. Dalam satu abad, ulama Islam merumuskan silsilah yang lebih rinci dari orang-orang
Arab, di mana suku-suku yang berasal dari Yaman dan banyak dataran pantai Barat Saudi
dikatakan turun dari Qahtan, sementara mereka lebih jauh ke utara yang konon turun dari
Adnan.

Perbedaan antara Utara dan Selatan Arab tidak sepenuhnya jelas, namun. Menurut Robert
Hoyland, dalam dua atau tiga abad yang mengarah ke Islam, suku-suku Arab di bawah
Himyarite disebut Arab Selatan, sedangkan dalam lingkup pengaruh / kekaisaran Byzantium
besar Persia dan Romawi di utara dirujuk ke sebagai Arab Utara. Namun detail dari silsilah
ulama Islam 'itu belum pernah terjadi sebelumnya.

Adnan keturunan dari Ismail, mereka mengatakan, ayah dari semua orang Arab, dan anak
Abraham. Adnan bapak Maad, yang memiliki seorang putra bernama Nizar, dari namanya
telah ditemukan dalam catatan arkeologi sebagai suku besar Arab tengah.

Qahtan, bagaimanapun, adalah suku Arab yang agak jelas diketahui arkeolog karena telah
membuat modal untuk waktu di abad ke-1 di oasis Arab tengah selatan Qaryat al-Faw.
Qahtan diyakini mengacu ke Yoktan Alkitab, cucu Sem, anak Nuh.

Silsilah cocok karena Kitab Kejadian (Injil) menambahkan bahwa Sheba (Saba) adalah
keturunan dari Yoktan (Qahtan). Meskipun orang-orang Saba, dan kemudian Himyar, tidak
berbicara bahasa Arab dan dengan demikian tidak bisa disebut orang Arab, mereka perlahan-
lahan menyambut suku Arab ke tengah-tengah mereka, akhirnya mengadopsi bahasa mereka.
Ini adalah campuran Semit tetapi non-Arab Saba dengan imigran Arab dari dekat pusat Saudi
yang kemudian disebut sebagai Arab Selatan, atau Qahtanis.

Ahli Silsilah (genealogists) sendiri mengakui bahwa Arab Selatan dan Arab sekitarnya
memiliki asal-usul yang berbeda, Tapi dengan kedatangan Islam telah terintegrasi ke titik
yang mereka lihat sebagai merupakan entitas sosial dan budaya tunggal.

Proses serupa integrasi terus menjadi lebih dari sekedar antara Selatan dan Utara Arab,
sedemikian rupa bahwa banyak orang Arab saat ini hanya samar-samar menyadari perbedaan
atau implikasi historisnya. Ini telah diperkuat dengan munculnya nasionalisme Arab di abad
ke-19 dan ke-20 sebagai reaksi terhadap kolonialisme, yang cenderung mengecilkan atau
menolak perbedaan antara berbagai komunitas Arab di Timur Tengah.
Jadi sementara kisah runtuhnya bendungan Marib dan eksodus berikutnya seluruh Arabia
harus diambil dengan sebutir garam dari sudut pandang arkeologi, ada bukti tetap substansial
bahwa sesuatu di sepanjang garis-garis ini tidak terjadi, meskipun selama waktu yang lebih
lama periode dan melibatkan banyak orang telah diyakini secara masif. Tapi kemudian
seringkali kisah sejarah diambil dari sebuah legenda ...

Rujukan:
1. phoenicia.org
2. Wikipedia.org
3. Digital Archive for the Study of pre-Islamic Arabian Inscriptions (DASI)
dasi.humnet.unipi.it
4. Sumber lainnya

Menelusuri Ratu Bilkis (Balqis/Nicaule/Nakuti/Makeda/Maqueda), Kerajaan


Saba

The Queen of Shebah. Ilustrasi: ethiopiandynasty


Telah lama diikenal karakter atau sosok yang diceritakan dalam Alkitab (Taurat, Injil dan
Quran), tentang seorang ratu yang berkuasa di Saba yang mengunjungi Raja
Salomo/Sulaiman. Dia disebut Ratu Bilkis atau Balkis. Diperkirakan kisah pertemuan Ratu
Bilkis dan Raja Sulaiman terjadi pada abad ke-10 Sebelum Masehi (Sebelum lahirnya Isa
Almasih).
Baca juga: Kerajaan Saba, Ratu Bilqis (Queen Sheba) dan Sejarahnya

Ratu kerajaan Saba ini dikenal sebagai: Ratu Bilqis atau dsebut juga Balqis, Nicaule, Nakuti,
Makeda, Maqueda, Malkat Sh'va, Malka , Nigiste Saba, Ngst Saba, Malikat Saba.
Ratu Sheba adalah salah satu tokoh yang paling terkenal dalam Alkitab agama langit
(Samawi). Namun tidak ada yang tahu persis siapa dia atau dari mana dia berasal.
Prasasti Kerajaan Saba (periode awal) dari abad ke-3 atau 4 Masehi. Lokasi Yaman
Foto: dasi.humnet.unipi.it

Tanah Dua surga, Ardh al-Jannatayn, itulah orang dahulu menjelaskan ibukota Kerajaan
Sheba di barat daya Semenanjung Arab. Penduduk membangun struktur irigasi di sini
pada awal milenium 3 SM, yakni bendungan besar Ma'rib. Sebagian besar bangunan
yang masih terlihat hari ini, adalah yang terbesar dan paling mengesankan.
Prasasti Kerajaan Saba (periode awal). Lokasi Etiopia Utara
Foto: dasi.humnet.unipi.it
Awal prasasti Sabaic dari Etiopia terdiri dari sekitar 100 naskah yang tercatat pada objek dan bahan
yang berbeda. Mereka datang dari wilayah yang terdiri Selatan Eritrea dan Utara Ethiopia (Wilayah
Tigray),
di mana Saba memperluas pengaruhnya di paruh pertama milenium 1 SM

Prasasti Periode Akhir Sabaic terdiri dari sekitar 150 prasasti Abad ke-4 s.d ke-6 Masehi.
Foto: dasi.humnet.unipi.it
Prasasti dari periode ini ditemukan di seluruh selatan Arabia, tetapi juga dari tempat-tempat di luar perbatasan
Najran, seperti Bi'r Himawan, Bi'r Murayan atau Wadi Ma'sal, di tengah Arabia. Kami memiliki panjang, teks
peringatan, yang menggambarkan kampanye militer raja-raja Himyarite

Prasasti Kerajaan Saba dengan bahasa Sabaic yang belum teridentifikasi


Foto: dasi.humnet.unipi.it
Dalam korpus ini, bahwa untuk saat ini hampir 300 teks ditemukan, termasuk prasasti Sabaic yang kurang
petunjuk linguistik untuk sub-pengelompokan mereka di salah satu varietas Sabaic.
Prasasti Kerajaan Saba paling awal dari abad ke-7 SM - ke-3 SM.
Foto: dasi.humnet.unipi.it
Koleksinya meliputi sekitar 900 prasasti. Setelah periode awal pembentukan ditandai dengan pengaruh budaya
dan bahasa Saba kuat, sekitar abad ke-5-4 Hadramawt menjadi sebuah kerajaan dengan kepentingan politiknya
sendiri. Kegiatan utamanya adalah perdagangan di dupa, yang tumbuh di berbagai wilayah negara.

Alkitab tidak menyebutkan baik nama ratunyaatau lokasi kerajaannya. Menurut Raja-raja 10:
1-13 dari kitab suci Ibrani, ia (Ratu Saba/Bilkis) mengunjungi Raja Salomo di Yerusalem
setelah mendengar kebijaksanaan yang besar dari seorang Solomo/Sulaiman.

Menurut sumber-sumber Islam Arab dan lainnya, Ratu Sheba/Saba disebut Bilqis, dan
memerintah sebuah kerajaan di Semenanjung Arab selatan, di tempat yang sekarang Yaman.

Catatan Ethiopia, di sisi lain, mengklaim bahwa Ratu Sheba adalah penguasa yang disebut
Makeda, yang memerintah Kekaisaran Axumite, yang berbasis di utara Ethiopia. Yang cukup
menarik, bukti arkeologi menunjukkan bahwa pada awal abad kesepuluh SM, Ethiopia dan
Yaman diperintah oleh dinasti tunggal, mungkin yang berbasis di Yaman. Empat abad
kemudian, dua daerah berdua di bawah kekuasaan Axum.

Baca juga: Kerajaan Saba dan Himyar, Bukan Bangsa Arab?

Salah satu segi yang menarik dari cerita Yaman adalah bahwa Bilqis seharusnya memiliki
kuku kambing daripada kaki manusia, baik karena ibunya makan kambing saat hamil dengan
dia, atau karena ia sendiri Jin.

Berbeda dengan kisah Ethiopia, dalam versi Islam tidak mengisahkan bahwa Salomo dan
Sheba memiliki hubungan intim.

Baca juga: Penemuan Arkeologi Arab Saudi Pra-Islam: Madain Saleh

Menelusuri Petunjuk
Sebenarnya ada beberapa orang yang disebut kaum Saba dalam Alkitab, satu adalah
keturunan anak Nuh Sem, dan lain anaknya Ham. Tetapi juga disebut-sebaut bahwa
Saba hanya sebagai nama tempat. Kitab Yehezkiel (27 v.22-24) mengatakan bahwa
pedagang perdagangan dengan Tirus datang dari Saba dan Raema, dan mereka
membawa rempah-rempah, batu mulia dan emas - barang yang sama persis yang Ratu
Sheba/Bilqis bawa bersamanya saat ia datang mengunjungi Salomo/Sulaiman di
Yerusalem.
Baca juga: Penemuan Arkeologi Arab Saudi Pra-Islam: Madain Saleh

Tuhan memberikan kemampuan luar biasa pada Sulaiman untuk berkomunikasi dengan
burung Hud hud dan satu hari melihat bahwa Hud hud hilang. Ketika burung Hud hud
kembali, dia menjelaskan bahwa dia telah bepergian ke negeri asing, yang dikenal
sebagai Saba, yang diperintah oleh seorang ratu yang sangat kaya dan duduk di
singgasana emas dan perak. Sulaiman kemudian mengundang ratu untuk
mengunjunginya. Setibanya ia masuk istana, Sebelumnya Sulaiman telah telah
membuat dinding dan lantai bangunan yang terbuat dari kaca, dan seperti ada air
mengalir di lantai. Ratu Saba/Bilqis mengangkat roknya untuk berjalan di atas air dan
tersingkaplah kakinya, yang ditutupi dengan rambut, seperti kambing.

Legenda Etiopia
Dari semua cerita tentang Ratu Saba, orang-orang Ethiopia dan Tanduk Afrika adalah
yang mempertahankan paling kisah ini. Kisah-kisah yang diabadikan dalam kitab suci
Ethiopia - Kebra Nagast - di mana kita menemukan petunjuk tentang kaki ratu yang
berbulu dan berkuku, perjalanannya menemui Sulaiman dan rayuannya. Selanjutnya,
ratu kembali ke ibukota nya, Aksum, di Ethiopia utara, dan beberapa bulan kemudian
melahirkan anak Sulaiman, yang bernama Menelik, yang berarti 'Anak Bijaksana'.

Cerita berlanjut bahwa beberapa tahun kemudian Menelik bepergian ke Yerusalem


untuk menemui ayahnya. Sulaiman menyambutnya dengan sukacita dan
mengundangnya untuk tetap di Yerusalem dan memerintah setelah kematiannya. Tapi
Menelik menolak dan memutuskan untuk pulang. Di tengah kegelapan ia meninggalkan
kota - dengan membawa relik yang paling berharga, Tabut Perjanjian. Dia membawanya
kembali ke Aksum, di kisahnya Tabut ini masih berada di Aksum hingga saat ini, dalam
lokasi khusus yang dibangun di halaman Gereja St Mary.

Pentingnya ratu, Tabut Perjanjian dan Kebra Nagast dalam sejarah Ethiopia tidak dapat
dilebih-lebihkan. Melalui Kebra Nagast, orang Ethiopia melihat negara mereka sebagai
negara pilihan Tuhan, tempat peristirahatan terakhir ratu Saba dan anaknya, hingga
melahirkan keturunan pada generasi berikutnya hingga membentuk bangsa Ethiopia.

Dengan demikian, Saba adalah ibu dari bangsa mereka, dan tuan-tuan tanah memiliki
hak ilahi untuk memerintah karena mereka langsung turunan dari Ratu Saba. Raja Haile
Selassie bahkan kisah ini diabadikan dalam Konstitusi Ethiopia tahun 1955. Haile
Selassie adalah Raja pertama yang menyatakan pentingnya Kebra Nagast: Buku Kebra
Nagast dibawa ke Inggris.

Atas ijin Ratu Victoria, buku Kebra Nagast kembali ke Ethiopia, dan sekarang disimpan
di Gereja Raguel di Addis Ababa, di mana halaman depan prasasti menjelaskan
sejarahnya. Meskipun akhirnya, tidak ada bukti primer, arkeologi atau tekstual, tentang
ratu Saba di Ethiopia. Reruntuhan yang sangat mengesankan di Aksum terdapat selisih
waktu seribu tahun dari kisa Ratu Saba-Sulaiman Dan kerajaan Saba besar ditemukan
di wilayah selatan Jazirah Arab (Yaman sekarang), yang memiliki bukti tekstual, daftar
nama-nama yang berkuasa raja pada saat Saba seharusnya duduk di singgasana.

Legenda Yahudi
Di antara semua kisah yang terkenal di dunia, seperti kisah yang ada di Celtic, Yunani
dan India, orang-orang Yahudi telah meninggalkan salah satu warisan terbesar. Kisah
Alkitab ditulis pada akhir Zaman Besi hingga periode Persia dan Yunani (600-200 SM).
Mereka telah terbukti luar biasa ulet dan abadi serta dampaknya yang luar biasa
terhadap sejarah peradaban dunia. Terutama karena pentingnya mereka untuk tiga
agama monoteistik. Adanya kisah pertama tentang Ratu Sheba (Ratu Bilqis) ketika
melakukan kunjungan ke Raja Salomo (Sulaiman AS) adalah narasi singkat dalam
Perjanjian Lama.

Dalam Alkitab Ibrani, tradisi sejarah bangsa-bangsa yang diawetkan dalam Kejadian 10.
Dalam Kejadian 10: 7 ada referensi tentang Sheba, putra Raema, anak dari Cush, putra
Ham, anak Nuh.

Dalam Kejadian 10: 26-29 ada referensi untuk orang lain bernama Sheba, yang terdaftar
bersama dengan Almodad, Sheleph, Hazarmaveth, Jerah, Hadoram, Uzal, Diklah, Obal,
Abimael, Ophir, Hawila dan Yobab sebagai keturunan Yoktan, anak Eber, anak Salmon,
anak Arpakhsad, keturunan Sem, putra lain Nuh.

Menurut Alkitab Ibrani, ratu tidak disebutkan namanya dari tanah Sheba mendengar
tentang kebijaksanaan besar Raja Salomo dari Israel dan berangkat ke sana dengan
hadiah dari rempah-rempah, emas, batu mulia, dan kayu indah dan untuk menguji dia
dengan pertanyaan, seperti yang tercatat dalam pertama Kings 10: 1-13 (sebagian
besar disalin dalam 2 Tawarikh 9: 1-12).

Bahwa ratu terpesona oleh kebijaksanaan Salomo dan kekayaan, dan diucapkan berkat
Tuhan Salomo. Solomon membalas dengan hadiah dan "segala sesuatu yang dia
inginkan." Solomon menawarkan untuk memberi segalanya kerajaannya harus
menawarkan kecuali "karunia kerajaan." Oleh karena itu, menurut Alkitab, "ia berbalik
dan pelayannya pergi ke negaranya." ratu tampaknya cukup kaya, namun, seperti dia
membawa empat setengah ton emas dengan dia untuk memberikan kepada Salomo (1
Raja-raja 10:10).

Dalam ayat-ayat Alkitab yang merujuk secara eksplisit Ratu Sheba tidak ada tanda-
tanda cinta atau ketertarikan seksual antara Solomon dan Ratu Sheba. Keduanya
digambarkan hanya sebagai sesama raja yang terlibat dalam urusan negara.

Teks Alkitab, Kidung Agung (Song of Songs), mengandung beberapa referensi, telah
ditafsirkan adanya cinta antara Salomo dan Ratu Sheba. Wanita muda dari Kidung
Agung, peminangnya, yang diidentifikasi sebagai Raja Salomo. Ada sedikit sumber
dalam teks bahwa ratu itu kaya dan berkuasa di negeri asing digambarkan dalam Kitab
Raja-Raja.
Literasi Islam
Negeri Saba berhubungan dengan 3 tradisi agama, Yahudi, Nasrani dan Islam. Kita sulit
mengatakan, ia berhubungan dengan sejarah Nusantara. Saba diambil namanya dari
salah satu keturunan Nabi Nuh as (Noah), garis Sam. Generasi akhir ada yang
bermigrasi ke Mekkah, Medinah, Etiopia dan Syria. Ketiga surah yang mencuplik kisah
Sulaiman ( King Solomon), Ratu Balkis dan Saba.

Siapakah Saba Itu?


Dalam hadis Farwah bin Musaik, Rasulullah shallallahu alaihi wa sallam pernah ditanya
oleh seorang laki-laki, Ya Rasulullah, kabarkanlah kepadaku tentang Saba? Apakah
Saba itu? Apakah ia adalah nama sebuah tempat ataukah nama dari seorang wanita?
Beliau pun menjawab,
Dia bukanlah nama suatu tempat dan bukan pula nama wanita, tetapi ia adalah
seorang laki-laki yang memiliki sepeluh orang anak dari bangsa Arab. Enam orang dari
anak-anaknya menempati wilayah Yaman dan empat orang menempati wilayah Syam.
(HR. Abu Dawud, no. 3988 dan Tirmidzi, no. 3222).

Dalam riwayat Ibnu Abbas radhiallahu anhu ada tambahan nama-nama dari anak Saba,
Adapun yang menempati wilayah Yaman, mereka adalah: Madzhij, Kindah, al-Azd, al-
Asyariyun, Anmar, dan Himyar. Dan yang menempati wilayah Syam adalah Lakhm,
Judzam, Amilah, dan Ghassan (HR. Ahmad, no. 2898).
Para sejarawan juga mencatat bahwa nama asli dari Saba adalah Abdu asy-Syams.
Dan sebagaimana kita ketahui, nama-nama kabilah Arab terambil dari nama anak-anak
Saba.

Bila kita cermati penelitian arkeologi (sudah tersedia di youtube) bahwa adanya sebaran
budaya Saba di wilayah Tanduk Afrika, Ethiopia dan Yaman. Ketiga wilayah tersebut
membuktikan manuskrip dalam bukti arkeologi yang sama dalam penggunaan bahasa
"Sabaean" dan orang Barat menyebut bangsa/kaum Saba juga sebagai Sabaean.

Reruntuhan Bendungan Ma'rib. Foto: foreignpolicyjournal.com


Dahulu, secara garis besar wilayah Jazirah Arab dibagi menjadi dua bagian, bagian
Utara dan bagian Selatan. Arab bagian Selatan lebih maju dibandingkan Arab bagian
Utara. Masyarakat Arab bagian Selatan adalah masyarakat yang dinamis dan memiliki
peradaban, mereka telah mengenal kontak dengan dunia internasional karena
pelabuhan mereka terbuka bagi pedagang-pedagang asing yang hendak berniaga ke
sana. Sementara orang-orang Arab Utara adalah mereka yang terbiasa dengan
kerasnya kehidupan padang pasir, mereka kaku dan lugu karena kurangnya kontak
dengan dunia luar. Tentu saja geografi kerajaan Saba sangat mempengaruhi bagi
kemajuan peradaban mereka.

Awalnya kerajaan Saba dikenal dengan dengan Dinasti Muiinah sedangkan raja-raja
mereka dijuluki sebagai Mukrib Saba. Ibu kotanya Sharwah, yang puing-puingnya
terletak 50 km ke arah barat laut dari kota Marib. Pada periode inilah bendungan Marib
mulai dibangun. Periode ini antara tahun 1300 SM hingga 620 SM. Pada periode
berikutnya, antara tahun 620 SM 115 SM, barulah mereka dikenal dengan nama
Saba. Mereka menjadikan Marib sebagai ibu kotanya.

Kerajaan Saba terkenal dengan hasil alamnya yang melimpah, orang-orang pun banyak
berhijrah dan bermitra dengan mereka. Perekonomian mereka begitu menggeliat hidup
dan sangat dinamis. Allah Subhanahu wa Taala berfiman mengabarkan tentang
kemakmuran kaum Saba
Sesungguhnya bagi kaum Saba ada tanda (kekuasaan Allah) di tempat kediaman mereka,
yaitu dua buah kebun, di sebelah kanan dan di sebelah kiri. (QS. Saba: 15)
Kedua kebun tersebut sangat luas dan diapit oleh dua gunung di wilayah Marib.
Tanahnya pun sangat subur, menghasilkan berbagai macam buah dan sayuran.
Qatadah dan Abdurrahman bin Zaid rahimahumallah mengisahkan, apabila ada
seseorang yang masuk ke dalam kebun tersebut dengan membawa keranjang di atas
kepalanya, ketika keluar dari kebun itu keranjang tersebut akan penuh dengan buah-
buahan tanpa harus memetik buah tersebut. Abdurrahman bin Zaid menambahkan, di
sana tidak ditemukan nyamuk, lalat, serangga, kalajengking, dan ular (Tafsir ath-
Thabari, 20: 376-377).

Menurut al-Qusyairi, penyebutan dua kebun tersebut tidak berarti bahwa di Saba kala
itu hanya terdapat dua kebun itu saja, tapi maksud dari dua kebun itu adalah kebun-
kebun yang berada di sebelah kanan dan kiri lembah atau dianatara gunung tersebut.
Kebun-kebun di Marib saat itu sangat banyak dan memiliki tanaman yang bervariasi
(Fathul Qadir, 4: 422).

Yang membuat tanah di Marib menjadi subur adalah bendungan Marib atau juga
dikenal dengan nama bendungan Arim, bendungan yang panjangnya 620m, lebar 60m,
dan tinggi 16m ini mendistribusikan airnya ke ladang-ladang penduduk dan juga menjadi
sumber air di wilayah Marib.

Literatur sejarah menyebutkan bahwa yang membangun bendungan ini adalah Raja
Saba bin Yasyjub sedangkan buku-buku tafsir mencatumkan nama Ratu Bilqis sebagai
pemrakarsa dibangunnya bendungan ini. Ratu Bilqis berinisiatif mendirikan bendungan
tersebut lantaran terjadi perebutan sumber air di antara rakyatnya yang mengakibatkan
mereka saling bertikai bahkan saling membunuh.

Dengan dibangunnya bendungan ini, orang-orang Saba tidak perlu lagi khawatir akan
kehabisan air dan memperbutkan sumber air, karena bendungan tersebut sudah
menjamin kebutuhan air mereka, mengairi kebun-kebun dan memberi minum ternak
mereka.

Mungkin Berkaitan dengan Mesir


Josephus mengatakan dalam Antiquity Yahudi, buku 8 bab 6, bahwa Ratu Bilkis adalah
"ratu Mesir dan Ethiopia" yang mengunjungi Raja Salomo. Ratu dari Selatan (acuannya
Alkitab) Matius 0:42 dan Lukas 11:31. Daniel 11: 5 dan 8 mengidentifikasi sebagai
Selatan Mesir.

Ada juga klaim bahwa nama Mesir kuno Hatshepsut diterjemahkan sebagai "Queen of
Sheba". Hatshepsut adalah Firaun Mesir, lahir tahun 1508 SM dan meninggal 1458 SM,
yang menghidupkan kembali perdagangan aktif dengan kerajaan tetangga dan
menciptakan ekonomi yang semakin berkembang dan sejahtera bagi dinasti kerajaan
kedelapan belas itu.

Dewa matahari yang paling dekat hubungannya dengan dinasti ini, yang didirikan oleh
kakeknya dan ditujukan untuk memuja dewa pelindung Thebes, Amun. Tercatat bahwa
ia akan melakukan perjalanan ke tanah Punt, meskipun tidak ada yang tahu pasti di
mana Punt diamana lokasinya.

Sheba mungkin berasal dari kata Mesir kuno untuk bintang. Kerajaan Kush juga terletak
di selatan Mesir. Menurut abad kesebelas Yaqut al-Hamawi, penyembah bintang Harran
di Turki dan orang-orang dari Yaman, pergi berziarah khusus untuk piramida Giza. "Ratu
Sheba" mungkin mengacu pada judul Kandake sebagai kepala astronom atau pendeta
tinggi agama pemuja bintang yang berpusat di Afrika, dengan pusat-pusat satelit di
Saudi, Asia, dan Eropa.

"Penyembah Bintang" juga mempelajari atau menyembah matahari dan bulan. Akar
penghormatan bintang atau ilmu tahun berdasarkan sitem bintang pada tahun 5000 SM
Bukti tingkat kecanggihan dan pengetahuan astronomi telah ditemukan di beberapa
situs arkeologi di Afrika, termasuk kompleks di Nabta Playa di Mesir selatan. Struktur di
Nabta berusia hampir 7.000 tahun, dan merupakan kompleks astronomi tertua di dunia.

Situs astronomi lainnya di Afrika termasuk: Namoratunga II, dekat Danau Turkana, di
Kenya, yang digunakan sekitar 300 SM; lingkaran batu Senegambian; dan megalith
Bouar di tempat yang sekarang Republik Afrika Tengah.

Nubia - lokasi lain yang mungkin


Tradisi Candaces didokumentasikan dengan baik di Nubia, yang mencatat banyak ratu
mulai dari zaman prasejarah dengan judul naskah Kentakes adalah istilah yang
digunakan untuk menggambarkan tradisi panjang kepemimpinan di Nubia oleh ksatria-
ratu (warrior queens).
Nubia itu selatan Mesir Kuno, juga dibagi dengan Sungai Nil dan berbatasan dengan
Laut Merah. Lokasi ini digadang-gadang kandidat lain untuk lokasi Kerajaan Sheba dan
ratu yang terkenal itu.

Sejarah Nubia memberikan gambaran tradisi dan kerajaan kaya yang bisa menjadi
kerajaan sebenarnya dari Ratu Sheba. Ekonomi budaya didasarkan pada
perdagangan.

David Jones, dalam buku Women Warriors: a History, menceritakan bahwa pada 332
SM Alexander Agung memimpin pasukannya ke Nubia. Di perbatasan, ia berhadapan
dengan formasi militer canggih yang dirancang oleh ratu mereka, Candace Meroe. Dia
memimpin pasukannya di seberang perbatasan dari atas gajah. Alexander
mengarahkan pasukannya memasuki Mesir. Perlu dicatat bahwa cerita ini dianggap
oleh para ahli sebagai legenda, dan Alexander muncul tak pernah menyerang sampai
ke Nubia. Itulah awal dari aturan Yunani atas Mesir yang berlangsung selama tiga ratus
tahun sampai pendudukan Romawi pada 30 SM.

Strabo juga menjelaskan bentrokan serupa dengan Roma, di mana tentara Romawi
dikalahkan oleh pemanah Nubian di bawah kepemimpinan Ratu lain dari Nubia. Ratu ini
digambarkan "bermata satu", menjadi satu matanya buta. Formasi strategis yang
digunakan oleh Ratu kedua ini didokumentasikan dalam deskripsi Strabo.

Kerajaan Lama Mesir memiliki misi dagang pertama kali menyebut Nubia di 2300 SM.
Mesir melakukan perdagangan emas, kemenyan, ebony, gading, dan binatang eksotis
dari Afrika tropis melalui Nubia. Aswan, sebagai batas selatan kekuasaan Mesir.
Sebagai perdagangan antara Mesir dan Nubia meningkat, begitu pula kekayaan dan
stabilitas kerajaan.

Oleh dinasti keenam Mesir, Nubia dibagi menjadi serangkaian kerajaan kecil. Peneliti
arkeologi Mesir memperdebatkan apakah orang-orang ini, yang berkembang dari tahun
2240 SM -. 2150 SM, adalah hasil dari evolusi, perang, atau penjajahan. Gurun Sahara
menjadi terlalu kering untuk mendukung kehidupan manusia.

Selama masa pertengahan kekuasaan Mesir (2040-1640 SM), Mesir mulai ekspansi ke
Nubia untuk mendapatkan kontrol lebih besar atas rute perdagangan di Nubia Utara dan
akses langsung untuk berdagang dengan Nubia di selatan. Mereka mendirikan sebuah
benteng di tepi Sungai Nil. Para tentara penjaga perbatasan ini tampaknya memiliki
hubungan damai dengan orang-orang Nubian lokal, tapi sedikit interaksi selama periode
tersebut.

Sebuah penemuan baru, yang sangat berbeda adalah budaya Grave Pan. Disebut
demikian karena kuburan dangkal mereka. Kuburan dangkal mumi alami. Pan
Grave berhubungan dengan tepi timur Sungai Nil dan menunjukan interaksi dengan
bagian barat sungai Nil.

Kerajaan Kerma muncul sebagai kerajaan pertama yang menyatukan banyak daerah di
kawasan tersebut. Salah satu pusat perkotaan paling awal di Afrika tropis. Tahun 1750
SM, penguasa Kerma cukup kuat untuk mengatur tenaga kerja untuk membangun
dinding monumental dan struktur dari batu bata lumpur. Mereka menciptakan makam
yang kaya dengan harta untuk perjalanan di alam baka dan pengorbanan manusia. Para
pengrajin yang terampil dalam pengerjaan logam dan kualitas tembikar mereka
melampaui bangsa Mesir. situs penggalian di Kerma menghasilkan makam besar dan
struktur istana-seperti 'Deffufa', menggambarkan kekuatan sebuat komunitas kerajaan
awal di wilayah tersebut.

Tradisi awal pengamatan astronomi di Nubia tercermin dengan adanya megalit yang
ditemukan di Nabta Playa yang merupakan perangkat Archaeoastronomy pertama di
dunia, mendahului Stonehenge setidaknya 1000 tahun. Nabta Playa, kemungkinan
membentuk dasar untuk struktur kedua Neolithicsociety di Nabta dan Kerajaan lama
Mesir. Oleh karena itu tradisi panjang mempelajari bintang dan matahari seperti
dikisahkan dalam Perjanjian lama, dan pengetahuan tentang fenomena baru
memprovokasi perjalanan dari orang Majus.

Penemuan arkeologi baru-baru ini


Kuil Bar'an di Ma'rib - dibangun pada abad kedelapan SM dan temuan arkeologi hampir
1.000 penemuan arkeologi di Ma'rib, Yaman. Temuan ini mendukung pandangan bahwa
Ratu Sheba memerintah wilayah Arab Saudi selatan, dengan bukti yang menunjukkan
bahwa daerah itu sebagai ibukota Kerajaan Sheba.

Sebuah tim peneliti University of Calgary, Dr. Bill Glanzman, ditugaskan untuk
"membuka rahasia kuil berusia 3.000 tahun di Yaman. "Kami memiliki pekerjaan besar
di depan kami," kata Glanzman pada tahun 2007. "Tugas pertama kami adalah untuk
merebut tempat suci dari gurun pasir, mendokumentasikan temuan kami. Kami sedang
berusaha untuk menentukan bagaimana artefak ini terkait dengan Ratu Sheba,
bagaimana tempat suci itu digunakan sepanjang sejarah, dan bagaimana hal itu
memainkan peran penting dalam cerita rakyat Arab. "

Teka-teki yang tetap jadi Misteri


Tapi cerita harus didasarkan pada sesuatu. Jika versi Alkitab ditulis berabad-abad
setelah kurun waktu Ratu Saba, karena mungkin untuk memuliakan Israel dan
pemerintahan Raja Solomon/Sulaiman. Meskipun para sejarawan meyakini reruntuhan
kota Ma'rib di Yaman sebagai negeri Saba, dalam teks kuno di relief-reliefnya yang
menulis nama raja-raja yang berkuasa di negeri itu masih tidak ditemukan nama Ratu
Saba di dalamnya.

Menariknya ada teks kuno yang berbicara tentang ratu di jazirah Arabia utara pada abad
ketujuh dan kedelapan SM - sewaktu dengan pendapat para sejarawan Israel yang
tergoda untuk menempatkan sejarah Raja Solomon. Adapun Ratu sendiri, sejarah nya
tetap merupakan teka-teki. Dia adalah seorang wanita yang berkuasa, seorang wanita
yang dipuja dan kekasih misterius. Hal ini mungkin ini banyak lembaran puzle yang
tercecer atas kisahnya yang pada akhirnya kisah ini semakin menemukan
popularitasnya.
10 Fakta Menarik tentang Ratu Bilqis dari Kerajaan Saba

Ratu Bilqis dari Kerajaan Saba. Foto: Youtube


Ratu Sheba atau ratu Saba atau Ratu Bilqis merupakan seorang ratu misterius yang
diabadikan dalam beberapa kitab suci agama di dunia, di antaranya adalah Alkitab Ibrani,
Kebra Nagast dan Muslim -Alquran. Dia adalah seorang wanita yang memiliki kekuasaan,
keindahan dan kekayaan yang luar biasa.

Sangat sedikit legenda perempuan dalam sejarah ada yang telah menangkap imajinasi
manusia dengan cara Queen Sheba -Ratu Bilqis memiliki, meskipun kurangnya bukti
substansial dalam mendukung keberadaannya. Berikut adalah beberapa fakta menarik tentang
Ratu Sheba (Bilqis).

1. Asal-usulnya membingungkan
Terlepas dari kenyataan bahwa Ratu Sheba (Bilqis) adalah salah satu tokoh paling terkenal,
tapi rincian dasar tentang dia sedikit yang diketahui, termasuk nama dan asalnya. Tradisi
menempatkan tanggal lahirnya di paruh terakhir SM abad ke-11 dan dia meninggal di sekitar
955 SM.

2. Lokasi Kerajaan Sheba/Saba


Lokasi yang tepat dari kerajaan Sheba/Saba masih bisa diperdebatkan. Dua benang merah
sejarah yang mengaitkan ke Ratu Sheba. Berdasarkan sumber Arab dan Islam, Ratu Sheba
memerintah sebuah kerajaan di Semenanjung Arab selatan, yang saat ini dikenal sebagai
Yaman. Di sisi lain, catatan Ethiopia, menegaskan bahwa Ratu Sheba memerintah Axumite
Empire, terletak di utara Ethiopia.
Sumber: womenshistory.about.com

3. Dikisahkan dalam Alkitab


Ratu Sheba terkenal cerita dalam buku Alkitab dari Kings. Ratu Sheba mengunjungi
Jerusalem untuk menguji kebijaksanaan legendaris Raja dengan kafilah kekayaan. Raja
Salomo (sulaiman) menjawab semua pertanyaan untuk kepuasan Ratu setelah itu mereka
bertukar hadiah dan ia kembali kembali ke wilayahnya.

4. Sangat Melegenda dalam Islam


Kisah Bilqis sebagai 'Queen of Sheba' muncul dalam kitab suci Al-Quran sebagai legenda
Islam, meskipun dia tidak disebutkan namanya. Menurut Quran, Raja Salomo (Sulaiman)
mendengar tentang Bilqis dan orang-orang Saba, yang menyembah matahari daripada Allah.
Raja mengirim surat memintanya untuk datang kepadanya sebagai seorang Muslim. Queen
menjawab kembali dengan hadiah yang ditolak Salomo (Sulaiman). Dia kemudian pergi ke
pengadilan Salomo sendiri.
Sumber: britishmuseum.org
5. Menggoda (The Temptations)
Menurut legenda Etiopia Sebelum kunjungan Ratu Saba ke raja Sulaiman, ada rumor bahwa
sang Ratu Bilqis kakinya berbulu dan memiliki kuku seperti kambing. Untuk menemukan
kebenaran, Salomo (Sulaieman) membangun istana dengan lantai kaca. Percaya bahwa lantai
terbuat dari air, ratu mengangkat roknya, mengungkapkan kaki dan kakinya. Raja Salomo
(Sulaiman), menurut beberapa tradisi, kemudian menikah dengan Ratu, sementara yang lain
menyatakan bahwa ia memberi menikahkannya dengan seorang pemimpin Hamdan.

Sumber: thefatalfeminist.com, image: wikimedia.org

6. Ethiopia Queen (Bilqis adalahRatu dari Etiopia)


Versi yang paling signifikan dari sosok legendaris muncul dalam epik nasional Ethiopia,
Cerita Kebra Nagast. menceritakan kaki ratu Bilqis berbulu, kunjungannya ke Solomon
(Sulaiman) disertai sebuah rayuan. Menurut tradisi Ethiopia Ratu Bilqis adalah Queen
Makeda (nama Ethiopia dari Bilkis) kembali ke ibukota, Aksum dan bulan kemudian
melahirkan anak Salomo, Menelik I, yang diyakini sebagai pencetus dinasti kekaisaran
Ethiopia.
Sumber: bbc.co.uk

7. Ibu Bangsa Ethiopia


Melalui naskah Kebra Nagast, Ethiopia melihat negara mereka sebagai bangsa pilihan Allah,
rumah peristirahatan terakhir Tabut Perjanjian bahwa Allah memilih Etipia menyimpannya.
Ratu Sheba dan anaknya adalah leluhur bangsa Etiopia. Dengan demikian, Sheba dianggap
sebagai ibu dari bangsa mereka, dan raja-raja memiliki hak surgawi untuk memerintah karena
mereka langsung turunan dari Ratu Bilqis.
Sumber: bbc.co.uk, image: wikimedia.org
8. Enigma
Adapun Ratu sendiri, sejarah nya tetap menjadi teka-teki. Dia adalah seorang wanita yang
sangat berpengaruh, seorang ibu selalu memuja dan seorang kekasih rahasia - juga pendiri
bangsa dan dia seorang setan dengan kuku kakinya terbelah. Ini adalah untaian dari kisahnya
yang akhirnya menjadi kunci popularitasnya.
Sumber: bbc.co.uk

9. Sebuah warisan abadi


Ratusan tahun setelah kematian Ratu Bilqis, dia masih semesta pikiran orang baik di dalam
dan jauh melampaui batas-batas kerajaan nya.
Sumber: encyclopedia.com

10. Ratu dari Selatan (The Queen of South)


Ratu Sheba dikutip sekali lagi dalam Perjanjian Baru, dengan judul lain, Ratu dari Selatan
(Matius 00:42; Lukas 11:31). Yesus menyinggung dirinya, menegaskan kembali tokoh
bersejarah nya, sebagai sarana untuk memperjelas titik bahwa meskipun awalnya kafir dalam
iman dan bukan Yahudi dalam lomba, Ratu Sheba mengakui kebenaran dan realitas Allah.

Dalam Al-Quran petunjuk lokasi Ratu Bilqis dan Kerajaan Saba (Sheba) lebih banyak.
Dianataranya menggambarkan kemakmuran kerajaan Saba dan kisah jebolnya Bsebuah
bendungan. Para ahli menyimpulkan bahwa bendungan itu adalah bendungan Ma'rib di
Yaman.

Queen Sheba (Ratu Shaba) dan Negeri Saba di Indonesia?

Candi Borobudur. Foto: wikipedia.org


Teori Pseudosains yang mengungkapkan bahwa Brorobudur adalah peninggalan Nabi
Sulaiman AS telah menggemparkan dunia. Tanggapan Euforia pun banyak yang mendukung
teori ini. Namun banyak pula yang mengkritisinya dengan cukup fakta dan ulasan yang
mendalam.
Keberadaaan Borobudur sebagai peninggalan Nabi Sulaiman AS (?) tentu tak lepas dari
negeri Saba yang dikisahkan dalam Al-Quran dan juga Al-Kitab Injil. Negeri Saba dipimpin
oleh seorang ratu yang disebut Ratu Saba (Queen Sheeba/Ratu Bilqis). Banyak fakta-fakta
yang memperkuat teori tersebut juga dilandasi dengan ayat-ayat AlQur'an. KH. Fahmi Basya
seorang perintis Dzikru Lil Alamien (DLA) sebagai pencetus teori inipun dengan keyakinan
yang kuat dan berlandaskan tafsir Qur'an versi beliau.

Baca juga: Penemuan Arkeologi Arab Saudi Pra-Islam: Madain Saleh

Ijtihad dalam menafsirkan Al-Qur'an, bisa saja dilakukan dan sah-sah saja. Pro kontra yang
menyertainya pun sebagai hal yang lumrah dalam mencari kebenaran. Bagi yang kontra
terhadap teori tersebut, melandasinya dengan argumen-argumen juga yang menurut saya pun
juga masuk akal. Memang ada beberapa kelemahan teori yang dikemukakan oleh KH. FB
tersebut.

Kata Saba hanya 3 kali disebut dalam Al-quran:


1. Surat ke 34, bernama Saba,
2. Ucapan Burung Hud-hud kepada nabi Sulaiman surat ke 27 ayat 22
3. Hutan Saba, surat ke 34 ayat ke 25.
Dengan mengutak-atik Quran Surat Saba dan An-Naml, KH Fahmi Basya berani
berspekulasi bahwa bagian atas Borobudur (Arupa Dhatu/ranah kesenyapan) dahulu adalah
Arsy (singgasana, dilebarkan pengertiannya menjadi istana) di istana Ratu Boko (Istana Ratu
Saba), yang dengan ilmu Kitab dipindahkan/ditransformasikan ke bagian Rupa Dhatu (ranah
rupa-rupa wujud) Candi Borobudur dengan kecepatan hanya sekejapan mata. Bukti utama
yang diajukan adalah bahwa saat ini istana Ratu Boko memang hilang dan tinggal pondasinya
saja.

Spekulasi ini berlanjut dengan klaim bahwa Borobudur adalah peninggalan nabi Sulaiman
yang pengerjaannya oleh manusia dan Jin (dalam bukunya tersebut diatas peran Jin sangat
dominan). Untuk mendukung klaim ini penulis mengajukan argumen bahwa relief candi
begitu halus sehingga mustahil itu hasil pahatan manusia. Untuk menguatkan argumen ini
diajukan ayat-ayat Al-Quran yang mengisahkan Sulaiman mempunyai kaum baik dari
golongan manusia, jin dan burung-burung. Lebih jauh Kyai kita ini menjelaskan bahwa
teknik penciptaan relief dan patung di Borobudur adalah dengan melunakan batu, bukan
pahatan, karena hanya Jin yang sanggup mengatasi batu yang lunak (meleleh karena panas).
Benarkah?

Untuk mendukung klaim-klaim tersebut beliau mengajukan bukti bahwa Saba itu benar-benar
di Pulau Jawa. Selama ini para mufasir Al-Quran menafsirkan bahwa Saba itu letaknya di
negeri Yaman. Padahal menurut beliau bukti-bukti bahwa Saba ada di Yaman sangat tidak
mencukupi dari sudut pandang arkeologis. Coba buka QS.34:15, terjemahannya menurut
beliau adalah Dan sungguh adalah untuk Saba pada tempat mereka ada ayat, dua hutan
sebelah kanan dan kiri. Perhatikan kata SABA dan HUTAN. Hutan dalam bahasa jawa kono
adalah WANA, sedangkan SABA adalah tempat berkumpul. Dari kata WANA dan SABA
akan terbentuk nama tempat yaitu WANASABA, atau sekarang WONOSOBO, sebuah
kabupaten di Jawa Tengah yang memang sangat dekat dengan komplek istana Ratu Boko
yang diklaim sebagai istana ratu Saba/Bilqis. Juga diajukan hipotesis bahwa Kabupaten
Sleman di Yogyakarta berasal dari kata Sulaiman. Kepulauan Solomon di lautan pasifik juga
ada kaitannya dengan nabi Sulaiman.

Lebih jauh Kyai Fahmi Basya mengajukan argumen tambahan bahwa berdasarkan QS.27 :
29-30 Nabi Sulaiman pernah berkirim surat dengan kurir seekor burung kepada ratu Bilqis di
negeri Saba. Surat tersebut menurut Al-Quran diawali dengan Bismillahirrahmaanirrahim.
Untuk menunjukkan kekuasaan dan kejayaan maka surat tersebut terbuat dari lempengan
emas, dan surat berlempeng emas ini ditemukan di kolam pemandian istana Ratu Boko. Jika
ini benar tentu merupakan bukti sahih bahwa Borobudur dan reruntuhan istana Ratu Boko
benar ada kaitan dengan nabi Sulaiman. Tetapi sayangnya beliau tidak menjelaskan lebih
lanjut perihal surat tersebut, kapan ditemukan, siapa penemunya, apakah pendapat para pakar
arkeologi tentang inskripsi emas tersebut, hanya sekedar menampilkan fotonya saja.

Beberapa Keberatan

Dalam Quran dijelaskan dengan sangat terang bahwa yang dipindahkan oleh seseorang yang
beriman (bukan jin Ifrit, - Semula ifrit mengajukan diri memindahkan isatana) dalam sekejap
mata adalah SINGGASANA. Mari kita buka kamus besar Bahasa Indonesia (KBBI) Bahwa
Singgasana adalah /singgasana/ n kursi kerajaan untuk tempat duduk raja; takhta;-- kiani
takhta kerajaan. Jadi Singgasana adalah kursi duduk resmi bagi seorang penguasa untuk
menjalankan fungsi seremonial maupun negara.
Baca juga: Kerajaan Saba, Ratu Bilqis (Queen Sheba) dan Sejarahnya

Jelaslah bahwa yang dipindahkan bukan Istana Ratu Bilqis dari negeri Saba tetapi
Singgasananya atau kursi tempat duduknya. Dikisahkan bahwa singgasana tersebut telah
berdampingan dengan singgasana Nabi Sulaiman AS agar Ratu Bilqis langsung duduk di
sebelahnya.

Kisah ini tercantum dalam Surah An-Naml, berikut ini:


38. Berkata Sulaiman: "Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang
sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai
orang-orang yang berserah diri."
39. Berkata Ifrit (yang cerdik) dari golongan jin: "Aku akan datang kepadamu dengan
membawa singgsana itu kepadamu sebelum kamu berdiri dari tempat dudukmu;
sesungguhnya aku benar-benar kuat untuk membawanya lagi dapat dipercaya."
40. Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI-Kitab "Aku akan membawa
singgasana itu kepadamu sebelum matamu berkedip." Maka tatkala Sulaiman melihat
singgasana itu terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini termasuk kurnia Tuhanku untuk
mencoba aku apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya), dan barangsiapa
yang bersyukur maka sesungguhnya dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
barangsiapa yang ingkar, maka sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia."
41. Dia berkata: "Ubahlah baginya singgasananya; maka kita akan melihat apakah dia
mengenal ataukah dia termasuk orang-orang yang tidak mengenal(nya)."

Dengan demikian, pantas diajukan keberatan utama bahwa pemindahan adalah


SINGGASANA bukan ISTANA. Dengan demikian pemindahan hanya terjadi pada kursi
singgasana ratu bukanlah Istana Ratu Bilqis. Untuk mempersempit pembahasan kita
menentukan dimana lokasi negeri Saba sebenarnya? karena kisah pemindahan Istana tidak
terjadi.

Baca juga: Kerajaan Saba dan Himyar, Bukan Bangsa Arab?


Baca juga: Penemuan Arkeologi Arab Saudi Pra-Islam: Madain Saleh

Hipotesis bahwa Saba ada di Jawa dan terkait dengan Wanasaba (Wonosobo) menurut
pendapat dari ahmadsamantho terlalu gegabah. Coba perhatikan lagi ayat yang QS.34:15,
terjemahannya menurut beliau adalah Dan sungguh adalah untuk Saba pada tempat mereka
ada ayat, dua hutan sebelah kanan dan kiri. Kalau kita baca teks arabnya maka yang
dimaksud hutan itu adalah jannah. Para ulama sepakat bahwa kata jannah dalam ayat ini
tidak bisa diartikan sebagai hutan, tetapi kebun, diayat lainnya bahkan diartikan surga. Beda
sekali pengertian antara hutan dan kebun. Kita lihat bahwa beliau melakukan penterjemahan
sekedar untuk mendukung pendapatnya. Dengan demikian haruslah ditolak.

Ada bagian terpenting dari kisah negeri Saba adalah adanya bencana banjir besar yang
melanda negeri itu akibat jebolnya bendungan yang besar saat itu. Bendungan itu disebut
Bendungan Ma'rib. Bendungan Ma'rib yang merupakan salah satu monumen terpenting dari
kaum ini, adalah merupakan indikasi penting yang menunjukkan tingkatan teknologi yang
telah diraih oleh kaum Saba.
Reruntuhan Bendungan Ma'rib. Foto: nationalgeographic.com
Ketinggian dari bendungan di Ma'rib mencapai 16 meter, lebar 60 meter dengan panjang 620
meter. Berdasarkan perhitungan, total wilayah yang dapat diari oleh bendungan ini adalah
9.600 hektar, dengan 5.300 hektar termasuk dataran bagian selatan bendungan dan sisanya
termasuk dataran sebelah barat seluas 4.300 hektar. Dua dataran ini dihubungkan sebagai "
Ma'rib dan dua dataran tanah " dalam prasasti Saba.3 Ungkapan dalam Al Qur'an yang
menyebutkan " dua buah kebun disisi kiri dan kanan "menunjukkan akan kebun yang
mengesankan dan kebun angur di kedua lembah ini. Berkat bendungan ini dan system
pengairan tersebut maka daerah ini sangnat terkenal memiliki pengairan yang terbaik dan
kawasan paling subur di Yaman. J. Holevy dari Perancis dan Glaser dari Austria
membuktikan berdasarkan dokumen tertulis bahwa bendungan Ma'rib telah ada sejak jaman
kuno. Dalam dokumen tertulis dalam dialek Himer dihubungkan bahwa bendungan ini yang
menyebabkan kawasan ini sangat produktif.

Inkripsi tentang Bendungan Ma'rib. Foto: nationalgeographic.com

Bendungan ini diperbaiki secara besar-besaran selama abad 5 dan 6 M. Namun demikian,
perbaikan yang dilakukan ini ternyata tidak mampu memcegah keruntuhan bendungan ini
tahun 542 AD. Runtuhnya bendungan tersebut mengakibatkan "banjir besar Arim" yang
disebutkan dalam Al Qur'an serta mengakibatkan kerusakan yang sangat hebat. Kebun-kebun
anggur, kebun dan ladang-ladang pertanian dari kaum Saba yang telah mereka panen selama
ratusan tahun benar-benar dihancurkan secara menyeluruh. Dan kaum Sab apun segera
mengalami masa resesi yang terjadi setelah hancurnya bendungan tersebut. Negeri Saba
berakhir dalam waktu tersebut yang dimulai dengan hancurnya bendungan

Dimanakah bendungan Ma'rib itu?

Sesungguhnya bagi kaum Saba' ada tanda (kekuasan Allah) di tempat kediaman mereka yaitu
dua buah kebun di sebelah kanan dan kiri (kepada mereka dikatakan): " Makanlah olehmu
dari rezeki yang (dianugerahkan) Tuhanmu dan bersyukurlah kamu kepada-Nya. (Negerimu)
adalah negeri yang baik dan (Tuhanmu) adalah Tuhan Yang Maha Pengampun". Tetapi
mereka berpaling, maka Kami datangkan kepada mereka banjir yang besar dan Kami ganti
kedua kebun-kebun mereka dengan dua kebun yang ditumbuhi (pohon-pohon) yang berbuah
pahit, pohon Atsl dan sedikit dri pohon Sidr ( QS Saba' 15-16).
Kaum Saba adalah satu diantara empat peradaban besar yang hidup Arabia Selatan. Kaum ini
diperkirakan hidup sekitar sekitar 1000-750 SM dan hancur sekitar 550 M setelah melalui
penyerangan selama dua abad dari Persia dan Arab.

Masa keberadaan dari peradaban Saba menjadi pokok pembiacaran dari banyak diskusi.
Kaum Saba mulai mencatat kegiatan pemerintahannya sekitar 600 SM, Inilah sebabnya tidak
terdapat catatan tentang mereka sebelum tahun tersebut. Sementara itu, Borobudur dibangun
pada Abad ke 8 M. Tedapat diskrepansi atau perbedaan waktu yang jauh.

Berkaitan dengan ini, Kyai FB juga mengetengahkan Hipotesis bahwa Nabi Sulaiman AS
adalah orang Jawa dengan alasan 'hanya' ada kata SU pada nama Sulaiman yang mirip
dengan nama-nama orang Jawa. Pertanyaannya, sejak kapan orang jawa ramai-ramai
menggunakan nama SU? Tentu tidak ada kepastian. Jadi hipotesis bahwa nama dengan SU
identik dengan nama Jawa, perlu dipertanyakan.

Mengenai Nabi Sulaiman adalah keturunan Jawa karena ia satu-satunya nabi yang
menggunakan nama SU pantas diajukan keberatan. Bolehlah dikatakan hal itu hanya
kebetulan saja. Kita harus melacak apakah orang-orang Jawa sudah lazim menggunakan
nama SU sejak zaman kuno, sezaman dengan Borobudur. Mengingat Sulaiman adalah Raja
maka kita harus menampilkan nama-nama Raja Jawa (atau bangsawan atau orang terkenal)
yang dikenal dalam sejarah. Referensi untuk hal ini sangatlah banyak, saya menyebutkan
sekedar contoh nama-nama raja tersebut (Era Mataram Hindu sampai Majapahit) : Aji Saka,
Shima, Indrawarman, Sanjaya, Panangkaran, Syailendra, Panunggalan, Warak, Garung,
Pikatan, Kayuwangi, Watuhumalang, Dyah Wawa, Tulodong, Daksa, Balitung, Mpu Sindok,
Airlangga, Dharmawangsa Teguh, Jayabhaya, Tunggul Ametung, Arok, Dedes, Ndok,
Lohgawe, Gandring, Prapanca, Anusapati, Tohjaya, Kebo Ijo, Ranggawuni, Wijaya, Nambi,
Kebo Anabrang, Gajah Mada, Hayam Wuruk, Tribuana Tunggadewi, Suhita dan seterusnya.
Kita lihat bahwa pada Zaman kuno nama dengan awalan SU belum lazim digunakan oleh
orang Jawa. Sebagai perkecualian mungkin nama Raja Majapahit Suhita, tetapi nama ini baru
muncul pada abad 15, tujuh abad setelah Borobudur.

Hal yang paling sederhana dalam budaya kita sebagai orang jawa dalam mengidentifikasi
seseorang adalah: dia siapa, anak siapa dan bapaknya siapa? dengan konsepsi ini saja kita
tinggal merunut (menelusuri) siapa Nabi Sulaiman AS, anaknya siapa? dan seterusnya. Nasab
Nabi Sulaiman sangat jelas bahwa beliau adalah putera Raja/Nabi Daud AS dan lebih jauh
lagi dirunut ke atasnya akan berjumpa dengan Bapak para nabi, yaitu Ibrahim AS. Jelas sekali
bahwa Nabi Sulaiman AS adalah BUKAN Orang Jawa.
Foto: http://wirajhana-eka.blogspot.com. Foto: http://wirajhana-eka.blogspot.com

Lempeng emas diklaim surat Nabi Sulaiman AS. Foto: http://wirajhana-eka.blogspot.com


Benarkah surat lempengan emas nabi Sulaiman pernah ditemukan di bekas kolam Istana Ratu
Boko di Jawa Tengah? Lempengan emas itu memang ada, tetapi bukan berbahasa Ibrani,
Aramaic atau Arab, tetapi Jawa Kuno, bunyinya Om Rudra ya namah swaha, jika diartikan
memang sejajar dengan Bismillahirrahmanirrahiim. Apakah ini surat Sulaiman seperti
maksud Al-Quran? Jelas tidak. Perhatikan ada kata-kata RUDRA, nama ini adalah istilah
untuk Wisnu, dewa dalam trimurti. Apakah mungkin seorang nabi membuat kata pembuka
surat yang jelas-jelas bertentangan dengan misi kenabian? Kesimpulannya, inskripsi emas itu
adalah peninggalan hindu Jawa, dan tidak terkait dengan Nabi Sulaiman apalagi Al-Quran.

Bila lempengan emas itu diidentifikasi oleh kyai FB sebagai bentuk lafadz Allah adalah
salah. Jikapun itu dari Nabi Sulaiman, takkan ditulis dalam huruf Arab tetapi menggunakan
huruf dan bahasa Ibrani atau Aramaic.

Baca juga:

1. Kerajaan Saba dan Himyar, Bukan Bangsa Arab?


2. Menelusuri Ratu Bilkis (Balqis/Nicaule/Nakuti/Makeda/Maqueda), Kerajaan Saba
3. 10 Fakta Menarik tentang Ratu Bilqis dari Kerajaan Saba
4. Kerajaan Saba, Ratu Bilqis (Queen Sheba) dan Sejarahnya
5. Queen Sheba (Ratu Shaba) dan Negeri Saba di Indonesia?

Salam
at 19.35
Kirimkan Ini lewat EmailBlogThis!Berbagi ke TwitterBerbagi ke FacebookBagikan ke
Pinterest
Labels: Arkeologi, borobudur, fahmi basya, nabi sulaiman

16 komentar:

1.

PERCETAKAN GARUDASenin, 22 Februari, 2016

analisa anda juga baru hipotesa bukan ilmu pasti,, yang juga anda sadur dr pelajaran
sejarah yg ditulis org yg juga blm tentu benar,, lalu kenapa anda hanya menghakimi
dg model dan literatur org terdahulu yg jg anda tdk kenali baik/buruk, jujur / dusta,,,
kl anda cendekiawan lakukan riset yg jujur tanpa kepentingan ego anda,, atau
bertendesi keilmuwan jg bawa ilmu tidak mau kalah tanpa berani melakukan riset
keilmuwan yg baik,.. maaf lho mas,.. jgn teriak saya pintar saya benar tanpa bs
membuktikan melalui riset dan argumentasi original anda,, pastinya anda gak ada
biaya untuk lakukan riset pribadi anda,.. so jgn mudah menyalahkan keilmuwanan
seseorang sdgkan anda belum bersikap bertindak selaku ilmuwan yg sejati

Balas

2.

PERCETAKAN GARUDASenin, 22 Februari, 2016

kita org indonesia ini aneh !! walaupun baru sebatas hipotesa kenapa anda takut
disebut keturunan NABI !!! inilah hasil penjajahan ratusan tahun,, disebut INDON
atau BABU marah !!! dilabelIN KETURUNAN NABI gak mau!!! trus mau kalian
apa!!!! YO WIS pake teori ngawur DARWIN AJA YA!!! krn cocok buat bangsa yang
takut DIBAIKKAN OLEH SEJARAH,suka teriak2 tp masih bergelantungan di
ilmu/pohon org lain,,, smoga kalian tdk dipantaskan menjadi bangsa yg memiiki
kebiasaan berteriak2 berantem cakar2an sementara dibawah pohon singa siap
menerkam kalian !!!!! amin

Balas
3.

PERCETAKAN GARUDASenin, 22 Februari, 2016

PUNTEENN,,, org sono noh!! baru bikin pesawat tahun kapan? org indonesia dulu
disebutnya org bodoh kate belande,, udah bisa bikin KERIS terbang!!! org sono noh!
baru bikin rompi anti peluru tahun kapan? org INDON cakap Melayu no noh!udah
pada kebal anti bacok/peluru,,,org sono noh!! baru bikin not balok tahun kapan? org
batak,padang,bugis,jawa udah pake gamelan yang merdu,..rancak banak,...uapik
tenan,,, bahasa bataknya apa ya?.. he he ,..org sono noh!! baru bisa masukan
plat/jantung pacu ketubuh manusia,.. org dayak udah bs mindahin burung kalian,, org
INDON udah bs masukan komputer/jarum/benang ke perut kalian,,, org sono noh
baru bs bikin robot kapan tahun?,, URANG AWAK udah bs nyuruh2 tuyul ambil duit
org,.. bercanda,, tapi kalian masih takut disebut BANGSA BERILMU !!! apa lagi ya,,,
cari aja kehebatan nenek moyang kalian dari setiap suku bangsa di I N D O N E S I
A,,,

Balas

4.

depeSelasa, 14 Juni, 2016

Kerupuk membuktikan bahwa negri syam sebenarnya indonesia. berdasar hadit yang
menceritakan saat Rasullullah pergi menuju negri syam karena takut dibunuh maka
disuruh oleh rahib pulang ke negri asal dengan bekal kerupuk. Kerupuk makanan asli
indonesia. Mudah2an menjadi petunjuk bagi kita. THE MIRACLE OF KERUPUK
Rahib bertanya: Saya nasehatkan kalian untuk berpegang pada Allah, namun siapa
walinya anak ini?. Rombongan Quraisy menjawab: Abu Thalib. Si rahib tiada
henti-hentinya menasehati Abu Thalib hingga ia mau mengembalikan Nabi ke
Mekkah. Abu Bakar juga memerintahkan Bilal untuk menemaninya, sedangkan si
rahib memberinya bekal berupa kerupuk dan minyak

Hadits ini dikeluarkan oleh At Tirmidzi dalam Jami-nya (3583), Al Hakim dalam Al
Mustadrak (4167), Al Baihaqi dalam Dalail An Nubuwwah (386), Ibnu Asakir dalam
Tarikh Dimasyqi (811), Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya (35852), dan
beberapa huffadz yang lain.

Sanad hadits ini shahih karena seluruh perawinya adalah perawi yang dipakai oleh
Bukhari dan Muslim. Al Munawi berkata: Tidaklah perawi dalam sanad hadits ini
kecuali yang dipakai oleh Bukhari atau Muslim atau keduanya. Namun tentang
penyebutan Abu Bakar dan Bilal statusnya wahm (Takhrij Ahadist Al Misykah,
5/222). Syaikh Al Albani juga berkata: Hadits ini shahih, namun penyebutan Abu
Bakar dan Bilal statusnya munkar sebagaimana dikatakan para ulama (Shahih At
Tirmidzi, 3620).

Balas
5.

depeSelasa, 14 Juni, 2016

Kerupuk membuktikan bahwa negri syam sebenarnya indonesia. berdasar hadit yang
menceritakan saat Rasullullah pergi menuju negri syam karena takut dibunuh maka
disuruh oleh rahib pulang ke negri asal dengan bekal kerupuk. Kerupuk makanan asli
indonesia. Mudah2an menjadi petunjuk bagi kita. THE MIRACLE OF KERUPUK
Rahib bertanya: Saya nasehatkan kalian untuk berpegang pada Allah, namun siapa
walinya anak ini?. Rombongan Quraisy menjawab: Abu Thalib. Si rahib tiada
henti-hentinya menasehati Abu Thalib hingga ia mau mengembalikan Nabi ke
Mekkah. Abu Bakar juga memerintahkan Bilal untuk menemaninya, sedangkan si
rahib memberinya bekal berupa kerupuk dan minyak

Hadits ini dikeluarkan oleh At Tirmidzi dalam Jami-nya (3583), Al Hakim dalam Al
Mustadrak (4167), Al Baihaqi dalam Dalail An Nubuwwah (386), Ibnu Asakir dalam
Tarikh Dimasyqi (811), Ibnu Abi Syaibah dalam Mushannaf-nya (35852), dan
beberapa huffadz yang lain.

Sanad hadits ini shahih karena seluruh perawinya adalah perawi yang dipakai oleh
Bukhari dan Muslim. Al Munawi berkata: Tidaklah perawi dalam sanad hadits ini
kecuali yang dipakai oleh Bukhari atau Muslim atau keduanya. Namun tentang
penyebutan Abu Bakar dan Bilal statusnya wahm (Takhrij Ahadist Al Misykah,
5/222). Syaikh Al Albani juga berkata: Hadits ini shahih, namun penyebutan Abu
Bakar dan Bilal statusnya munkar sebagaimana dikatakan para ulama (Shahih At
Tirmidzi, 3620).

Balas

6.

dins72Minggu, 17 Juli, 2016

Setuju,,because Burung Hud-hud yg di suruh Nabi Sulaiman kirim surat ke Ratu


Balqis asal nya dari Indonesia (Sumatera dan Kalimantan) Jg di Thailand,di
Kalimantan di sebut Burung Enggang..
Di Yaman yg katanya asal Negeri Saba ngga ada burung Hud-hud.Pengertian Bangsa
Jawa dulu sebaranynya adalah meliputi wilayah sebagian Asia yg msh Daratan.

Balas

Balasan

1.

Alam Bross DiggazRabu, 20 Juli, 2016


Terima kasih ulasannya dan analisa tambahan tentang burung hud-hud

Balas

7.

dins72Minggu, 17 Juli, 2016

Mnngenai Lempenga Emas (surat) untuk Ratu Balqis bertuliskan Aksara Jawa,,ya
jelas saja harus pakai Bahasa Jawa.Logikanya klo kita kirim surat ke seseorang
tentunya harus pakai Bahasa setempat (orang yg kita tuju).Apakah etis klo misalnya
kita kirim surat ke orang Asing yg ngga faham bahasa kita.

Balas

Balasan

1.

Alam Bross DiggazRabu, 20 Juli, 2016

Terima kasih. Saya sepakat tentang pentingnya penggunaan bahasa yang


dimengerti oleh kedua pihak dalam surat... baik secara langsung maupun
melalui adanya seorang penerjemah (translater).

Mengenai aksara Jawa, menurut hemat saya adalah huruf/akasara Palawa yang
digunakan dalam berbagai artefak kuno sejarah Jawa.

2.

Alam Bross DiggazRabu, 20 Juli, 2016

Aksara Pallawa atau kadangkala ditulis sebagai Pallava adalah sebuah aksara
yang berasal dari India bagian selatan. Aksara ini sangat penting untuk sejarah
di Indonesia karena aksara ini merupakan aksara dari mana aksara-aksara
Nusantara diturunkan.

Di Nusantara bukti terawal adalah Prasasti Mulawarman di Kutai, Kalimantan


Timur yang berasal dari abad ke-5 Masehi. Bukti tulisan terawal yang ada di
Jawa Barat dan sekaligus pulau Jawa, yaitu Prasasti Tarumanagara yang
berasal dari pertengahan abad ke-5, juga ditulis menggunakan aksara Pallawa.

Nama aksara ini berasal dari Dinasti Pallava yang pernah berkuasa di selatan
India antara abad ke-4 sampai abad ke-9 Masehi. Dinasti Pallava adalah
sebuah dinasti yang memeluk aliran Jainisme.

Balas
8.

AnonymousSelasa, 30 Agustus, 2016

Sebelum anda komentar tentang orang jawa atau sejarah jawa harusnya anda tahu
dulu arti kata dari JAWA. Jawa itu bukan nama suatu suku, JAWA berarti Pribumi
yang Berkepribadian, Bermartabat dan Berbudaya. Bila "Borobudur" salah satu
peninggalan Nabi Sulaiman dan kebetulan di Jawa Tengah anda harus berbangga hati
karena NUSANTARA adalah bangsa yang hebat. Anda pun harus belajar lebih dalam
lagi tentang masyarakat nusantara era lampau karena masyarakat Jawa di luar
kerajaan menganut Agama Kapitayan yang menyembah 1 Tuhan (Sang Hyang Toyo
= "tidak bisa dilihat, tidak bisa diwujudkan dan ada dimana-mana") Sebagian dari
sifat Allah cara meraka sembahyang pun sama yaitu dipimpin seorang
begawan/imam. Tahukah anda bila Langgar itu sebenarnya dari kata Sanggar,
pergeseran kata tersebut terjadi di era Wali Songo. Siapa yg membawa aliran ini
karena di agama ini juga mewajibkan puasa hari senin dan kamis? (coba baca literatur
Islam di era nabi siapa puasa tersebut dilakukan). Saya ingatkan anda harus berhati-
hati dalam memuat tulisan dan jangan pula baca Al Quran dengan setengah-setengah
apalagi menafsirkan sesuai pikiran anda saja salah menafsirkan dosanya akan anda
tanggung selamanya.

Balas

Balasan

1.

Alam Bross DiggazSelasa, 30 Agustus, 2016

Terima kasih telah mampir


Saya sudah sangat bangga dengan nusantara, meskipun tidak harus Borobudur
kita klaim sebagai peninggalan Nabi Sulaiman.

Salam

Balas

9.

produsen bantal silikonSabtu, 17 September, 2016

wong jowo dri kata suwung kosong yg ada didunia ini ya wong jowo jadi candi
borobudur,prambanan dll dibuat oleh leluhur jowo ,nenek moyang jowo asli
,borobudur sendiri wujud sebenarnya altar tempat meditasi ,semedi yaitu menyatunya
atau manunggaling kawulo gusti melebur menyatu dengan sang hyang toyo

Balas
10.

Ilham BekasiRabu, 18 Januari, 2017

Gitu aja heran, Banyak nabi yg berasal dari Jawa, seperti nabi Nuh , dimana
perahunya terbuat dari kayu jati made in Jawa.
"topetha.blogspot.com/2016/05/benarkah-kapal-nabi-nuh-terbuat-dari.html?m=1#"
Senangnya jadi wong Jawa, masih keturunan Nabi....

Balas

Anda mungkin juga menyukai