Anda di halaman 1dari 1

Berdasarkan kaidah fiqh: Suatu kewajiban yang tidak terlaksana karena

Banyak pertanyaan yang muncul termasuk dari FAQ adalah pertanyaan: kurangnya sesuatu, maka sesuatu yang kurang itu menjadi wajib, al-jamaah
mungkinkah ummat Islam bersatu?!, padahal keadaan mereka tercerai berai adalah wajib, dan tidak akan ada selama tidak ada yang memperjuangkan
seperti sekarang? dan senada dengan itu pertanyaan yang lain: Semua partai kepemimpinan Islam dan mengangkat khalifah (imam)nya maka membentuk
mengklaim dirinya paling benar, dan persatuan Islam tidak akan terjadi selama suatu kelompok (jamaah minal muslimin) dalam rangka mengorganisir dakwah
partai-partai belum bersatu, lalu kapankah kita akan bersatu? Islam untuk mewjudkan al-jamaah hukumnya juga adalah wajib. Surat Al-Imran
(104)
Pengertian al-Jamaah
Dan haruslah ada di antara kamu umat yang menyeru kepada al-khair
Sebagai pembahasan awal, saya ingin menyitir firman Allah dalam al- (Islam), menyuruh kepada yang maruf dan mencegah dari yang munkar; dan
Quran yang mensyaratkan agar kaum muslim semuanya bersatu dalam satu mereka (ummat-ummat) itulah ummat-ummat yang beruntung. (TQS ali-Imraan
wadah dan ikatan, dan melarangnya dengan tegas untuk bercerai berai. [3]: 104)
Dan berpeganglah kamu semuanya kepada tali (agama) Allah secara Bila kita teliti, ayat ini menyampaikan bahwa adanya kelompok yang
berjamaah, dan janganlah kamu bercerai berai (TQS ali-Imraan [3]: 103) merupakan bagian dari kaum muslim (jamaah minal muslimin), yang bertugas
mendakwahkan Islam, amar maruf dan nahi munkar adalah wajib adanya. Dan
Perintah untuk mengikatkan diri dalam satu ikatan dan wadah juga dari kata ganti hum ul-muflihuun, kita dapat mengetahui bahwa Allah
ditegaskan kembali dalam hadits rasulullah saw. yang sangat terkenal memperbolehkan adanya kelompok ini lebih dari 1, karena semuanya
mendapatkan pujian dan jaminan keberuntungan (muflihuun) dari Allah swt.
Ketahuilah, sesungguhnya orang-orang sebelum kamu dari ahli kitab
telah berpecah belah menjadi 72 golongan. Dan sesungguhnya agama ini (Islam) Adanya kelompok ini ditengah-tengah kaum muslim yang telah berada
akan berpecah belah menjadi 73 golongan, 72 golongan tempatnya di dalam dalam al-jamaah sekalipun adalah wajib, apalagi ketika kaum muslimin tidak
Neraka dan 1 golongan di dalam Surga, yaitu al-Jamaah. (HR. Ahmad) berada dalam al-jamaah, maka keberadaan kelompok yang memperjuangkan
tegaknya al-jamaah dengan cara menegakkan kepemimpinan Islam adalah wajib,
Sesungguhnya Bani Israil pecah menjadi 72 golongan, dan ummatku akan dan wajib pula bagi kaum muslimin semuanya untuk menggabungkan diri pada
pecah menjadi 73 golongan, semuanya di neraka kecuali satu golongan. Mereka salah satu kelompok (jamaah minal muslimin) ini.
berkata Siapakah itu wahai Rasulullah?. Beliau bersabda: Apa yang aku di
atasnya dan para sahabatku (HR. Tirmidzi) al-Jamaah: konsekuensi alami Khilafah Islamiyyah
Dari kedua hadits inilah muncul istilah ahlussunnah wal jamaah, yaitu Jadi persatuan Islam secara total dalam bentuk al-jamaah hanya akan
satu-satunya golongan selamat yang akan masuk surga Allah, yaitu orang-orang terjadi apabila khilafah tegak adanya kelompok dan harakah dakwah lebih dari
yang berada dalam 1 ikatan yang dinamakan al-jamaah dan selalu mengikuti satu tidak menghalangi al-jamaah terbentuk bahkan wajib bagi kaum muslim
sunnah rasul dan para shahabatnya. (Abu Hasan Assyari dan Al Maturidi) untuk menggabungkan diri pada kelompok yang memperjuangkan tegaknya al-
jamaah (khilafah)
Imam Syatibi, Thabrani dan al-Hafidz Ibnu Hajar, ketika membahas
tentang arti al-jamaah, diantara berbagai makna yang ada menyepakati bahwa Ingatlah sesungguhnya rasulullah saw. Telah mengingatkan kita:
makna daripada al-jamaah secara syari adalah jamaatul muslimin apabila
mereka menyepakati seorang khalifah (imam), dengan kata lain al-jamaah adalah Ikatan-ikatan islam akan lepas satu demi satu. Apabila lepas satu ikatan,
kesatuan kaum muslimin dalam satu kepemimpinan (Khilafah Imamah) akan diikuti oleh lepasnya ikatan berikutnya. Ikatan islam yang pertama kali lepas
adalah pemerintahan dan yang terakhir adalah shalat (HR. Ahmad)
Hal ini juga diperkuat oleh perkataan Umar bin Khattab: Wahai
masyarakat Arab, tidak ada islam kecuali dengan jamaah, tidak ada jamaah Sesungguhnya al-jamaah (persatuan kaum muslimin) adalah al-jamaatul
kecuali dengan kepemimpinan, dan tidak ada kepemimpinan kecuali dengan muslimin yang terjadi sebagai konsekuensi akan adanya khilafah Islamiyyah
ketaatan (HR. Bukhari) ketika khilafah tidak wujud, maka ikatan kaum muslim akan terceraikan
sesungguhnya khilafah-lah yang akan menjamin ummat Islam bersatu padu!
Perkataan shahabat Umar ini sangat jelas mengindikasikan pentingnya al-
jamaah, dengan menegaskan bahwa ketika al-jamaah sudah tidak ada, maka Hadis di atas menunjukkan celaan keras perbedaan pendapat di tengah-
Islam juga tidak ada. Dan ini bersesuaian dengan seluruh hadits diatas yang tengah umat islam, karena perbedaan pendapat tersebut mengakibatkan
menekankan harusnya kaum muslimin berkumpul untuk menjadial-jamaah. al- berakhirnya nasib ke neraka ketika pendapatnya salah.
Jamaah: Kewajiban dari Allah Hanya saja patut dibedakan antara perbedaan pendapat dalam bidang
akidah dengan perbedaan pendapat dalam bidang fikih (hukum Islam).
Kewajiban untuk berjamaah ini tidak akan terwujud sebelum ada suatu
kepemimpinan umum pada seluruh kaum muslimin, yaitu dengan Khilafah, dan Kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dalam bidang fikih disebut
kepemimpinan ini hukumnya wajib untuk diadakan berdasarkan dalil-dalil dengan istilah madzhab.
berikut: Kelompok-kelompok yang berbeda pendapat dalam bidang akidah disebut
dengan istilah firqoh.
Barangsiapa yang membaiat seorang imam kemudian memberikan Perbedaan madzhab tidak masalah, karena perbedaan ijtihad tidak dicela
untuknya buah hatinya dan mengulurkan tangannya maka hendaklah ia nabi . Malah Rasulullah mengatakan bahwa ijtihad yang benar pahalanya dua
menaatinya sedapat mungkin (HR. Muslim) sementara ijtihad yang salah pahalanya satu. Jadi tidak masalah orang
bermadzhab syafiI atau hanafi atau hambali atau maliki.
Siapa yang mengangkat tangannya dari ketaatan, maka dia akan bertemu
dengan Allah pada hari kiamat dengan tanpa alasan padanya. dan siapa yang Juga tidak masalah ikut organisasi NU, Muhammadiyyah, PERSIS, dll
mati, sedang tidak ada di pundaknya baiat maka matinya seperti mati jahiliyyah karena semuanya bermadzhab dengan madzhab yang bisa diterima.
(HR. Muslim) Yang tercela adalah perbedaan firqoh. Jadi ketika Rasulullah mencela
kelompok-kelompok yang terpecah sampai 72 golongan, yang dimaksud adalah
Aku perintahkan kepada kamu sekalian lima perkara; sebagaimana firqoh, bukan madzhab.
Allah telah memerintahkanku dengan lima perkara itu; berjamaah, mendengar,
taat, hijrah dan jihad fi sabilillah. Barangsiapa yang keluar dari al-Jamaah Contoh firqoh yang disebut sesat para ulama adalah syiah, mutazilah,
sekedar sejengkal, maka sungguh terlepas ikatan Islam dari lehernya sampai ia khowarij dan murjiah.
kembali bertaubat (HR. Ahmad dan Tirmidzi) Aliran syiah ada yang mempertuhankan Ali, minimal mencaci shahabat-
shahabt nabi terutama Abu Bakar dan Umar.
Sampai disini kita dapat simpulkan, bahwa persatuan kaum muslim dalam
bentuk al-jamaah seperti yang diperintahkan Allah adalah wajib, maka adanya Mutazilah berpendapat tidak ada takdir.Khowarij mengkafirkan orang islam
kepemimpinan umum bagi seluruh kaum muslimin di dunia, sebagai syarat yang berdosa. Murjiah berpendapat iman malaikat dengan orang fasik sama
terjadinya al-jamaah juga adalah wajib. Mengangkat seorang imam dan saja.
membaiatnya untuk dijadikan pemimpin adalah langkah satu-satunya untuk Rasulullah shallallahu alaihi wasallam melakukan shalat yang amat panjang.
mewujudkan al-jamaah. Hal ini perlu diperhatikan, karena banyak sekali Melihat hal tersebut para sahabat bertanya, Tidak biasanya Anda melakukan shalat
ancaman Allah pada kaum muslim yang tidak berada dalam al-jamaah. seperti itu. Beliau menjawab, Ya, benar. Shalatku itu adalah shalat raghbah (penuh
harap) dan rahbah (takut kepadaNya), dalam shalatku itu aku memohon kepada
Harakatul Islamiyyah (Jamaah minal Muslimin) adalah Kewajiban Allah tiga perkara, Dia mengabulkan dua perkara sedangkan satunya lagi tidak
dikabulkan. Aku memohon agar umatku tidak binasa oleh bencana kelaparan, maka
Pertanyaannya sekarang, apakah al-jamaah ini ada? Jawabannya sudah
Dia mengabulkan permohonan ini. Aku memohon agar umatku tidak dikuasai oleh
sangat jelas, bahwa al-jamaah ini belum ada, kaum muslim terbagi menjadi 58
musuh dari luar mereka, Dia pun mengabulkannya. Namun ketika aku memohon
negara dengan pemimpinnya masing-masing, dan tdak ada kepemimpinan umum
agar umatku tidak merasakan kekejaman di antara sesamanya, Dia tidak
bagi seluruh kaum muslim di dunia.
mengabulkannya. (HR. Tirmidzi; shahih)

Anda mungkin juga menyukai