Anda di halaman 1dari 8

LAPORAN PRAKTIKUM

KIMA FARMASI ANALISIS I


GOLONGAN ALKALOID, HORMON, DAN ANESTETIK LOKAL

Disusun untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah praktikum Kimia Farmasi Analitik I

Disusun Oleh:

Desy Apriani (31112124)


3C

PROGRAM STUDI FARMASI


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAKTI TUNAS HUSADA
TASIKMALAYA
2016
I. TUJUAN : Untuk mengetahui dan memahami cara identifikasi golongan alkaloid,
hormon, dan anatesik lokal.
II. DASAR TEORI
2.1 Golongan Alkaloid
Alkaloid merupakan sekelompok metabolit sekunder alami yang mengandung
nitrogen yang aktif secara farmakologis yang berasal dari tanaman, mikroba, atau
hewan. dalam kebanyakan alkaloid, atom nitrogen merupakan bagian dari cincin.
Alkaloid secara biosintesis diturunkan dari asam amino. (Satyajit, 2009: 404)
Alkaloid bersifat basa dan membentuk garam yang larut dalam air dengan asam-
asam mineral. Pada kenyataannya, satu atau lebih atom nitrogen yang ada dalam
alkaloid pada umumnya membentuk amina 1o, 2o, atau 3o, yang berkontribusi pada
kebasaan alkaloid. Tingkat kebasaan alkaloid sangat bervariasi tergantung pada
struktur molekul, dan keberadaan gugus fungsional. Kebanyakan alkaloid adalah
padatan kristalin dan berasa pahit. (Satyajit, 2009: 405)
Alkaloid pada umumnya dikelompokkan sesuai dengan asam amino, baik yang
menyediakan atom nitrogen maupun kerangka alkaloidnya. Meskipun demikian,
alkaloid juga dapat dikelompokkan secara bersama-sama berdasarkan pada keasaman
struktur generiknya. (Satyajit, 2009: 405)
Golongan alkaloid adalah golongan senyawa yang mempunyai struktur
heterosiklik dan mengandung atom N di dalam intinya. Sifat umum yang dimiliki oleh
golongan senyawa ini adalah basa, rasa pahit, umumnya berasal dari tumbuhan dan
berkhasiat secara farmakologis. Struktur golongan alkaloid amat beragam, dari yang
sederhana sampai yang rumit. nikotin adalah contoh yang sederhana (Lexicons, 1896).
Alkaloid telah dikenal karena pengaruh fisiologinya terhadap mamalia dan
pemakaiannya di bidang farmasi, tetapi fungsinya dalam tumbuhan hampir sama
sekali kabur. Sifat alkaloid :
1. Mengandung atom N dan bersifat basa
2. Bereaksi dengan logam dan mengendap
3. Alkaloid yang mengandung atom O bersifat padat dan dapat dkristalkan pada suhu
kamar, kecuali poliketida dan arekolin
4. Alkaloid yang tidak mengandung atom O bersifat cairan dan mudah menguap
serta menimbulkan bau yang sangat kuat
5. Banyak terdapat di tumbuhan daripada di hewan
6. Disintesis dari asam amino
7. Larut membentuk garam, yang bersifat lebih larut dalam air pelarut organik,
sebaliknya. alkaloid sendiri lebih larut dalam pelarut organik daripada air
Senyawa yang mengandung alkaloid lainnya adalah opium. Opium adalah getah
mentah dari polong biji tumbuhan opium. Jika getah ini dimurnikan, diperoleh dua
alkaloid penting, morfina dan kodeina yang dapat dipisahkan dalam bentuk murni.
Morfina adalah obat anti nyeri paling mujarab, banyak digunakan untuk mengatasi
kesulitan manusia. Kodeina adalah analgetika yang manjur dan penekan batuk.
Senyawa ini sejak lama dipakai sebagai obat batuk, tetapi telah diganti oleh
dekstrometorfan, alkaloid sintetik yang sama ampuhnya (Lide, 1981).

2.2 Hormon
Istilah hormon berasal dari kata Yunani hormao yang berarti menggairahkan
atau membangkitkan. Hal ini mencerminkan peran hormon yang bertindak sebagai
katalis untuk perubahan kimia lainnya pada tingkat sel yang diperlukan untuk
pertumbuhan, perkembangan, dan energi. Hormon beredar bebas dalam aliran darah,
menunggu untuk dikenali oleh sel target yang menjadi tujuan mereka. Sel target
memiliki reseptor yang hanya dapat diaktifkan dengan jenis hormon tertentu. Setelah
diaktifkan, sel tahu untuk memulai fungsi tertentu, misalnya mengaktifkan gen atau
memproduksi energi kembali.
O
O HO
HO
O
HO
H
H HO
HO

H H
H H

O O
hydrocortison prednison

Prednisone adalah glukokortikoid prodrug yang diubah oleh 11beta-


hidroksisteroid dehidrogenase dalam hati ke dalam bentuk aktif, prednisolon. Hal ini
digunakan untuk mengobati penyakit radang tertentu (seperti reaksi alergi yang parah)
dan (pada dosis tinggi) beberapa jenis kanker, tetapi memiliki banyak efek samping
yang signifikan. Hal ini biasanya diambil secara lisan namun dapat disampaikan oleh
suntikan intramuskular atau injeksi intravena.
2.3 Anastetik Lokal
Anestetik local ialah obat yang menghambat hantaran saraf bila dikenakan
secara local pada jaringan saraf dengan kadar cukup. Struktur dan sifat fisikokimia
sangat berpengaruh terhadap aktivitas anestetik local.
Secara umum anestetik local mempunyai rumus dasar yang terdiri dari 3
bagian gugus amin hidrofil yang berhubungan dengan gugus residu aromatic lipofil
melalui suatu gugus antara. Gugus amin selalu berupa amin tersier atau amin
sekunder. Gugus antara dan gugus aromatic dihubungkan dengan ikatan amid atau
ikatan ester. Maka secara kimia, anestetik local digolongkan atas senyawa ester dan
senyawa amid.
Adanya ikatan ester sangat menentukan sifat anestetik local sebab pada
degradasi dan inaktivasi di dalam badan, gugus tersebut akan terhidrolisis. Karena
itu golongan ester umumnya kurang stabil dan mudah mengalami metabolisme
dibandingkan dengan golongan amid. Anestetik local yang tergolong dalam senyawa
ester ialah tetrasiklin, benzokain, kokain, dan prokain dengan prokain sebagai
prototip. Sedangkan yang termasuk ke dalam senyawa amid adalah dibukain,
lidokain, buplavakain, mepivakain dan prokain. Rumus molekul prokain dan
lidokain adalah
O
C2H5

H3C C OCH2CH2 N

C2H5

Procain
CH3 O
C2H5

NH C CH2 N

C2H5
CH3 Lidocain
(farmakologi dan terapi, 2012)
III. ALAT DAN BAHAN
3.1 Alat :
1. Tabung reaksi
2. Pipet tetes
3. Spiritus
4. Kaki tiga
5. Gelas ukur
3.2 Bahan :
1. Pereaksi mayer
2. NaOH
3. KMnO4
4. H2SO4
5. FeCl3
6. HNO3
7. AgNO3
8. Titan yellow
9. Pereaksi parry
10. HCl
11. Aq. Brom
12. NH4OH
13. DAB-HCl
14. CuSO4
15. Kloroform
16. Aq. Iod
17. K2Cr2O4

IV. PROSEDUR
Sampel 20

Uiji organoleptik:
a. Warna:biru muda
b. Bentuk: serbuk
c. Bau: tidak berbau
Uji golongan
1. Sampel + HCl + mayer = endapan putih
2. Sampel + CuSO4 + NaOH = biru tosca
Maka diduga golongan hormone yaitu dexametason
3. Sampel + FeCl3 = kuning terang
4. Sampel + NaOH + KMnO4 = hijau ada minyak
dipermukaan
Maka diduga golongan anastesik lokal yaitu procain
HCl

V. DATA HASIL PENGAMATAN

Sampel no 20
Data hasil
No Prosedur Dugaan
pengamatan
1. Uji organoleptik
-Bentuk - Serbuk
-Warna - Biru muda
- Bau - Tidak berbau
2. Uji Golongan
Sampel + HCl + pereaksi
mayer Endapan putih Golongan hormon
3. Uji Identifikasi
Sampel + CuSO4 + NaOH
Sampel + FeCl3 Biru tosca (+) dexametason
Sampel + NaOH + Kuning terang
KMnO4 Hijau dan ada minyak (+)procain HCl
dipermukaan

Kesimpulan : sampel no 20 yaitu golongan anastesik local = procain HCl dan golongan
hormon = dexametason
VI. PEMBAHASAN

Uji organoleptic dilakukan dengan mengamati bentuk, warna dan kelarutan. Sampel no
20 merupakan serbuk warna biru muda dan tidak larut dalam air namun larut dalam asam,
dan pelarut organik..
Untuk memisahkan analit dengan matriksnya perlu dilakukan isolasi. Isolasi ini
dilakukan dengan cara menambahkan NH4OH dan pelarut organic yaitu kloroform. Pada
umumnya golongan alkaloid, hormone maupun golongan anestetik local merupakan senyawa
yang bersifat basa lemah, tujuan penambahan basa lemah NH4OH agar dihasilkan senyawa
tunggalnya. sedangkan penambahan pelarut kloroform berfungsi sebagai pelarut, dimana
senyawa alkaloid, hormone, dan anestetik local sama-sama larut dalam pelarut organic.
Berdasarkan percobaan, setelah ditambahkan NH4OH dan kloroform, larutan
membentuk 2 lapisan. Hal tersebut disebabkan karena adanya perbedaan kepolaran antara air
dan kloroform. Lapisan bawah merupakan kloroform dan lapisan atas merupakan air. Hal ini
disebabkan berat jenis kloroform yang lebih besar dibandingkan dengan berat jenis air.
Dengan demikian senyawa tunggal terdapat di lapisan bawah bersama pelarut kloroform.
Pada uji golongan ditambahkan pereaksi mayer yang bertujuan untuk mendeteksi
alkaloid, dimana pereaksi ini akan berikatan dengan alkaloid melalui ikatan koordinasi antara
atom N alkaloid dengan Hg dari pereaksi mayer sehingga menghasilkan senyawa kompleks
merkuri yang non polar dan mengendap berwarna putih kekuningan.
Pereaksi Mayer mengandung logam Hg dan KI yang akan membentuk kompleks
endapan putih kekuningan dengan senyawa alkaloid. Senyawa alkaloid mempunyai
kemampuan untuk bereaksi dalam uji Mayer. Hal itu dikarenakan dalam senyawa alkaloid
terdapat gugus nitrogen yang masih memiliki satu pasang elektron bebas yang menyebabkan
senyawa-senyawa alkaloid bersifat nukleofilik dan cenderung bersifat basa. Akibat dari hal
itu, senyawa-senyawa alkaloid mampu untuk mengikat ion-ion logam berat yang bermuatan
positif dan membentuk senyawa-senyawa kompleks tertentu yang berwarna. Reagen Mayer
dibuat dari senyawa yang mengandung ion-ion logam berat.

Reaksi antara reagen Mayer dengan suatu senyawa alkaloid merupakan reaksi asam-
basa. Logam-logam berat dalam reaksi ini berfungsi sebagai asam lewis, sedangkan senyawa
alkaloid bertindak sebagai basa lewis. Logam-logam berat dikatakan asam lewis karena
mempunyai sifat untuk menerima elektron dari suatu basa lewis. Alkaloid bertindak sebagai
basa karena mempunyai 2 buah elektron yang belum berikatan sehingga mempunyai
kemampuan untuk mendonorkan pasangan elektronnya.
Persamaan reaksinya adalah :

4KI + HgCl2 K2HgI4 + 2KCl (Pereaksi meyer)

Alkaloid + K2HgI4 Hg-alkaloid (Senyawa kompleks)

Pada praktikum, baik sampel no 20 menunjukan reaksi negatif alkaloid dan menandakan
bahwa sampel tersebut bukan golongan alkaloid. Namun dugaan tersebut yang lebih tepatnya
yaitu golongan hormon yaitu dexametason. Pada saat uji penegasan sampel no 20
ditambahkan CuSO4 ditambah NaOH menghasilkan warna biru tosca hal ini terjadi karena
adanya reaksi Reduksi-Oksidasi, sehingga akan terbentuk senyawa kompleks. Ion kompleks
Cu2+ tersebut
akan berikatan dengan pasangan elektron bebas, sehingga terjadi pemakaian elektronsecara
bersama (ikatan kovalen koordinasi). Dan kemudian ketika sampel ditambahkan dengan
NaOH dan KMnO4 terbentuk warna hijau dan dipermukaannya ada minyak. Identifikasi
tersebut diduga merupakan procain HCl, tetapi dugan tersebut salah seharusnya teofilin.
Kesalahan tersebut kemungkinan salah dalam mengidentifikasinya sehingga senyawa
targetnya tidak teridentifikasi. Ataupun kemungkinan lainnya bisa dikarenakan pereaksi-
pereaksi yang sudah terkontaminasi sehingga akan mengganggu dalam
pengidentifikasiannya.

VII. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil pengamatan dapat disimpulkan bahwa sampel no 20 yaitu golongan
alkaloid yaitu theofilin, dan golongan hormon yaitu dexametason.

Anda mungkin juga menyukai