Menyapu dua muzah (mashul khuffain) termasuk juga salah satu keringanan Islam. Ia dibolehkan bagi orang yang menetap di kampung dan bagi yang dalam perjalanan (musafir). Orang yang sedang dalam perjalanan (musafir) yang kakinya memakai muzah, kalau hendak berwudhlu, maka ia boleh menyapu muzahnya itu dengan air, artinya tidak perlu melepas muzahnya.
Syarat-syarat menyapu dua muzah
Syarat-syarat menyapu dua muzah ada empat hal : 1) Bahwa muzah itu dipakai sesudah sempurna dicuci bersih. 2) Muzah itu menutup dua mata kaki yang wajib dibasuh, yaitu menutupi tumit dan dua mata kaki. 3) Muzah itu dapat dibawa berjalan lama. 4) Dua muzah itu tidak terkena najis atau kotoran. Menyapu dua muzah hanya baleh untuk berwudhu, tetapi tidak boleh untuk mandi, atau untuk menghilangkan najis. Menyapu dua muzah tidak boleh bila salah satu syarat tidak cukup. Misalnya salah satu dua muzah itu robek, atau salah salah satu kakinya tidak dapat menggunakan muzah karena luka. Keringanan ini diberikan bagi musafr selama tiga hari tiga malam sedang yang bermukim ia boleh menyapu muzahnya hanya untuk sehari semalam.
Keterangan : Muzah adalah semacam kaus kaki yang terbuat dari kulit. Banyak dipakai oleh bangsa-bangsa Arab dan tidak terdapat di Indonesia
Sarana yang digunakan untuk melakukan thaharah adalah air suci (air bersih) dan tanah suci (tanah bersih). Air dan tanah digunakan untuk membersihkan diri dari hadas besar, hadas kecil, dan najis