Tidak seperti pasar persaingan yang sempurna, penjual yang kompetitif secara monopolistik dapat menaikkan
harganya tanpa kehilangan semua pelanggannya. Atau jika tidak, ia menghadapi permintaan miring ke bawah. Maka
penjual yang kompetitif secara monopolistis akan memaksimalkan keuntungan dengan menetapkan harganya di atas
biaya marjinalnya.
Meskipun penjual yang kompetitif secara monopolistik menetapkan harga di atas biaya marjinal, tidak ada jaminan
bahwa ia akan memperoleh keuntungan. Penjual mungkin mencakup biaya tambahan, tetapi juga harus memiliki
volume penjualan yang cukup untuk menutupi harga tetapnya
Angka-angka tersebut menggambarkan sebuah pasar di mana konsumen memiliki selera yang sama, yang tercermin
kurva indiferen, seperti I1, I2, dan I3.
Sebuah posisi harga terhadap kualitas yaitu (PA, QA), tidak dapat dipertahankan apabila ada perusahaan free entry
dan costless imitation.
Sebuah perusahaan free entry dapat menawarkan harga yang lebih rendah dengan kualitas yang lebih tinggi
(misalnya, PB, QB) serta mengambil pasar dari perusahaan incumbent.
Ekuilibrium persaingan sempurna terjadi pada kombinasi harga terhadap kualitas (PZ, QZ).
Pada titik tersebut, keuntungan ekonomi adalah nol.
1. Dalam persaingan monopolistik, perusahaan menjual produk yang terdiferensiasi sesuai keinginan pelanggan
2. Setiap penjual menghadapi kurva permintaan yang miring ke bawah karena diferensiasi produk
3. Penjual dapat mengatur harga di atas biaya marjinal tetapi tidak ada jaminan adanya keuntungan ekonomi
4. Perusahan pendatang dapat melakukan sedikit perbedaan pada produk yang dijual dibandingkan dengan produk
incumbent dan menciptakan peluang pada niche market.
5. Perusahaan yang bebes masuk (free entry) akan mengurangi market share dari incumbent dan meyebabkan
keuntungan ekonomi hingga menjadi nol. (ketika price > marginal cost)
6. Profitabilitas tidak dapat dipertahankan kecuali apabila free entry dapat diminimalisir/dihalangi
Meskipun perusahaan incumbent dapat mencegah adanya free entry,adanya kekuatan suppliers/buyers yang kuat
juga dapat mengancam profitabilitas.
Terkadang kinerja yang baik terjadi karena keberuntungan sesaat dan kemudian keuntungan berangsur-angsur
menurun seiring berjalannya waktu.
Contoh kasus : Tahun 2011 Pasar Industri Otomotif Korea dan U.S memperoleh peningkatan penjualan yang cukup
tajam diakibatkan hancurnya supply chain pada Industri Otomotif Jepang akibat Gempa Bumi. Namun keadaan
kembali normal seperti semula ketika Industri Jepang berangsur membaik
Free Entry, Perusahaan peniru dan Pesaing Harga akan memaksa keuntungan ekonomi untuk terus berkurang dan
akhirnya menjadi nol.
Competitive Forces akan membuat return on asset (ROA) menjadi sama dengan biaya modal. (Cost of Capital)
Terlepas dari kondisi perusahaan saat ini, seiring dengan berjalannya waktu perusahaan akan berada pada level yang
kompetitif.
CONTOH: EVIDENCE ON THE PERSISTANCE OF PROFITABILITY
Perusahaan yang memiliki ROA (Return On Asset) yang cenderung tinggi akan mengalami penurunan dari waktu ke
waktu
Perusahaan yang memiliki ROA yang cenderung rendah akan mengalami peningkatan dari waktu ke waktu
Perusahaan dengan ROA tinggi dan perusahaan dengan ROA rendah tidak akan bertemu pada satu titik (common
mean).
Dari Hasil Penelitian Mueller menunjukkan bahwa ada beberapa kekuatan yang mendorong pasar ke arah persaingan
yang kompetitif dan terdapat juga kekuatan lainnya yang menghambat dinamika tersebut.
Hasil akhirnya adalah terdapatnya gap yang terus menerus (persistent) antara perusahaan yang dimulai dengan ROA
tinggi dan perusahaan yang dimulai dengan ROA rendah
Kondisi perusahaan yang ditinjau dari profitabilitas berbeda dengan ketahanan perusahaan dalam mempertahankan
competitive andvantage
Perusahaan yang berada pada persaingan yang ketat memungkinkan untuk terus memiliki keunggulan atas para
pesaingnya
Perusahaan yang memiliki entry barrier yang tinggi memungkinkan perusahahaan untuk memperoleh profit.
1. Resources Based Theory dimana Perusahaan memiliki keunggulan dan perbedaan untuk resources dan
capabilities dengan perusahaan pesaing
Resources Based Theory menggunakan pendekatan berbasis sumber daya dalam analisis keunggulan bersaingnya.
Jika perusahaan mampu mengelola sumber daya secara efektif maka akan dapat menciptakan keunggulan kompetitif
dibanding para pesaing.
Semua perusahaan mempunyai sumberdaya dan kemampuan (capabilities), yang membedakan adalah kelangkaan
(scarcity) dan imperfect mobile.
Kelangkaan dari Resources dan Capabilities merupakan hal yang penting dalam menciptakan value creation yang tidak
dapat dengan mudah di ambil oleh perusahaaan pesaing di pasar.
Resources yang non-tradeable (tidak dapat dipindahkan), Contoh : Loyalitas Konsumen terhadap suatu merk/produk,
Loyalitas karyawan terhadap karyawan
Resources yang memiliki keterikatan khusus, Contoh : Landing Slot untuk maskapai penerbangan
EXPLOITING RESOURCES : THE MATTEL STORY
(Tahun 1980-an Perusahaan Mattel hampir mengalami kebangkrutan akibat terus merugi.
Tahun 1988-1998 Mattel mengalami pertumbuhan pangsa pasar sebesar 33%.
Mattel berhasil mengubah strategic value perusahaan yang berasal dari resources dalam perusahaan yaitu
brand mereka sendiri : Barbie dan Hot Wheels
Mattel secara agresif mengembangkan core-brand strategy sebagai salah satu resources yang paling bernilai
dalam parusahaan
Barbie menjadi brand yang sangat terkenal untuk kalangan anak perempuan dan Hot Wheels untuk kalangan
anak laki-laki dan menjadi 100 top global brands
Isolating Mechanism digunakan melindungi produk atau jasa dilakukan dengan mencegah duplikasi (impediment to
imitation) produk unggulan dari perusahaan pesaing
Contoh kasus : Xerox memiliki keunggulan kompetitif dalam penyediaan jaringan dealer untuk servis. Namun kini
Canon menandingi keunggulan kompetitif Xerox dengan menciptakan produk yang reliable dan tidak
membutuhkan perawatan yang sering
o Hambatan berdasarkan skala ekonomi cenderung lebih efektif di pasar bilamana produk memiliki permintaan
yang cukup besar dan hanya terdapat satu produsen.
o Penguasaan dengan mengandalkan pada skala ekonomisnya dan kemampuan dalam meraup pasar yang luas.
Makin besar ukuran pasar, makin besar skala ekonomisnya dan makin sulit ditiru.
o Hambatan berdasarkan skala ekonomi mungkin mengalami penurunan jika pangsa pasar mengalami
pertumbuhan
o Contoh kasus : Aqua bergabung dengan Danone tujuannya adalah memperluas pangsa pasar Aqua untuk skala
yang lebih besar lagi, sehingga susah bagi kompetitor untuk masuk dalam persaingan.
Historical Circumstances (Kapabilitas yang berbeda dari perusahaan yang berkaitan erat dengan sejarah
perusahaan, Ketergatungan kepada masa lalu (historical dependence) membatasi kemampuan untuk tumbuh dan
berkembang dari kebutuhan operasional baru, Ketergantungan terhadap sejarah perusahaan dapat dimaknai juga
bahwa strategi mungkin efektif hanya untuk jangka waktu tertentu)
Social Complexity (Hubungan yang baik dari manajer perusahaan terhadap pemasok dan konsumen termasuk
yang sulit ditirukan, Bahkan apabila pesaing memahami sumber keunggulan kompetitif, mereka tidak dapat
meniru interaksi sosial kompleks yang ada) Contoh kasus : Kesuksesan Jaringan Supplier Perusahaan Toyota di
Jepang yang muncul dari kepercayaan supplier terhadap Perusahaan Toyota
b. Early Mover Advantage, Contoh kasus : CISCO sebagai pionir produk untuk kebutuhan Networking
Perusahaan dikatakan sebagai pelaku pertama bila mengambil langkah kompetitif awal (terlebih dahulu
sebelum pesaing melakukanya) guna membangun atau mempertahankan posisi atau meningkatkan
keunggulan yang sudah diraihnya.
Pada umumnya first mover mengalokasikan dana yang cukup besar yang akan digunakan untuk membiayai
inovasi dan pengembangan produk, kampanye pemasaran, serta kegiatan penelitian dan pengembangan.
4 Jenis kategori Early Mover Advantages dapat dibedakan menjadi:
Learning Curve
o Perusahaan yang dapat menjual lebih banyak produk dibandingkan kompetitor pada periode yang lebih awal
memilki unit cost yang lebih rendah dibandingkan dengan perusahaan kompetitor.
o Semakin rendah struktur biaya akan mampu memotong pesaing, seterusnya meningkatkan penjualan dan
mendapatkan kurva pembelajaran lagi. Perusahaan yang mempunyai reputasi kualitas produk yang baik,
memiliki peluang untuk mendapatkan tingkat keuntungan yang besar.
o Contoh kasus : Pionir perusahaan penjual produk Aspirin. Pada awalnya dijual dengan harga $2.5. Pembeli
cenderung untuk tidak berganti produk kepada yang telah diyakini kualitasnya. Sehingga dalam memasuki
pasar, pendatang baru mau tidak mau harus menjualnya dengan harga yang lebih murah.
o Keuntungan perusahaan yang didapatkan adalah harga premium dan kepercayaan dari konsumen
Switching Cost
Network Effects
o Network Effect terjadi apabila customer values antara konsumen satu mempengaruhi konsumen yang lain.
o Besaran efek jaringan tergantung dari semakin banyak produk menggunakan produk sejenis, atau semakin
banyak pelanggan menggunakan produk dan atau jasa yang dihasilkan perusahaan.
o Contoh kasus : Jasa Telekomunikasi, Computer OS, Video Gaming (Playstastion), Smartphone
Memonopoli dalam pasar kecil memliki nilai yang lebih bernilai dibandingkan menjadi pemain kecil didalam pasar
yang besar.
Tanpa ada suatu standar yang ada, maka produk pelengkap tidak akan ada
Contoh kasus : Persaingan antara Sony dan Toshiba, Sony memenangkan persaingan untuk piranti DVD, namun
kalah dengan Toshiba yang mengembangkan piranti big screen LCD TV dengan fasilitas streaming dari Internet
Early Movers memiliki kemungkinan untuk kekurangan asset yang dimiliki untuk menciptakan produk sampai berhasil
Early movers memungkinkan terjadi kesalahan dalam pemilihan teknologi yang terlampau mahal, dan kompetitor
dapat belajar dari kesalahan mereka
Contoh kasus : Yahoo vs Google, Blackberry
CREATIVE DESTRUCTION
Creative destruction adalah sebuah teori ekonomi tentang inovasi dan kemajuan. Schumpeter menggunakan konsep
tersebut untuk menjelaskan perkembangan kapitalisme Barat, di mana kemajuannya digerakkan dan ditransformasikan
melalui inovasi oleh para wirausaha (entrepreneurs) yang menjadi kekuatan jangka panjang dalam menciptakan
pertumbuhan ekonomi. Dengan kata lain, mereka merusak tetapi dengan cara kreatif sehingga melahirkan inovasi.
Untuk tetap memenangkan persaingan dan competitve advantages maka perusahaan dapat melakukan terobosan inovasi
dan juga dapat melalui beberapa cara :
Disruptive Technology
Sunk Cost Effect
The productivity Effect
The Replacement Effect
The Efficiency Effect
Dimana perusahaan dapat mengkombinasikan strategi yang dilakukan secara simultan.