Anda di halaman 1dari 9

NAMA JURNAL VOL./NO.

/BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Perbedaan Kadar Hemoglobin antara Perokok Pasif dengan Bukan


Perokok pada Siswi SMA Kelas X dan XI di Sukoharjo
Hemoglobin Differences between Passive Smokers and Non Smokers in High
School Students of Class X and XI in Sukoharjo

Ana Erdina, Kiyatno, Fikar Arsyad Hakim


Faculty of Medicine,Sebelas Maret University

ABSTRAK

Latar Belakang: Beberapa penelitian menyebutkan bahwa kadar hemoglobin erat


kaitannya dengan anemia. Ada beberapa faktor penyebab terjadinya anemia, salah
satunya paparan asap rokok. Tar dalam asap rokok dapat menyebabkan terjadinya
anemia aplastik, sementara radikal bebas dapat menyebabkan terjadinya anemia
hemolitik. Perokok pasif merupakan orang yang terpapar asap rokok lebih dari 15
menit per hari selama 1 hari atau lebih per minggu, baik terpapar di rumah,
lingkungan sekolah, maupun tempat umum.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
perbedaan kadar hemoglobin antara perokok pasif dengan bukan perokok pada siswi
SMA kelas X dan XI di Sukoharjo.

Metode Penelitian: Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan rancangan


cross sectional. Penelitian dilakukan pada Mei 2015 dengan subjek penelitian adalah
siswi SMA kelas X dan X di Sukoharjo. Metode purposive sampling digunakan untuk
memilih sampel sebanyak 90 siswi. Data kadar hemoglobin diukur menggunakan
haemoglobin stick test dan data status paparan asap rokok diperoleh dari kuesioner
paparan asap rokok. Data yang diperoleh dianalisis menggunakan uji Mann Whitney.

Hasil Penelitian: Hasil uji Mann Whitney pada variabel kadar hemoglobin dan status
paparan asap rokok menunjukkan tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang
bermakna antara perokok pasif dengan bukan perokok pada siswi kelas X dan XI SMA
di Sukoharjo (p = 0,941). Dengan demikian, hipotesis alternatif pada penelitian ini
ditolak.

Simpulan Penelitian: Tidak terdapat perbedaan kadar hemoglobin yang bermakna


antara perokok pasif dengan bukan perokok pada siswi kelas X dan XI SMA di
Sukoharjo (p = 0,941).

Kata Kunci: kadar hemoglobin, perokok pasif, bukan perokok

1
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

ABSTRACT

Background: Several studies show that hemoglobin levels closely associated with
anemia. There are several factors that cause anemia, one of which is exposure of
cigarette smoke. Tar in cigarette smoke can cause aplastic anemia, while the free
radicals can cause hemolytic anemia. Passive smokers are people who are exposed to
cigarette smoke for more than 15 minutes per day for 1 day or more per week, well
exposed in the home, school, or in public places. The aim of this study was to determine
hemoglobin differences between passive smokers and non smokers in female students of
class X and XI High School in Sukoharjo.

Methods: This study was observational analytic with cross sectional design. The study
was conducted in May 2015 by the research subjects were high school students of class
X and XI in Sukoharjo. Purposive sampling method is used to select a sample of 90
students. Data hemoglobin levels were measured using the hemoglobin stick test and
cigarette smoke exposure data obtained from questionnaires of cigarette smoke
exposure. Data were analyzed using Mann Whitney test.

Results: Mann Whitney test on variables hemoglobin levels and the cigarette smoke
exposure status did not show significantlydifferent hemoglobin levels between passive
smokers and non smokers in female students of class X and XI High School in
Sukoharjo (p = 0.941). Thus, the alternative hypothesis of this study was rejected.

Conclusions: There was no significant difference of hemoglobin levels between passive


smokers and non smokers in female students of class X and XI High School in
Sukoharjo (p = 0.941).

Keywords:hemoglobin level, passive smokers, non smokers

2
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

dapat juga disebabkan oleh penyakit


PENDAHULUAN
kronis seperti TBC dan hepatitis,
Hemoglobin terdiri dari heme yang perdarahan, umur, sosial ekonomi dan
terdiri dari cincin porfirin sebagai demografi, pendidikan serta paparan asap
pengikat oksigen dan globin yaitu protein rokok (5).
yang terdiri dari dua pasang rantai asam Komponen dalam asap rokok yang
amino yang disebut alfa dan non alfa (1). utama adalah tar dan radikal bebas. Tar
Kadar hemoglobin erat kaitannya dengan dalam asap rokok dapat menyebabkan
anemia. kerusakan sumsum tulang sehingga
Anemia merupakan berkurangnya memicu terjadinya anemia
hemoglobin di dalam darah yang dapat aplastik.Radikal bebas dapat
disebabkan oleh sel darah merah yang menyebabkan lisisnya eritrosit,
terlalu sedikit atau jumlah hemoglobin peroksidasi lipid dan denaturasi
dalam sel yang terlalu sedikit (2,3). hemoglobin sehingga meningkatkan risiko
Rendahnya konsentrasi hemoglobin (Hb) terjadinya anemia hemolitik (6).
atau hematokrit dapat disebabkan oleh Perokok pasif adalah orang-orang
menurunnya produksi sel darah merah yang bukan perokok aktif namun terpapar
(eritrosit) dan Hb, meningkatnya asap rokok di lingkungannya (7).
kerusakan eritrosit (hemolisis), atau Prevalensi perokok pasif masih cenderung
kehilangan darah yang berlebihan (2,3). mengalami peningkatan seiring dengan
Berdasarkan hasil pemeriksaan peningkatan prevalensi perokok aktif.
anemia pada tahun 2014 yang Dari 133,3 juta orang yang terpapar asap
dilaksanakan oleh Bidang Promizi rokok di rumah, sekitar 32 juta orang
(promosi dan gizi) Dinas Kesehatan merupakan remaja berusia 1524 tahun
Kabupaten Sukoharjo terhadap 1200 (8). Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk
remaja putri (siswi) di 12 sekolah yang melakukan penelitian mengenai perbedaan
ada di Kabupaten Sukoharjo menunjukkan kadar hemoglobin antara perokok pasif
559 orang (46,58%) remaja putri dengan bukan perokok pada siswi SMA
mengalami anemia (4). kelas X dan XI di Sukoharjo.
Menurunnya kadar hemoglobin pada Penelitian ini bertujuan untuk untuk
remaja putri selain disebabkan oleh mengetahui perbedaan kadar hemoglobin
kehilangan darah sewaktu menstruasi, antara perokok pasif dengan bukan

3
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

perokok pada siswi SMA kelas X dan XI digunakan dalam penelitian ini adalah
SMA di Sukoharjo kuesioner paparan asap rokok. Kuesioner
paparan asap rokok terdiri dari 6
pertanyaan dengan jawaban ya atau
SUBJEK DAN METODE
tidak. Status paparan asap rokok
Penelitian ini merupakan penelitian dikategorikan menjadi perokok pasif
observasional analitik dengan (lamanya paparan asap rokok lebih dari 15
pendekatancross sectional.Penelitian menit per hari selama 1 hari atau lebih per
dilaksanakan di SMA Negeri 1 Weru, minggu) dan bukan perokok (lamanya
SMA Negeri 1 Polokarto dan SMA Negeri paparan asap rokok kurang dari 15 menit
1 Bulu, Sukoharjo pada Mei 2016.Subjek per hari selama 1 hari atau lebih per
penelitian adalah siswi SMA kelas X dan minggu). Skala pengukuran variabel
XI. Teknik pengambilan sampel dilakukan paparan asap rokokadalahkategorik
dengan purposive sampling.Besar sampel (nominal).
yang diambil sebanyak90 siswi. Variabel terikat pada penelitian ini
Kriteria inklusi pada penelitian ini adalah kadar hemoglobin.Instrumen
adalah: siswi SMA kelas X dan XI yang pengukuran yang digunakan
bersedia menjadi subjek penelitian dan adalahhaemoglobin stick test. Skala
menandatangani informed consent. pengukuran variabel kadar
Sementara itu, kriteria ekslusinya adalah: hemoglobinadalahnumerik (rasio).
mengalami perdarahan ataupun Variabel luar pada penelitian ini
pembedahan dalam empat bulan terbagi menjadi terkendali dan tidak
terakhir;hamil;menderita penyakit terkendali.Variabel terkendali pada
menahun seperti kanker, polip, hemoroid, penelitian ini adalah MBL-score
hematuria, peradangan tulang dan sendi; (menstruasi blood loss-score.Variabel
menderita penyakit yang disebabkan oleh tidak terkendali antara lain:sosial ekonomi
infeksi kronis seperti malaria, infeksi HIV dan demografi, genetik serta tingkat
dan infeksi cacing; sedang mengonsumsi pengetahuan tentang anemia.
vitamin C dan suplemen zat besi. Analisis untuk mengetahui
Variabel bebas pada penelitian ini hubungan antara kadar hemoglobin
adalahpaparan asap rokok.Untuk menilai dengan status paparan asap
status paparan asap rokok, instrumen yang rokokmenggunakan uji Mann

4
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

Whitney.Hubungan antara kadar Tabel 2. Hasil Uji Spearman Data Kadar


Hemoglobin dan MBL-score
hemoglobin dengan MBL-score dianalisis MBL-score
menggunakan uji korelasi Spearman r -0,104

Kadar Hemoglobin p 0,327


n 90
HASIL
Sampel pada penelitian ini sebanyak (Data Primer, 2015)

90 siswi yang memenuhi kriteria inklusi Tabel 2 menunjukkan uji Spearman


dan eksklusi. terhadap variabel MBL-score dan kadar
Tabel 1. Hasil Uji Mann Whitney Kadar hemoglobinmendapatkan nilai koefisien
Hemoglobin dengan Status
Paparan Asap Rokok korelasi (r) sebesar -0,104 dan nilai
Status
Paparan Median p
probabilitas (p) sebesar 0,327. Nilai
Asap Rokok (MinMaks) koefisien korelasi sebesar 0,104
Kadar
Hemo Perokok menunjukkan adanya kekuatan hubungan
globi Pasif 11,9 (9,114,8) 0,941
n sangat rendah antara MBL-score dan
Bukan
Perokok kadar hemoglobin. Nilai koefisien korelasi
Pasif 12,1 (7,425,8)
tersebut juga menunjukkan arah hubungan
(Data Primer, 2015)
yang negatif atau berlawanan arah antara
Tabel 1menunjukkan uji Mann MBL-score dengan kadar hemoglobin.
Whitney terhadap variabel kadar Nilai probabilitas (p) yang didapatkan
hemoglobin dan status paparan asap rokok lebih dari 0,05, yaitu sebesar 0,327,
mendapatkan nilai probabilitas (p) sebesar menunjukkan tidak terdapat hubungan
0,941. Nilai probabilitas (p) yang yang bermakna antara MBL-score dan
didapatkan lebih dari 0,05, yaitu sebesar kadar hemoglobin pada siswi kelas X dan
0,941, menunjukkan tidak terdapat XI SMA di Sukoharjo.
perbedaankadar hemoglobin yang
bermakna antara kelompok responden PEMBAHASAN
perokok pasif dengan kelompok
responden bukan perokok pada siswi kelas Hasil analisis data penelitian dengan

X dan XI SMA di Sukoharjo. uji Mann Whitney pada variabel kadar


hemoglobin dan status paparan asap rokok
menunjukkan tidak terdapat perbedaan
kadar hemoglobin yang bermakna antara

5
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

kelompok responden perokok pasif dengan kadar kotinin urin (p = 0,006).


dengan kelompok responden bukan Pada penelitian ini, pengukuran
perokok pada siswi kelas X dan XI SMA menggunakan biomarker tersebut tidak
di Sukoharjo (p = 0,941). Dengan dapat dilakukan karena keterbatasan dana.
demikian, hipotesis alternatif pada Hasil penelitian ini berlawanan
penelitian ini ditolak. dengan penelitian Safitri dan Syahrul (12)
Hasil penelitian ini serupa dengan yang menyatakan adanya hubungan yang
penelitian yang dilakukan oleh Andarini et signifikan antara lama paparan asap rokok
al. (9) yang menunjukkan tidak adanya dengan kejadian anemia. Tanabe (13)
hubungan bermakna kadar hemoglobin menemukan adanya penurunan hormon
pada perokok aktif, perokok pasif dan eritropoietin pada perokok dibandingkan
tidak merokok.Tidak adanya hubungan dengan bukan perokok pada
yang bermakna pada penelitian ini dan kehamilan.Hormon eritropoietin
penelitian sebelumnya dimungkinkan merupakan hormon yang berperan dalam
karena pengukuran status paparan asap pembentukan sel darah merah. Pera (14)
rokok hanya dilakukan secara kualitatif menyebutkan bahwa radikal bebas yang
yaitu menggunakan kuesioner. Untuk terkandung dalam asap rokok dapat
memperoleh hasil yang lebih akurat dapat menyebabkan lisisnya eritrosit,
dilakukanpemeriksaan secara kuantitatif peroksidasi lipid dan denaturasi
yaitu dengan menggunakan kadar nikotin hemoglobin. Pemendekan umur
atau metabolitnya yaitu kotinin. Kotinin hemoglobin dapat meningkatkan risiko
adalah metabolit nikotin dalam urin yang terjadinya anemia hemolitik.
direkomendasikan sebagai ukuran Gondodiputro (15) menyatakan
kuantitatif asupan nikotin dan dapat pula bahwa perokok memiliki kecenderungan
digunakan sebagai biomarker paparan penurunan eritrosit. Kotinin yang
asap rokokpada manusia (10). Nurjanah et merupakan metabolit dari nikotin dalam
al. (11) melaporkan adanya hubungan asap rokok menekan pembentukan colony
positif antara lama paparan asap rokok forming unit-erythroid (CFU-E) dan burst
orang lain per hari dengan kadar kotinin forming unit-erythroid (BFU-E). Radikal
urin karyawan (r =0,364, p=0,002) dan bebas dapat menyebabkan lisisnya
terdapat hubungan yang signifikan antara eritrosit, sedangkan timbal dapat
paparan asap rokok oleh rekan kerja mengganggu biosintesa heme sehingga

6
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

mengakibatkan penurunan bermakna antara MBL-score dengan


kadarhemoglobin. Asgary et al. (16) penurunan kadar hemoglobin diduga
melaporkan bahwa kenaikan hemolisis sel karena pada penelitian ini tidak dilakukan
darah merah pada perokok 21,6% lebih pengukuran total darah yang keluar
tinggi dibandingkan pada bukan perokok. selama menstruasi menggunakan gold
Hasil analisis data penelitian standard metode alkalin hematin (19).
dengan uji korelasi Spearman pada Penelitian ini memiliki beberapa
variabel MBL-score dan kadar keterbatasan dalam
hemoglobin menunjukkan tidak terdapat pelaksanaannya.Pengukuran paparan asap
hubungan yang bermakna MBL-score rokok ini masih secara kualitatif yaitu
antara dengan kadar hemoglobin pada menggunakan angket dan wawancara.
siswi kelas X dan XI SMA di Sukoharjo Saat ini sudah ada pengukuran paparan
(p = 0,327). Selain itu, hasil uji analisis asap rokok secara kuantitatif dengan
korelasi tersebut menunjukkan pula menggunakan kadar nikotin atau
adanya arah hubungan yang negatif atau metabolitnya yaitu kotinin agar hasil
berlawanan arah dan kekuatan hubungan pengukuran lebih akurat dan presisi.
yang sangat rendah antara MBL-score dan Pengukuran menggunakan biomarker
kadar hemoglobin (r = -0,104). Arah tersebut tidak dapat dilakukan pada
hubungan negatif atau berlawanan arah penelitian ini karena keterbatasan dana.
berarti jika MBL-score semakin tinggi Penggunaan kuesioner MBL-score
maka kadar hemoglobin semakin rendah, tidak mampu memberikan hasil
begitu pula sebaliknya. pengukuran total darah yang keluar
Hasil penelitian ini sejalan dengan selama menstruasi secara akurat. Gold
penelitian yang dilakukan oleh Kirana standard pengukuran total darah yang
(17) pada remaja putri di SMA Negeri 2 keluar selama menstruasi yaitu
Semarang. Penelitian ini berlawanan menggunakanmetode alkalin hematin.
dengan hasil penelitian Farida (18) pada Pengukuran menggunakan biomarker
remaja putri di Kecamatan Gebog tersebut tidak dapat dilakukan pada
Kabupaten Kudus yang menunjukkan penelitian ini karena keterbatasan dana.
adanya hubungan signifikan antara pola
menstruasi dengan penurunan kadar
hemoglobin. Tidak adanya hubungan yang

7
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

SIMPULAN http://www.ncbi.nlm.nih.gov/pubmed
health/PMH0004142/ - Diakses Juni
Tidak terdapat perbedaan kadar 2016.
hemoglobin yang bermakna antara 2. Citrakesumasari (2012). Anemia Gizi
Masalah dan Pencegahannya.
perokok pasif dengan bukan perokok pada
Kaliaka: Yogyakarta.
siswi SMA kelas X dan XI di Sukoharjo 3. Guyton (2012). Buku Ajar fisiologi
(p = 0,941). kedokteran. Penerbit Buku
Kedokteran: Jakarta.
4. Dinas Kesehatan (2014). Hasil
SARAN pemeriksaan anemia dan KEK remaja
Simpulan yang diperoleh putri di Kabupaten Sukoharjo tahun
2014. Data Dinas Kesehatan
menyatakan bahwa tidak terdapat
Kabupaten Sukoharjo.
perbedaan kadar hemoglobin yang 5. Centers or Disease Control and
signifikan antara perokok pasif dengan Prevention (2011). Iron and iron
deficiency. Atlanta U.S.A.
bukan perokok, meskipun demikian,
http://www.cdc.gov/nutrition/everyon
peneliti tetap menganjurkan masyarakat e/basics/vitamins/iron.htm - Diakses
agar menjaga diri dan lingkungan dari Maret 2016.
paparan asap rokok yang dapat 6. Pera IE (2003). Tobacco smoke filter
and relative composition made of
menimbulkan berbagai macam gangguan
antioxidant and mineral substances.
kesehatan, mengingat banyaknya United States Patent.
penelitian lain yang menunjukkan efek https://www.google.com/patents/US6
615843 - Diakses Juni 2016.
buruk dari paparan asap rokok.
7. Oberg M, Woodward A, Jaakkola
MS, Peruga A, Ustun AP (2010).
Global estimate of the burden of
UCAPAN TERIMA KASIH
disease from second-hand smoke.
Penulis mengucapkan terimakasih WHO LibraryCataloguing-in-
Publication Data.
kepada Sinu Andhi Jusup yang telah
8. Global Adult Tobacco Survey (2011).
memberikan bimbingan, kritik, dan saran Global adult tobacco survey:
selama penelitian hingga penulisan naskah Indonesia report 2011.
9. Andarini S, Prasetyo, Lisnawati Y,
publikasi ini.
Susanto AD, Sagoro TK (2013).
Pengaruh rokok terhadap ibu hamil
dan neonatus, tinjauan di rumah sakit
DAFTAR PUSTAKA
persahabatan (penelitian
1. Bunn HF (2011). Approach to the pendahuluan). J Respir Indo, 33(3).
anemias. Dalam: Goldman L, Schafer
AI. Cecil Medicine.

8
NAMA JURNAL VOL./NO./BULAN/TAHUN (DIKOSONGKAN)

10. Kim (2004). Relationship between pada remaja putri di SMA N 2


environmental tobacco smoke and Semarang. Universitas Diponegoro.
urinary cotinine levels in passive 18. Farida I (2007). Determinan kejadian
smokers at their residence. Journal of anemia pada remaja putri di
Exposure Analysis and Kecamatan Gebod Kabupaten Kudus
Environmental Epidemiology, 14 (5). tahun 2006. Universitas Diponegoro.
11. Nurjanah, Kresnowati L, Mufid A 19. Toxqui L, Granados AMP, Rojo RB,
(2014). Gangguan fungsi paru dan Wright I and Vaquero MP (2014). A
kadar cotininepada urin karyawan simple and feasible questionnaire to
yang terpapar asap rokok orang lain. estimate menstrual blood loss:
Jurnal Kesehatan Masyarakat, 10 (1): relationship with hematological and
43 52. gynecological parameters in young
12. Safitri RN, Syahrul F (2015). Risiko women. BMC Women's Health,
paparan asap rokok terhadap kejadian 14:71.
anemia pada ibu hamil. Jurnal
Berkala Epidemiologi, 3(3): 327-339.
13. Tanabe N (1997). Effect of smoking
on the serum concentration of
erythropoetin and granulaocyte-
colony stimulating factor. Internal
Medicine, 36: 680684.
14. Pera IE (2003). Tobacco smoke filter
and relative composition made of
antioxidant and mineral substances.
United States Patent.
https://www.google.com/patents/US6
615843 - Diakses Juni 2016.
15. Gondodiputro S (2007). Bahaya
tembakau dan bentuk-bentuk sediaan
tembakau. Bandung: Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas
Kedokteran Universitas Padjadjaran,
pp: 1-2, 9-112.
16. Asgary S, Naderi GH, Ghannady A
(2005). Effects of cigarette smoke,
nicotine and cotinine on red blood
cell hemolysis and their -SH capacity.
Exp Clin Cardiol, 10 (2): 116-119.
17. Kirana DP, Kartini A (2011).
Hubungan asupan zat gizi dan pola
menstruasi dengan kejadian anemia

Anda mungkin juga menyukai