Anda di halaman 1dari 13

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Istilah profesi dalam kehidupan sehari-hari sering kali digunakan
untuk menunjukkan tentang pekerjaan seseorang. Misalnya seseorang yang
kerjanya di sawah dan di ladang dikatakan profesinya sebagai petani dan
orang yang pekerjaannya mengajar dikatakan profesinya sebagai guru. Jadi
istilah profesi dalam konteks ini sama artinya dengan pekerjaan yang
dilakukan oleh seseorang dalam kehidupan sehari-hari.
Kekurangtepatan dalam pemahaman makna profesi pada kehidupan
sehari-hari, maka perlunya adanya pelurusan pemahaman dalam memaknai
arti profesi. Karena dalam kenyataannya tidak semua pekerjaan yang di
lakukan orang atau masyarakat dapat disebut sebagai profesi. Namun hanya
pekerjaan-pekerjaan yang memenuhi kriteria-kriteria tertentu saja yang dapat
di katakana sebagai profesi dan tidak semua pekerjaan dikatakan sebagai
profesi.
Profesi merupakan suatu jabatan atau pekerjaan yang menuntut
keahlian atau keterampilan dari pelakunya. Biasanya sebutan profesi selalu
dikaitkan dengan pekerjaan atau jabatan yang dipegang oleh seseorang, akan
tetapi tidak semua pekerjaan atau jabatan dapat disebut profesi karena profesi
menuntut keahlian para pemangkunya. Hal ini mengandung arti bahwa suatu
pekerjaan atau jabatan yang disebut profesi tidak dapat dipegang oleh
sembarang orang, akan tetapi memerlukan suatu persiapan melalui pendidikan
dan pelatihan yang dikembangkan khusus untuk itu. Pekerjaan tidak sama
dengan profesi. Istilah yang mudah dimengerti oleh masyarakat awam adalah
sebuah profesi sudah pasti menjadi sebuah pekerjaan, namun sebuah pekerjaan
belum tentu menjadi sebuah profesi. Profesi memiliki mekanisme serta aturan
yang harus dipenuhi sebagai suatu ketentuan, sedangkan kebalikannya,
pekerjaan tidak memiliki aturan yang rumit seperti itu. Hal inilah yang harus

1
diluruskan di masyarakat, karena hampir semua orang menganggap bahwa
pekerjaan dan profesi adalah sama.
Adapun dalam makalah ini kami akan membahas tentang peran
advokat politik, kolaborator, motivator dan konselor.

B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan advokat politik, kolaborator, motivator dan
konselor?
2. Bagaimana tugas dan kewajiban seorang advokat politik, kolaborator,
motivator dan konselor?

C. Tujuan Penulisan
1. Untuk mengetahui pengertian advokat politik, kolaborator, motivator dan
konselor.
2. Untuk mengetahui tugas dan tanggungjawab seorang advokat politik,
kolaborator, motivator dan konselor.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Advokat Politik
1. Pengertian Advokat Politik
Advokat disebut juga penasihat hukum adalah orang yang diberi
kuasa untuk memberi bantuan di bidang hukum baik perdata atau pidana
kepada yang memerlukannya, baik berupa nasihat (konsultasi) maupun
bantuan hukum aktif baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan
jalan mewakili, mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum
lain untuk kepentingan hukum para pengguna jasanya. Melalui jasa hukum
yang diberikan, advokat menjalankan tugas profesi demi tegaknya
keadilan berdasarkan hukum untuk kepentingan masyarakat pencari
keadilan, termasuk usaha memberdayakan masyarakat dalam menyadari
hak-hak fundamental mereka di depan hukum.
Advokat adalah bagian dari aparat penegak hukum, seperti hakim,
jaksa, dan polisi. Sedangkan di zaman sekarang banyak sekali seseorang
yang berprofesi sebagai advokat masuk menjadi anggota parpol. Sehingga
dikhawatirkan berpotensi dimanfaatkan untuk kepentingan politik tertentu.
Akibatnya advokat menjadi tak independen sehingga menghambat upaya
penegakan hukum.

2. Peraturan dan Dasar Hukum Profesi Advokat


Keberadaan advokat sebagai salah satu penegak hukum diatur
dalam Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003 tentang
Advokat. Setiap orang yang memenuhi persyaratan, dapat menjadi seorang
advokat. Adapun persyaratan untuk menjadi advokat di Indonesia diatur
dalam Pasal 3 Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 18 Tahun 2003
tentang Advokat, yaitu:

3
a. warga negara Republik Indonesia.
b. bertempat tinggal di Indonesia.
c. tidak berstatus sebagai pegawai negeri atau pejabat negara.
d. berusia sekurang-kurangnya 25 (dua puluh lima) tahun.
e. berijazah sarjana yang berlatar belakang pendidikan tinggi hukum.
f. lulus ujian yang diadakan oleh Organisasi Advokat.
g. magang sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun terus menerus pada kantor
advokat.
h. tidak pernah dipidana karena melakukan tindak pidana kejahatan yang
diancam dengan pidana penjara 5 (lima) tahun atau lebih.
i. berperilaku baik, jujur, bertanggung jawab, adil, dan mempunyai
integritas yang tinggi.

3. Tugas dan Tanggungjawab Seorang Advokat


Adapun tugas dari advokat secara khusus adalah membuat dan
mengajukan gugatan, jawaban, tangkisan, sangkalan, memberi
pembuktian, mendesak segera disidangkan atau diputuskan perkaranya dan
sebagainya. Di samping itu, pengacara bertugas membantu hakim dalam
mencari kebenaran dan tidak boleh memutar balikkan peristiwa demi
kepentingan kliennya agar kliennya menang dan bebas. Oleh karena itu,
dalam melaksanakan tugasnya berdasarkan Undang- Undang Republik
Indonesia Nomor 18 Tahun 2003, seorang advokat mempunyai hak dan
kewajiban. Adapun yang menjadi hak advokat adalah:
a. Advokat bebas mengeluarkan pendapat atau pernyataan dalam
membela perkara yang menjadi tanggung jawabnya di dalam sidang
pengadilan dengan tetap berpegang pada kode etik profesi dan
peraturan perundang-undangan.

4
b. Advokat bebas dalam menjalankan tugas profesinya untuk membela
perkara yang menjadi tanggung jawabnya dengan tetap berpegang
pada kode etik profesi dan peraturan perundang-undangan.
c. Advokat tidak dapat dituntut baik secara perdata maupun pidana dalam
menjalankan tugas profesinya dengan iktikad baik untuk kepentingan
pembelaan klien dalam sidang pengadilan.
d. Advokat berhak memperoleh informasi, data, dan dokumen lainnya,
baik dari instansi Pemerintah maupun pihak lain yang berkaitan
dengan kepentingan tersebut yang diperlukan untuk pembelaan
kepentingan kliennya sesuai dengan peraturan perundang-undangan.
e. Advokat berhak atas kerahasiaan hubungannya dengan klien, termasuk
perlindungan atas berkas dan dokumennya terhadap penyitaan atau
pemeriksaan dan perlindungan terhadap penyadapan atas komunikasi
elektronik advokat.
f. Advokat tidak dapat diidentikkan dengan kliennya dalam membela
perkara klien oleh pihak yang berwenang dan/atau masyarakat.
Sedangkan yang menjadi kewajiban yang harus dipatuhi oleh
seorang advokat diantaranya adalah:
a. Advokat dalam menjalankan tugas profesinya dilarang membedakan
perlakuan terhadap klien berdasarkan jenis kelamin, agama, politik,
keturunan, ras, atau latar belakang sosial dan budaya.
b. Advokat wajib merahasiakan segala sesuatu yang diketahui atau
diperoleh dari kliennya karena hubungan profesinya, kecuali
ditentukan lain oleh undang-undang.
c. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang bertentangan dengan
kepentingan tugas dan martabat profesinya.
d. Advokat dilarang memegang jabatan lain yang meminta pengabdian
sedemikian rupa sehingga merugikan profesi advokat atau mengurangi
kebebasan dan kemerdekaan dalam menjalankan tugas profesinya.
e. Advokat yang menjadi pejabat negara, tidak melaksanakan tugas
profesi advokat selama memangku jabatan.

5
B. Kolaborator
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kolaborator
adalah orang yang bekerja sama (dengan musuh dan sebagainya).
Kolaborator yaitu bentuk kerja sama atau kolaborasi diantara para anggota
situasi dan kondisi yang menyebabkan suatu proses dapat berlangsung
atau dengan kata lain kolaborator ialah sudut pandang dari seseorang yang
dapat digunakan untuk memahami sesuatu masalah secara tuntas dan
mampu dibandingkan dengan sudut pandang yang berasal dari berbagai
pihak.
Kolaborator terbaik selalu sadar untuk menyatukan jiwanya di
dalam misi organisasi. Mereka menyiapkan dirinya untuk bisa hidup
bahagia di dalam satu visi dan satu budaya. Mereka membangun strategi
bersama untuk mencapai hasil akhir dengan kecepatan tinggi. Mereka
menyatu ke dalam kelompok berenergi positif dan mengalir dengan
produktif di setiap batas wilayah proses kerja. Mereka menjadi kekuatan
yang mempercepat aliran bisnis dan membersihkan semua penyumbat
dengan segera.

C. Motivator
1. Pengertian Motivator
Motivator adalah orang yang memiliki profesi atau pencaharian
dari memberikan motivasi kepada orang lain. Pemberian motivasi ini
biasanya melalui pelatihan (training), namun bisa juga melalui mentoring,
coaching atau counselling.
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), di entri motivator
disebutkan memiliki dua arti:
1. orang (perangsang) yang menyebabkan timbulnya motivasi pada
orang lain untuk melaksanakan sesuatu; pendorong; penggerak.
2. petugas yang ditunjuk untuk memberikan penerangan dan motivasi
kepada calon akseptor keluarga berencana.[1]

6
Dari arti dalam KBBI, tampaknya pengertian motivator seperti
disebutkan pertama kali belum dimasukkan. Sebagai profesi yang tengah
berkembang, tentu artinya tidak sekadar pemberi motivasi kepada akseptor
keluarga berencana saja, melainkan kepada siapa pun yang membutuhkan.
Hanya saja, karena ini merupakan profesi, maka ada jasa tertentu yang
harus dibayarkan apabila membutuhkan motivasi dari motivator.
Umumnya, pemberian motivasi dilakukan dalam bentuk pelatihan
(training). Kecuali, tentu saja bagi motivator yang memiliki acara televisi
sendiri, akan dapat diakses secara gratis oleh pemirsa.

2. Tugas dan Kewajiban Seorang Motivator


Seperti yang kita ketahui kalau seorang motivator selain harus bisa
membawa pembicaraan menjadi enak, nyaman, dan juga harus berwibawa,
buka sebatas itu sebetulnya tapi juga ia mampu mencontohkan dan
menjadi teladan yang baik bagi siapapun yang dimotivasinya. Tapi secara
rincinya dapat penulis sebutkan dan jelaskan satu persatu dibawah ini.
1. Dapat mengembangkan diri setiap saat
2. Dapat memberikan motivasi kepada orang lain
3. Dapat menginspirasi siapapun juga termasuk dirinya sendiri
4. Dapat menjadikan orang lain menjadi motivator bagi dirinya sendiri
dan orang lain

D. Konselor
1. Pengertian Konselor
Konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam
melakukan konseling. Yang berlatar belakang pendidikan minimal sarjana
strata 1 (S1) dari jurusan bimbingan dan Konseling, atau Bimbingan
Penyuluhan. Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan
Konseling Indonesia (ABKIN). Melalui proses sertifikasi, asosiasi ini
memberikan lisensi bagi para konselor tertentu sebagai tanda bahwa yang
bersangkutan berwenang menyelenggarakan konseling dan pelatihan bagi

7
masyarakat umum secara resmi. Konselor bergerak terutama dalam
konseling di bidang pendidikan, tapi juga merambah pada bidang industri
dan organisasi, penanganan korban bencana, dan konseling secara umum
di masyarakat. Khusus bagi konselor pendidikan yang bertugas dan
bertanggungjawab memberikan layanan bimbingan dan konseling kepada
peserta didik disatuan pendidikan sering disebut Guru BP/BK atau Guru
Pembimbing.
Jadi, profesi konselor adalah seseorang yang memiliki
keterampilan dan keahlian dalam bidang konseling yang berlatar belakang
pendidikan minimal S1 bimbingan dan konseling.

2. Peraturan dan Dasar Hukum Konselor


Aspek legal keberadaan konselor diatur dan dilindungi oleh
Undang-undang, Antara lain:
UU RI No. 20 Tahun 2003 tentang sistem pendidikan nasional pasal 1
ayat 6 yang menyatakan : pendidik adalah tenaga kependidikan yang
berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor, instruktur, fasilitator,
serta berpartisipasi dalam penyelenggaraan pendidikan.
Permendiknas No. 22/2006 tentang standar isi dan satuan pendidikan
dasar dan menengah. Menjelaskan bahwa pelayanan konseling :
a. Memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan
kemampuan, bakat dan minat.
b. Masalah pribadi, kehidupan sosial belajar dan pengembangan karir.
c. Di fasilitasi/dilaksanakan oleh konselor.

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Advokat disebut juga penasihat hukum adalah orang yang diberi kuasa
untuk memberi bantuan di bidang hukum baik perdata atau pidana kepada
yang memerlukannya, baik berupa nasihat (konsultasi) maupun bantuan
hukum aktif baik di dalam maupun di luar pengadilan dengan jalan mewakili,
mendampingi, membela dan melakukan tindakan hukum lain untuk
kepentingan hukum para pengguna jasanya. Sedangkan advokat politik adalah
seseorang yang berprofesi sebagai advokat tetapi juga berkecimpung di dunia
politik atau masuk dalam suatu organisasi parpol.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) kolaborator adalah
orang yang bekerja sama (dengan musuh dan sebagainya).
Motivator adalah orang yang memiliki profesi atau pencaharian dari
memberikan motivasi kepada orang lain. Pemberian motivasi ini biasanya
melalui pelatihan (training) , namun bisa juga melalui mentoring, coaching
atau counselling.
Konselor adalah seorang yang mempunyai keahlian dalam melakukan
konseling. Yang berlatar belakang pendidikan minimal sarjana strata 1 (S1)
dari jurusan bimbingan dan Konseling, atau Bimbingan Penyuluhan.
Mempunyai organisasi profesi bernama Asosiasi Bimbingan Konseling
Indonesia (ABKIN).

B. Saran
Penulis menyadari penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangannya. Oleh karena itu, kritik dan saran sangat kami harapkan dari
para pembaca untuk perbaikan makalah selanjutnya.

9
DAFTAR PUSTAKA

http://www.klikpengertian.com/2016/03/peran-advokat-atau-penasehat-
hukum.html
http://www.academia.edu/6850849/Politik_Hukum_Profesi_Advokat
http://kbbi.web.id/kolaborator
http://www.academia.edu/16494877/peran_kolaborator
http://www.adamsains.us/2014/08/tugas-dan-kewajiban-seorang-motivator.html
http://uswatun234.blogspot.co.id/2013/06/pengertian-konselor.html

10
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT Tuhan Semesta


Alam, karena atas izin dan kehendak-Nya jualah makalah sederhana ini dapat
kami selesaikan tepat pada waktunya.
Penulisan dan pembuatan makalah ini bertujuan untuk memenuhi tugas
mata kuliah Keperawatan Profesional. Adapun yang penulis bahas dalam makalah
sederhana ini mengenai advokat politik, kolaborator, motivator dan konselor.
Dalam penulisan makalah ini penulis menemui berbagai hambatan yang
dikarenakan terbatasnya Ilmu Pengetahuan penulis mengenai hal yang berkenaan
dengan penulisan makalah ini. Oleh karena itu sudah sepatutnya penulis berterima
kasih kepada dosen pembimbing yang telah memberikan limpahan ilmu berguna
kepada kami.
Penulis menyadari makalah ini belum sempurna, tetapi dalam makalah ini
penulis sudah berusaha semaksimal mungkin. Oleh karena itu penulis
mengharapkan saran dan juga kritik yang bersifat membangun agar lebih baik
dalam pengerjaan akan datang. Penulis juga berharap agar makalah ini dapat
berguna bagi orang lain yang membacanya.

Serang, Mei 2017

Penyusun

i
11
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ....................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................. 2
C. Tujuan Penulisan .................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Advokat Politik....................................................... 3
B. Kolaborator ............................................................ 6
C. Motivator ................................................................ 6
D. Konselor ................................................................. 7
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................ 9
B. Saran ...................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................ 10

ii
12
MAKALAH
ADVOKAT POLITIK, KOLABORATOR, MOTIVATOR,
DAN KONSELOR
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keperawatan Profesional

Disusun Oleh : Kelompok 12


1. Herti Agnes Liza Silvia
2. Muhammad Agam Darulfalah
3. Ria Alfiana

PROGRAM STUDI D.III KEPERAWATAN


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN FALETEHAN
SERANG BANTEN
2017

13

Anda mungkin juga menyukai