Anda di halaman 1dari 3

Peningkatan Kompetensi Berdasarkan AKPK yang Kurang di SD Negeri

Kebonsari 2 yaitu Kompetensi Sosial


Berdasarkan angket AKPK yang sudah saya isi dan dianalisis oleh tim dari LPMP
Jawa Barat, maka hasilnya sebagai berikut :
Data Nilai AKPK
KOMPETENSI KODE JUMLAH
Kepribadian 1 4,60
Manajerial 2 3,00
Kewirausahaan 3 3,00
Supervisi 4 2,83
Sosial 5 2,60

Tabel di aas menujukkan bahwa hasil Analisis Kebutuhan Pengembangan


Keprotesian (AKPK) calon Kepala Sekolah terlihat lemah dari aspek kompetensi
sosial. Hal ini tergambar dari perolehan nilai kompetensi sosial yang paling
rendah yaitu 2,60 dibandingkan dengan hasil kompetensi yang lainnya.
Dengan memperhatikan kondisi di lapangan, umumnya di Kecamatan Cimahi
Tengah baru 70 % dari 30 Kepala Sekolah Dasar yang sudah menguasai kelima
kompetensi tersebut serta 9 (sembilan) standar pengelolaan sekolah. Sisanya 30 %
melaksanakan kegiatan di sekolah magang 2, untuk meningkatkan kompetensi
sosial, melalui tiga tahapan kegiatan yaitu :
1. Persiapan
Berdasarkan hasil angket AKPK (Analisis Kebutuhan Pengembangan
Keprotesian) peserta diklat calon kepala sekolah Kota Cimahi yang telah
dilakukan terlihat kompetensi sosial yang perlu mendapat perhatian. Program
tersebut akan dilaksanakan di sekolah magang 2 yaitu di SD Negeri Kebonsari 2
Cimahi untuk menambah wawasan dan pengalaman tentang program kerja sama
dengan perseorangan atau instansi baik pemerintah maupun swasta untuk
mendukung penyelenggaraan pendidikan di sekolah serta berpartisipasi dalam
organisasi maupun kegiatan sosial kemasyarakatan. Dalam tahap persiapan,
peserta diklat calon kepala sekolah menyusun angket pertanyaan, mendatangi Ibu
Kepala Sekolah magang SD Negeri Kebonsari 2 Cimahi yaitu Ibu Leni Sartika, S.
Pd. Untuk menanyakan kesediaan beliau diwawancara tentang kerja sama
kegiatan sosial yang pernah dilaksanakan di sekolahnya.
Instrumen wawancara dengan kepala sekolah magang SD Negeri Kebonsari 2
Cimahi sebagai berikut :
a. Kerjasama apakah yang telah Ibu laksanakan di sekolah ini ?
b. Dengan Instansi apa saja Ibu pernah melakukan kerjasama ?
c. Bagaimana bentuk bentuk kegiatan yang dilakukan oleh Puskesmas ?
d. Apa dampaknya kegiatan tersebut bagi sekolah, guru, dan peserta didik di
sekolah yang Ibu pimpin ?
e. Bagaimana cara Ibu menangani peserta didik yang tidak mampu ?

2. Pelaksanaan
Pada tahap pelaksanaan yang dilakukan oleh penulis sebagai peserta diklat calon
kepala sekolah dasar menghadap Ibu kepala SD Negeri Kebonsari 2 Cimahi yaitu
Ibu Leni Sartika, S. Pd. Untuk mewawancarai beliau dan Bapak/ Ibu guru atau
staf yang ada di sekolah. Hasil wawancara dengan Ibu kepala sekolah bahwa kerja
sama yang rutin dilakukan yaitu kerja sama dengan Puskesmas Cigugur Tengah
setahun sekali pada Bulan Agustus yaitu pemeriksaan kesehatan siswa baru
(penjaringan sekolah program UKS), kegiatannya pemeriksaan kesehatan fisik/
penjaringan pada peserta didik baru dan sarana yang digunakan timbangan badan,
pengukur tinggi badan dan ruangan tempat pemeriksaan. Pada Bulan Oktober
tepatnya pada hari Jumat pada tanggal 30 Oktober 2015 di seluruh sekolah di
Kota Cimahi dalam rangka memperingati Hari Cuci Tangan Sedunia
diselenggarakan kegiatan cuci tangan serentak mencuci tangan adalah salah satu
tindakan sanitasi dengan membersihkan tangan dan jari jemari dengan
menggunakan air ataupun cairan lainnya oleh manusia dengan tujuan untuk
menjadi bersih, sebagai bagian dari ritual keagamaan ataupun tujuan tujuan
lainnya. Mencuci tangan baru dikenal pada abad ke 19 dengan tujuan menjadi
sehat, saat perilaku dan pelayanan jasa sanitasi menjadi penyebab penurunan
tajam angka kematian dari penyakit menular pada negara negara kaya (maju).
Perilaku ini diperkenalkan bersamaan dengan isolasi dan pemberlakuan teknik
membuang kotoran yang aman dan penyediaan air bersih dalam jumlah yang
mencukupi. Penyakit yang dapat dicegah dengan mencuci tangan yaitu penyakit
diare, infeksi saluran pernapasan, infeksi cacing, infeksi mata, dan penyakit kulit.
Infeksi juga memberikan imunisasi kepada peserta didik kelas 1 diberi imunisasi
DT (Difteri Tetanus), kelas 2 dan kelas 3 diberi imunisasi TT (Tetanus Tesuit)
dilaksanakan pada bulan November 2015. Pemeriksaan kesehatan mulut dan gigi
kelas 2 s/d kelas 6 dilaksanakan pada tanggal 20 Februari 2016. Bagi peserta didik
yang mempunyai gigi bermasalah dapat surat rekomendasi berobat dari
Puskesmas dengan membayar biaya sebesar Rp 15.000,00. Diselenggarakan juga
penyuluhan jentik nyamuk dan PHBS (Perilaku Hidup Bersih Sehat)

3. Hasil
Hasil yang diperoleh dari kerja sama dengan pihak Puskesmas bagi sekolah
banyak manfaatnya sehingga mempererat silaturahmi dengan petugas
Puskesmasm bagi guru manfaatnya kegiatan pembelajaraan di kelas berjalan
sesuai dengan tujuan yang diharapkan karena peserta didiknya hadir semua dan
sehatm sedangkan bagi peserta didik sendiri banyak manfaatnya diantaranya
tubuh menjadi sehat dan kuat, bisa mengikuti pelajaran dengan tenang sehingga
menjadi anak Indonesia yang bermartabat menjaga kebersihan diri sendiri dan
lingkungan baik di rumah, sekolah, maupun di masyarakat.

Anda mungkin juga menyukai