Sebaliknya pada kalimat Santi memanggil Indra tidak sama artinya dengan Indra
memanggil Santi.:
Aplikasi
Ciri analisis bahasa struktural ialah distribusi. Sebuah bentuk bahasa dapat
berdistribusi secara sintagmatik dan paradigmatik. Distribusi ini menunjukkan hubungan
antar sesame bentuk bahasa.
Jika anda telah memahami dasar teoretis di atas, langkah berikut ialah
penerapan teori analisis bahasa itu dalam pengajaran bahasa. Salah satu metode
latihan dalam pengajaran bahasa ialah pendarasan pola atau Pattern Drills. Sublatihan
dalam pendarasan pola ialah latihan substitusi.
Latihan substitusi merupakan penerapan teori tentang hubungan paradigmatik.
Latihan ini dapat dilakukan pada taataran fonemik, morfologi, dan sintaksis.
Kita ambil latihan pendarasan pola pada tataran sintaksis dengan teknik
substitusi.
Bahasa Indonesia
Bahasa Jerman
Bahasa Inggris
Guru : the books are coming
Siswa : the books are coming
Guru : boy
Siswa : the boy are coming
Guru : child
Siswa : the children are coming
Bahasa Jerman
Guru : die kinder lachen
Siswa : die kinder lachen
Guru : die bruder
Siswa : die bruder lachen
Dalam latihan ini kita menerapkan satu teori, ialah distribusi secara
paradigmatik. Dengan cara ini kita sudah menemukan bahwa kata-kata yang
berdistribusi dalam satu paradigma tergolong dalam satu kelas. Di sini umpamanya kita
sebut kelas nomen.
Distribusi sintagmatik menunjukan hubungan dan kaitan antara bentuk-bentuk
bahasa yang mengakibatkan adanya peran gramatikal dan fungsi gramatikal. Peran
dan fungsi gramatikal itu akan melahirkan makna gramatikal.
Pertanyaan yang muncul ialahsejauh mana hubungan sintagmatik itu terjalin?
Keterjalinan hubungan itu ditentukan oleh letak hubungan antar sesamanya. Dalam
kaitan dengan peran dan fungsi gramatikal pada satu pihak dan makna gramatikal
padapihak yang lain, kita dapat mengajukan dua kemungkinan.
Pertama, hubungan sintagmatik itu telah menentukan peran dan fungsi gramatikal
bentuk-bentuk bahasa itu. Ini berarti perubahan letak hubungan akan membawa
perbedaan dalam peran dan fungsi gramatikal. Jadi, letaknya tidak boleh di tukar-tukar.
Contoh: Amir memanggil Aminah dan Aminah memanggil Amir.
Perubahan tempat Amir dan Aminah sudah membawa peran dan fungsi yang
lain. Dan ini membawa pula perbedaan makna. Ini berarti hubungan sintagmatik ini
telah baku dan konstan. Ia bersifat tertutup dan tetap.
Kedua, hubungan sintagmatik bersifat labil. Ini berarti tempat unsur-unsur itu
dapat ditukar-tukar tanpa membawa perbedaan makna yang esensial. Ia hanya
membawa perbedaan makna dalam bentuk kepentingan atau penekanan atau
pengutamaan. Umpamanya kalimat baju itu baru dicuci kemarin dan kemarin baju itu
baru dicuci. Biasanya unsur yang dapat ditukar-tukarkan tempatnya itu adalah unsure-
unsur yang berbeda diluar pola dasar.
Hubungan sintagmatik yang bersifat konstan dan mengikat biasanya terdapat
pada bahasa-bahasa yang mengenal system greamatikal tata runtun. Pada bahasa
yang mengenal kata runtun, hubungan sintagmatik memegang peranan yang penting.
Lain halnya dengan bahasa-bahasa yang mengenal sistem gramatikal tata
bentuk. Pada bahasa-bahasa yang mengenal tata bentuk, hubungan sintagmatik
ditentukan oleh tata bentuk. Ia tidak ditentukan oleh tata runtun. Perhatikan kalimat
bahasa latin: pater filium bonum amat.
ditentukan oleh tata bentuk. Bentuk pater adalah nominatives tunggal, bentuk filium
adalah akusativus tunggal, bentuk bonum adalah akusativus tunggal dan bentuk amat
menyatakan pelaku ketiga tunggal dalam bentuk nominavatus waktu present. (pater =
bapak, filius = anak, bonum = anak, amat = ia/orang ketiga tunggal pengasih;
infinitivusnya amare= mengasih).
Makna kalimat tersebut tidak akan berubah dan peran serta fungsi gramatikal
setiap unsur tidak akan berubah walaupun tempatnya ditukar-tukar. Hubungan dan
peran serta fungsi gramatikalnya ditentukan oleh tata bentuk. Jadi, kalimat itu dapat
disusun seperti pater amat filium bonum, bonum filium pater amat, pater bonum amat
filium, dan seterusnya.
Bahasa Jerman dan bahasa Inggris pun mengenal hubungan sintagmatik yang
ditentukan sebagiannya oleh tata bentuk. Kalimat bahasaJerman er fand das buch im
schrank dapat disusun kembali menjadi im schrank fand er das buch atau das buch
fand er im schrank. Peran dan fungsi gramatikal er, das buch tetap sama walaupun
urutannya berubah. Peran dan fungsi gramatikalnya ditentukan oleh tata bentuk.
Jadi, dalam pengajaran bahasa, hubungan sintagmatik ini menunjukan bahwa
bentuk-bentuk bahasa mempunyai satu pola hubungan yang tertentu dan tetap. Pola
hubungan itu menentukan peran, fungsi, dan makna gramatikal.