PROPOSAL PENELITIAN
Oleh
Arbi Wiradinata M
10514044
2017
LEMBAR PENGESAHAN
Arbi Wiradinata M
10514044
Proposal ini diajukan untuk melakukan tugas akhir I, telah disetujui oleh dosen pembimbing
seperti tertera di bawah ini.
Mengetahui,
NIP. 196503131989031025
ii
ABSTRAK
Pembangkit listrik yang digunakan di Indonesia, sumber energinya berasal dari minyak bumi.
Kendala yang saat ini dihadapi secara mendunia adalah penurunannya kuantitas minyak bumi dari
sumur produksi. Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) merupakan sel surya foto elektrokimia
sehingga menggunakan elektrolit sebagai medium transport muatan terbuat dari semikonduktor
berlapis zat warna. Foton yang terabsorbsi oleh dye akan mengalami eksitasi electron pada dye.
Kejadian ini memberikan energi yang cukup kepada elektron untuk pindah menuju conduction
band dari TiO2. Akibatnya elektron mengalir menuju elektroda hingga sampai ke counter
elektroda. Elektrolit membawa elektron-elektron kembali ke dye yang berasal dari counter
electrode (CE).[5] Elektron yang kembali ke dye tidak memiliki batas regenerasi sehingga suatu
saat tidak akan ada lagi elektron yang kembali menuju dye. Oleh karena itu, pada penelitian ini
digunakan Antosianin untuk melapisi dye. Antosianin mempunyai konduktivitas yang tinggi,
sehingga dapat membantu proses regenerasi elektron pada molekul dye. Hal ini menyebabkan arus
bertambah besar sehingga efisiensi DSSC bertambah.[5] Penelitian ini bertujuan untuk menemukan
metode peningkatan efisiensi DSSC yang paling tepat.
Kata Kunci: Dye, Antosianin, conduction band, elektrolit, eksitasi, electron, foton, konduktivitas
iii
DAFTAR ISI
iv
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR TABEL
v
BAB I
PENDAHULUAN
Dalam beberapa tahun terakhir manusia mulai menyadari adanya permasalahan energi
yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Sumber energi yang digunakan selama
ini didominasi oleh sumber energi tidak terbarukan. Energi fosil adalah penyumbang
sumber energi terbesar dengan angka mencapai 87,7%. [1] Seiring dengan berkembangnya
teknologi maka kebutuhan akan energi meningkat. Salah satu jenis energi yang banyak
digunakan adalah energi listrik. Sumber energi listrik yang tersedia pada saat ini tidak
utama di Indonesia saat ini berasal dari tenaga panas yaitu sebesar 46,7%. [2] Pembangkit
listrik tenaga panas menggunakan bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi. Kendala yang saat
ini dihadapi secara mendunia adalah penurunannya kuantitas minyak bumi dari sumur yang
diproduksi.
Masalah tersebut dapat diatasi dengan mencari dan mengembangkan sumber daya energi
alternatif. Salah satu sumber energi yang masih belum banyak digunakan dan dikenal
masyarakat luas adalah surya. Sumber energi surya sangat cocok digunakan di Indonesia
yang memiliki iklim tropis dan garis pantai yang panjang. Hal ini dikarenakan matahari
bersinar rata-rata sepuluh jam per harinya sepanjang tahun. Sumber energi surya juga
sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah. Sumber energi surya akan
dirubah menjadi energi dengan menggunakan sel surya. Sel surya merupakan aplikasi
Dye Sentisized Solar Cell (DSSC) merupakan sel surya yang terbuat dari semikonduktor
berlapis zat warna. Zat warna ini berperan dalam peningkatn efisiensi konversi sinar
1
matahari. Efisiensi dari DSSC cukup tinggi dan pembuatannya relatif mudah dan ekonomis
dibandinglan dengan sel surya konvensional. Biaya pembuatan DSSC masih dapat ditekan
dengan menggunakan dye organik. Dye organik yang digunakan bisa didapatkan dari buah-
Berbeda dengan sel surya konvensional, DSSC merupakan sel surya foto elektrokimia
DSSC terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari nanopori TiO2, molekul dye yang
teradsorpsi di permukaan TiO2, dan katalis yang semuanya dideposisi diantara dua kaca
konduktif. Foton (sinar matahari) yang terabsorbsi oleh dye akan mengalami eksitasi
elektron pada dye. Kejadian ini memberikan energi yang cukup kepada elektron untuk
pindah menuju conduction band dari TiO2. Akibatnya elektron mengalir menuju elektroda
Elektron yang kembali ke dye tidak memiliki batas regenerasi sehingga suatu saat tidak
akan ada lagi elektron yang kembali menuju dye. Oleh karena itu, pada penelitian ini
tinggi, sehingga dapat membantu proses regenerasi elektron pada molekul dye. Hal ini
Tanaman yang tumbuh di negara beriklim tropis mengandung lebih banyak antosianin
[6]
dibandingkan tanaman yang tumbuh di negara dengan empat musim. Antosianin
memiliki kemampuan menyerap sinar tampak serta radiasi sinar UV. Antosianin juga
2
antosianin dapat melindungi sistem fotosintesis dari efek radiasi sinar tampak atau UV-B
Pada bibit atau tanaman yang peka terhadap cahaya sering terjadi penyerapan cahaya secara
berlebihan. Untuk mengatasi hal ini mereka mengatasinya dengan mensintesis antosianin.
Selain itu proses sintesis seringkali dapat dipicu oleh faktor eksternal, seperti cuaca yang
Negara yang beriklim tropis cenderung terkena sinar matahari lebih lama per tahunnya.
Alasan inilah yang membuktikan mengapa kandungan antosianin pada tumbuhan di negara
Diharapkan melalui penelitian ini dapat ditemukan metoda peningkatan efisiensi DSS yang
paling tepat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan efisiensi Dye
Sensitized Solar Cells dengan menggunakan antosianin dari jus buah sebagai pewarna pada
fotoananda. Dengan ruang lingkup penelitian difokuskan pada variasi antosianin yang
berasal dari beberapa jus buah sebagai pewarna fotoananda berbasi TiO2.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Titanium dioksida (TiO2) juga bisa disebut Titania atau Titanium (I) oksida merupakan
bentuk oksida dari titanium secara kimia dapat dituliskan TiO2. Senyawa ini dimanfaatkan
secara luas dalam bidang anatas sebagai pigmen, bakterisida, pasta gigi, fotokatalis dan
elektroda dalam sel surya. Titanium dioksida (TiO2) dapat dihasilkan dari reaksi antara
senyawa titanium tetraklorida (TiCl4) dan O2 yang dilewatkan melalui lorong silika pada
suhu 700oC. Senyawa TiO2 bersifat amfoter, terlarut secara lambat dalam H2SO4(aq)
pekat, membentuk kristal sulfat dan menghasilkan produk titanat dengan alkali cair. Sifat
senyawa TiO2 adalah tidak tembus cahaya, mempunyai warna putih, lembam, tidak
beracun, dan harganya relatif murah. Titanium dioksida dapat dihasilkan dari proses sulfat
Titanium dioksida (TiO2) memiliki tiga fase struktur kristal, yaitu anatase, rutil, brookit.
Akan tetapi hanya anatase dan rutil saja yang keberadaanya di alam cukup stabil.
permukaan, kristanilitas dan ukuran partikel. Anatase diketahui sebagai kristal titania yang
lebih fotoaktif daripada rutil. Hal ini disebabkan harga Eg TiO2 jenis anatase yang lebih
tinggi yaitu sebesar 3,2 eV sedangkan rutil sebesar 3,0 eV. Harga Eg yang lebih tinggi akan
menghasilkan luas permukaan aktif yang lebih besar sehingga menghasilkan fotoaktivitas
4
2.2 Antosianin
Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam
tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini merupakan penyebab hampir
semua warna merah jambu, merah marak, merah, ungu, dan biru dalam daun bunga, daun,
dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu
struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini
dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilisasi atau
glikosilasi. [11]
Antosianin terdapat dalam semua tumbuhan tingkat tinggi, banyak ditemukan dalam bunga
dan buah, tetapi ada juga yang ditemukan dalam daun, batang, dan akar. Bagi tumbuhan,
antosianin memiliki banyak fungsi yang berbeda, misalnya sebagai antioksidan dan
pelindung untuk melawan sinar UV. Antosianin telah digunakan untuk mewarnai makanan
sejak zaman dahulu. Warna antosianin bergantung pada struktur dan keasaman. Sebagian
besar antosianin berwarna merah pada kondisi asam dan berubah menjadi biru pada kondisi
asam yang kurang. Selain itu, warna antosianin juga terpengaruh oleh suhu, oksigen dan
sinar UV.
5
Antosianidin R1 R2 R3 R4 R5 R6
DSSC adalah sel surya fotoelektrokimia sehingga menggunakan elektrolit sebagai medium
transport muatan. Selain elektrolit, DSSC terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari
nanopartikel TiO2, molekul dye yang teradsorpsi di permukaan TiO2, larutan elektrolit dan
Pada bagian atas dan alas sel surya merupakan glass yang sudah dilapisi oleh TCO
elektroda dilapisi oleh lapisan tipis TiO2 yang mana dye teradsorpsi di lapisan TiO2. [12]
Pada dasarnya prinsip kerja dari DSSC merupakan reaksi dari transfer elektron. Proses
pertama dimulai dengan terjadinya eksitasi elektron pada molekul dye akibat absorbsi
photon. Dimana ini merupakan salah satu peran dari sifat TiO2 fasa anatase yaitu
6
fotokatalis. TiO2 fasa anatase memiliki aktivitas fotokatalisis yang lebih tinggi
Gambar 2. Diagram kerja DSSC dengan TiO2 sebagai semikonduktor, dye sebagai penangkap foton, dan elektrolit sebagai
perantara elektron. [12]
Ada beberapa metode mapan dan murah seperti cetak sablon, spray coating, deposisi
elektroforesis, spin coating, dll, yang digunakan untuk membuat fotoanoda TiO2 berpori
untuk DSSC. Pertama, bubuk nanokristalin TiO2 dicampur secara homogen dalam media
berair atau tidak berair dengan aditif organik, yang berfungsi sebagai pengikat, dispersan
atau flokulan. Diperoleh Pasta TiO2 kemudian dilapisi pada dibersihkan dan dikeringkan
TCO kaca dilapisi atau substrat fleksibel. Film TiO2 kemudian kering diikuti oleh sintering
pada suhu 450oC~, di mana aditif organik dibakar dari film dan partikel TiO2 bisa cukup
terhubung satu sama lain untuk memungkinkan konduksi elektron melalui film. [5]
7
BAB III
METODOLOGI
DSSC merupakan sel surya fotoelektrokimia sehingga menggunakan elektrolit sebagai medium
transport muatan. Selain elektrolit, DSSC terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari
nanopori TiO2, molekul dye yang teradsorpsi di permukaan TiO2, dan katalis yang semuanya
dideposisi diantara dua kaca konduktif. Foton (sinar matahari) yang terabsorbsi oleh dye akan
mengalami eksitasi elektron pada dye. Kejadian ini memberikan energi yang cukup kepada
elektron untuk pindah menuju conduction band dari TiO2. Akibatnya elektron mengalir menuju
Elektron yang kembali ke dye tidak memiliki batas regenerasi sehingga suatu saat tidak
akan ada lagi elektron yang kembali menuju dye. Oleh karena itu, pada penelitian ini
tinggi, sehingga dapat membantu proses regenerasi elektron pada molekul dye. Hal ini
8
3.1 Peralatan dan Bahan
Alat Bahan
Peralatan gelas kimia umum Kulit anggur merah
Magnetic stirrer Asam klorida (HCl) 1 M
Corong Buchner Metanol
Neraca Analitis Etanol
Stirrer Propilen Glikol
Evaporator SDS/ Etanol
Freeze Dye Metil Selulosa
FTIR TiO2
Spektrofotometer UV-Vis ITO
Spektroskopi Raman Carbon synthetic graphite
XRD Elektrolit pasangan redoks I- dan I3-
SEM
Gunting/ Cutter
Scotch
Pemotong kaca
Tabel 2. Alat dan Bahan
3.2.1 Isolasi Antosianin dari Buah Blueberry, Buah Cranberry, Kol Ungu, Kulit Manggis,
Sampel buah dan kelopak bunga yang sudah dihlumatkan dilarutkan dalam metanol
terasamkan dan disaring lalu disentrifugasi. Supernatan bening yang didapat dipekatkan
dengan dievaporasi dlam evaporator. Supernatan pekat ditutup agar kedap cahaya dan
dibiarkan hinga menjadi endapan. Endapan dikeringkan dengan freeze dry dan dihidrolisa
9
3.2.2 Preparasi Pasta TiO2
Sejumlah TiO2 dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian ditambahkan etanol dan asam
asetat glasial. Kemudian dilakukan proses sonikasi selama 1 jam agar didapatkan larutan
TiO2 homogen. Ke dalam gelas kimia ini ditambahkan campuran homogen aqua dm/etanol
dan metil selulosa. Campuran tadi diaduk hingga homogen dan ditambahkan propilen
glikol serta SDS/etanol (0,15 g/mL). Tahap terakhir adalah evaporasi dengan rotary
Preparasi elektroda dilakukan dengan teknik screen printing, doctor blade, dan spin
coating. Film tipis didiamkan selama tiga menit dan dikalsinasi pada berbagai suhu.
Elektroda kemudian didinginkan dan dilakukan proses impregnasi warna selama 24 jam.[15]
Pada kaca ITO dilakukan proses pencucian seperti pada preparasi elektroda TiO2. Pasta
grafit dibuat dengan menambahkan metil selulosa ke dalam etanol atau akua deminiralisasi
hingga berbentuk pasta, lalu grafit sintetis dimasukkan kedalamnya dan diaduk hingga
homogen. Lapisan grafit pada kaca ITO dibuat dengan teknik screen printing.[15]
Elektroda kerja dan lawan dilapisi stiker transparan lalu di antara keduanya diberi larutan
Parameter yang divariasikan yaitu pada saat impregnasi dye. Variasi yang akan dilakukan
10
3.3 Jadwal Penelitian
Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Februari Maret April Mei
3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3
Studi literature
dan diskusi
dengan dosen
pembimbing
Penyusunan
Proposal
Penyiapan Alat
dan Bahan
Sintesis
Karakterisasi
Laporan
Bulanan dan
Presentasi
Tabel 3. Jadwal Kegiatan
11
DAFTAR PUSTAKA
[1] Brian, Yuliarto. (2011) Solar Cell : Sumber Energi Terbarukan Masa Depan. Kumpulan
Artikel. http.//www.esdm.go.id (Diakses April 2015)
[2] Said, Sudirman, dkk.. (2014) Outlook Energi Indonesia. Dewan Energi Nasional RI.
[5] Jena A., et al. (2011) Dye Sensitized Solar Cells : Review. Department of Metallurgical
Engineering and Materials Science IIT Bombay.
[6] Matus JT, Loyola R, Vega A, et al. (2009). Post-veraison sunlight exposure induces MYB-
mediated transcriptional regulation of anthocyanin and flavonol synthesis in berry skins
of Vitis vinifera. Journal of Experimental Botany 60 (3): 85367.
[8] K. S. Gould, D. W. Lee. Anthocyanins in Leaves (Adv. Bot. Res., 37), Academic
Press, New York (2002).
[11] Brouillard, R., (1982). Chemical Structure of Anthocyanins. Academic Press: New York
[12] Jena, A., et al (2012). Dye Sensitized Solar Cells: A Review. Transactions of the Indian
Ceramic Society, 71(1), 116. doi:10.1080/0371750X.2012.689503
[13] Fan, G., et al (2008). Optimizing Conditions for Anthocyanins Extraction from Purple
Sweet Potato using Response Surface Methodology (RSM), LWT-Food Sci. Technol, 41:
155160.
[14] Ray, et al. (1989). Synthetic Metals. 29. 141-150.
12
[15] Grenn, Martin A.(1982). Solar Cell Operating Principles Technology And System
13