Anda di halaman 1dari 18

PENINGKATAN EFISIENSI DYE-SENSITISIZED SOLAR CELL MENGGUNAKAN

ANTOSIANIN DARI BUAH BLUEBERRY, BUAH CRANBERRY, KOL UNGU, KULIT


MANGGIS, DAN BUNGA HERBRAS

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun untuk Memenuhi Mata Kuliah KI3211 Rancangan Penelitian

Oleh

Arbi Wiradinata M

10514044

PROGRAM STUDI KIMIA

FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

2017
LEMBAR PENGESAHAN

Peningkatan Efisiensi Dye-Sensitisized Solar Cell Menggunakan Antosianin dari Buah


Blueberry, Buah Cranberry, Kol Ungu, Kulit Manggis, dan Bunga Herbras

Arbi Wiradinata M
10514044

Proposal ini diajukan untuk melakukan tugas akhir I, telah disetujui oleh dosen pembimbing
seperti tertera di bawah ini.

Bandung, 15 Mei 2017

Dosen Pembimbing , Dosen Pengampu,

Dr. Veinardi Suendo Rita Anggraini, M.Sc

NIP. 197511071999031002 NIP. 195602151984032001

Mengetahui,

Ketua Program Studi Kimia,

Prof. Dr. Zeily Nurachman

NIP. 196503131989031025

ii
ABSTRAK

Peningkatan Efisiensi Dye-Sensitisized Solar Cell Menggunakan Antosianin dari Buah


Blueberry, Buah Cranberry, Kol Ungu, Kulit Manggis, dan Bunga Herbras

Pembangkit listrik yang digunakan di Indonesia, sumber energinya berasal dari minyak bumi.
Kendala yang saat ini dihadapi secara mendunia adalah penurunannya kuantitas minyak bumi dari
sumur produksi. Dye Sensitized Solar Cell (DSSC) merupakan sel surya foto elektrokimia
sehingga menggunakan elektrolit sebagai medium transport muatan terbuat dari semikonduktor
berlapis zat warna. Foton yang terabsorbsi oleh dye akan mengalami eksitasi electron pada dye.
Kejadian ini memberikan energi yang cukup kepada elektron untuk pindah menuju conduction
band dari TiO2. Akibatnya elektron mengalir menuju elektroda hingga sampai ke counter
elektroda. Elektrolit membawa elektron-elektron kembali ke dye yang berasal dari counter
electrode (CE).[5] Elektron yang kembali ke dye tidak memiliki batas regenerasi sehingga suatu
saat tidak akan ada lagi elektron yang kembali menuju dye. Oleh karena itu, pada penelitian ini
digunakan Antosianin untuk melapisi dye. Antosianin mempunyai konduktivitas yang tinggi,
sehingga dapat membantu proses regenerasi elektron pada molekul dye. Hal ini menyebabkan arus
bertambah besar sehingga efisiensi DSSC bertambah.[5] Penelitian ini bertujuan untuk menemukan
metode peningkatan efisiensi DSSC yang paling tepat.

Kata Kunci: Dye, Antosianin, conduction band, elektrolit, eksitasi, electron, foton, konduktivitas

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................................................................. ii


DAFTAR ISI.................................................................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR.......................................................................................................................................... v
DAFTAR TABEL .............................................................................................................................................. v
BAB I .............................................................................................................................................................. 1
PENDAHULUAN ............................................................................................................................................. 1
BAB II ............................................................................................................................................................. 4
TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................................................................................... 4
2.1 Titanium Dioksida (TiO2) ............................................................................................................... 4
2.2 Antosianin ..................................................................................................................................... 5
2.3 Dye Sensitized Solar Cell (DSSC).................................................................................................... 6
BAB III ............................................................................................................................................................ 8
METODOLOGI................................................................................................................................................ 8
3.1 Peralatan dan Bahan ..................................................................................................................... 9
3.2 Prosedur Pengerjaan..................................................................................................................... 9
3.2.1 Isolasi Antosianin dari Buah Blueberry, Buah Cranberry, Kol Ungu, Kulit Manggis, dan
Bunga Herbras....................................................................................................................................... 9
3.2.2 Preparasi Pasta TiO2 ............................................................................................................ 10
3.2.3 Preparasi Elektroda TiO2 ..................................................................................................... 10
3.2.4 Preparasi Elektroda Lawan.................................................................................................. 10
3.2.5 Fabrikasi DSSC ..................................................................................................................... 10
3.2.6 Parameter yang Divariasikan .............................................................................................. 10
3.3 Jadwal Penelitian ........................................................................................................................ 11
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................................................................... 12

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Struktur Antosianin[11] ................................................................................................................ 5


Gambar 2. Diagram kerja DSSC dengan TiO2 sebagai semikonduktor, dye sebagai penangkap foton, dan
elektrolit sebagai perantara elektron. [12] ..................................................................................................... 7

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Gugus Samping Antosianidin[11] ...................................................................................................... 6


Tabel 2. Alat dan Bahan ................................................................................................................................ 9
Tabel 3. Jadwal Kegiatan ............................................................................................................................. 11

v
BAB I

PENDAHULUAN

Dalam beberapa tahun terakhir manusia mulai menyadari adanya permasalahan energi

yang dapat mempengaruhi kehidupan sehari-hari. Sumber energi yang digunakan selama

ini didominasi oleh sumber energi tidak terbarukan. Energi fosil adalah penyumbang

sumber energi terbesar dengan angka mencapai 87,7%. [1] Seiring dengan berkembangnya

teknologi maka kebutuhan akan energi meningkat. Salah satu jenis energi yang banyak

digunakan adalah energi listrik. Sumber energi listrik yang tersedia pada saat ini tidak

seimbang dengan kebutuhan masyarakat secara keseluruhan. Sumber pembangkit listrik

utama di Indonesia saat ini berasal dari tenaga panas yaitu sebesar 46,7%. [2] Pembangkit

listrik tenaga panas menggunakan bahan bakar fosil, yaitu minyak bumi. Kendala yang saat

ini dihadapi secara mendunia adalah penurunannya kuantitas minyak bumi dari sumur yang

diproduksi.

Masalah tersebut dapat diatasi dengan mencari dan mengembangkan sumber daya energi

alternatif. Salah satu sumber energi yang masih belum banyak digunakan dan dikenal

masyarakat luas adalah surya. Sumber energi surya sangat cocok digunakan di Indonesia

yang memiliki iklim tropis dan garis pantai yang panjang. Hal ini dikarenakan matahari

bersinar rata-rata sepuluh jam per harinya sepanjang tahun. Sumber energi surya juga

sangat ramah lingkungan karena tidak menghasilkan limbah. Sumber energi surya akan

dirubah menjadi energi dengan menggunakan sel surya. Sel surya merupakan aplikasi

penerapan energi cahaya sebagai energi terbarukan. [3]

Dye Sentisized Solar Cell (DSSC) merupakan sel surya yang terbuat dari semikonduktor

berlapis zat warna. Zat warna ini berperan dalam peningkatn efisiensi konversi sinar

1
matahari. Efisiensi dari DSSC cukup tinggi dan pembuatannya relatif mudah dan ekonomis

dibandinglan dengan sel surya konvensional. Biaya pembuatan DSSC masih dapat ditekan

dengan menggunakan dye organik. Dye organik yang digunakan bisa didapatkan dari buah-

buahan, bunga, atau sayuran. [4]

Berbeda dengan sel surya konvensional, DSSC merupakan sel surya foto elektrokimia

sehingga menggunakan elektrolit sebagai medium transport muatan. Selain elektrolit,

DSSC terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari nanopori TiO2, molekul dye yang

teradsorpsi di permukaan TiO2, dan katalis yang semuanya dideposisi diantara dua kaca

konduktif. Foton (sinar matahari) yang terabsorbsi oleh dye akan mengalami eksitasi

elektron pada dye. Kejadian ini memberikan energi yang cukup kepada elektron untuk

pindah menuju conduction band dari TiO2. Akibatnya elektron mengalir menuju elektroda

hingga sampai ke counter elektroda. Elektrolit membawa elektron-elektron kembali ke dye

yang berasal dari counter electrode (CE). [5]

Elektron yang kembali ke dye tidak memiliki batas regenerasi sehingga suatu saat tidak

akan ada lagi elektron yang kembali menuju dye. Oleh karena itu, pada penelitian ini

digunakan Antosianin untuk melapisi dye. Antosianin mempunyai konduktivitas yang

tinggi, sehingga dapat membantu proses regenerasi elektron pada molekul dye. Hal ini

menyebabkan arus bertambah besar sehingga efisiensi DSSC bertambah. [5]

Tanaman yang tumbuh di negara beriklim tropis mengandung lebih banyak antosianin
[6]
dibandingkan tanaman yang tumbuh di negara dengan empat musim. Antosianin

memiliki kemampuan menyerap sinar tampak serta radiasi sinar UV. Antosianin juga

merupakan senyawa antioksidan yang efektif. Hipotesis terbaru menyatakan bahwa

2
antosianin dapat melindungi sistem fotosintesis dari efek radiasi sinar tampak atau UV-B

yang berlebihan dan tekanan fotooksidatif. [7]

Pada bibit atau tanaman yang peka terhadap cahaya sering terjadi penyerapan cahaya secara

berlebihan. Untuk mengatasi hal ini mereka mengatasinya dengan mensintesis antosianin.

Selain itu proses sintesis seringkali dapat dipicu oleh faktor eksternal, seperti cuaca yang

terlalu dingin atau panas, kekeringan, dan stres osmotik. [8]

Negara yang beriklim tropis cenderung terkena sinar matahari lebih lama per tahunnya.

Alasan inilah yang membuktikan mengapa kandungan antosianin pada tumbuhan di negara

tropis lebih tinggi dibandingkan di negara empat musim.

Diharapkan melalui penelitian ini dapat ditemukan metoda peningkatan efisiensi DSS yang

paling tepat. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah meningkatkan efisiensi Dye

Sensitized Solar Cells dengan menggunakan antosianin dari jus buah sebagai pewarna pada

fotoananda. Dengan ruang lingkup penelitian difokuskan pada variasi antosianin yang

berasal dari beberapa jus buah sebagai pewarna fotoananda berbasi TiO2.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Titanium Dioksida (TiO2)

Titanium dioksida (TiO2) juga bisa disebut Titania atau Titanium (I) oksida merupakan

bentuk oksida dari titanium secara kimia dapat dituliskan TiO2. Senyawa ini dimanfaatkan

secara luas dalam bidang anatas sebagai pigmen, bakterisida, pasta gigi, fotokatalis dan

elektroda dalam sel surya. Titanium dioksida (TiO2) dapat dihasilkan dari reaksi antara

senyawa titanium tetraklorida (TiCl4) dan O2 yang dilewatkan melalui lorong silika pada

suhu 700oC. Senyawa TiO2 bersifat amfoter, terlarut secara lambat dalam H2SO4(aq)

pekat, membentuk kristal sulfat dan menghasilkan produk titanat dengan alkali cair. Sifat

senyawa TiO2 adalah tidak tembus cahaya, mempunyai warna putih, lembam, tidak

beracun, dan harganya relatif murah. Titanium dioksida dapat dihasilkan dari proses sulfat

ataupun klorin. [9]

Titanium dioksida (TiO2) memiliki tiga fase struktur kristal, yaitu anatase, rutil, brookit.

Akan tetapi hanya anatase dan rutil saja yang keberadaanya di alam cukup stabil.

Kemampuan fotoaktivitas semikonduktor TiO2 dipengaruhi oleh morfologi, luas

permukaan, kristanilitas dan ukuran partikel. Anatase diketahui sebagai kristal titania yang

lebih fotoaktif daripada rutil. Hal ini disebabkan harga Eg TiO2 jenis anatase yang lebih

tinggi yaitu sebesar 3,2 eV sedangkan rutil sebesar 3,0 eV. Harga Eg yang lebih tinggi akan

menghasilkan luas permukaan aktif yang lebih besar sehingga menghasilkan fotoaktivitas

yang lebih efektif. [10]

4
2.2 Antosianin

Antosianin merupakan pewarna yang paling penting dan paling tersebar luas dalam

tumbuhan. Pigmen yang berwarna kuat dan larut dalam air ini merupakan penyebab hampir

semua warna merah jambu, merah marak, merah, ungu, dan biru dalam daun bunga, daun,

dan buah pada tumbuhan tinggi. Secara kimia semua antosianin merupakan turunan suatu

struktur aromatik tunggal, yaitu sianidin, dan semuanya terbentuk dari pigmen sianidin ini

dengan penambahan atau pengurangan gugus hidroksil atau dengan metilisasi atau

glikosilasi. [11]

Antosianin terdapat dalam semua tumbuhan tingkat tinggi, banyak ditemukan dalam bunga

dan buah, tetapi ada juga yang ditemukan dalam daun, batang, dan akar. Bagi tumbuhan,

antosianin memiliki banyak fungsi yang berbeda, misalnya sebagai antioksidan dan

pelindung untuk melawan sinar UV. Antosianin telah digunakan untuk mewarnai makanan

sejak zaman dahulu. Warna antosianin bergantung pada struktur dan keasaman. Sebagian

besar antosianin berwarna merah pada kondisi asam dan berubah menjadi biru pada kondisi

asam yang kurang. Selain itu, warna antosianin juga terpengaruh oleh suhu, oksigen dan

sinar UV.

Gambar 1. Struktur Antosianin[11]

5
Antosianidin R1 R2 R3 R4 R5 R6

Aurantinidin -OH -OH -OH -OH -H -H

Cyanidin -OH -OH -H -OH -OH -H

Delphinidin -OH -OH -H -OH -OH -OH

Europinidin -OH -OCH3 -H -OH -OCH3 -OH

Pelargonidin -OH -OH -H -OH -H -H

Malvidin -OH -OH -H -OH -OCH3 -OCH3


Peonidin -OH -OH -H -OH -OCH3 -H

Petunidin -OH -OH -H -OH -OH -OCH3


Rosinidin -OH -OH -H -OCH3 -OCH3 -H
Tabel 1. Gugus Samping Antosianidin[11]

2.3 Dye Sensitized Solar Cell (DSSC)

DSSC adalah sel surya fotoelektrokimia sehingga menggunakan elektrolit sebagai medium

transport muatan. Selain elektrolit, DSSC terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari

nanopartikel TiO2, molekul dye yang teradsorpsi di permukaan TiO2, larutan elektrolit dan

katalis yang semuanya dideposisi diantara dua kaca konduktif. [12]

Pada bagian atas dan alas sel surya merupakan glass yang sudah dilapisi oleh TCO

(Transparent Conducting Oxide), yang berfungsi sebagai elektroda dan counter-elektroda.

Pasangan redoks yang umumnya dipakai yaitu I-/I3-(iodide/triiodide). Pada permukaan

elektroda dilapisi oleh lapisan tipis TiO2 yang mana dye teradsorpsi di lapisan TiO2. [12]

Pada dasarnya prinsip kerja dari DSSC merupakan reaksi dari transfer elektron. Proses

pertama dimulai dengan terjadinya eksitasi elektron pada molekul dye akibat absorbsi

photon. Dimana ini merupakan salah satu peran dari sifat TiO2 fasa anatase yaitu

6
fotokatalis. TiO2 fasa anatase memiliki aktivitas fotokatalisis yang lebih tinggi

dibandingkan fasa rutil. [12]

Gambar 2. Diagram kerja DSSC dengan TiO2 sebagai semikonduktor, dye sebagai penangkap foton, dan elektrolit sebagai
perantara elektron. [12]

Ada beberapa metode mapan dan murah seperti cetak sablon, spray coating, deposisi

elektroforesis, spin coating, dll, yang digunakan untuk membuat fotoanoda TiO2 berpori

untuk DSSC. Pertama, bubuk nanokristalin TiO2 dicampur secara homogen dalam media

berair atau tidak berair dengan aditif organik, yang berfungsi sebagai pengikat, dispersan

atau flokulan. Diperoleh Pasta TiO2 kemudian dilapisi pada dibersihkan dan dikeringkan

TCO kaca dilapisi atau substrat fleksibel. Film TiO2 kemudian kering diikuti oleh sintering

pada suhu 450oC~, di mana aditif organik dibakar dari film dan partikel TiO2 bisa cukup

terhubung satu sama lain untuk memungkinkan konduksi elektron melalui film. [5]

7
BAB III

METODOLOGI

DSSC merupakan sel surya fotoelektrokimia sehingga menggunakan elektrolit sebagai medium

transport muatan. Selain elektrolit, DSSC terbagi menjadi beberapa bagian yang terdiri dari

nanopori TiO2, molekul dye yang teradsorpsi di permukaan TiO2, dan katalis yang semuanya

dideposisi diantara dua kaca konduktif. Foton (sinar matahari) yang terabsorbsi oleh dye akan

mengalami eksitasi elektron pada dye. Kejadian ini memberikan energi yang cukup kepada

elektron untuk pindah menuju conduction band dari TiO2. Akibatnya elektron mengalir menuju

elektroda hingga sampai ke counter elektroda. Elektrolit membawa elektron-elektron kembali ke

dye yang berasal dari counter elektroda (CE). [5]

Elektron yang kembali ke dye tidak memiliki batas regenerasi sehingga suatu saat tidak

akan ada lagi elektron yang kembali menuju dye. Oleh karena itu, pada penelitian ini

digunakan Antosianin untuk melapisi dye. Antosianin mempunyai konduktivitas yang

tinggi, sehingga dapat membantu proses regenerasi elektron pada molekul dye. Hal ini

menyebabkan arus bertambah besar sehingga efisiensi DSSC bertambah.

8
3.1 Peralatan dan Bahan

Alat Bahan
Peralatan gelas kimia umum Kulit anggur merah
Magnetic stirrer Asam klorida (HCl) 1 M
Corong Buchner Metanol
Neraca Analitis Etanol
Stirrer Propilen Glikol
Evaporator SDS/ Etanol
Freeze Dye Metil Selulosa
FTIR TiO2
Spektrofotometer UV-Vis ITO
Spektroskopi Raman Carbon synthetic graphite
XRD Elektrolit pasangan redoks I- dan I3-
SEM
Gunting/ Cutter
Scotch
Pemotong kaca
Tabel 2. Alat dan Bahan

3.2 Prosedur Pengerjaan

3.2.1 Isolasi Antosianin dari Buah Blueberry, Buah Cranberry, Kol Ungu, Kulit Manggis,

dan Bunga Herbras

Sampel buah dan kelopak bunga yang sudah dihlumatkan dilarutkan dalam metanol

terasamkan dan disaring lalu disentrifugasi. Supernatan bening yang didapat dipekatkan

dengan dievaporasi dlam evaporator. Supernatan pekat ditutup agar kedap cahaya dan

dibiarkan hinga menjadi endapan. Endapan dikeringkan dengan freeze dry dan dihidrolisa

hingga didapatkan ion flavilium. [13]

9
3.2.2 Preparasi Pasta TiO2

Sejumlah TiO2 dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian ditambahkan etanol dan asam

asetat glasial. Kemudian dilakukan proses sonikasi selama 1 jam agar didapatkan larutan

TiO2 homogen. Ke dalam gelas kimia ini ditambahkan campuran homogen aqua dm/etanol

dan metil selulosa. Campuran tadi diaduk hingga homogen dan ditambahkan propilen

glikol serta SDS/etanol (0,15 g/mL). Tahap terakhir adalah evaporasi dengan rotary

evaporator selama 1 jam. [14]

3.2.3 Preparasi Elektroda TiO2

Preparasi elektroda dilakukan dengan teknik screen printing, doctor blade, dan spin

coating. Film tipis didiamkan selama tiga menit dan dikalsinasi pada berbagai suhu.

Elektroda kemudian didinginkan dan dilakukan proses impregnasi warna selama 24 jam.[15]

3.2.4 Preparasi Elektroda Lawan

Pada kaca ITO dilakukan proses pencucian seperti pada preparasi elektroda TiO2. Pasta

grafit dibuat dengan menambahkan metil selulosa ke dalam etanol atau akua deminiralisasi

hingga berbentuk pasta, lalu grafit sintetis dimasukkan kedalamnya dan diaduk hingga

homogen. Lapisan grafit pada kaca ITO dibuat dengan teknik screen printing.[15]

3.2.5 Fabrikasi DSSC

Elektroda kerja dan lawan dilapisi stiker transparan lalu di antara keduanya diberi larutan

redoks I-/I3- sebagai larutan elektrolit, lalu dijepit.[15]

3.2.6 Parameter yang Divariasikan

Parameter yang divariasikan yaitu pada saat impregnasi dye. Variasi yang akan dilakukan

adalah variasi suhu, konsentrasi, dan lama penyimpanan.

10
3.3 Jadwal Penelitian

Waktu Pelaksanaan
Kegiatan Februari Maret April Mei
3 4 1 2 3 4 5 1 2 3 4 1 2 3
Studi literature
dan diskusi
dengan dosen
pembimbing

Penyusunan
Proposal

Penyiapan Alat
dan Bahan

Sintesis

Karakterisasi

Laporan
Bulanan dan
Presentasi
Tabel 3. Jadwal Kegiatan

11
DAFTAR PUSTAKA

[1] Brian, Yuliarto. (2011) Solar Cell : Sumber Energi Terbarukan Masa Depan. Kumpulan
Artikel. http.//www.esdm.go.id (Diakses April 2015)

[2] Said, Sudirman, dkk.. (2014) Outlook Energi Indonesia. Dewan Energi Nasional RI.

[3] Energi Solar Cells (http://www.academia.edu/6613849/Energi_solar_cell)

[4] G. Smestad, et al (1994) Sol. Energ. Mater. Sol. Cells 32 259

[5] Jena A., et al. (2011) Dye Sensitized Solar Cells : Review. Department of Metallurgical
Engineering and Materials Science IIT Bombay.

[6] Matus JT, Loyola R, Vega A, et al. (2009). Post-veraison sunlight exposure induces MYB-
mediated transcriptional regulation of anthocyanin and flavonol synthesis in berry skins
of Vitis vinifera. Journal of Experimental Botany 60 (3): 85367.

[7] O. M. Andersen, M. Jordheim. In Flavenoids, Chemistry, Biochemistry and Applications,


O. M. Andersen, K. R. Markham (Eds.), pp. 471551, CRC Press, Boca Raton (2006).

[8] K. S. Gould, D. W. Lee. Anthocyanins in Leaves (Adv. Bot. Res., 37), Academic
Press, New York (2002).

[9] Andreatta, A., et al (1988). Synthetic Metals. 26. 383-389

[10] Grtze, M., (2000) Prog. Photovolt. Res. Appl.,8,171.

[11] Brouillard, R., (1982). Chemical Structure of Anthocyanins. Academic Press: New York

[12] Jena, A., et al (2012). Dye Sensitized Solar Cells: A Review. Transactions of the Indian
Ceramic Society, 71(1), 116. doi:10.1080/0371750X.2012.689503

[13] Fan, G., et al (2008). Optimizing Conditions for Anthocyanins Extraction from Purple
Sweet Potato using Response Surface Methodology (RSM), LWT-Food Sci. Technol, 41:
155160.
[14] Ray, et al. (1989). Synthetic Metals. 29. 141-150.

12
[15] Grenn, Martin A.(1982). Solar Cell Operating Principles Technology And System

Application. Prenticell Hall, Inc. Evylewood Cliffs N,J.

13

Anda mungkin juga menyukai