Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TEKNOLOGI SEDIAAN CAIR DAN SEMI PADAT

PEMBUATAN SUSPENSI DENGAN ZAT AKTIF NISTATIN

DISUSUN OLEH :

1. Agus Eramas S (F120155002)


2. Nuuron Abdullah Ilham (F120155024)
3. Susanti (F120155028)
4. Mawaddah Warohmah (F120155043)

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH KUDUS


PROGRAM STUDI S-1 FARMASI
Alamat : Jl. Ganesha I Purwosari Kudus 59316, Jawa Tengah, Indonesia
Telp : (0291) 437 218/442993
TAHUN 2016/2017
1. Pemerian nistatin : serbuk berwarna kuning hingga coklat muda, berbau biji-
bijian, higroskopik, dan dapat terpengaruh bila terpapar cahaya, panas dan udara
dalam waktu lama.

2. Kelarutan : Sangat sukar larut dalam air, sukar hingga agak sukar larut
dalam etanol, dalam methanol, dalam n-propanol, dan dalam n-butanol, tidak larut
dalam kloroform, dalam eter dan dalam benzene.

3. Formulasi :
R/ Nistatin 100 mg
Sirupus simplek 30 %
Na CMC 0,25 %
Metil paraben 0,2%
Propil paraben 0,03 %
Pewangi q.s
Pewarna q.s
Etanol ad 5 mL

4. Perhitungan
Jumlah yang akan dibuat :
13 botol @ 100 mL dengan rincian :
Untuk diserahkan sebanyak 2 botol.
Untuk uji mutu sediaan akhir, yang terdiri dari :
a. 1 botol : untuk penentuan distribusi ukuran partikel, homogenitas, penentuan BJ,
penentuan pH
b. 2 botol : untuk penentuan volume sedimentasi (dilakukan duplo @100 mL)
c. 5 botol : untuk penentuan volume terpindahkan (non destruktif maka dapat digunakan
untuk uji lain atau untuk diserahkan).
d. 2 botol : untuk penentuan viskositas dan sifat aliran.
e. 1 botol : untuk penetapan kadar, identifikasi, penetapan potensi antibiotika, efektivitas
pengawet.

Maka akan dibuat sebanyak 13 botol x 100 mL = 1.300 m


Perhitungan :

1. Suspensi untuk 1 botol = 100 ml


2. Sediaan suspensi yang akan dibuat = 13 botol.
3. Maka jumlah volume total suspensi yang akan dibuat = 1.300 mL
4. Perhitungan jumlah yang mungkin hilang selama pembuatan misal = 10 % 1.300 =
130mL.
5. Maka volume total yang akan dibuat = 1.300 mL + 130mL = 1.430 mL.

5. Penimbangan :
Zat aktif (nistatin) = {1.430mL / 5 mL)} x 100 mg = 28,6 gram
Sirupus simplek = 30 % b/v x 1.430 mL = 0,429gram
Na CMC = 0,25 % b/v x 1.430 ml = 0,0036 gram
Metil paraben = 0,2 % b/v x 1.430 ml = 0,0029 gram
Propil paraben = 0,03 % b/v x 1.430 ml = 0,0004 gram
Pewangi qs
Pewarna qs
Etanol ad = 1.430 ml
6. Prosedur Pembuatan

1. Etanol yang akan digunakan sebagai fase pendispersi dididihkan, kemudian


didinginkan dalam keadaan tertutup.
2. Bahan aktif dan eksipien ditimbang.
3. Bahan pensuspensi yang akan digunakan yang dalam formula contoh adalah Na
CMC dikembangkan dengan cara : dibuat dispersi stok hidrokoloid dengan
menaburkan serbuk CMC Na secara perlahan-lahan dan sedikit demi sedikit ke
dalam mortir yang telah diisi air panas. Setelah semua serbuk CMC Na terbasahi,
lalu aduk dengan cepat.
4. Pemanis yang digunakan berupa sirupus simpleks maka sirupus simpleks yang
dibuat dengan jalan (FI III hal 567) melarutkan 65 bagian sukrosa dalam larutan
metil paraben 0,25% b/v hingga terbentuk 100 bagian sirupus simpleks yang
berfungsi sebagai pengental dan pemanis.
5. Jika digunakan pembasah, maka bahan aktif dihaluskan dengan penambahan
sedikit demi sedikit pembasah sampai homogen dalam mortir dan pindahkan.
6. Suspending agent yang telah dikembangkan, ditimbang sesuai dengan jumlah yang
tertera dalam formula kemudian ditambahkan ke dalam bahan aktif yang telah
dibasahi kemudian diaduk sampai homogen dengan stirer di dalam matkan.
7. Ke dalam campuran tersebut di atas, dimasukkan eksipien lain (pendapar,
pengawet, antioksidan, dll yang telah dilarutkan dalam beberapa bagian air sesuai
dengan kelarutannya) sambil terus diaduk sampai homogen.
8. Setelah itu, sirupus simpleks, pewarna, flavour ditambahkan dan adkan dengan air
sampai dengan (1760 + 110A) mL (untuk eksipien berupa bahan pewarna dan
flavour dibuat larutan stok terlebih dahulu sebelum ditambahkan pada campuran
bahan dalam matkan).
9. Suspensi dimasukkan ke dalam botol gelap yang telah dicuci, dikeringkan dan
ditara 100 mL.
7. UJI:
a. penentuan distribusi ukuran partikel, homogenitas, penentuan BJ, penentuan pH
b. penentuan volume sedimentasi (dilakukan duplo @100 mL)
c. penentuan volume terpindahkan (non destruktif maka dapat digunakan untuk uji
lain atau untuk diserahkan).
d. penentuan viskositas dan sifat aliran.
e. penetapan kadar, identifikasi, penetapan potensi antibiotika, efektivitas pengawet.

Anda mungkin juga menyukai