KATA PENGANTAR.. i
DAFTAR ISI .. ii
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG.................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH............................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN......................................................................................... 2
A. KESIMPULAN.............................................................................................. 32
B. SARAN.......................................................................................................... 33
LAMPIRAN .......................................................................................................... 34
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
membedakan antara budaya yang satu dengan yang lain. Hal yang membuat beda
sebagai nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi dalam hubungannya dengan
pihak luar. Secara umum,organisasi terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang
kepribadian,emosi, dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan interaksi berbagai
yang ada terutama pada anggotanya. Untuk itu kita harus bias mengukur budaya
organisasi yang kita miliki serta kekuatan dari budaya yang ada sehingga kita bisa
mengenal jenis budaya kita dan dapat mengembangkannya. Dalam makalah ini
terdapat cara bagaiman cara mengukur sebuah budaya organisasi mengenai jenis dan
kekuatan suatu budaya organisasi yang dapat dijadikan sebuah referensi bagi
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari Budaya Organisasi?
2. Apa saja unsur-unsur Budaya Organisasi?
3. Apa fungsi Budaya Organisasi?]
4.Bagaimana cara mengukur Budaya Organisasi?
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN BUDAYA ORGANISASI
Budaya organisasi dapat didefinisikan sebagai nilai dan cara bertindak yang
terdiri dari sejumlah orang dengan latar belakang kepribadian,emosi, dan ego yang
budaya organisasi.
Penting pula untuk mencatat hal berikut dalam upaya memahami budaya
organisasi:
1. Budaya organisasi tidak begitu saja terbentuk melainkan mencerminkan
lebih lama dari usia siapa pun dalam organisasi yang bersangkutan.
3. Para anggota organisasi perlu memahami budaya organisasi di mana ia
yang digunakan dan gaya berperilaku yang wajar dan diharapkan untuk
ditampilkan.
oleh organisasional sehingga pola tersebut memberikan arti tersendiri dan menjadi
diciptakan atau dikembangkan oleh suatu kelompok tertentu dengan maksud agar
sebagai akubat adaptasi eksternal dan integrasi internal yang sudah berjalan cukup
baik. Sehingga perlu diajarkan kepada anggota-anggota baru sebagai cara yang benar
tersebut.
dengan apa yang dikemukakan oleh para pakar organisasi. Ada dua konsep unsur
budaya organisasi yang dikembangkan oleh dua pakar organisasi terkemuka, yaitu
merupakan hal yang paling mudah dilihat dan ditangkap saat kita
yang kita lihat, kita dengar, dan kita rasakan saat berada di
dalamya.
2) Kedua adalah (nilai-nilai yang didukung oleh perusahaan) yang
secara tertulis dan menjadi aturan bagi setiap gerak dan langkah
(founding fathers).
3) Ketiga, asumsi-asumsi tersirat yang dipegang bersama (shared tacit
anggota organisasi.
kerangka yang dikembangkan oleh Schein pada tahun 1985. Unsur-unsur budaya
program.
2) Unsur kedua adalah keyakinan, nilai-nilai, dan sikap yang berlaku di
dalam organisasi. Nilai ini lebih mengarah pada kode moral dan etika yang
kebenaran.
c) Sifat dasar manusia
Ada dua tipe manusia dalam organisasi yaitu tipe X dan tipe Y.
lain.
e) Hakikat hubungan antar manusia
Organisasi satu sama lain berbedapandangan mengenai bagaimana
oleh karyawan.
5. Budaya sebagai mekanisme pembuat makna dan kendali yang memandu
diri sendiri.
3. Meningkatkan stabilitas sistem sosial
4. Budaya organisasi merupakan sense-making device yang dapat memberikan
Sukses berarti menambah keunikan dan memperoleh produk atau jasa baru.
b. Budaya Market
Organisasi yang fokus pada posisi eksternal dengan kebutuhan akan kontrol
dan stabilitas. Organisasi yang berorientasi pada hasil ini mempunyai perhatian
Mereka bersifat keras dan memiliki banyak persyaratan. Unsur yang menyatukan
perhatian yang umum. Fokus jangka panjang adalah pada tindakan kompetitif dan
prestasi dari tujuan dan target yang terukur. Sukses ditetapkan pada penetrasi dan
c. Budaya Hierarki
Organisasi yang fokus pada pemeliharaan internal yang membutuhkan
kontrol dan stabilitas. Tempat yang formal dan terstruktur untuk bekerja. Cara
memerintah anggotanya apa yang dilakukan. Para pemimpin membanggakan
organisasi yang lambat jalannya adalah yang paling kritis. Aturan formal dan
d. Budaya Clan
Suatu tempat yang sangat ramah untuk bekerja. Ini seperti memperluas
penasihat dan mugnkin seperti sosok orang tua. Organisasi menekankan manfaat
pengembangan sumber daya manusia jangka panjang dan etase arti penting
kepaduan dan moril. Sukses digambarkan dalam kaitan dengan kepekaan terhadap
orang-orang.
2.)memiliki produk dan jasa yang paling baru dan unik
3.)pemenang dipasar dan lebih maju dari kompetitor
4.)ketergantungan,efisiensi dan biaya rendah
organisasi yang digambarkan dengan selalu berusaha menciptakan efisiensi, bebas dari
kesalahan, perhatian terfokus kepada hasil dan kepentingan karyawan, kreatif, dan akurat
2. karyawan memberi perhatian kepada setiap masalah yang ada secara detail
karyawan akan memberikan perhatian yang sensitif terhadap segala permasalahan yang
mungkin dapat membuat risiko kerugian bagi kelompok organisasi secara keseluruhan.
Sebagai contoh, di dalam organisasi bisnis, bagian produksi mengetahui kondisi barang
yang dikerjakannya, apabila ada barang yang cacat (yang seharusnya di tahan daur
ulang/reject) tidak di kirim ke bagian pemasaran. Tetapi, oleh bagian produksi tetap
dikirim ke pemasaran, sehingga bagian pemasaran tanpa menyadari barang tersebut cacat
juga men-deliver ke konsumen. Pada akhirnya, barang yang cacat tersebut menjadi
masalah bagi konsumen dan akibatnya konsumen menjadi kecewa, dengan melakukan
komplain. Komplain konsumen ini oleh bagian pemasaran tetap dilayani melalui bagian
kerugian bagi perusahaan, menjadi perilaku semua karyawan dalam proses pembentukan
pekerjaan yang tinggi yang dilakukan oleh setiap karyawan, yang pada akhirnya dapat
menciptakan kualitas produk yang tinggi juga yang ditawarkan kepada konsumen. Dapat
disimpulkan, apabila setiap karyawan memberikan perhatian secara detail terhadap semua
permasalahan yang ada di dalam pekerjaannya, maka tingkat penyelesaian masalah dapat
digambarkan menjadi suatu pekerjaan yang berkualitas tinggi, atau dengan kata lain, total
organisasi akan terpenuhi, sehingga organisasi dapat menciptakan laba secara maksimal.
Keadaan dan kondisi seperti ini dapat di bentuk oleh suatu budaya organisasi.
Dengan demikian, jika perhatian karyawan secara detail terhadap setiap masalah
untuk diselesaikan, maka salah satu faktor di dalam membentuk budaya organisasi yang
manajer untuk mengarahkan dan memberdayakan mereka. Melalui supervise ini dapat
diuraikan tujuan organisasi dan kelompok serta anggotanya, di mana tujuan tersebut pada
akhirnya menggambarkan hasil yang harus dicapai. Apabila persepsi dari bawahan itu
dapat dibentuk dan menjadi satu di dalam melakukan tugas untuk mencapai hasil
tersebut, serta bawahan komit dengan konsensus tersebut, dapat dikatakan bahwa
bawahan itu berorientasi kepada hasil, kondisi demikian menggambarkan bahwa orientasi
Dengan demikian, apabila semua karyawan selalu berorientasi kepada hasil yang
maksimal, maka salah satu faktor terbentuknya budaya organisasi akan dapat dipenuhi.
kerja (teams work), di mana kerja sama tim dapat dibentuk apabila manajer dapat
melakukan supervisi dengan baik terhadap bawahannya. Bawahan akan termotivasi untuk
meningkatkan produktivitas apabila mereka dapat bekerja sama secara tim di dalam
organisasi. Misalnya, bagian pemasaran tidak akan sukses mencapai target market,
Karyawan akan selalu berorientasi kepada sesama karyawan agar dapat tercapai
target tim atau organisasi. Dengan demikian, orientasi karyawan atas kepentingan sesama
karyawan organisasi dapat dibentuk, disebabkan adanya budaya organisasi. Apabila
kepentingan organisasi dapat dicapai, maka semua kepentingan karyawan akan dapat
terpenuhi.
memenuhi standar yang dibutuhkan untuk melakukan tugasnya. Performa yang baik
produktivitas serta harus diikuti dengan disiplin dan kerajinan yang tinggi. Apabila
kualifikasi ini dipenuhi, masih dibutuhkan ketahanan fisik dan keagresifan karyawan
pekerjaannya dapat menciptakan budaya organisasi yang tinggi. Budaya organisasi akan
terbentuk apabila salah satu indikator keagresifan ada, di mana keagresifan sangat
dipengaruhi faktor-faktor lain dari motivasi, perilaku, dan kondisi, serta iklim kerja
Performa yang baik dari karyawan harus didukung oleh kesehatan yang prima.
Performa yang baik tidak akan dapat tercipta secara kontinu apabila karyawan tidak
dalam kondisi kesehatan yang prima. Pengertiannya, karyawan juga harus mampu
menjaga kondisi kesehatannya agar tetap prima. Kesehatan yang prima akan dapat
membentuk stamina yang prima juga, dengan stamina yang prima akan terbentuk
ketahanan fisik yang akurat (endurance), yang stabil, serta dengan endurance yang prima
akhirnya tetap dapat mengendalikan (drive) semua pekerjaan dengan baik. Maksudnya,
prima dan stabilitas kerja dapat dipertahankan. Apabila ketahanan dan stabilitas kerja
dapat dijaga, maka salah satu faktor di dalam pembentukan budaya kerja yang tinggi akan
dapat dibentuk.
Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa apabila semua indikator dari budaya
organisasi ini dapat dipenuhi, maka suatu budaya dengan karakteristik tertentu,
umpamanya budaya organisasi yang tinggi atau kuat akan dapat dibentuk di dalam suatu
organisasi, baik organisasi bisnis ataupun jasa. Pengertiannya, budaya yang terbentuk
akan dapat menjadi landasan filosofis bagi organisasi, kelompok di dalam organisasi, dan
individu di dalam orgaisasi untuk berperilaku dan bertindak, yang pada akhirnya dapat
Indikator-Indikator: Performa
1. Inovatif Terhadap
Resiko
2. Perhatian pada Tinggi
Masalah Secara Tanggap
Detail BUDAYA
3. Berorientasi pada ORGANISASI
Terhadap
Hasil Rendah
4. Berorientasi pada
Semua Karyawan
5. Agresif Bekerja
6. Menjaga Stabilitas Kepuasan
Kerja
Gambar
Bagaimana Impllikasi Budaya Organisasi terhadap
Performa dan Kepuasan Individu
Budaya organisasi yang demikian akan dapat membentuk perilaku anggota di
dalam bentuk perilaku individu karyawan, yang secara langsung akan membentuk juga
perilaku keorganisasian di dalam suatu organisasi, baik itu usaha bisnis atau perusahaan,
maupun usaha sosial kemasyarakatan. Tetapi di dalam implikasi, proses ini sangat kuat
pengaruhnya apabila dilakukan pada organisasi keagamaan dan suatu konsep yang
budaya organisasi adalah seperti pengukuran iklim dalam konsep meteorologi, dimana
untuk mengetahui cuaca harus dapat diidentifikasi beberapa variabel antara lain
temperatur, tingkat kelembaban, curah hujan dan lain-lain. Begitu pula budaya
a. Motivasi Kerja
tujuan. Motivasi membuat keadaan dalam diri individu muncul, terarah, dan
force) terhadap seseorang agar mau melaksanakan sesuatu.Motivasi yang ada pada setiap
orang tidaklah sama, berbeda-beda antara yang satu dengan yang lain. Untuk itu,
diperlukan pengetahuan mengenai pengertian dan hakikat motivasi, Serta kemampuan
berbuat atau berperilaku sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh individu lain /
organisasi.
Teori motivasi yang digunakan adalah teori motivasi untuk berprestasi Me Clelland.
Sedangkan produktivitas yang akan diukur adalah produktivitas parsial tenaga kerja. Alat
yang digunakan untuk mengukur tingkat motivasi kerja adalah kuesioner. Sampel
penelitian untuk mengukur tingkat motivasi kerja adalah semua karyawan yang
Hal ini merupakan kunci keberhasilan yang biasanya dikaitkan dengan sikap
Pengakuan atas suatu kinerja yang telah dicapai oleh seseorang merupakan
stimulus yang kuat. Karena pengakuan atas suatu kinerja akan memberikan
kepuasan batin yang lebih tinggi daripada penghargaan dalam bentuk materi
atau hadiah.
Adanya rasa ikut serta memiliki akan menimbulkan motivasi untuk turut
kesempatan untuk maju, dapat menjadi stimulus kuat bagi karyawan untuk
Rasa ikut terlibat dalam dalam suatu proses pengambilan keputusan, yang
cukup kuat untuk para anggota organisasi atau karyawan agar dapat
perbaikan nasib tidak akan menjadi stimulus untuk berprestasi atau bekerja
produktif.
Sedangkan indikator yang dapat digunakan untuk mengukur motivasi yang ada
1. Situasidankondisikerjayangterkaitdengankepemimpinandanmanajemen
organisasidalammemenuhiharapananggotaorganisasi
2. Kepuasankerjaditinjaudarikebijakanorganisasi
3. Kepuasankerjaditinjaudarisisipenghasilan
4. Pendistribusianpekerjaanyangkurangadil
5. Sistempromosiyangbelumadil
6. Kepuasankerjaditinjaudarisisikonflik
7. Kepuasankerjaditinjaudarisisimerasatenteramdalambekerja.
Motivasi dan kepuasan kerja anggota organisasi dapat diukur berdasarkan faktor
internal dan eksternal jabatan dengan menggunakan metode Job Diagnostic Survey (JDS)
dan Minnesota Satisfaction Questionnaire (MSQ). Kedua metode ini merupakan hasil
pengembangan teori motivasi isi (content theory) yang mempunyai perbedaan dalam cara
sedangkan MSQ mengukur tingkat kepuasan kerja berdasarkan dua puluh variabel
kepuasan kerja. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif yang meliputi tahap
berpengaruh signifikan terhadap motivasi dan kepuasan kerja serta tahap penentuan
upaya-upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan motivasi dan kepuasan kerja
anggota organisasi. Motivasi dihitung dengan MPS (Motivation Potential Score) metode
JDS, kepuasan kerja dihitung dengan prosentase tingkat kepuasan kerja metode MSQ dan
b.Komunikasi
informasiyangmengandungartidarisatupihak(seseorangatautempat)kepadapihak
(seseorangatautempat)lain,dalamusahamendapatkansalingpengertian.
1.Komponendalamkomunikasi:
pemimpinataupunsesameanggotaorganisasi.
b.) Pesan disebut juga message, content, atau information. Isinya berupa ilmu
pengetahuan,hiburan,informasi,nasihatataupunpropaganda.
c.)Mediaatausaluranadalahsuatusaranayangdigunakanuntukmenyampaikanpesan
darikomunikatorkepadakomunikan.Dalamhalinimediayangdigunakanbisalebihdari
satu.Contohnyamediapenyampaianinformasidenganrapatdalamsebuahorganisasi.
d.)Komunikandisebutjugareceiver,audience,pihakpenerimapesanatausasaran.
Tugasnyatidakhanyamenganalisisdanmenafsirkansehinggadapatmemahamimakna
pesa.
e.) Umpan Balik disebut juga feed back atau respon karena merupakan respon atau
diterima,dianalisis,ditafsirkanolehkomunikantentuakanmendorongkomunikanuntuk
bereaksi.Denganrespondarikomunikan,komunikatordapatmengetahuiapakahpesan
yangdikirimdapatdimengertiatautidakolehkomunikan.
2. Indikator yang dapat digunakan untuk menilai efektifitas komunikasi dalam suatu
organisasiadalah:
komunikandalamrangkainterkasiantarpribadi.
b.pemilihandenganseksamaapayangakandisampaikanolehkomunikator.
c.salurankomunikasiyangjelasdanlangsung
d.mediayangmemadaiuntukmenyampaikanpesan
e.penentuanwaktudanpenggunaanmediayangtepat
f.kemampuandankemauanpenerimauntukmenerimapesan
g.penerimainformasidanpenafsiranyangtepat
c.Kebersamaan
Karena suatu budaya organisasi dapat terlihat dan tampak menonjol dalam hal
kebersamaanantar sesama anggota organisasi dalam suatu organisasi tersebut. Selain itu,
kebersamaan atau kerjasama yang erat, maka persepsi para anggota organisasi dapat
dibuat sama dengan lebih mudah untuk mencapai tujuan atau sasaran yang telah
diinginkan sebelumnya.
d. Kepemimpinan
Kepemimpinan adalah sikap dan perilaku untuk mempengaruhi para bawahan
agar mereka mampu bekerja sama sehingga membentuk jalinan kerja yang harmonis agar
tecapai efisiensi dan efektivitas guna mencapai tingkat produktivitas sesuai dengan yang
(Chemers, 1997), efektivitas organisasi/ perusahaan ditentukan dari berbagai fungsi yang
pemimpin harus dapat menjadi andalan dari pengikutnya dalam mengarahkan pencapaian
target dan tujuan dari perusahaan. Pemimpin juga harus menampilkan perilaku yang
termotivasi, memiliki komitmen tinggi dan berdedikasi. Perilaku yang diharapkan antara
lain memiliki perhatian terhadap pengikut, serta memberi dorongan dan tantangan yang
sesuai dengan kebutuhan pengikut. Selain itu pemimpin diharapkan untuk menggunakan
sumber daya materi, intelektual dan emosional dari kelompok maupun dirinya sendiri
(6). UpayaPimpinanmemiiihtaktikdanstrategidalammenciptakaninovasi
(7).Upaya pimpinan menyelaraskan keharmonisan antara keinginan individu bawahan
b. Tingkah laku
Visi adalah impian yang bercampur dengan kenyataan, maka misi adalah
bagaimana untuk menghadirkan impian tadi menjadi kenyataan. Kata yang lebih kuat
untuk menjelaskan secara definitif adalah "reason for being" atau mengapa kita harus
ada. Misi merupakan justifikasi keberadaan kita di masyarakat. Jadi, sebuah pernyataan
misi yang baik haruslah secara akurat menjelaskan mengapa organisasi harus ada dan apa
yang diharapkan akan dicapai di masa depan. Pernyataan misi juga harus mampu
mengekspresikan tujuan organisasi dengan cara yang dapat memberi inspirasi, komitmen,
inovasi dan keberanian.Dengan adanya pernyataan misi, organisasi ingin agar pihak lain
(internal dan eksternal) mengetahui apa yang kita lakukan. Secara internal, misi akan
menjadikan para pengurus dan anggotanya selalu terfokus dan mampu membuat
keputusan yang bersifat taktis. Ketika sebuah misi telah diakui dan diterima oleh para
pengurus dan anggota dari organisasi, maka ia akan menjadi kerangka kerja bersama bagi
merupakan Tugas & Beban awal bagi seorang pemimpin. Tugas pertama dari seorang
pemimpin adalah membuat program visioning dan mampu mengutarakan visi dan misi-
nya. Jika sebuah organisasi memiliki keinginan untuk kelak menjadi besar, maka visi
tidak cukup hanya berada dalam pemikiran dan pemahaman pemimpin saja. Visi
dikatakan benar-benar menjadi sebuah visi ketika telah menjadi Shared Vision. Harus
diformulasikan dengan baik sehingga mudah dipahami dan mampu dijabarkan secara
menjadi Shared Vision. Visi yang telah disepakati berasama merupakan kontribusi utama
Jadi, kepemilikan terhadap visi oleh seluruh anggota merupakan hal terpenting
yang menjadi konsep dasar dari pembentukan sebuah organisasi. Di dalam organisasi,
tidak ada yang bisa menjadi motor penggerak yang lebih kuat dari "A vision with it
shared". Dan inilah sesungguhnya tugas seorang pemimpin, yaitu membuat mimpinya
menjadi Shared Vision. Sebagaimana dikatakan oleh Napoleon Bonaparte, "A Leader is
menjajakan dagangan berupa "harapan" baik kepada para pendukungnya maupun kepada
Budaya organisasi bisa berbeda beda dalam derajat kekuatannya. Budaya kuat
harus berjalan, dan disepakati sebagian besar anggota organisasi. Sebaliknya, budaya
Budaya kuat juga dikatakan mampu mengangkat kinerja organisasi. Menurut beberapa
penulis ( misalnya, Kanter ), ada beberapa formula budaya yang berkaitan erat dengan
kinerja. Argumen mereka adalah semakin dekat organisasi dengan formula formula
tersebut, makin besar kemungkinannya organisasi akan berkinerja tinggi. Namun di sisi
lain, keberadaan budaya lemah yang terdiri dari berbagai sub kultur justru bisa menjadi
keunggulan. Budaya kuat yang sangat kuat menancap bisa juga menjelma menjadi
kelemahan apabila mereka begitu kuatnya, sehingga tak ada peluang bagi non
3. rasa nyaman dari mitra kerja dan masyarakat yang dilayani oleh organisasi yang
bersangkutan;
4. terjadinya keselarasan antara budaya organisasi dengan struktur, Visi dan Misi
organisasi
7. Nilai-nilai yang dianut organisasi tidak hanya berhenti pada slogan, tetapi
dihayati
dan dinyatakan dalam tingkah laku sehari-hari secara konsisten oleh orang-orang
dan
tertata
pada papan
buletin sebagai suatu kehebatan dan upacara-upacara seperti minum dan makan
bersama
nilai
inti perusahaan.
3. Perusahaan IBM
Adanya konsensus yang mengagumkan dalam menjalankan bisnis dan merupakan
filosofi
perusahaan berupa:
a. Penghargaan atas martabat dan hak setiap pribadi dalam perusahaan.
b. Memberikan pelayanan terbaik kepada pelanggan di perusahaan maupun di
dunia
c. Melaksanakan semua tugas dengan cara yang lebih unggul.
Menurut Kotter dan Hessket, terdapat tiga perspektif budaya organisasi yang dapat
Budaya kuat mengacu pada nilai inti organisasi yang dipegang secara intensif dan
dianut bersama secara meluas oleh anggota organisasi, namun budaya yang kuat tidaklah
yang dimaksud dengan kesesuaian konteks di sini adalah kesesuaian antara budaya
dengan filosofi organisasi (visi, misi, tujuan organisasi); kesesuaian dengan kondisi
objektif dari lingkungan industrinya; dan kesesuaian dengan strategi yang dijalankan oleh
organisasi. Budaya yang kuat namun tidak sesuai dengan konteks budaya yang
ketidaksesuaian jalur yang semestinya ditempuh. Pada penelitian ini berfokus pada
perspektif yang ke dua, yaitu budaya yang sesuai dengan konteksnya di mana membahas
mengenai pengukuran budaya organisasi yang dirasakan saat ini dan melihat bagaimana
menyesuaikan visi dan misinya dengan secara tidak langsung dapat disesuaikan dengan
Budaya organisasi sebagai variabel independen dalam penelitian ini diukur dengan
indikator nilai yang dianut bersama, norma perilaku kelompok dan keyakinan bersama di
mana indikator ini adalah valid untuk dijadikan indikator dalam mengukur variabel
budaya organisasi. Berdasarkan hasil analisis data dapat dinyatakan bahwa budaya
hasil tersebut dapat dikemukakan bahwa hipotesis 3 (tiga) yang diajukan menyebutkan
bahwa ada pengaruh budaya organisasi terhadap motivasi kerja dapat diterima, artinya
semakin baik budaya anggota terhadap organisasinya maka motivasi kerja yang
diciptakan pun akan semakin baik. Hasil penelitian ini juga mendukung pendapat Peter
dan Waterman seperti yang dikutip oleh Schermerhorn (1997), dan Kotter (1997) yang
memperkuat perlunya mutu yang sangat baik. Budaya dapat mempunyai konsekuensi
yang sangat berpengaruh terhadap motivasi kerja terutama apabila budaya-budaya itu
kuat. Budaya dapat tumbuh menjadi sangat kuat apabila terdapat banyak nilai, pola
perilaku dan praktik bersama, serta bila tingkatan-tingkatan budaya terkait satu sama lain
konsentrasi geografis, ukuran kelompok yang kecil semua berperan pada munculnya
budaya yang kuat. Budaya yang kuat menciptakan motivasi kerja yang baik yang pada
5. Variabel dimensi budaya organisasi yang dijadikan dasar pengukuran diturunkan dari
Cummincs, yaitu ;
e.) Kontrol
f). Identitas
Terdapat perbedaan (gap) antara budaya organisasi yang dirasakan saat ini dengan
budaya organisasi yang seharusnya ada berdasarkan penilaian terhadap seluruh variabel
dimensi budaya organisasi secara bersama-sama (tingkat inisiatif yang dimiliki oleh
individu dalam melaksanakan pekerjaan, tingkat toleransi terhadap tindakan atau kegiatan
beresiko, tingkat kejelasan tujuan dan performansi yang diharapkan, tingkat koordinasi
antar unit, tingkat dukungan pihak manajemen pada bawahan, tingkat pengawasan,
yang menjamin kesejahteraan, tingkat toleransi terhadap konflik, tingkat hirarki dalam
komunikasi).
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Budaya organisasi adalah nilai dan cara bertindak yang dianut organisasi dalam
hubungannya dengan pihak luar. Secara umum,organisasi terdiri dari sejumlah orang
dengan latar belakang kepribadian,emosi, dan ego yang beragam. Hasil penjumlahan dan
interaksi berbagai orang tersebut membentuk budaya organisasi. Unsur yang terdapat
dalam budaya organisasi antara lain ialah artifacts, strategi, tujuan, dan filosofi dasar
yang dimiliki oleh organisasi, asumsi yang tersirat sebagai dasar bersama dan sebagai
pijakan bersama. Sedangkan fungsi dari budaya organisasi adalah sebagai membawa
suatu perasaan identitas sebagai anggota organisasi, sebagai sarana untuk membangun
komitmen akan sesuatu yang lebih besar dari diri sendiri, dan meningkatkan kualitas.
Budaya organisasi yang kita miliki berbeda dengan budaya organisasi yang
dimiliki oleh organisasi yang lain sehingga kita harus bisa mengenal jenis atau tipe
budaya kita serta harus bisa mengetahui seberapa kuat budaya yang kita miliki. Untuk itu
ada cara untuk mengukur budaya yang kita miliki. Menurut jenisnya budaya organisasi
dibagi menjadi 4 jenis yaitu tipe adhocracy,tipe market,tipe clan dan tipe hierarki.
organisasi tersebut.
Sedangakan untuk mengetahui budaya kita kuat atau tidak harus dilihat dari ciri-
ciri budaya organisasi yang kuat meliputi loyalitas anggota organisasi terhadap organisasi
tersebut, nilai-nilai yang terkadung serta kejelasan nilai-nilai dan keyakinan,
penyebarluasan nilai-nilai dan keyakinan, dan intensitas pelaksanaan nilai-nilai inti. Ciri-
ciri budaya organisasi yang lemah meliputi mudah terbentuk kelompok-kelompok yang
bertentangan satu sama lain, kesetiaan kepada kelompok melebihi kesetiaan kepada
B. SARAN
Kita sebagai seorang anggota organisasi harus dapat menilai budaya organisasi
yang kita miliki baik dari jenisnya, kekuatan budaya yang kita miliki serta bagaimana
pengaruh performa budaya yang kita miliki terhadap kepuasan masyarakat. Sehingga kita
bisa mengerti bagaimana cara mengembangkan dan tahu bagaimana cara memperkuat
budaya yang kita miliki. Dalam hal selain peran dari pemimpin dibutuhkan juga peran
dari seluruh anggota organisasi karena merekalah yang bisa menilai dan mengenal
dengan persis bagaimana budaya organisasi di dalam suatu organisasi selama ini. Peran
modal untuk mengambil tindakan dalam upaya pengembangan dan penguatan budaya
oraganisasi.
LAMPIRAN
1. Jelaskan tentang maksud dari organisasi yang bersifat individu?
Tidak ada organisasi yang bersifat individu karena organisasi adalah setiap bentuk
persekutuan antara dua orang atau lebih yang bekerja sama serta secara formal terikat
dalam rangka pencapaian suatu tujuan yang telah ditentukan dalam ikatan mana terdapat
seorang atau beberapa orang yang disebut atasan dan seorang atau beberapa orang disebut
sebagai bawahan. Dalam hal ini yang dimaksud adalah manajemen karyawannya artinya
organisasinya baik secara kelompok artinya manajer bekerjasama dengan yang lain untuk
lain. Keberhasilan organisasi sosial juga dilihat dari memiliki produk dan jasa yang
paling baru dan unik. Dalam hal ini produk dari organisasi sosial dapat dilihat dari
program yang dimilikinya apakah program tersebut merupakan program yang baru dan
berbeda dengan yang lain. Organisasi sosial juga bergerak dibidang jasa berupaya
pelayanan yang diberikan kepada masyarakat. Selain itu ukuran kesuksesan dari
organisasi sosial juga dapat dilihat dari pemenang pasar dan lebih maju dari kompetitor
maksudnya adalah dengan program dan jasa yang baru dan unik maka organisasi sosial
tersebut dapat bersaing dengan organisasi sosial yang lain dan menjadi pemenang pasar.
Hal ini juga sangat erat hubungannya dengan kemampuan sebuah organisasi untuk bisa
Organisasi?
Hal ini sangat berkaitan dengan bagaimana cara pemimpin tersebut memimpin
sebuah organisasi dan bagaimana cara seorang pemimpin untuk dapat menanamkan
organisasi maka hal ini dapat berdampak negatif pada keberlangsungan budaya organisasi
yang ada.
4.Jelaskan maksud dari agresif dalam kerja dan indikator apa yang dapat digunakan untuk
mengukur?
Maksud dari agresif dalam bekerja bukan dalam artian orang yang gila kerja tapi
lebih mengarah pada bagaimana ketanggapan atau respon serta kecepatan seseorang
atau pekerjaan.
b. Cepat artinya kecepatan atau waktu yang digunakan untuk mengerjakan
digunakan adalah tipe TOP DOWN atau individu artinya dalam memanajemen
dan tidak ada peran serta dari bawahan karena bawahan tinggal
menjalankannya saja.
b. resiko untuk mengambil keputusan lebih besar karena
BOTTOM UP atau kelompok artinya disini bawahan juga diikut sertakan dalam proses
manajemen.
Sisi positif : a. Bawahan diikutsertakan dan terlibat dalam proses manajemen
b. resiko pengambilan keputusan lebih kecil karena diputuskan
secara
bersama-sama.
Sisi negatif : prosesnya lebih lama karena perlu ada kata mufakat dari semua
pihak.
6. Bagaimana pengaruh punishment sebagai salah satu sistem imbalan dalam variabel
sebagai salah satu bentuk motivasi untuk meningkatkan produktivitas dengan adanya
punishment anggota tersebut akan berusaha untuk memperbaiki kesalahannya dan tidak
akan mengulangi lagi tapi hukuman yang diberikan haruslah tegas dan jelas.
DAFTAR PUSTAKA
Falikhatun.2007.Interaksi Informasi Asimetri,Budaya Organisasi, dan Group
Budgetary Slack.http://74.125.153.132/search?
q=cache:rrgk6Vn_dIIJ:https://info.perbanasinstitute.ac.id/pdf/ASPP/ASPP0
1.pdf%3FPHPSESSID
%3D46879918bfd393dab2cf77eafa767616+mengukur+budaya+organisasi
&cd=8&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-a.diakes tgl 27
September2009.14:14
birokrasi.com/index.php?
option=com_content&task=view&id=6&Itemid=2.diakses tanggal 23
September2009.15:12
http://maryatun.staff.ugm.ac.id/wp/?p=13.diakses tanggal 30
September2009.18:34
Publik. http://74.125.153.132/search?
q=cache:Dt24Zd8NlIMJ:etd.eprints.ums.ac.id/2511/1/B200040004.pdf+me
ngukur+budaya+organisasi&cd=30&hl=id&ct=clnk&gl=id&client=firefox-
http://www.rosyid.info/2009/03/budaya-organisasi.html.diakses tanggal 24
September2009.14:13
Behavior).Jakarta:Ghalia Indonesia