Disusun oleh :
NIM : 25010116140134
Kelas : B 2016
UNIVERSITAS DIPONEGORO
2017
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Yang Mahaesa karena
dengan rahmat dan hidayah Nya saya dapat menyelesaikan makalah yang berjudul
Kerusakan Pada Bahan Kacang Tanah Terkontaminasi Aspergillus Niger Bentuk Mold
Hitam
Kami ucapkan terimakasih kepada seluruh pihak yang membantu dalam proses
penyusunan makalah ini, baik secara langsung maupun tidak, sehingga makalah ini
dapat selesai tepat pada waktunya.
Kami berharap, semoga makalah yang kami buat ini dapat memberikan manfaat
yang positif dalam memberikan tambahan wawasan kepada pembaca.
Yusuf Afif
ii
DAFTAR ISI
1.1.Latar Belakang............................................................................................... 1
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 2009 produksi kacang tanah di Indonesia tergolong masih rendah
yaitu 1,25 ton/ha polong kering ( BPS, 2009), jika dibandingkan dengan hasil kacang
tanah di Amerika Serikat dan Australia yang mencapai 3 ton/ha polong kering. Secara
teoritis, hasil kacang tanah di Indonesia masih bisa ditingkatkan ( Suryadi dan Rais,
2009 ). Ada beberapa faktor yang memengaruhi rendahnya produktivitas kacang tanah
di Indonesia : teknologi yang digunakan masih sederhana, keterbatasan modal,
pernggunaan lahan kering dengan kesuburan tanah yang rendah dan gangguan hama
penyebab penyakit belum dapat diatasi (Saleh, 2010).
1
1.3. Tujuan Penulisan
1.3.1. Untuk mengetahui tentang Aspergillus niger
1.3.2. Untuk mengetahui apakah Aspergillus niger dapat menimbulkan kerusakan
pada kacang tanah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Kingdom : Fungi
Filum : Ascomycota
Kelas : Eurotiomycetes
Ordo : Eurotiales
Family : Trichcomaceae
Genus : Aspergillus
Spesies : Aspergillus niger
3
Hifa yang berada di atas permukaan media disebut hifa aerial yang berfungsi sebagai
alat perkembang biakan. Sedangkan hifa yang berada di dalam media disebut hifa
vegetative yang berfungsi sebagai alat untuk menyerap makanan.
Bagian bagian jamur yang menjadi ciri ciri jamur Aspergillus niger adalah
footcell, konidiofor, vesikel, stigma tambahan dan spora yang tumbuh memanjang di
atas stigma yang disebut konidia.
Aspergillus niger memiliki bulu dasar berwarna putih atau kuning dengan
lapisan konidospora tebal berwarna cokelat gelap sampai hitam. Kepala konidia
berwarna hitam, bulat, cenderung memisah menjadi bagian bagian yang lebih longgar
dengan bertambahnya umur. Konidiospora memiliki dinding yang halus, hialin juga
berwarna cokelat. Apergillus niger berkembang biak secara generatif dan vegetatif.
4
dihasilkan Aspergillus niger diantaranya, enzim selulase, enzim kitinase, amylase,
amylase, glukoamilase, katalase, pectinase, lipase, lactase, ivertase, asam protease.
a. Temperatur
Temperatur berpengaruh langsung pada kecepatan pertumbuhan
mikroorganisme, kecepatan sintesa enzim dan kecepatan inaktivasi enzim.
Jamur pada umumnya tidak tahan terhadap suhu tinggi, karena dapat
mengakibatkan proses pengeringan protein yang menyebabkan kematian
sel. Temperatur optimum pertumbuhan Aspergillus niger yaitu 37.
Temperatur minimum pertumbuhan jamur ini yaitu 6 8 sedangkan
temperature maksimumnya adalah 45 47 .
b. Derajat Keasaman (pH)
Jamur umumnya lebih toleran terhadap suasana asam sampai netral yaitu
pH sekitar 3 7. Aspergillus niger mempunyai kisaran pH untuk tumbuh
cukup luas yaitu 2,8 8,8. Sedangkan pH optimumnya tergantung pada
produk yang diharapkan. Pada umumnya enzim ekstraseluler dihasilkan
paling banyak pada pH pertumbuhan yang mendekati pH aktifitas
maksimum enzim yang bersangkutan.
c. Nutrien
Aspergillus niger akan tumbuh dengan baik jika menggunakan glukosa,
fruktosa, maltose, sukrosa, xylose dan manosa sebagai sumber karbonnya.
Nutrien lain yang cukup memegang peranan penting adalah unsur nitrogen.
Selama fase pertumbuhan, jamur menggunakan nitrogen dengan cepat dan
pada periode ini enzim mulai terdapat di dalam media. Sumber nitrogen
anorganik biasanya berasal dari garam ammonium, nitrat atau gas ammonia.
Mineral merupakan nutrien lain yang dibutuhkan mikroorganisme. Media
untuk pertumbuhan pada umumnya memerlukan magnesium ( Mg), Fosfor
(P), kalium (K), Sulfur (S), Kalsium (Ca) dan Khlor (Cl) sebagai komponen
5
essensialnya. Unsur unsur ditambahkan dalam bentuk garamnya dengan
konsentrasi yang tepat.
Kacang tanah ( Arachis hypogea L.) merupakan tanaman kelompok semak yang
berasal dari Amerika Selatan, tepatnya dari Brazil. Tanaman ini seringkali
dimanfaatkan bijinya untuk dikonsumsi oleh masyarakat. Kacang tanah adalah
komoditas yang mempunyai nilai ekonomi cukup tinggi dan merupakan salah satu
sumber bahan pangan yang bernilai gizi tinggi terutama kandungan protein dan lemak
nabatinya.
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
6
Kelas : Magnoliopsida
Subkelas : Fabales
Famili : Fabaceae
Genus : Arachis L.
Biji kacang tanah merupakan salah satu sumber protein nabati yang ekonomis.
Biji tanaman ini berbentuk agak bulat sampai lonjong serta terbungkus kulit biji tipis
berwarna putih, merah atau ungu. Inti biji terdiri dari lembaga ( embrio ) dan putih telur
( albumin ). Bijinya berkeping dua ( dictyledonae ).
Pemanfaatan terbesar biji kacang tanah adalah sebagai bahan makanan dan
industry. Menurut Handayani ( 2008 ), dalam 100 gram biji kacang tanah, mengandung
43 % protein, 34 % lemak, 8 % karbohidrat, 31 % serat, 25 % vitamin E dan beberapa
bahan mineral lain.
Proten yang terkandung dalam biji kacang tanah jauh lebih tinggi jika
dibandingkan dengan protein yang terkandung di dalam daging, telur, dan kacang
kedelai. Kacang tanah sebagai bahan pangan menjadi substrat yang sangat cocok bagi
pertumbuhan jamur toksigenik yang dapat menghasilkan Mikotoksin.
Aspergillus adalah spesies kapang yang banyak tersebar di alam. Kapang ini
tumbuh pada bahan bahan organik dan memiliki konidia yang bersifat aerosol ( tidak
terlihat ) ( Barnes dan Marr, 2006 ). Kontaminasi Aspergillus pada organisme biasa
disebut dengan Aspergillosis. Dalam bidang kesehatan, Aspergillosis lebih dikenal
dengan infeksi organ tubuh oleh kapang yang termasuk dalam genus Aspergillus.
Namun dalam bidang pertanian, Aspergillosis adalah kontaminasi yang disebabkan
oleh kapang Aspergillus pada tanaman pertanian. Tanaman pertanian yang sering
terserang oleh kapang ini adalah biji bijian dan serealia. Hal ini dkarenakan
7
kandungan dalam biji bijian dan serealia sebagian besar adalah protein sehingga dapat
menjadi tempat hidup kapang ini.
8
2.2.1. Mikotoksin pada Biji Kacang Tanah
Mikotoksin tidak terlihat, bersifat korosif, dan dapat mematikan bahkan ketika
jamur penghasilnya sudah tidak ada.
9
BAB III
PEMERIKSAAN LABORATORIUM
10
1. Kacang tanah dibersihkan terlebih dahulu dengan air steril,
selanjutnya dihancurkan dengan blender.
2. Sebanyak 10 gram sampel diambil dan dimasukan ke dalam air steril
90 ml dalam wadah erlenmeyer.
3. Selanjutnya sebanyak 1 ml diinokulasikan pada cawan petri yang
telah diisi dengan media PDA.
4. Kultur diinkubasi dalam suhu kamar (29 C) selama 5 hari (120 jam)
5. Dilakukan pengamatan dan identifikasi untuk selanjutnya dilakukan
proses pemurnian. Pemurnian dilakukan sebanyak tiga kali pada
media PDA (Patato Dextro Agar)
6. Selanjutnya diinkubasi selama lima hari (120 jam) dalam suhu
kamar (29 C). Isolasi dan pemurnian dilakukan hingga diperoleh
isolat kapang dengan warna koloni tunggal.
7. Isolat kapang yang diperoleh disimpan pada media PDA miring
dalam tabung reaksi. Pengamatan dan identifikasi dilakukan
menggunakan mikroskop dengan melihat berdasar warna koloni
kapang.
11
3.3.3. Perhitungan Populasi Kapang
12
BAB IV
Kapang juga mempunyai struktur yang disebut spora yang pada umumnya
terletak pada ujung- ujung dari hifa, dan merupakan struktur yang sangat ringan dan
mudah menyebar. Spora merupakan alat perkembangbiakan kapang, karena pada
kondisi substrat dan lingkungan yang baik akan tumbuh menjadi struktur kapang yang
lengkap. Jika dilihat dibawah mikroskop, berbagai jenis kapang mempunyai struktur
13
hifa dan spora yang berbeda-beda, dan karakteristik struktur tersebut digunakan untuk
mengidentifikasi kapang. Spora kapang pada umumnya mempunyai warna tertentu
tergantung dari jenis kapangnya. Oleh karena itu pertumbuhan kapang pada pangan
mudah dilihat dengan mata, yaitu ditandai dengan perubahan warna yang menunjukkan
adanya spora kapang (Anon., 2012).
14
BAB V
KESIMPULAN
15
DAFTAR PUSTAKA
1. Amanah, Susyatin Umul. 2016. Antagonisme Trichoma viride Terhadap
Aspergillus sp. Kontaminan Biji Kacang Tanah ( Arachis hypogea L. ) Secara
In Vitro. Skripsi Jurusan Biologi FMIPA Universitas Jember. Jember.
Universitas Negeri Jember.
2. Ayu, Arifda, Dwi Suryanto, dan Isnaini Nurwahyuni. Potensi Bakteri
Kitinolitik Dalam Pengendalian Aspergillus nifer Penyebab Penyakit Busuk
Pangkal Akar Pada Kacang Tanah. Departemen Biologi Fakultas MIPA
Universitas Sumatera Utara. Medan. Universitas Sumtera Utara.
3. Kartana, I Made, Ni Wayan Wisaniyasa dan Agus Selamet Duniaji. ISOLASI
DAN IDENTIFIKASI KAPANG PADA KACANG TANAH (Arachis hypogaea
L.) YANG DIJUAL DI BEBERAPA PASAR TRADISIONAL DI PROVINSI
BALI. Jurusan Ilmu dan Teknologi Pangan, Fakultas Teknologi Pertanian
Universitas Udayana. Bali. Universitas Udayana.
4. Srihastuti, Utami. 2010. Pencemaran Bahan Makanan dan Makanan Hasil
Olahan Oleh Berbagai Spesies Kapang Kontaminan Serta Dampaknya Bagi
Kesehatan. FMIPA Universitas Negeri Malang. Malang. Universitas Negeri
Malang.
16