Anda di halaman 1dari 16

PENUGASAN LAPORAN KASUS

DERMATOLOGI-VENEREOLOGI

Oleh :

Muhammad Rizqi Kholifaturrohmy

H1A013041

Pembimbing :

dr. Dedianto Hidajat, Sp.KK

DALAM RANGKA MENGIKUTI KEPANITERAAN KLINIK MADYA

BAGIAN / SMF DERMATOLOGI & VENEREOLOGI

RUMAH SAKIT UMUM PROVINSI NUSA TENGGARA BARAT

FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS MATARAM

2017
Kriteria Mayor dan Minor Dermatitis Atopi

Dermatitis atopik adalah penyakit peradangan kulit pruritis kronis yang


paling sering terjadi pada anak-anak, tapi juga bisa mempengaruhi orang dewasa.
Ini mengikuti jalan relaps. Atopik dermatitis sering dikaitkan dengan peningkatan
kadar imunoglobulin serum (IgE) dan riwayat keluarga atau pribadi Alergitipe I ,
alergi rhinitis, dan asma. Eksim atopik identik dengan AD.1
Tidak ada uji diagnostik spesifik yang dapat menegakkan pasien menderita
dermatitis atopik,2 secara spesifik diagnosis ditegakkan berdasarkan kriteria
spesifik dari anamnesis dan pemeriksaan klinis, termasuk distribusi lesi gatal,
garukan, lesi, eksematosa, kronik, dan kekambuhan merupakan ciri khas dari
Dermatitis Atopik.1,2 Dermatitis Atopik memiliki 3 fase, yaitu fase bayi 3 bulan
2 tahun, anak-anak 2 -12 tahun, dan dewasa.1
Lesi yang ditimbulkan pada fase dewasa terdapat pada fleksor lengan dan
tungkai, pergelangan tangan, dan pergelangan kaki.1 Untuk menegakkan diagnosis
dermatitis atopi, Hanifin dan Rajka pada tahun 1980 membuat kriteria diagnosis
sebagai diagnosis standar dengan setting rumah sakit. Kriteria ini terdiri dari 4
kriteria major dan 23 kriteria minor, yang mencakup tanda dan gejala klinis,
faktor yang memperberat dan lingkungan, temuan abnormal dari tes invasif,
temuan oftalik, dan riwayat penyakit atopik.2

Tiga atau lebih fitur dasar yang dibutuhkan


Pruritus
Morfologi dan distribusi yang khas
Likenifikasi lentur atau linieritas pada orang dewasa
Keterlibatan wajah dan ekstensor pada bayi dan anak-anak
Dermatitis kronis kambuh atau kronis
Riwayat atopi pribadi atau keluarga (asma, alergi
Rinitis, dermatitis atopik) 3

Ditambah tiga atau lebih fitur minor


Xerosis
Ichthyosis / palmar hyperlinearity / keratosis pilaris
Imunisasi kulit segera (tipe I)
Peningkatan serum IgE
Awal usia onset
Kecenderungan terhadap infeksi kutaneous (terutama Staphylococcus
Aureus dan herpes simpleks) / gangguan kekebalan yang dimediasi sel
Kecenderungan terhadap dermatitis tangan atau kaki nonspesifik
Eksim puting susu
Cheilitis
Konjungtivitis rekuren
Lipatan infraorbital Dennie-Morgan
Keratoconus
Katarak subkapsular anterior
Orbital semakin gelap
Wajah pucat / eritema wajah
Pityriasia alba
Lipatan anterior leher
Gatal saat berkeringat
Intoleransi terhadap pelarut wol dan lipid
Aksentuasi perifolar
Intoleransi makanan
Kursus dipengaruhi oleh faktor lingkungan / emosional
Dermographisme putih / tertunda pucat3
Presentasi klinis dermatitis atopik (AD). (A) Diffuse anak usia dini AD dan prurigo. (B)
Dermatitis kepala dan leher pada anak muda dewasa. (C) Fisura pada cuping telinga. (D) Eksim
dengan impetigo berat. (E) Eksim herpeticum. (F) Pitiriasis alba. (G) tipe Nummular AD. (H) AD
Disulitkan oleh dermatitis kontak alergi. (I) Dennie-Morgan melipat. (J) kaki musim dingin
atopik.3

United Kingdom Criteria

United Kingdom Working Group memperbaiki kriteria Hanifin dan Rajka


untuk meningkatkan penerapan praktisnya, dan kriteria ini mencakup seperangkat
item valid dan reliabel minimum yang dapat digunakan di lingkungan rumah sakit
atau komunitas. Salah satu kriteria utama "kondisi kulit gatal (atau laporan orang
tua menggaruk atau menggosok pada anak) "dimasukkan untuk membangun
sensitivitas tinggi, dan tiga atau lebih kriteria minor tambahan dibutuhkan untuk
mencapai spesifisitas yang dapat diterima. Di bidang dermatologis, kriteria
Inggris telah digunakan di seluruh dunia baik di lingkungan rumah sakit dan
masyarakat, dan telah divalidasi di Indonesia banyak negara dalam bahasa Inggris
atau versi non-Inggris. 2

United Kingdom Diagnose Atopic Dermatitis8


Diagnosis UK Dermatitis Atopi8

UK Working Party, khususnya secara sistematis menyaring kriteria


Hanifin dan Rajka ke dalam rangkaian inti yang sesuai untuk studi
epidemiologis/populasi dan dapat digunakan oleh ahli nondermatologi. Terdiri
dari 1 kriteria wajib dan 5 kriteria utama dan tidak memerlukan pengujian
laboratorium. Skema diagnostik telah divalidasi dalam penelitian dan diuji di
beberapa populasi yang berbeda. 8
Harus ada Gatal dan atopi baik akut, subakut, maupun kronik, dan tempat
predileksi yang khas, seperti di wajah, leher, extensor untuk anak. Hal penting
onset awal, riwayat atopi baik diri sendiri, keluarga, dan adanya aktifitas
Immunoglobilun E, dan Xerosis. Kriteria asosiasi seperti atipikal response
pembuluh darah, seperti facial pallor, dermografisme putih, adanya keratosis,
perubahan periorbital, dan lesi pre aulikular yang lain.8
Penentuan derajat luas luka diukur dengan menggunakan the rule of nine
dengan skala penilaian 0-100.9

SCORAD (Severity Scoring of Atopic Dermatitis Index)10

Tanda-tanda inflamasi pada SCORAD terdiri dari 6 kriteria: eritema,


edema/papul, ekskoriasi, likenifikasi, krusta, dan kulit kering yang masing-masing
dinilai dari skala 0-3. Gejala subjektif terdiri dari pruritus dan gangguan tidur
yang masing-masing dinilai dengan visual analogue scale dari skala 0-10 sehingga
skor maksimum untuk bagian ini adalah 20. Formula SCORAD yaitu A/5 + 7B/2
+ C. Pada formula ini A adalah luas luka (0-100), B adalah intensitas (0-18), dan
C adalah gejala subjektif (0-20). Skor maksimal SCORAD adalah 10.5
Keterangan :

A. Jumlah luas permukaan kulit yang terkena dermatitis atopik di luar kulit
kering dengan mengikuti rule of nine dengan jumlah skor tertinggi
kategori A adalah 100.
B. Jumlah dari 6 kriteria inflamasi yaitu eritema/kemerahan,
edema/papul/gelembung yang melepuh, oozing/krusta, ekskoriasi,
likenifikasi/berkerak/bersisik, keringan kulit, semua mempunyai nilai
masing-masing berskala 0-3 (0 = tidak ada, 1 = ringan, 2 = sedang, 3 =
berat), jumlah skor tertinggi kategori B ini adalah 18.
C. Jumlah dari nilai gatal dan gangguan tidur dengan skala 0 10 dengan
jumlah skor tertinggi kategori C adalah 20.

Berdasarkan dari penilaian SCORAD dermatitis atopik digolongkan menjadi:

1. Dermatitis atopik ringan (skor SCORAD <15): perubahan warna kulit


menjadi kemerahan, kulit kering yang ringan, gatal ringan, tidak ada
infeksi sekunder.

Eksim ringan ruam pada fosa kubiti.9


2. Dermatitis atopik sedang (skor SCORAD antara 1540): kulit kemerahan,
infeksi kulit ringan atau sedang, gatal, gangguan tidur, dan likenifikasi.

Eksim sedang pada siku dan lengan.9

3. Dermatitis atopik berat (skor SCORAD >40): kemerahan kulit, gatal,


likenifikasi, gangguan tidur, dan infeksi kulit yang semuanya berat.

Eksim berat lesi hampir di seluruh tubuh.9

ISAAC Score

ISAAC didirikan untuk memfasilitasi survei epidemiologi pada AD masa


kanak-kanak dan penyakit alergi lainnya. Kekuatan ISAAC didasarkan pada
penggunaan metodologi yang divalidasi seragam dalam penelitian global.
Diagnosis Dermatitis Atopi dapat dilakukan dengan mudah saat jawaban ketiga
pertanyaan tersebut positif: (i) relaps ruam kulit; (ii) riwayat ruam kulitselama 1
tahun terakhir; dan (iii) lokasi khas flexural dermatitis. ia memiliki batasan dalam
mendeteksi kelompok minor Drmatitis Atopi, seperti tipe Dermatitis Atopi DR,
tipe IGD non-flexural, secara klinis, ISAAC Tidak seharusnya membedakan dari
penyakit non-Dermatitis Atopi dengan erupsi kulit gatal seperti eksema non-AD
dan skabies. tahun 1990an, lebih dari 2 juta anak-anak dari lebih 100 negara telah
disurvei menggunakan ISAAC untuk eksim masa kecil. 2
Hasil global untuk prevalensi Dermatitis Atopi dengan menggunakan
ISAAC menunjukkan variasi yang tinggi (variasi 60 kali lipat di berbagai negara),
sebagian karena masalah terjemahan dari versi aslinya. Studi Fase I dan III
ISAAC dilakukan dengan protokol fullquestionnaire berbasis kecuali untuk studi
tahap II, yang mencakup pemeriksaan kulit, memungkinkan kita untuk
membandingkan secara langsung prevalensi Dermatitis Atopi di antara berbagai
negara dan populasi. Dari hasil penelitian tersebut, ISAAC menunjukkan bahwa
Dermatitis Atopi terus meningkat di negara berkembang, dan prevalensi
Dermatitis Atopi pada anak usia 6-7 tahun meningkat di seluruh dunia.2
Terlepas dari pendapatan per kapita nasional. Kuesioner video versi
dirancang untuk meningkatkan akurasi diagnostik.23 Awalnya, ISAAC dirancang
untuk memperkirakan prevalensi Dermatitis Atopi dalam lingkungan komunitas,
dan sedikit penelitian telah dilakukan mengenai sensitivitas dan spesifisitasnya
karena kurangnya pemeriksaan kulit berbasis pribadi pada tingkat individu untuk
populasi besar.2

REACH Score

REACH diusulkan sebagai kriteria diagnostik baru untuk masa kanak-


kanak Dermatitis Atopi dalam lingkungan komunitas dengan menerapkan "Q1
dan Q2 atau lebih banyak (2 mayor) "untuk Dermatitis Atopi khas dengan eksim
pada antecubital / Fosa poplitea dan "Q1 dan setidaknya empat pertanyaan di
antara Q3 (1 mayor + 4 minor) "untuk atipikal Dermatitis Atopi dengan eksim
pada Fosa non-antekubital / poplitea. REACH dapat digunakan sebagai diagnostik
berbasis kuesioner sederhana dan alat untuk skrining dermatitis masa kecil di
lingkungan rumah sakit. 2
Spesifisitas REACH dapat ditingkatkan tanpa mempengaruhi
sensitivitasnya di lingkungan rumah sakit.

Quesioner REACH2

Kriteria REACH untuk diagnosis klinis "Q1 dan Q2 dan pada paling
sedikit dua pertanyaan di antara Q3-11 (2 mayor + 2 minor) "untuk tipikal non-
Dermatitis Atopi "2 mayor", dan "1 major + 4 minor" untuk atipikal Dermatitis
Atopi. 14 item yang dihasilkan disertakan dalam draft versi dari kuesioner, yang
selanjutnya divalidasi. 2
Dari validasi tersebut, versi terakhir dari REACH yang terdiri dari 11
pertanyaan dikembangkan. Q1 dan Q2 adalah pertanyaan yang berkaitan dengan
kriteria utama, dan Q3-11 adalah pertanyaan yang berkaitan dengan kriteria minor
REACH mencakup pertanyaan tidak hanya di relapsing dermatitis, tetapi juga
pada faktor lain (riwayat atopi dan lingkungan). REACH meliputi dermatitis pada
Fosa antekubital atau poplitea (fosa antekubital / poplitea) (Q1 Dan Q2) dalam
kriteria utama.2

Manifestasi Klinis Dermatitis Seboroik

Dermatitis seboroik adalah kondisi kronis inflamasi dermatologis yang


biasanya muncul di area tubuh dengan kepadatan kelenjar sebacea yang besar,
seperti kulit kepala, wajah, dada, punggung, aksila, dan selangkangan.1 Meski bisa
terkait dengan human immunodeficiency Infeksi virus dan penyakit neurologis
dermatitis seboroik biasanya terjadi di orang sehat Prevalensinya adalah 1%
sampai 3% Pada populasi umum dan 34% sampai 83% Pada orang yang
immunocompromised.5,6 Kondisi ini lebih sering terjadi pada pria daripada di
perempuan.6

Manifestasi Klinis

Lesi khas adalah eritematosa, dengan sisik berminyak. Kelainan ini


memiliki predileksi daerah dengan banyak kelenjar sebaceous, seperti kulit
kepala, garis rambut, alis, glabella, lipatan nasolabial, telinga, dada atas,
punggung, aksila, umbilikus dan selangkangan. Pasien sering melaporkan
pruritus, terutama pada kulit kepala dan di saluran telinga.5
Lesi kulit kepala bisa meluas ke dahi kulit dan bentuk bersisik erythematous
border disebut "Korona seborrheic". Gejala lain pada Dermatitis Seboroik adalah
blepharitis dengan kerak berwarna kuning di tepi kelopak mata.5
Gambaran Dermatitis Seboroik di wajah (1) di kulit kepala, (2) di nasolabial, (3,4) di alis mata

Diagnosis Banding

Biasanya melibatkan ekstensor, palmar, plantar, paku dan daerah ekstensor


Plakat tebal sangat terbatas dengan keperakan sisik putih riwayat keluarga yang
positif. Jarang terjadi pada anak-anak.7

Dermatitis Atopik

Pertama terlihat setelah 3 bulan, pruritus atau gatal dan sering melibatkan
kulit kepala, pipi dan daerah ekstensor. Lebih sering terjadi di usia yang lebih tua.
Riwayat keluarga atopi seperti eksim, Alergi rhinitis dan asma membaik pada usia
12 tahun.7
Tinea Capitis

Biasa terlihat pada anak-anak, sering disertai kerontokan rambut "Black


Dots" (broken hair) sangat menular. Pemeriksaan KOH pada batang rambut dan
jamur baiakan jamur dapat mengkonfirmasi diagnosisnya.7

Rosacea

Biasanya target wajah. Papulopustula dan telangiektasis di daerah malar,


hidung dan perioral dengan sedikit deskuamasi Edema berulang dan pembilasan.7

Sistemik Lupus Erythematous (SLE)

Pada tahap akut, ruam kupu-kupu di wajah, hidung atau lipatan nasolabial.
Fotosensitivitas biasa terjadi. Kulit lesi umumnya terkait dengan tanda klinis
lainnya dari SLE. Tes histologi dan serologis seperti antinuclear autoantibodi
mengkonfirmasi diagnosisnya.3
Daftar Pustaka

1. Eichenfield EF, Tom WL, Chamlin SL, et al [internet]. Guidelines of Care for
The Management of Atopic Dermatitis. Journal American Academy of
Dermatology. 2014; 70; 338-351. [cited 21 May 2017]. Available from:
https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC4410183/pdf/nihms598033.p
df
2. Movita T [internet]. Tatalaksana Dermatitis Atopik. Jakarta. 2014; vol. 41 no.
11;829-830. [cited 21 May 2017]. Available from:
http://www.kalbemed.com/Portals/6/1_10_222Tatalaksana%20Dermatitis%2
0Atopik.pdf
3. Lee SC [internet]. Various Diagnostic Criteria for Atopic Dermatitis (AD): A
Proposal of Reliable Estimation of Atopic Dermatitis in Childhood (REACH)
Criteria, a novel questionnaire-based diagnostic tool for AD. Journal of
Dermatology. 2016; 43: 376384. [cited 21 May 2017]. Available from:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi/10.1111/1346-8138.13264/pdf
4. Deleuran M, Vestergaard C [internet]. Clinical Heterogeneity and Differential
Diagnosis of Atopic Dermatitis. British Journal of Dermatology. 2014; 120:
2-6. [cited 21 May 2017]. Available from:
http://onlinelibrary.wiley.com/doi.10.1111/bjd.1293/pdf
5. Clark GW, Pope SM, Jaboori KA [internet]. Diagnosis and Treatment of
Seborrheic Dermatitis. American Academy of Family Physicians. 2015; vol.
91 no. 3; 185-189. [cited 21 May 2017]. Available from:
https://pdfs.semanticscholar.org/87c1/cc0f97f729dde45c98d3d8338fc1e51d6
ea7.pdf
6. Mokos ZB, Kralj M, Aleksandra BJ, Ines LJ [internet]. Seborrheic
Dermatitis: An update. Acta Dermatovenerologica Croatica. 2012; 20(2): 98-
104. [cited 21 May 2017]. Available from:
http://adc.mef.hr/index.php/adc/article/download/887/588
7. Borda LJ, Wikramanayake TC [internet]. Seborrheic Dermatitis and
Dandruff: A Comprehensif Review. Journal of Clinical and Investigate
Dermatology. 2015: 3(2): 1-6. [cited 21 May 2017]. Available from:
http://www.avensonline.org/wp-content/uploads/JCID-2373-1044-03-
0019.pdf
8. Eichenfield LF, Tom WL, Chamlin SL, et al [internet]. Guidelines of Care for
The Management of Atopic Dermatitis : From The Division of Pediatric and
Adolescent, 2013: 338-346. [cited 24 May 2017]. Available from:
http://www.avensonline.org/wp-content/uploads/JCID-2373-1044-03-
0019.pdf
9. Motswaledi MH [internet]. An Aproach to Mild to Moderate Atopic Eczema ;
Departement of dermatolofy, University of Limpopo, 2012:411:54:411-412.
[cited 24 May 2017]. Available from:
https://www.ajol.info/index.php/safp/article/download/96915/86227
10. Mid Central Health [internet]. Severity Scoring of Atopic Dermatitis Index
(SCORAD), 2012. [cited 24 May 2017]. Available from:
http://www.neocate.de/fileadmin/common/pdf/SCORAD-Score-Neocate.pdf

Anda mungkin juga menyukai